Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 358 Jadilah pacarku (2)

Aku tertawa dan berkata,”Tenanglah, sudah ada yang membantuku untuk mengawasinya.”

Setelah melihat waktu, aku berkata,”Kamu sudah terlalu lama duduk disini, biarkanlah Monica membawamu pulang untuk beristirahat. Oh ya, nanti kamu bantu aku menghubungi Donny Yun untuk datang ke sini sebentar. Teleponku tidak tahu dimana letaknya.”

“Ada sesuatu?”, Tanya Nody.

Aku menganggukkan kepala dan berkata,”apakah Sulistio tidak memberitahumu mengenai hubungan dia dan Mondy?”

Nody menggelengkan kepalanya dan berkata,”Dua hari ini sangat kacau, membuat hati cemas, mana ada lagi waktu untuk mencari tahu mengenai urusan orang lain? Tapi mendengarmu berkata demikian, apakah mereka berdua telah jadian?”

Aku terpikir bahwa mereka beberapa hari ini mencemaskanku, ini membuatku merasa sangat bersalah. Aku menjawab,”Mereka tidak hanya jadian, dan berdasarkan rencana awal, mereka berdua akan segera menikah.”

Nody dengan terkejut bertanya,”Apa? Apakah ini tidak terlalu cepat?”

Aku dengan tenang berkata,”Aku malah tidak merasa ini cepat. Perkembangan cinta setiap orang itu kan berbeda-beda, mungkin itulah perkembangan mereka.”

“Jadi kamu memanggil Donny Yun datang adalah untuk membahas mengenai pernikahan mereka berdua?”, Tanya Nody.

Aku menganggukkan kepala dan apakah itu tidak boleh? Melihat ekspresinya, dia sepertinya kurang setuju.

Nody menggelengkan kepalanya, dengan pasrah berkata,”Bukan tidak boleh, tapi takut kamu kelelahan. Sekarang hal penting yang harus kamu lakukan adalah menjaga baik kesehatanmu. Urusan lain bukanlah suatu hal yang harus kamu urus.”

Aku dengan tersenyum berkata,”Jangan mengkhawatirkan aku. Aku selain sekujur tubuh yang lemas, yang lainnya tidak ada gangguan sama sekali.”

Nody berkata,”Kamu jangan mencoba untuk menipuku. Aku mendengar dari Kakek Ergi bahwa kamu sering terluka. Kondisi kesehatanmu tidak sama dengan apa yang terlihat. Apalagi yang kali ini, meskipun pisau itu tertusuk jauh dari posisi jantungmu, tapi tusukannya itu sangat dalam. Ditambah bahumu yang terkena dua tembakan pistol belum sembuh total. Kamu tidak boleh ceroboh lagi. Jika tidak, nantinya jika kamu menjadi tua dan penuh penyakitan, siapa yang akan mau bersamamu!”

Aku dengan pasrah menjawab,”Ya..ya..ya.. Aku akan merawat diri dengan baik, itu sudah bolehkan? Tapi aku berbaring disini, tentu saja boleh menggerakkan bibirku kan? Lagipula aku pun ingin berbuat sesuatu untuk Sulistio dan Kak Mondy. ”

Nody tahu bahwa dia tidak akan bisa menang dariku, kemudian berkata,”Baiklah. Tapi kamu harus berjanji satu hal padaku. Sebelum Kakek Ergi memperbolehkanmu melakukan kegiatan besar, kamu jangan melakukannya ya.”

Aku dengan pasrah berkata, ”Iya, aku tahu. Mengapa kamu sangat cerewet, mirip dengan Kakek Ergi? Jikalau Monika tahu kalau kamu seperti ini, hati-hati dia tidak akan mau lagi bersamamu!”

Nody dengan kesal mempelototiku dan berkata, Bukankah ini berarti aku sangat memperhatikanmu? Benar-benar dikasih hati malah minta jantung, tidak tahu diri.”

“Ya? Siapa yang sedang kamu katakan tidak tahu diri?”, jawabku sambil sedikit kesal.

Nody dengan tertawa berkata,”Aku saja tidak menyebutkan nama. Kamu ingin aku mengumpat siapa maka dialah orang yang mendapat umpatanku.”

Aku berakting marah sambil berkata,”Kamu tunggu ya, tunggu aku sudah sembuh. Aku akan meninjumu dengan seluruh tenagaku.”

Nody dengan tertawa menjawab,” Alwi, apakah kamu ingin aku mengingatkanmu sesuatu?”

Aku segera mengangkat tanganku dan berkata,”Aku tidak mau dengar.”

Nody dengan tega mengatakan sebuah fakta kepadaku,”Kamu ya… Meskipun kamu sudah sembuh pun, kamu tidak akan bisa mengalahkanku. Hahahaha.”

Aku sudah tahu dia pasti mau mengatakan hal itu.

Di saat ini Monika masuk dan membantu Nody. Aku dengan senyum nakal berkata,”Emangnya kenapa kalau aku tidak bisa mengalahkanmu? Kamu sekarang juga sedang terluka. Aku kan bisa menyuruh Sulistio untuk memukulmu.”

“OK. Aku tahu kamu kejam!”,kata Nody sambil marah.

Aku melihat bayangan punggungnya dan tertawa besar.

Setelah Nody pergi, aku menggunakan tanganku untuk mengelap air mataku dan baru sadar bahwa aku tertawa berlebihan. Aku berbaring dan melihat langit-langit kamarku. Apapun itu, dihatiku paling tidak sudah memilih bukan?

Baru saja berpikir, tiba-tiba dari luar terdengar orang yang sedang mengetuk pintu. Aku dengan pelan berkata,”Masuklah.”

Aku menatap ke arah pintu dan hanya melihat seorang gadis bertopi bulu putih yang dengan berhati-hati membuka pintu. Setelah melihatku, barulah dia membuka seluruh pintunya dan masuk ke dalam. Sebuah tampang yang penuh bersalah, matanya juga merah, dengan cemas berkata,”Kak Alwi, maafkan aku.”

Yang datang bukan orang lain, melainkan faye.

faye saat ini memandangiku dengan tampang bersalah. Matanya yang merah, terlihat seperti kelinci yang perlu dikasihani. Wajahnya terlihat mirip dengan adikku, sehingga begitu melihatnya membuat hatiku menjadi luluh.

Aku dengan tertawa berkata,”Minta maaf atas hal apa? Aku terluka tidak ada hubungannya denganmu.”

“Kamu jangan menipuku lagi. Aku tahu kalau bukan karena aku, kamu tidak akan berurusan dengan Alwi palsu itu dan bahkan tidak akan terluka.” Sambil berbicara, faye menaruh keranjang yang dibawanya dan menyajikan makanan khas Jepang di hadapanku. Sambil tertawa berkata,”Aku membuatkan sedikit makan kecil untukmu, apakah kamu ingin mencobanya?”

Aku menganggukkan kepalaku. Aku tersentuh oleh kelembutan dan kebaikan yang ia miliki. Sejujurnya, dia hanyalah seorang gadis biasa, jadi dia sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi di malam itu. Dia juga tidak tahu penyebab yang sebenarnya dari luka yang aku dapat, jadi dia mengira bahwa aku terluka karena dirinya. Aku pun bertanya padanya bagaimana dia bisa tahu kalau aku terluka?

faye menggigit bibirnya dan dengan pipinya yang memerah berkata,”Aku menyuruh kakakku untuk mencari tahu.”

Setelah selesai mengatakannya, dia langsung dengan terburu-buru menjelaskan padaku,”Kamu jangan salah paham ya. Aku… aku hanya khawatir padamu di hari itu. Kamu tiba-tiba tidak ada kabar dan Kak Alwi palsu itu juga hilang dan Club juga ditutup. Aku menjadi sangat khawatir, aku takut terjadi sesuatu padamu karena hal ini terjadi karena diriku. Aku hanya ingin megetahui kabar tentangmu.”

Berkata sampai sini, dia dengan suara yang amat sangat kecil berkata,”Aku benar-benar tidak ada maksud lain.”

Aku tertawa dan berkata untuk menenangkannya,”Jangan khawatir, aku tidak akan berpikir macam-macam.”

faye menganggukkan kepalanya, kemudian membuka kotak makannya. Aku melihat banyak varian makanan kecil di dalam kotak itu. Aku dengan penasaran bertanya,”Apakah kamu yang membuat semua ini?”

faye menganggukkan kepalanya sekali lagi. Aku mengambil makanannya dan memasukkannya ke dalam mulutku. Sambil mencoba, aku mengeluarkan jari jempol padanya dan berkata,”Sangat enak.”

Mendengar aku yang memujinya, dia langsung tersenyum bahagia dan berkata,”Kalau kamu suka, aku akan sering-sering membuatkannya untukmu dan membawanya kesini.”

Aku menggelengkan kepalaku sambil berkata,”Tidak perlu. Belajar itu lebih penting, dan kamu harus bekerja paruh waktu juga. Bagaimana bisa kamu mempunyai waktu yang banyak untuk melakukan itu untukku? Lagipula, ak uterluka bukan karena dirimu. Kamu benar-benar tidak perlu berbuat sampai begini, jangan merasa bersalah, mengerti?”

faye tidak berkata sepatah kata pun, ekspresinya malah semakin merasa bersalah.

Aku berkata,”Baiklah, jangan bersedih lagi. Aku tidak membohongimu dan aku mempunyai sebuah kabar baik untukmu, yaitu si brengsek yang mesum dan tidak tahu malu itu tidak akan datang menganggumu lagi. Aku telah membuat para preman itu masuk penjara.”

faye sedikit gembira dan berkata,”Benarkah?”

Aku menganggukkan kepalaku dan berkata,”Tentu saja benar. Aku tidak menipumu.”

Sejenak faye tersenyum manis layaknya bunga, sangat indah. Pandangannya beralih ke arah bunga plum putih yang ada di jendela sana dan berkata,”Bunga Plum putih ini sangat indah. Siapa yang memetiknya?”

Ake memandangi bunga itu, hatiku terasa sedikit perih. Aku kemudian berkata,”Pacarku. Tidak, mungkin sekarang aku tidak mempunyai hak untuk memanggilnya sebagai pacarku lagi.”

faye sedikit terkejut dan bertanya,”Kamu… kamu telah putus dengan pacarmu?”

Aku tidak berbicara, yang juga berarti mengiyakannya. Yang tidak terpikirkan, faye tiba-tiba berdiri, dengan memasang wajah yang khawatir dan cemas. Aku menanyakan mengapa dia seperti itu. Dia dengan suara yang hampir menangis berkata,”Pasti karena aku, pasti!”

Aku sambil tersenyum berkata,”Gadis bodoh, benaran bukan karena dirimu. Itu adalah masalah diantara kami berdua.”

faye dengan mata yang berlinang berkata,”Apakah itu benar?”

Aku menganggukkan kepala dan berkata,”Tidak ada kaitannya dengan siapapun. Aku yang tidak cocok dengannya, aku melakukan hal yang membuatnya putus asa. Aku yang seperti ini, benar-benar tidak sesuai dengannya.”

Saat ini, faye dengan penuh semangat berkata,”Siapa yang bilang? Kamu adalah orang yang sangat baik.”

Aku tertawa. Aku tahu dia yang polos karena aku menolongnya, tidak bisa membedakan aku ini adalah orang baik atau tidak. Baru saja aku ingin berterima kasih padanya, dia mendadak dengan serius berkata,”Jika tidak, aku saja yang menjadi pacarmu.”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu