Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 677 Semua nyawa itu sama berharga

Setelah naik ke atas mobil, Samuel sudah menutup ponselnya, dia berkata:”Kak alwi, aku sudah melakukan semua sesuai petunjukmu. Sekarang kita akan kemana?

Aku berkata:”Kita juga tidak akan bisa segera menemukannya, Kita urus mayat itu dulu.”

“Baiklah.”

Bagi anak buahku, mengurus mayat adalah pekerjaaan yang sudah biasa maka dengan cepat mereka selesai menyelesaikannya.

Satu jam kemudian, Samuel mendapat kabar yang mengatakan sudah menemukan Claura, ternyata, dia berencana pergi dengan pesawat, tetapi ditemukan oleh orang kami di bandara, demi melarikan diri dia membawa sandera dan membawa mobil ke arah kami.

Aku tidak menyangka Claura akan menyandera orang, sepertinya dia benar-benar sudah terdesak.

Orang-orangku mengatakan masalah menjadi sangat serius, seluruh reporter Nanjin mengejar dan melaporkan tentang hal ini, melihat rute mobil Claura, kemungkinan dia akan datang ke hotel, jadi menyuruhku untuk berhati-hati, takut wanita ini akan membahayakanku.

Samuel bertanya apa yang akan aku lakukan, apakah kembali ke hotel atau mau pergi ke tempat lain?

Aku berkata:”Bawa Mawar kemari.’

Samuel sepertinya mengerti dengan tujuanku dan bertanya:”Kak Alwi, apakah kamu mau menjadikan Mawar sebagai sandera untuk mengancam Claura?”

Aku mengangguk, pada saat ini, ponselku berbunyi, aku mengambil dan melihatnya, itu adalah nomor dari Beijing, nomor yang tidak dikenal, aku menekan tombol jawab, terdengar suara orang menangis samar dari arah ponsel, aku berkata:”Claura, apakah itu kamu?”

Orang yang menangis itu tentu saja bukan Claura tetapi orang yang disandera oleh Claura.

Claura tertawa dingin dan berkata:”Alwi, tidak disangka kamu bisa lolos dari kematian, aku tidak terima.”

Aku berkata:”Untung saja aku tidak mati, kalau aku mati sepertinya kamu juga akan menemaniku.”

Setelah mendengarnya, Claura mengamuk dan marah seperti seekor kucing yang diinjak ekornya, dia berkata:”Aku! Kamu pikir aku masih mencintaimu, akan bodoh sehingga menemani mati? Aku kasih tahu kamu, semenjak berpisah denganmu, aku siang malam memikirkan untuk bagaimana membunuhmu!”

Bisa didengar dari nada bicaranya bahwa dia membenciku sampai ke tulang.

Aku tertawa dan berkata:”Tetapi rencana tidak bagus.”

Sambil berbicara, aku memberi kode kepada Samuel, dia segera menghubungi orang-orang yang sedang mengejar Claura, kemudian mengantarkan aku ke sana, bersiap menjepit kedua sisi Claura.

Di dalam telepon, Claura berkata dengan tidak rela:”Iya, aku benar-benar sudah meremehkan kemampuanmu, aku pikir kamu akan tertipu dengan pelayan itu dan tidak akan mencurigai orang lain lagi, akan melonggarkan kewaspadaan, siapa tahu ... ... sial, tidak ada artinya lagi mengatakan ini semua, karena orang lain tidak bisa membunuhmu maka aku akan melakukannya sendiri. Alwi, bukankah kamu ingin aku mati? Maka buktikan kemampuanmu itu padaku!”

Ketika aku mendengar ini, aku tertawa dingin dan berkata:”Baiklah, maka aku akan membuatmu melihat sendiri bagaimana kamu akan mati!”

Claura berkata dingin:”Aku tahu kamu mengejarku sekarang, kamu tidak perlu terburu-buru, langsung pergi ke rumah sewaktu kita menikah dulu, di sana, ada kenangan indah kita berdua.”

Selesai bicara dia langsung menutup teleponnya.

Aku melihat ponselku, berkata kepada Samuel:”Aku saja yang bawa mobilnya.”

Samuel tidak menanyakan apa-apa, menghentikan mobilnya di pinggir jalan, kami berdua bertukar posisi.

Aku selalu berpikir bahawa Claura akan pergi ke hotel, bagaimanapun, tempat yang ramai akan lebih mudah untuk berbuat onar, tidak disangka pada saat yang paling kritis dia ingin pulang ke rumah, kembali ke ‘rumah’ yang penuh kenangan buruk bagiku, memikirkan tempat itu aku teringat anakku yang belum sempat dilahirkan, teringat penghinaan yang aku terima waktu itu, meskipun masalah itu sudah lama berlalu, tetapi aku merasa sesak ketika memikirkannya.

Aku pikir, di sana tempat aku dan Claura mulai berhubungan dan juga awal dari sebuah mimpi buruk dimulai dan akan membuat mimpi buruk itu untuk berakhir di sana.

Claura dengan cepat sudah sampai ke rumah kecilnya yang berdiri sendiri, pada saat yang sama, polisi, juga orang-orangku, juga sejumlah besar reporter ada di sekitar pintu masuk, karena ada orang-orang itu maka orang-orangku tidak bisa masuk secara terang-terangan untuk menghadapinya.

Samuel bertanya padaku harus bagaimana, aku melirik ke arah Mawar yang baru dibawa dari hotel, saat ini dia terpana tidak bergerak bersandar di mobil, air matanya bercucuran, mukanya penuh keputusasaan. Dia tahu tentang Claura yang sudah menyandera orang, juga tahu masalah ini sudah membuat geger polisi dan mengejutkan para pemimpin di Nanjin, tahu bahwa Claura tidak punya kesempatan untuk hidup lagi, maka dia menyerah untuk melawan.

Aku memandang Mawar yang putus asa, sama sekali tidak bersimpati padanya, aku berkata:”Tunggu semua urusan ini selesai, jual perusahaanmu dan pergi dari Nanjin.”

Mawar tidak peduli denganku, aku berkata:”Aku bisa memaafkanmu, tetapi orang-orangku tidak bisa memaafkanmu, jadi, jika tidak ingin mati maka dengarkan perkataanku, tinggalkan tempat ini dengan patuh, kalau tidak jangan bilang aku tidak berperasaan.”

Mawar tetap tidak memperdulikanku, Samuel dan mereka menunjukkan ekspresi yang tidak menyenangkan, aku menghela napas dan berkata:”Lupakan saja, tidak peduli kamu setuju atau tidak, orang-orangku akan mengantarmu pergi.”

Setelah itu aku tidak berbicara lagi.

Sepuluh menit kemudian, kami sampai di rumah Claura, pada saat ini pintu rumah Claura penuh sesak, polisi berseragam sedang menjaga ketertiban, aku tiba-tiba merasa Claura sengaja membuat masalahnya menjadi besar, supaya orang-orangku tidak bisa bertindak, wanita ini penuh siasat, bukan sesuatu yang aneh jika punya rencana seperti itu.

Aku masih berpikir, ponselku berbunyi, aku menekan tombol jawab dan loudspeakernya, terdengar Claura berkata:”Alwi, kamu sudah sampai?”

Aku berkata:”Betul.”

“Masuklah kalau sudah sampai.” Claura tertawa dingin dan berkata:”Kenapa? kamu tidak berani ya?”

Setelah mendengar suara Claura Mawar jadi bersemangat dan segera berkata:”Claura, ini ibu, kamu jangan bertindak sembarangan, jangan terus menerus membuat kesalahan lagi, bisakah?”

Claura terdiam sesaat, dia tidak menjawab Mawar, tetapi bertanya padaku:”Kamu membawa ibuku kemari?”

“Kenapa? apakah tidak boleh?” aku berkata dengan dingin.

Claura berkata:”Kamu ingin menggunakan ibuku untuk mengancamku?”

Aku tidak berkata apa-apa, tetapi aku pikir dia pasti sudah mendapatkan jawabannya, dia tertawa dingin dan berkata:”Aku dulu berpikir bahwa aku sangat mengerti kamu, tetapi sekarang aku baru sadar bahwa ternyata aku sudah meremehkanmu.”

“Meremehkanku? Meremehkanku kekejamanku yang tidak berperasaan? Claura, tidak peduli seberapa baik seseorang ketika bertemu denganmu akan menjadi iblis, lagi pula, aku memang seorang iblis sebelumnya.” Aku berkata, terdiam sejenak, melirik ke arah Mawar sebentar dan melanjutkan berkata:”Lebih baik kamu keluar dengan patuh dan menerima hukuman dariku, kalau tidak, apa yang akan dialami oleh ibumu, aku bahkan tidak berani memikirkannya.”

Setelah mendengar perkataanku, Claura terdiam beberapa saat, dia tiba-tiba bertanya:”Ibu, apakah kamu bersedia mati bersamaku?”

Ketika mendengar ini, reaksi pertama aku mengatakan Claura sudah gila.

Tetapi yang tidak aku duga adalah, Mawar bahkan lebih gila lagi, dia tertawa dan berkata:”Kamu adalah satu-satunya keluarga ibu di dunia ini, kalau kamu mati, apakah hidupku ini ada artinya lagi? Jadi, Ibu tidak takut mati bersamamu, sebaliknya, Ibu sangat bahagia, aku akan pergi bersama denganmu untuk bertemu ayahmu, keluarga kita bersatu dan dia pasti sangat bahagia.”

Aku berbalik penuh amarah, menatap Mawar dan berkata dengan marah:”Apakah kamu sudah gila?”

Mawar menatapku sinis, tertawa dan berkata:”Aku gila, aku memang sudah gila, kalian semua menginginkan nyawa putriku, bisakah aku tidak gila?”

Claura tertawa dan berkat:”Ibu, terima kasih, aku mencintaimu.”

Mawar meneteskan air mata kebahagiaan, dia berkata:”Ibu yang salah, selama ini kamu mengikuti ibu dan tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, dalam kehidupan selanjutnya jika kamu bersedia menjadi putriku lagi, aku pasti akan mendengarkanmu dan menikahi ayah kandungmu, selama kamu senang itu sudah cukup bagiku.”

Meskipun aku dan mereka sekarang adalah musuh, tetapi ketika mendengar kata-kata Mawar, hati juga merasa tidak nyaman, tetapi pada saat ini, Samuel berkata dengan seius:”Kalian sudah melakukan hal jahat, mana mungkin bisa menjadi manusia lagi di kehidupan berikutnya, mungkin dilahirkan kembali menjadi binatang akan lebih pantas.”

Singkatnya, semua simpatiku barusan lansung menjadi lenyap.

Aku memelototi Samuel dan berpikir kata-kata apa yang diucapkan itu? Aku memandang Mawar dan berkata:”Ini adalah pilihanmu sendiri, aku harap kamu tidak akan menyesalinya.”

Claura berkata pada saat ini:”Alwi, bawa Ibuku ke rumah kita.”

Dia menambahkan aksen pada kata ‘kita’, aku tertawa dingin dan berkata:”Rumah kita? Bukan, itu adalah rumahmu.”

Claura tertawa dan berkata:”Kamu tidak sudi mengakuinya, memangnya bisa apa? Alwi, meskipun kamu tidak sudi mengakuinya, kita berdua memang pernah memiliki hubungan yang intim, kamu memang pernah bernafsu dengan tubuhku, apakah kamu sudah lupa? Kita di Dongbei, di Beijing, sudah menggulingkan berapa lembar sprei, kamu bekerja keras di atas tubuhku, ketika emosional, bagaimana kamu memanggil namaku, apakah kamu sudah lupa?”

Ada kehangatan dalam nada bicara Claura, aku merasa pandangan mata samuel dan lainnya tertuju padaku sehingga membuatku malu, aku mengernyitkan dahi dan berkata:”Cukup, Claura, apakah ini hal yang bagus? Dari awal sampai akhir kamu adalah alat yang sedang aku permainkan, apa yang bisa kamu rindukan? Kamu mengatakan hal ini hanya membuatku berpikir bahwa kamu masih mencintaiku.”

Mungkin kata-kataku sudah membuatnya marah, dia berkata dengan jijik:”Diam! Kamu bawa saja Ibuku kemari, kalau tidak, aku ingin kamu menyesal seumur hidup!”

Claura berkata dan menutup teleponnya, aku menyimpan ponselnya, berkata kepada Samuel:”kamu berhati-hati, bertindak sesuai situasi.”

Samuel berkata dengan cemas:”Kak Alwi, wanita gila itu sudah tidak ada jalan mundur lagi, dia menyuruhmu masuk, mungkin ingin kamu mati bersamanya, kamu jangan pergi, biarkan aku yang pergi.”

Aku menggelengkan kepala dan berkata:”Tidak, aku harus pergi.”

Sebenarnya, aku tidak berencana untuk masuk, tetapi aku tahu tentang Claura, tahu betul bahwa jika aku tidak mematuhinya, kemungkinan sandera itu akan mati. Meskipun aku dan sandera itu tidak ada hubungannya, tetapi meskipun bukan aku yang membunuh tetapi dia mati kareda diriku, perasaan seperti itu sungguh menyakitkan.

Samuel sangat cemas, aku tahu dia ingin membujukku untuk tidak perlu peduli dengan sandera itu, tetapi dia tahu watakku dan tidak bisa berkata tanpa hati nurani seperti itu, aku menepuk pundaknya, berkata kepada Mawar:”Jika kamu masih memiliki sedikit sifat kemanusiaan, pastikan bahwa sandera itu tidak mati.”

Mawar bergetar, menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.

Aku membuka ikatan di badan Mawar, turun dari mobil bersamanya, setelah kami masuk ke dalam kerumunan, aku melihat ada polisi yang datang, pada saat yang sama aku mendengar suara Claura dari dalam villa, dia seperti membuka loudspeaker, jadi semua orang bisa mendengarnya.

Claura berkata:”Orang-orang di luar, dengarkan baik-baik, jika kamu ingin sandera ini selamat maka biarkan Alwi dan ibuku masuk, orang lainnya tidak boleh masuk, aku kasih tahu kalian, ada bom di dalam rumah ini, jika kalian tidak ingin mati dan terluka, maka turuti semua perkataanku.”

Mendengar ini, kerumunan menjadi panik, polisi menatapku dengan berat hati:”Tuan Alwi, kamu juga sudah melihat keadaannya, sekarang Cuma ada dua cara untuk menyelesaikan masalah ini.”

Dia berkata, melihat sekeliling dan berbisik:”Cara pertama adalah kamu mengambil risiko dan masuk ke dalam dan menyelamatkan sandera itu, cara kedua adalah kamu tidak masuk, kami akan menyerbunya, sejujurnya, kamu tidak hubungan dengan sandera itu, bisa menyelamatkannya adalah hal baik, tidak bisa diselamatkan juga bukan tugasmu, tidak perlu membahayakan diri untuk orang yang tidak dikenal, bagaimana menurutmu?”

Aku melihat kapten itu, dia menatapku untuk membujukku dan berbisik:”Lagipula nyawamu lebih berharga daripada orang itu.”

Aku tidak memperdulikannya, tetapi melihat ke arah pintu masuk, pada saat ini, seorang pria berusia dua puluh empat atau dua puluh lima tahun sedang menggendong seorang bayi dengan mata merah dan memohon bantuan polisi untuk menyelamatkan orang, di samping juga ada seorang wanita paruh baya, mengatakan bahwa sandera yang ada di dalam adalah putrinya, memohon kepada semua orang untuk menyelamatkan putrinya, dia seperti mau berlutut di hadapan polisi.

Aku menarik napas dalam-dalam:”Nyawa manusia semuanya sangat berharga.”

Selesai berbicara aku mendorongnya dan membawa Mawar menuju ke dalam gedung.

Aku tahu, aku mungkin telah membuat keputusan yang membingungkan semua orang, mungkin sebagian orang akan berpikir aku bodoh, tetapi aku Cuma melakukan sesuatu berdasarkan hati nuraniku. Selain itu, Claura menginginkan nyawaku sepertinya bukan sesuatu yang mudah!

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu