Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 153 Merindukanmu

Begitu aku baru terbaring di lantai, beberapa anak panah melewati hidungku dan menuncap kekarpet, jika bukan karena aku menghindar dengan cepat, sekarang mungkin aku akan tertembak dan menjadi sarang lebah.

Terdengar suara dengungan di sudut. Aku bangkit dan menyalakan lampu, aku menyadari bahwa lampu itu rusak. Aku menyalakan lampu senter di ponselku. Kamar tiba-tiba menjadi terang, dan aku melihat Reyvin sedang duduk di lantai bawah ambang jendela, memegang pahanya yang berlumuran darah dan bergetar, di atas jendela juga ada darah, mungkin Reyvin ingin melarikan diri setelah menyerang kami. Tetapi dia tidak menyangka bahwa Aiko dapat menemukan posisinya secara akurat dalam kegelapan.

Melihat panah di lantai, aku merasa takut seketika, siapa yang menyangka bahwa hal yang aku gunakan untuk melawan Fuiz hampir membunuhku dalam sekejap?

Aku memandang Reyvin dan berkata sambil tersenyum: "Kak Rey, apakah kamu terlalu tergesa-gesa? Bahkan jika aku mencurigai kamu, selama kamu tidak berbuat sembarangan aku juga tidak akan dengan mudahnya melukai mu, tetapi untuk apa sebenarnya kamu melakukan ini?"

Reyvin benar-benar sudah kehilangan penampilan elegannya, ia tersenyum licik dan berkata dengan arogan: "Aku ingin kamu mati!"

Melihat tampangnya yang galak, di saat aku marah aku juga merasa bersyukur. Bersyukur karena aku sudah memiliki persiapan.

Sebelum aku memasuki rumah, aku melihat rambut tipis yang aku tempatkan di depan pintu sudah hilang, rambut ini adalah tanda khusus yang aku buat di pintu untuk mencegah seseorang masuk, dan aturan kamarku tidak ada yang boleh masuk, hanya aku dan Reyvin yang memiliki kuncinya. Jadi aku langsung menduga bahwa si pengkhianat Reyvin mungkin ada di dalam ruangan, jadi aku memberi isyarat kepada Aiko untuk bersiap-siap, dan aku masuk duluan untuk menarik target.

Aku berjongkok di sampingnya, dan berkata dengan nada mempermainkannya: "Ingin membunuhku? Sepertinya 'Bos' yang berada di belakangmu sangat takut kalau Gunawan kali ini masih tidak bisa membunuhku, jadi dia tergesa-gesa menyuruhmu untuk membunuhku, dan menyalahi Gunawan. Karena 'Bos' mu merasa asalkan aku mati, orang yang di belakangku pasti akan muncul, bukankah begitu? "

Setelah mendengar analisis ku, Reyvin sedikit terkejut, sepertinya dia tidak menyangka bahwa aku bisa menebak semua ini dengan cepat.

Sebenarnya. Aku juga baru terpikir pada saat perjalanan pulang tadi. Ketika aku kembali, aku menyaring serangkaian hal yang aku alami di Nanjing dalam ingatan ku, aku tiba-tiba teringat aku dijebak oleh Frans untuk membunuh Nichkun waktu itu. Pada saat itu aku pun tidak mengerti, mengapa bos tiba-tiba menginginkan aku mati, aku pikir dia telah mengetahui identitasku, dan memiliki dendam padaku, jadi ingin membunuh ku, di gabung dengan masalah dengan Mawar, dan kejadian kali ini, aku menyadari bahwa 'Bos' ini tidak hanya menginginkan kematianku saja, tetapi ingin menarik seseorang keluar dengan kematian ku.

Aku memiliki Dony Yun dan yang lainnya di Nanjing yang membantu ku, dengan bantuan bawahan yang di tinggalkan oleh Jessi, kekuatan ku juga telah meningkat. Aku pikir 'Bos' itu harusnya khawatir aku akan dapat bertahan hidup seperti sebelumnya lagi, dia benar-benar menginginkan aku mati. Itu sebabnya ia mengatur Reyvin untuk bertindak. Alasan mengapa Reyvin memilih untuk melakukannya malam ini, itu karena ia ingin meminjam berita kematian Claura untuk membuat semua orang berpikir bahwa aku dibunuh oleh Gunawan.

Hanya saja aku masih belum bisa mengerti, mengapa bos itu selalu melakukan hal yang tidak perlu, menurut pendapat ku, aku dan Gunawan memang sudah bermusuhan sejak awal. Bahkan jika dia tidak melakukan ini, Gunawan juga akan membunuhku.

Aku pernah bertanya kepada orang-orang di sekitar ku, dan jawabannya adalah mungkin orang itu takut kebencian Gunawan padaku tidak terlalu mendalam, tetapi aku selalu merasa bahwa alasannya terlalu mengada-ada, jadi, selain menarik orang di belakang ku keluar, 'Bos' itu pasti punya tujuan lain, tetapi aku tidak bisa memikirkan jawabannya sekarang.

Selain memikirkan ini, aku berpikir biarkan saja dia, pada akhirnya, akan ada jawaban juga untuk itu.

Aku melihat Reyvin dan bertanya kepadanya: "Apa hubunganmu dengan kakek Ergi? Mengapa dia begitu memercayaimu, tetapi kamu harus mengkhianatinya?"

Reyvin berkata dengan datar: "Tebaklah."

Setelah mengatakannya, dia tiba-tiba berkata: "Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu, selamat tinggal."

Mendengar ini, jantungku langsung berdegup kencang, dan aku menyaksikan Reyvin yang masih energik, tiba-tiba lehernya melemah dan jatuh ke samping. Matanya melotot, terlihat jejak darah di sudut mulutnya.

Adegan mendadak ini mengejutkan ku dan Aiko sampai kami tidak bisa berkata-kata, aku mengulurkan tangan dan memeriksa napas di bawah hidung Reyvin, dan menyentuh aorta di lehernya lagi, kemudian aku terduduk kebawah. Tangan dan kaki ku dingin, aku berkata: "Kakak dia sudah mati."

Reyvin sudah mati! Aku sangat tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba mati?

Ekspresi Aiko sangat serius, aku terus memandangi Reyvin, ada perasaan takut di hati ku, bahkan walaupun aku telah mengalami begitu banyak hal, tetapi di hadapan orang mati, aku masih tidak bisa menahan rasa takut di hati ku, karena aku selalu menghormati kehidupan. Jika tidak mendesak, aku tidak akan pernah membunuh orang.

Aiko membuka mulut Reyvin, ia melihat kedalam mulutnya, dan berkata tanpa ekspresi: "Dia menaruh racun di giginya, itu seharusnya dipersiapkan olehnya untuk bunuh diri ketika ia ditangkap."

Masih ada orang seperti ini? Aku pikir pengaturan seperti itu hanya bisa dilihat di televisi, ternyata di kehidupan nyata juga ada. Tetapi aku tidak mengerti, bukankah Reyvin masih hidup ketika aku menangkapnya? Kenapa ia tiba-tiba mati?

Pada saat ini, Aiko tiba-tiba memasukkan jari kelingkingnya ke telinga Reyvin, sedikit mengoreknya, ada benda hitam kecil didalamnya. Aku bertanya padanya apa itu? Dia berkata: "Ini adalah alat pendengaran, dan itu dapat disambungkan dengan tempat lain, ini adalah alat pendengaran tingkat lanjut yang dapat mendengar suara satu sama lain di kedua sisi. Aku pikir seseorang memberinya perintah bunuh diri melalui ini, dan sekarang alat pendengaran ini telah terputus. "

Aku mengambil alat pendengaran dari tangan Aiko dan bertanya dengan heran bagaimana dia tahu begitu banyak? Dia berkata: "Dulu aku pernah menggunakannya, yang bekerja di profesiku ini tahu akan barang-barang seperti ini."

Ternyata begitu.

Aku berpikir, aku menelepon ke Dony Yun dan memberitahunya tentang hal ini. Dia menyuruhku untuk jangan bertindak dulu, dia akan membawa orang datang ke sana.

Segera, Dony Yun membawa orang untuk datang dan membersihkan mayatnya. Dia juga menyuruh orang untuk membersihkan kamar kami. Dia juga membersihkan semua video pengawasan di hotel. Setelah memastikan tidak ada sesuatu yang tersisa, dia menyuruh kami untuk pergi bersamanya.

Aku juga tahu hal semacam ini sudah terjadi, tidak aman lagi untuk tinggal di sini, jadi aku dan Aiko pindah ke Spledid dalam waktu semalam, kami juga membawa kak Toba pergi bersama kami.

Sulit tidur sepanjang malam, pagi-pagi sekali keesokan paginya, aku dibangunkan oleh nada dering ponsel. Ketika aku mengangkatnya, itu telepon dari kakek Ergi, aku terkejut, aku berpikir apakah kakek Ergi sudah tahu tentang apa yang terjadi pada Reyvin?

Memikirkan hal ini, aku langsung menekan tombol jawab. Pada saat ini, terdengar suara raungan tidak puas: "Bocah busuk, aku memberimu makan dan minum secara gratis selama setahun, dan mengajari mu sesuatu. Kamu tidak pernah mengabariku tentang kabarmu, kamu ini terlalu tidak bernurani? "

Mendengarkan omelan kakek Ergi, aku merasa itu sangat tidak asing, tetapi yang membuatku merasa aneh adalah mendengarkan nada bicaranya kakek Ergi, dia tampaknya tidak tahu apa yang terjadi di Nanjing, apakah dia sedang berakting atau ada rahasia lainnya?

Memikirkan hal ini, aku berkata: "kakek Ergi, Reyvin sudah mati."

Di sisi telpon sana terdiam beberapa saat, kemudian ia bertanya dengan aneh: "Siapa Reyvin?"

Setelah menunggu lama, kalimat ini yang aku terima, aku tiba-tiba merasa sangat canggung, aku menyuruhnya untuk jangan berpura-pura. Reyvin adalah pemilik Hotel Hilton. Dia yang memberikan ku kartu namanya dan menyuruh ku untuk mencari Reyvin.

kakek Ergi berkata dengan marah: "Bocah busuk, apa yang kamu bicarakan ini? Aku tidak pernah memberikanmu kartu nama apapun, aku juga tidak tahu apa itu Hotel Hilton. Aku ini telah tinggal di gunung selama lebih dari 20-an tahun. Apakah kamu pikir aku akan kenal dengan orang-orang dari Nanjing? "

Aku berkata dengan canggung: "Paman, kamu jangan berpura-pura lagi, aku tahu kamu memiliki identitas yang tidak sederhana, dan orang ini juga mengakui bahwa ia mengenal mu, hari pertama aku datang, ia juga menunjukkan kepada ku pesan teks yang kamu kirimkan padanya, aku juga sudah melihat nomor teleponnya, itu nomor mu. "

Aku juga tidak akan percaya pada Reyvin jika nomor telepon itu bukan punya kakek Ergi.

Ia bertanya kepada ku apakah itu benar, ia mengatakan dia tidak pernah mengirimi pesan teks kepada siapa pun, ia terdiam sejenak lalu berkata: "Aku sudah ingat. Setelah kamu pergi, ada seseorang meminjam ponsel ku. Apakah orang itu menggunakan ponsel ku untuk mengirim pesan teks?"

Aku terdiam dan bertanya siapa orang itu? Dia mengatakan dia bertanggung jawab untuk mengirimnya tembakau dan alkohol, aku bertanya kepadanya apa identitasnya, aku tahu orang-orang di sekitar nya bukan lah orang yang sederhana, tidak ada yang bisa sembarangan mendatanginya, apalagi meminjam ponselnya.

kakek Ergi terdiam sejenak dan bertanya: "Apakah keempat buku ku ada di dalam kotak?"

Aku berkata iya, karena buku-buku dan nomor telepon itu lah aku jadi tidak begitu percaya pada apa yang dikatakan kakek Ergi. Dia bisa mengatakan bahwa seseorang meminjam ponselnya dan mengirim pesan teks itu, tetapi bagaimana dengan buku-bukunya? Dia sangat menyayangi buku-buku itu.

kakek Ergi tidak mengatakan apa-apa, ia tiba-tiba tertawa, tawanya agak sedikit dingin, aku yang mendengarnya agak merinding, aku bertanya: "kakek Ergi, apa yang sebenarnya terjadi?"

Ia menghela napas dan berkata: "Alwi, aku tidak bisa memberitahumu apa-apa. Aku hanya bisa memberitahumu satu hal. Kotak itu bukan aku yang memberikannya padamu, tetapi aku bisa memberitahumu satu hal, orang yang memberi mu kotak itu layak untuk kamu percayai. "

Setelah mengatakan itu, ia menutup teleponnya.

Melihat ponsel, aku agak cemas, terlihat jelas, dia tidak berbohong padaku, bagaimanapun buktinya sangat solid, tidak ada artinya jika dia berbohong padaku. Aku juga selalu penasaran mengapa ia meminta orang untuk memberikan kotak itu kepada ku, dan bukan langsung memberikannya padaku, sekarang aku mengerti, karena kotak itu bukan disiapkan olehnya.

Selain itu, mendengar makna perkataannya, orang yang menyiapkan kotak itu seharusnya adalah orang terdekatku, mungkin ia lah orang di belakangku itu.

Tetapi mengapa dia menyembunyikan identitasnya dan membuat aku berpikir bahwa kotak itu adalah pemberian kakek Ergi? kakek Ergi mengatakan bahwa orang ini layak untuk aku percayai, tetapi pengkhianatan Reyvin, apakah dia benar-benar tidak tahu apa-apa?

Otak ku benar-benar kacau, dan aku merasa kapasitas otak ku hampir habis.

Ketika aku sedang sakit kepala, nomor aneh tiba-tiba mengirimku pesan. Aku membukanya dan melihat teks itu tertulis: "Adik kecil, aku baik-baik saja, terima kasih, aku merindukanmu."

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu