Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 786 Menjadikan diri sebagai kebenaran

Jessi berkata kalau ini sudah waktunya untuk menyelesaikan acara pernikahan ini dan juga menyuruh kami untuk membicarakannya didalam kantor orang penting itu saja. dia mengangguk dan tidak berpikir panjang, lalu berkata :" pergilah."

masalah selanjutnya tidak mungkin dibicarakan didepan umum. oleh karena itu, dia menunjuk aku, Govy, dan beberapa saksi untuk pergi bersama. orang diluar itu tidak boleh ikut, termasuk Jessi.

disaat ini, Vicky dan Larry pun telah dikontrol.

sebelum aku pergi, aku menarik tangan Jessi dan dia menatapku sambil tersenyum. aku lalu mencium keningnya yang dibatasi oleh penutup kepala sambil berkata :" istriku, apakah kamu puas pada jawaban yang aku berikan ini ?"

Jessi tersenyum dan berkata :" iya, aku sangat puas."

aku tersenyum dan membuka penutup kepala itu. tidak tahu siapa yang tiba tiba memutar lagu {aku akan memberimu kebahagiaan}, " Untuk pertama kalinya, aku diletakkan di telapak tanganmu dan dikunci dengan cintamu, untuk pertama kalinya, aku merasa bahwa aku dan kamu adalah bagian dari satu negara. "

aku pun ikut bernyanyi :" Kamu memberi aku secangkir cola, aku menjadi tawanan yang manis, dan ketika Kamu mengeluarkan burger dari oven microwave, aku akan merasa sangat bahagia ... Tolong percaya bahwa aku akan bersama Kamu, aku bersumpah untuk tidak pernah berhenti, tolong percaya bahwa aku akan terus memberi, Aku percaya kamu adalah segalanya bagiku ... Aku akan memberimu kebahagiaan. "

senyuman bahagia pun menghiasi wajah Jessi dan juga terdapat air mata pada matanya yang bersinar.

Jessi memeluk diriku dan aku juga memeluknya erat. alunan musik yang indah itu masih terdengar. meskipun keadaan disana sangatlah kacau, namun orang yang pergi dari sini tidaklah banyak. jadi, banyak orang yang sedang menatap aku dan Jessi sekarang. namun aku tidak merasa kalau ada orang yang sedang menganggu. ini adalah waktu berdua untuk kami.

hanya saja, aku mulai merasa kalau mereka mulai menganggu. ketika aku ingin mencium Jessi, aku merasakan tatapan seram dari Mark yang tidak jauh dari kami. tatapan itu seperti berkata kepadaku kalau aku berani mencium putrinya didepan umum, maka dia akan langsung membunuhku.

lagipula dalam beberapa waktu ini, aku tidak perlu khawatir untuk diusir dari Beijing. aku pun melepaskan Jessi dengan tidak rela. dia tetap tersenyum. ini adalah kali pertamaku melihat dia tersenyum seperti ini.

aku memegang tangannya dan berkata :" aku menyukai senyumanmu yang seperti ini."

Jessi memukul pelan kepalaku dan berkata :" sudahlah. urusi saja dulu masalah yang penting. aku akan mengganti baju pengantin yang sempit ini terlebih dahulu. aku akan pergi menemuimu nanti."

aku mengangguk dan berkata :" aku akan menemuimu nanti."

Jessi mengangguk dan ketika aku hendak pergi, dia tiba tiba menarik tanganku. aku menoleh dan melihat dia yang menaikkan tanganku untuk mencabut cincin pemberian Larry dari tangannya sambil berkata :" tujuanku untuk membuatnya marah sudah tercapai dan cincin ini sudah tidak perlu dipakai lagi."

aku tersenyum dan berkata :" iya, lakukan saja."

Govy berkata :" sudah cukup. lanjutkan nanti saja. jangan membuat ketua itu menunggu terlalu lama."

aku mengangguk dan melirik kearah Felicia dan Aiko. mereka sangat diam dan mereka terlihat seolah olah seperti tamu undangan. namun didalam keheningan mereka itu, aku bisa merasakan suasana hati yang dirasakan mereka.

bukan tidak ada rasa bersalah didalam hatiku. namun selain rasa besalah, aku tidak bisa melakukan apapun lagi...

aku menghela nafas dan pergi keruang kantor orang itu bersama Govy dan Nody yang membawa beberapa saksi mata.

kami mengobrol hampir 2 jam dan kami pun menyerahkan saksi mata bahkan bukti yang ada. kami menjelaskan semua itu dengan sangat sempurna karena kami sudah mempersiapkan dan latihan sebelumnya.

orang itu tidak memberi jawaban yang pasti dan menyuruh kami untuk pergi. aku dan Govy tidak bertanya lebih. bagaimana pun, jika dia juga tidak bisa memberikan sebuah hasil yang adil buat kami, kami hanya bisa melihat Vicky yang seperti jangkrik dan terus melompat lompat didepanku.

aku dan Govy meninggalkan ruangan itu dan merasa beban seberat ratusan kilogram telah hilang dari tubuhku. meskipun orang itu sangatlah lembut, namun dia memberikan perasaan beban yang besar kepada orang lain. ketika berdiri didepannya, aku merasa kalau aku sedang menggendong sebuah gunung yang besar. perasaan terbebani itu sulit untuk diterima.

Govy seketika meletakkan tangannya di punggungku dan berkata sambil bercanda :" bagus, punggungmu tidak basah."

" bang Govy, apakah kamu merasa mentalku lemah?" kataku sambil merasa lucu.

Govy menepuk pundak dan berkata :" meskipun seluruh tubuhmu basah hari ini, juga tidak bisa dipastikan kalau kamu bermental lemah. karena sangat sedikit orang yang bisa bersikap tenang didepan orang itu. apalagi dia merupakan orang yang penting dan jiwa penguasanya tidak berkurang sama sekali."

setelah beberapa saat, dia menepuk pundakku dan berkata dengan khawatir :" Alwi, kamu seharusnya mengerti kalau dia menggunakan cara ini untuk memperingatimu."

aku mengangguk dan aku mengerti apa yang dimaksud olehnya. aku sudah merasa dari awal kalau dia sedang menargetkan aku. aku merasa, bagi seorang pengkhianat seperti aku, meskipun aku membantunya membongkar semua perlakuan Vicky, dia juga tidak akan berprasangka baik kepadaku.

siapa suruh mereka membiarkan ayahku menanggung semua kesalahan mereka? siapa suruh aku kembali menjalani jalan ayahku untuk berkuasa diatas dunia ini? namun, meskipun dia tidak menganggapku dan membenciku, dia tetap saja memutuskan untuk mengusirku dari Beijing. emangnya kenapa?

tidak usah bahas kalau dia tidak menganggapku, meskipun semua orang didunia ini tidak menganggapku, kenapa rupanya? aku Alwi, tidak perlu dianggap oleh orang lain dan aku hanya berharap semua orang yang aku sayangi mengerti siapa diriku yang sebenarnya. itu sudah lebih dari cukup. aku berbeda dengan Govy, aku tidak begitu elegan dan cinta pada negara. hal yang aku anggap penting didalam hatiku adalah orang yang senantiasa menemaniku. aku hanya berharap aku bisa melindungi mereka. aku tidak menghiraukan orang lain yang tidak menganggapku ataupun menghinaku.

sambil menatap Govy, aku memberinya sebatang rokok dan aku menghisap sebatang juga. aku lalu memberinya api untuknya dan untukku. aku menghisap rokok itu dan seketika merasa puas.

aku berkata :" bang Govy, setelah masalah ini terlewati, apakah kamu akan kembali menjadi tentara?"

awalnya aku mengira kalau Govy akan merasa ragu, siapa sangka kalau dia menjawabku tanpa merasa ragu :" pastilah tetap kembali menjadi tentara. cita citaku adalah menjadi pelindung negara yang hebat. kejatuhan Vicky adalah karma dari perlakuannya dan semua orang yang mendukungnya dari belakang. hanya saja, tentara di negara kita sangatlah banyak. selain pendukung dari belakang itu, masih ada orang lain. kita tidak boleh berpikiran negatif pada militer negara hanya karena hal kecil seperti itu.

sambil mengatakan itu, Govy pun merapikan kera bajunya sambil berkata :" pakaian ini, aku harus tetap memakainya hingga aku mati."

aku menatap Govy dan tertawa. aku sedikit khawatir. benar, aku takut kalau suatu hari kami akan saling bertentangan. oleh karena itu, aku akan berusaha menghindari hari itu. namun bagaimana jika hari itu benar benar datang?

aku, harus melawannya dengan cara apa?

sambil memikirkan itu, aku pun menghisap kuat rokok dan abu rokok pun perlahan jatuh diatas tanganku. aku tersadar dari khayalanku dan meniup abu rokok itu. aku tidak tahu dari kapan pundak Govy menjadi begitu luas dan langkah kakinya juga semakin stabil. gambaran dirinya hampir sama seperti orang orang itu.

perlu diakui kalau aku sangat iri padanya karena hanya sedikit orang yang bisa seperti dirinya. dia mempercayai agamanya dan hidup demi agamanya. aku berharap kedepannya diriku bisa seperti dia. aku harus tetap bersikap keras dimanapun dan kapanmu. oleh karena itu, jika hari itu benar benar datang.... aku juga akan menghadapinya dengan tegar.

bagaimanapun juga, aku sudah tahu dari awal kalau kepercayaan kami berbedan dan tentu saja dunia kami juga berbeda. namun kenapa rupanya? hal yang ingin aku lakukan hanyalah menguasai keadaan yang ada.

setelah keluar dari pintu besi, Nody, Dony dan Sulistio sudah menunggu kami diluar. tadinya mereka mengantar saksi itu kesini dan tidak diperbolehkan masuk. mereka terpaksa menunggu kami disini.

melihat diriku, ketiga orang itu langsung menghampiriku dan bertanya tentang keadaan dan hasil.

aku menceritakan kejadian itu sekilas dan berkata :" untuk sementara, hasil belum diketahui. hanya saja.... akan segera mendapatkan hasil itu?"

Govy memejamkan matannya dan berkata :" mungkin tidak sampai setengah jam.... hasil akan diumumkan."

Govy berkata seperti itu dan aku juga merasa seperti itu. aku pun tersenyum dan berkata :" kalau begitu, kalian pulanglah terlebih dahulu dan tunggu informasi dariku."

" kami?" kata Nody sambil mengerutkan kening, " bagaimana denganmu?"

aku tersenyum dan berkata :" menurutmu?"

Nody tidak berbicara dan Sulistio tersenyum genit sambil berkata :" bang Alwi ingin segera berkencan dengan nona besar loh. hanya saja, kamiu perlu memastikan suatu hal terlebih dahulu. yaitu apakah dia diperbolehkan keluar besamamu? kejadian hari ini cukup kacau dan ini membuat keluarga Song cukup malu. bagaimanapun mereka juga hampir menjadi satu keluarga dengan keluarga Hu. disaat ini, aku merasa kalau mereka akan melarang nona besar untuk keluar agar meminimalis pengaruh yang ada."

aku berkata :" kalau begitu, Jessi juga harus mendengar perkataan mereka."

Nody juga berkata :" aku rasa nona Jessi sangat ingin bertemu denganmu. lagipula keluarga Song juga tidak memiliki mood untuk menahannya."

Sulistio bertanya dengan penasaran :" kenapa?"

" perlu dikatakan lagi? sudah terjadi banyak masalah. Hensen akan menggunakan relasinya untuk membela dan melindungi anaknya. " kata Nody sambil menatap Sulistio dengan tatapan idiot. dia kembali berkata :" aku berani berkata kalau Vicky tidak akan ditembak mati."

Sulistio berkata :" kita punya bukti yang cukup, dan atasan tidak akan menghukum mati dirinya? kenapa?"

Govy menghela nafas dan berkata :" karena mereka sudah membangkitkan nama negara dan menyumbangkan kekuatan mereka untuk negara. hanya dengan nama Hensen saja sudah cukup. Sulistio, kamu tidak tahu, didalam kehidupan bermasyarakat Beijing, terkadang, kualifikasi dan sentimen sangatlah berguna. apalagi orang penting yang berdiri disekeliling Hensen hari ini. siapa yang tidak pernah bekerja sama dengannya? siapa yang tidak berhubungan dengannya? meskipun kadang mereka bermain gelap, namun disaat yang penting, mereka juga akan saling memberikan kesempatan."

mendengar ini, aku tersenyum dan berkata :" aku tidak merasa mereka memberi kesempatan kepada ayahmu."

wajah Govy murung dan berkata :" itu karena kedudukan ayahku lebih rendah dibanding mereka."

aku tidak berbicara lagi. dunia ini sangatlah tidak masuk akal dan sangatlah jujur. apa yang bisa kita katakan lagi

satu satunya yang bisa dilakukan hanyalah menjadikan diri kita sebagai kebenaran didunia ini!

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu