Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 158 Pergi Kamu

Felicia mengatakan bahwa dia ingin menjadi orang gila dalam percintaan. kalimat ini seperti suntikan anestesi. semua kewaspadaan dan kecurigaan dalam hatiku, sesaat ditampak semua rasa bahagia.

Felicia menatapku seperti itu, aku bisa merasakan kasih sayang di matanya, dan dengan lembut menarik sehelai rambut tipis menjepit ke belakang telinganya, dan berkata dengan lembut:" Aku tidak ingin kamu menjadi orang gila, Aku ingin kamu baik-baik saja. kakak Felicia, aku juga sangat merindukanmu."

Felicia melompat-lompat hingga menabrak kebadanku, dia tertawa riang, dan aku juga tertawa, memegang pinggangnya lalu mengangkatnya berputar di udara, suara tawanya yang seperti lonceng, seperti musik paling indah di malam hari,ini menyembuhkan semua ketidak bahagiaan dalam hatiku. pada saat ini aku baru menyadari bahwa tidak peduli betapa aku berwaspada dengannya, cinta untuknya tidak pernah berkurang. sepatah kata darinya, satu gerakan kecil, bisa membuatku senang.

Sehabis tawa, aku menurunkan Felicia dan dia bersandar di lenganku dan berkata dengan lembut:" adik perjaka, Bolehkah mengantar aku pulang?"

Aku bilang tidak boleh, sekarang banyak orang yang ingin berurusan denganku, dia tinggal dirumah sendiri sangat tidak aman, lalu aku memintanya pulang ke splendid bersamaku.

Felicia mengangkat jari kakinya dan berbisik di telingaku:" kalau begitu tunggu kita pulang menyelesaikan yang seharusnya diselesaikan. baru kita pergi ketempat lain, oke?"

Suaranya begitu mempesona, hembusan nafasnya seperti anggrek, dan nafas yang di hembuskan membuatku merinding disekujur tubuhku. Aku memandang ekspresinya yang sangat sugestif, dan kehangatan dalam hatiku berkurang ditiup angin dingin. tidak bisa bertahan untuk tidak berpikir bahwa kita baru saja bertemu kembali, dia sudah tidak sabar ingin menggodaku untuk melakukan itu, apakah itu benar-benar karena mencintaiku?

Felicia menabrak lenganku dan dengan centil berkata:" kenapa? Apakah kamu sudah tidak suka dengan kakak lagi? sekarang tubuh kakak sudah tidak menarik lagi bagimu."

Dia berkata, dan dengan sengaja menegakkan dadanya, menatapku dengan kesal, dan dengan satu tangan menggambar lingkaran didepan tubuhku, membuat seluruh hatiku menjadi geli. Aku menekan kegelisahan dalam hatiku, menepuk kepalanya, dan berkata:" Bagaimana mungkin? Hanya saja malam ini aku terlalu banyak minum alkohol, sedikit lelah dan ingin beristirahat lebih awal."

Felicia menatapku dengan mata terpaku. matanya yang cantik sepertinya bisa melihat apa yang aku pikirkan. kemudian, dia tersenyum, senyumannya begitu cerah, tapi ada rasa sentimental didalamnya, dia berkata:"adik kecil lagi curiga dengan kakak? mengira kakak datang untuk membohongimu, benar bukan?"

Felicia selalu begitu pintar, jadi pikiranku tertebak olehnya, juga tidak heran, meskipun memalukan, Aku ingin menjelaskan sesuatu, siapa tahu Felicia menarik sehelai rambut jepit kebelakang telinganya, dengan penampilan tidak peduli, berkata:"Aku sudah tahu dari awal jika kamu tidak akan percaya padaku, tapi tidak masalah, Aku akan membuktikannya kepadamu, "Aku mencintaimu", Kata-kata ini tidak palsu."

Setelah itu. Dia berbalik dan berjalan kedepan, melihat latar punggungnya yang sunyi sepi, hatiku rasanya beraduk campur.

Pada saat ini, Felicia menoleh dan tersenyum, bertanya:"Apa yang kamu lakukan? Bukannya kamu bilang ingin pergi ke splendid? Ayo pergi."

Aku mengangguk dan berjalan menuju Felicia. Dia menyerahkan koper kepadaku dan berkata:"pegang."

Aku mengambil koper dengan patuh, dan Felicia berjalan disampingku, menyenandungkan sebuah lagu kanton, kelihatan begitu riang, Aku tidak tega menghancurkan situasi seperti ini, menahan banyak kata, dan tetap tidak berani bertanya.

Kami berdua jalan sampai ke splendid, jarang dia berjalan dengan sepatu hak tinggi, tapi tidak berkeluh capek, tetap kelihatan bahagia. Aku bertanya kakinya sakit atau tidak? dia berkata tidak sakit dengan tersenyum, bahkan dia bilang selama ada aku, dia tidak akan merasa sakit berjalan sampai keujung bumi mengenakan sepatu hak tinggi sekalipun.

Kata-kata cinta yang sangat sederhana, tetapi sepertinya tidak bisa menyentuhku lagi.

Segera, kami tiba lantai paling atas, ketika aku membuka pintu, hanya melihat Aiko dan Dony Yun yang sedang bermain catur, hatiku mendadak jadi tegang, menelan ludah dan berkata:" Dony Yun .Kakak, Aku sudah pulang."

Aiko perlahan mengangkat kepalanya, melirik lembut ke wajah Felicia, dan menarik kembali tatapannya tanpa berhenti, berkata dengan tenang:" Baguslah sudah pulang."

Dony Yun berkata dengan tenang:"Aku akan tinggal dikantor malam ini. Jika kamu tidak keberatan, Nona Felicia tinggal saja dikamarku."

Felicia berkata dengan sopan, "Terima kasih Donny Yun."

"Sama-sama," Dony Yun menjawab dengan dingin, berkata kepada Aiko: " Besok kita lanjut lagi, istirahatlah lebih awal malam ini."

Aiko mengangguk, Lalu Dony Yun berdiri dan pergi, dan Aiko kembali ke kamarnya, Dari awal hingga akhir, dia tidak menatapku sekalipun, hatiku terasa kosong, takut dia akan mengasingkanku seperti ini.

Felicia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan melambai-lambai di depan mataku, aku sadar dan menatapnya, dia sedikit mengernyit. Wajahnya terlihat sangat cemas, bertanya dengan hati-hati:"Alwi, Apakah kamu menyukainya?"

Jantungku berdebar kencang, dan aku dengan cepat berkata bahwa dia adalah kakakku, meminta Felicia agar jangan berfikir yang tidak-tidak.

Kata ini untuk Felicia, dan juga untukku.

Aku membawa Felicia ke kamar Dony Yun. Kamarnya jelas sudah dirapikan, dan barang-barang Dony Yun sudah dibawa pergi. Felicia tiba-tiba menendang jauh koper yang ada di tanganku, menarikku ketempat tidur, tidak menunggu aku bereaksi. Dia sudah di atas tubuhku, mencium bibirku. setiap saraf yang ada ditubuhku semua menjadi tegang, ingin mendorongnya pergi, tetapi sentuhan yang nyaman itu, aroma yang begitu akrab membuat aku tidak bisa berhenti.

Tidak tahu sudah berapa lama berciuman. Tengah tidak sadar, Aku telah berbalik menjadi tuan, menempatkan Felicia dibawah tubuh. Dia menatap dengan malu dan berkata:" Adik perjaka, apakah kamu suka?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya, tetapi berkata dengan arogan: "Kakak Felicia, aku tidak kecil lagi, ingat untuk memanggil namaku."

Felicia terkekeh dan berkata:" Adik perjaka ku sudah besar, menjadi Alwi ku."

Aku mencubit hidungnya dan menyuruhnya untuk beristirahat, dan kemudian meninggalkan ruangan. Sebelum aku pergi, aku jelas bisa melihat ada kekecewaan dimatanya. tapi hanya bisa berpura-pura tidak melihat.

Susah tidur sepanjang malam.

Setelah sarapan pada hari keduanya, Sulistio menelfonku, seperti yang kami kira, sejumlah penjaga keamanan di perusahaan AKK sudah mengundurkan diri, dan orang pengurus perusahaan sebelumnya telah mendirikan perusahaan baru, mungkin ingin menggali orang-orang ini ke tempat mereka, Bertanya aku kapan kesana untuk menangani masalah ini?

Aku berkata aku segera kesana, kemudian membawa Aiko ke AKK. setelah tiba disana, ada sekelompok orang berdiri dengan seragam didepan pintu, pria yang berpakaian seragam berdiri disana, ada seorang pria kurus yang berdiri didepan mereka, pria itu sedang merokok, kelihatan sombong dan berlagak. Sulistio berdiri ditangga yang tidak jauh dari sana, saat ini dia sedang meludahi pria perokok itu.

Aku kenal pria perokok ini. Namanya Jimmy, kepala pengurus perusahaan Akk sebelumnya, orangnya sombong, picik, dan suka melapor.

Sulistio melihat kedatanganku, bergegas kesini, menggertakkan giginya dan berkata, "Brengsek, orang ini sengaja, surat pengunduran diri diajukan orang-orang ini bersama-sama satu jam yang lalu, Aku pikir mereka akan segera pergi, siapa tahu mereka bisa berdiri dengan baik di depan pintu perusahaan kita, Aku mengusir mereka pun tidak pergi. Aku bertanya Jimmy apa yang terjadi, coba kamu tebak apa yang dia katakan?"

Aku berkata, "Dia pasti berkata bahwa tunggu aku kesini baru menyuruh mereka pergi, Dia hanya ingin memperlihatkan kepadaku. Bahkan aku mendapatkan perusahaan juga tidak ada gunanya, orang-orang ini hanya mengakui dia tidak mengakui aku, Dia adalah Bos mereka, benar kan?"

Sulistio menatapku dengan terkejut, mengacungkan jempol ke arahku, dan berteriak, "Alwi, kamu memang menebak masalah seperti dewa. dia memang berkata begitu, jika bukan karena tidak bisa mengalahkannya, Aku benar-benar ingin meninjunya.

Aku meminta Sulistio jangan terburu-buru, saat ini, Jimmy sekali melambaikan tangannya, berteriak:" saudaraku. Ayo kita pergi."

Setelah dia berbicara, orang-orang itu berbalik dengan rapi dan pergi dengan langkah besar.

Melihat ini, aku perlahan-lahan mendatangi sekelompok orang itu, mereka berhenti dan menatapku, mereka semua menatapku dengan mata tidak suka. aku berkata;"Aku tidak mengizinkan kalian pergi, hari ini, siapapun dari kalian jangan harap bisa pergi !"

Setelah mendengar ini, Jimmy mencibir dan berkata:" Omonganmu besar sekali, lebih besar dari bau kakiku, tapi kamu punya hak apa melarang kami pergi? kamu pikir kamu siapa? menantu keluarga song? Chuiiiii! Bos kami? Chuiiii! Chuiiii ! Chuiiii !"

Aku melirik Jimmy dengan dingin. berkata dengan kata rendah:" aku tidak menghalangi jalanmu. kamu ingin pergi seberapa jauh pergi saja."

Jimmy memelototiku dengan wajah dingin. Aku mengabaikannya, tetapi tatapanku mengalih ke semua orang yang ada disini, berkata dengan dingin:" Aku dengar banyak dari kalian dulunya adalah tentara? Disiplin, ketat? berkewajiban?"

Kelompok orang ini mendengar ejekan dari kata-kataku, dan mereka semua melihat dengan mata yang marah.

Aku mencibir dan berkata, "Kenapa? merasa aku mengejek kalian? kalian tidak melihat apa yang kalian lakukan! Apakah kalian ingin aku peringati kalian, kalian menandatangani hubungan kerja dua tahun dengan perusahaan, tetapi perusahaan ini hanya didirikan satu tahun. Teks hitam dan putih pada kontrak mengatakan bahwa jika kalian ingin pergi lebih awal, itu termasuk pelanggaran kontrak, dan kalian harus membayar 400juta kompensasi? mana uangnya? belum membayar sudah ingin pergi?"

Jimmy berkata dengan menghina:" Ternyata hanya menginginkan uang? Alwi, mereka menandatangani kontrak denganku, sekarang mereka ikut pergi denganku, tidak termasuk melanggar kontrak."

Aku memandangi Jimmy yang kurang dihajar, mengingatkannya:"Mereka menandatangani kontrak dengan perusahaan AKK, bukan dengan kamu."

“Aku bilang aku tetap aku, Alwi, jangan dikasih tahu dengan baik tidak mau dengar ,tunggu paksaan! Jimmy berkata dengan wajah kejam.

Yang aku inginkan adalah sikap arogannya. Aku memandangi para veteran di depanku dan berkata, "Apakah kalian juga berfikir begitu?"

Beberapa orang tidak bisa tidak mengerutkan kening. Sepertinya mereka telah menyadari kesalahan mereka sendiri. Aku menggunakan kesempatan ini berkata:"kalian semua adalah orang yang rasional dan berprinsip, aku hari ini hanya meletakkan kata-kataku disini, aku lah pengurus perusahaan AKK, sebelum kontrak berakhir, kalian hanya boleh mendengarkanku."

Jimmy berkata dengan kejam:"Alwi, atas dasar apa kamu memimpin orang-orang ini?"

Aku memandangnya dan bertanya, "kalau begitu kamu dengan atas dasar apa?"

Jimmy dengan bangga berkata:" Atas dasar aku bisa bertarung!"

Aku tersenyum dan berkata, "kalau begitu, kita tanding satu ronde, jika Aku menang, kamu pergi, jika Aku kalah, kamu bawa orang-orang ini pergi, bagaimana?"

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu