Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 17 Ditunjuk

Saat aku sedang dalam keadaan yang pasrah, suara ini menjadi penolong terakhirku, aku dengan semangat membuka mata lalu menolehkan kepala melihat kearah itu.

Ternyata itu adalah bibi Reza, dia memakai cheongsam yang terbuka hingga paha atas, terdapat senyuman yang menggoda, dan berjalan masuk dengan sangat berkharisma.

Detik ini aku sedikit senang dan ketakutan karena dimanja, aku tidak menyangka bibi Reza bisa membantuku, diapun menyebut aku sebagai adiknya.

Bawahan Bang Badui semua mengenal Bibi Reza, mereka langsung berhenti dan menatap Bibi Reza.

Bang Reza langsung dengan senyumannya yang memiliki arti lain langsung berdiri, dia menatap Bibi Resa, lalu berkata: “Eh? Bibi Reza sejak kapan kenal dengan adik ini?”

Bibi Reza datang kesisiku, dia mengelus kepalaku lalu berkata: “Karena waktu itu dia pernah bantu aku bekerja, semua tamu pada memujinya, jadi semua pria yang bisa membuat tamu menjadi senang, semua adalah adik baikku.”

Aku seketika menjadi canggung, mukaku memerah, aku terkejut hingga tidak bernafas, aku tidak sembarangan berpikir dan aku tidak bisa membiarkan mereka tahu jika aku mendengar mereka bicara.

Bos Badui berjalan kearah Bibi Reza, dia menaruhkan tangannya dipinggang Bibi Reza, lalu dengan pelan mencubitnya dan berkata: “Bibi Reza, Alwi sudah melanggar aturan, jadi aku sudah ringan terhadapnya karena hanya menginginkan 1 buah jari nya saja.”

Bibi Reza mengulang yang dikatakannya sekali lagi, katanya: “Itu tidak boleh, Adikku mencari nafkah dari jari tangannya.”

Bang Badui tiba-tiba mengulurkan tangannya ke bokong bibi Reza, lali memukulnya dengan ringan: “Kenapa, apakah kamu pernah mencoba jari tangan Alwi?”

Bibi Reza sengaja dengan malu-malu mendorong Bang Badui, dan mengatakan ‘selalu berkata yang tidak jelas’.

Lalu Bibi Reza mengulurkan tangannya menarikku dan membawaku pergi dari sini.

Aku barusan ingin berdiri, Bang Badui langsung menekan bahuku, seakan-akan seperti membiarkan ku untuk setengah berdiri.

“Bos Badui, tolong berikan aku harga diri dan lewatkan masalah ini saja, kedepannya Alwi tidak berani lagi.” Bibi Reza bersenyum menggoda sambil mencubit dada Bang Badui.

Bang Badui tetap tersenyum, tetapi ekspresinya jelas sudah menjadi buruk, dan berkata: “Reza, bukan aku tidak memberikan mu harga diri, jika aku memberimu ini, maka aku tidak bisa tanggung jawab lagi dengan sahabatku.”

Aku diam-diam merasa tidak baik, aku merasakan jariku tidak akan diselamatkan lagi, karena Bang Badui sudah sangat tekad, dan Bibi Reza sebenarnya juga bekerja dibawahnya jadi pastinya tidak akan terselamatkan lagi.

Aku tidak pernah berpikir, Bibi Reza langsung menyimpan senyumannya dan lanjut berkata pada Bang Badui: “Bos Badui, apakah kamu beneran mengira aku hanya menolongnya saja? Apa yang tidak pernah kutemui, dan aku bisa baik dengannya? Aku bisa datang mencari Alwi karena aku memiliki sebuah tamu besar yang perlu dilayaninya. Tamu besar ini adalah teman dari bos besar, aku tidak berani menyinggungnya, dan kamu juga tidak bisa menyinggungnya, aku rasa Bos Badui sudah boleh berhenti.”

Mendengar perkataan Bibi Reza, aku langsung terdiam. Aku selalu mengira jika Bang Badui adalah bos tempat karaoke diatas bar, sekarang dilihat dari maksud Bibi Reza, sepertinya masih ada bos besar dibelakangnya?

Tangan Bang Badui yang ditaruh diatas bokong Bibi Reza tiba-tiba menjadi kaku, aku melihat mulutnya yang berubah. Tapi benar juga, dengan kekuatan Bibi Reza yang begitu kuat, membuatnya malu didepan saudaranya.

Tetapi Bang Badui lumayan susah ditebak, dia dengan cepat tertawa kembali, dia mengatakannya sambil menaruh tangannya dan mencubit dada Bibi Reza: “Baik, anggap saja bocah ini sedang beruntung, Karena Bibi Reza sudah mengatakannya sampai sini, jadi aku Badui membiarkan mu kali ini. Tetapi Reza kamu tidak boleh tidak menguntungkan ku ya, malam temani aku menyanyi ya?”

Bibi Reza mendorongnya dengan lembut, dan berkata iya, kemudian menarikku pergi.

Setelah keluar dari kantor Bang Badui, aku masih berada dalam keadaan keadaan yang kacau, aku tidak menyangka Bibi Reza bisa membantuku dan mengorbankan tubuhnya, karena aku tidak percaya nyanyian yang dimaksud oleh Bang Badui adalah nyanyian biasa aja.

Tapi kenapa Bibi Reza berbuat begitu? Yang penting aku tidak percaya tentang bos besar menyuruh ku untuk melayani, aku hanya menjadi pengganti karyawan, dan lawannya adalah Mawar, jadi tidak mungkin ada orang yang menunjukku.

Saat aku berjalan dibelakang Bibi Reza, melihat postur tubuhnya yang sangat montok dan menggoda membuatku ingin berbicara dengannya dan mengatakan terima kasih. Kebetulan juga aku masih merasa tidak puas dihatiku, mungkin saja Bibi Reza adalah wanita pelacur, jadi dia tidak memedulikan semua ini, tetapi aku tidak ingin Bibi Reza pergi menemani Bang Badui ‘bernyanyi’. Saat itu aku merasa sangat lemah, jika diriku lebih kuat, maka aku tidak akan berada diposisi ini lagi.

Tiba-tiba Bibi Reza berhenti, saat itu pikiran ku sedang memikirkan sebuah masalah, karena aku belum sempat berhenti jadi menabrak pantat Bibi Reza lalu pantul kembali, ini membuatku merasa sangat canggung hingga wajahku memerah.

Bibi Reza dengan senang tertawa dengan suara kecil, dan mengetik: Jangan tanya kenapa Bibi Reza menolongmu, karena ini sudah terjadi, maka harus diselesaikan. Dan Bibi Reza memang memerlukanmu, ada seorang tamu yang menunjuk kamu untuk melayaninya, Bibi Reza sudah membantumu menerimanya, bisakah kamu menuruti Bibi Reza?

Aku terdiam, tidak disangka memang ada orang yang menunjuk, apakah itu teman bos besar?

Aku dengan kebingungan bertanya kepada Bibi Reza, melihat ekspresinya yang tampak sedang berharap, aku tidak ingin dia kecewa dan merasakan aku adalah orang yang tidak tahu balas budi, jadi walaupun aku tidak ingin menyamar menjadi karyawan, aku juga harus mengiyakannya, dan ini adalah cara cepat untuk mendapatkan uang, aku dalam sekejap memiliki hutang sebanyak ratusan juga, jadi aku harus mencari cara untuk mendapatkan uang.

Kemudian aku menganggukkan kepalaku terhadap Bibi Reza, Bibi Reza dengan senang mencubit wajahku mengatakan jika aku sangat patuh, gayanya itu seperti menganggapku sebagai anak.

Dengan cepat dia memberiku sebuah alamat dan menyuruh ku pergi.

Setelah keluar, aku langsung naik taxi ketempat itu, aku sangat penasaran siapa yang memanggilku untuk pergi melayaninya?

Setelah sampai ditempat tujuan, aku menyadari ini adalah sebuah villa yang sangat besar hingga membuat ku merasa sangat pesimis, apakah orang rendahan seperti aku ini harus pergi melayani wanita kaya? Apakah orang itu tidak bisa merendahkanku? Apalagi badanku masih seperti anak-anak, aku takut tidak sanggup!

Setelah masuk kedalam villa, aku menyadari bahwa bukan 1 orang saja, melainkan 4 wanita.

Aku tiba-tiba menjadi kacau, 4 wanita hanya menunjuk aku 1 orang saja?

Pikiran ku dalam sekejap teringat dengan sebuah berita mengejutkan itu, yang dikatakan bahwa 1 pria yang tewas karena siksaan beberapa wanita…

Tetapi saat ini juga, aku menyadari salah satu wanita diantaranya adalah Mawar!

Kali ini aku tidak memakai topeng dan langsung muncul didepannya, membuat ku tidak tahu harus menuruti siapa, aku sangat ingin menyimpan diriku kesebuah lobang.

Mawar dengan cepat langsung menyadari keberadaan ku, alis dia menjadi naik lalu melihatku dengan cuek, lalu bertanya: Bukankah aku sudah melarangmu melakukan hal begituan, kenapa kamu masih melakukannya?

Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, kali ini Yessy yang waktu itu bersama dengan Mawar langsung datang merangkul pinggangku, dan berkata pada Mawar: “Kak Mawar, inilah pria karyawan yang kemarin memakai topeng anjing, bocah ini lumayan tampan juga. Aku khusus menggunakan orang dalam mencarinya untuk menemani kita bermain mahjong, jadi Kak Mawar harus bagaimanakah berterima kasih padaku?”

Setelah mendengar ini aku baru menyadari, jika Yessy yang menunjukku, makanya aku aneh kenapa ada orang yang bisa mengenaliku, dan dilihat dari gayanya sepertinya dia ingin mendapatkan hati Yessy atau apapun.

Eskpresi Yessy sangat buruk, dia pasti tidak akan meminta ku melayaninya lagi, tapi dia juga tidak bisa mengatakan pada orang lain bahwa aku adalah menantu nya, jadi dia berkata: “Sudahlah, kita beberapa orang bermain mahjong, kenapa panggil pelayanan begitu, suruh dia pergi.”

Aku juga ingin pergi, tetapi Yessy malah dengan 2 wanita yang tampak seperti nyonya kaya berkata: “Anak muda ini adalah orang bisu tuli, dia tidak tahu yang kita bicarakan, tidak pernahkah kalian bermain dengan karyawan ini? Jika Kakak Mawar tidak mau, apakah kedua kakak mau membiarkannya disini?

Dua nyonya itu menaikkan kepalanya memandangi ku, terakhir juga pastinya hanya untuk kesenangan saja, karena hanya dengan bermain mahjong pasti akan terasa bosan, jadi membiarkan ku tetap tinggal untuk menyenangi mereka.

Jadi terakhir aku disuruh untuk tetap disana, Mawar tidak mau aku, dan aku juga tidak begitu akrab dengan 2 nyonya itu, terakhir aku berdiri dibelakang Yessy.

Tidak lama, mereka langsung bermain mahjong, aku tidak bisa bermain mahjong dan tidak ada niat untuk belajar. Jadi aku berdiri disana dengan sangat bosan, dan aku mengintip Mawar sesaat, aku menyadari dia sedang tidak fokus karena hatinya pasti sangat tidak enak dan ingin berdiri menamparku.

Tetapi Yessy ini malah dengan tidak jelas bermain mahjong sambil bercanda denganku, kadang menang dan mendapatkan uang, lalu menyelipkannya dikantongku, membuatku merasa sangat canggung. Tetapi karena dia selalu melakukan itu, ekspresi Mawar tampak menjadi sangat buruk.

Terakhir mereka semakin mengulah, bukan hanya Yessy yang sedang bercanda padaku saja, nyonya yang lain itu juga mulai meraba-raba ku, mereka selalu memanggilku untuk membantuku melihat kartu mereka, tetapi saat aku melihat, mereka selalu meraba badanku, menyeka minyak padaku membuatku merasa sangat canggung, apalagi didepan Mawar, membuatku merasa sangat malu, tertekan, dan sangat tidak berharga.

Saat itu aku sangat ingin mencari alasan untuk pergi, tapi jika aku berbuat begitu, maka Bibi Reza pasti akan susah.

Setelah mereka bermain 2 putaran, Yessy tiba-tiba meminta istirahat lalu memanggilku untuk bermain kekamar mereka.

Aku sudah menebak ini pasti akan terjadi, hatiku pun berdetak kencang.

Tetapi Mawar tiba-tiba berdiri dan mengatakan: “Yessy, bukankah kamu bilang karyawan ini dipanggil untuk ku, apakah kamu mau merebut orang ku?”

Setelah mengatakannya, Mawar langsung menarikku dan merangkul pinggangku, lalu berjalan menuju kamar….. sekujur tubuh ku menjadi sangat kaku……

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu