Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 384 Bunuh Justin

Claura jelas marah tentang masalah aku keracunan, dan aku bahkan bisa merasakan dia sudah mau menarik pelatuknya. Untungnya, Simon Liu juga bukan orang yang polos, keterampilan aktingnya luar biasa, dia bersumpah seperti dia disalahkan, mengatakan jika dia yang memberi racun, dia tidak akan mati dengan tenang, dan dia berkata bahwa dia tidak punya alasan untuk meracuniku.

Tidak ada alasan, ini adalah 'alasan' yang baik. Kamu harus tahu identitasku sensitif, tapi hanya sedikit orang yang tahu identitasku, dan hanya ada beberapa yang ingin aku mati, jadi begitu Claura mendengar kata-kata ini, dia segera memikirkannya, dan melihat mataku untuk lebih menyelidiki lebih jauh.

Aku berbaring di sana dengan kesakitan dan dengan lemah bertanya, "Siapa yang ingin aku mati? Jangan-jangan orangnya Teddy Chen?"

Claura menggelengkan kepalanya dan dengan tegas berkata, "Bukan dia."

"Bukan dia, lalu siapa? Apa jangan-jangan aku masih punya musuh lain? Yang bisa mengganti obatku?" Kataku dengan gigi terkatup, lalu menatap Claura, tiba-tiba meraung dengan marah, "Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Hah?"

Bagaimanapun, secara medis aku sudah diidentifikasi sebagai ‘moody’ sekarang, jadi aku berakting menjadi orang gila saja, seperti ini Claura lebih tidak akan meragukanku. Melihat aku marah, Claura menjelaskan padaku bahwa dia tidak berbohong kepada aku, dan bertanya apa jangan-jangan aku tidak percaya cintanya padaku?

Simon Liu, yang berdiri di belakangnya, terus membuat wajah untukku, aku hampir menyeringai, untungnya, wajahku dihalangi oleh topeng, jadi dia tidak bisa melihat ekspresiku.

Aku dengan sedih berkata, "Maaf, aku tidak mengendalikan emosiku."

Claura menggelengkan kepalanya dan berkata itu baik-baik saja, seolah-olah dia sudah terbiasa dengan aku yang seperti ini. Dia mengatakan dia pasti akan menemukan kebenaran, kemudian meminta dokter untuk mengambil rekaman CCTV. Dengan Simon Liu di sana, jauh lebih mudah untuk mengambil rekaman CCTV. Segera, Claura melihat dari video CCTV bahwa Simon Liu memberikan obat pada Justin, dan kemudian seorang perawat datang dan menubruknya, perawat itu menundukkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, lalu dengan gugupnya melarikan diri.

Dari sudut pandang kami, para penonton, jelas bahwa si perawat ini dengan sengaja menuburuk Justin, dan ketika dia pergi, tubuhnya bergerak terlebih dahulu, dan tangannya kemudian dikeluarkan dari ‘lengan’nya, yang memberi orang-orang perasaan seolah-olah dia sudah memasukkan sesuatu ke dalam ‘lengan’nya.

Claura sangat curiga sehingga dia secara alami merasa ada sesuatu yang salah dan menyuruh orang untuk memutar kembali video itu, wajahnya sangat muram hingga bisa meneteskan air, sedangkan setelah melihat perawat itu, Simon Liu berkata, "Orang ini sepertinya bukan orang rumah sakit kami, kan? Kenapa aku belum pernah melihatnya?"

Pada saat ini, Asistennya juga ikut membenarkannya, "Memang terlihat asing, apa mungkin itu anak magang yang hanya berada di sini selama dua hari terakhir? Dan juga, aku pikir gadis ini tampaknya menubruk seseorang dengan sengaja, apa dia memiliki masalah mental?"

Wajah Claura seperti air, dia menggertakkan giginya kepada orang-orang di sampingnya, "Sekarang, bergegas ke villa dan pergi ke kamar Justin untuk mencari sesuatu yang seharusnya tidak ada di sana dan bawa kembali. Selain itu, segera bawa Justin padaku."

Aku pada dasarnya sangat pintar, jika berpura-pura tidak melihat apa-apa seperti itu, aku khawatir itu akan membuat Claura meragukanku, jadi aku langsung berkata, "Bukankah ada sesuatu yang aneh tentang Justin dan perawat ini? Dan juga, pagi ini aku pergi mencarinya untuk menanyakan metode yang digunakan untuk makan, sekarang dia panik."

Pada saat ini, Simon Liu sudah memanggil seseorang untuk pergi mencari perawat itu. Setelah mendengarkan kata-kataku, dia dengan cepat berkata, "Kalian tidak membuat masalah, kan?"

Setelah mendengar ini, Claura dengan tajam menatapnya, Simon Liu segera menutup mulutnya dengan pandangan ketakutan. Aku menatap Claura dan dengan penuh curiga bertanya, "Siapa sebenarnya Justin itu? Sebelumnya aku sangat jarang melihatnya. Apa dia baru datang ke sini dalam dua hari terakhir? Kenapa begitu dia datang, aku sakit kepala dan keracunan obat? Claura, aku bahkan meragukanmu, apa kamu tidak menyukai wajah jelekku, dan berpikir untuk mencari orang untuk membunuhku?"

Claura mendengar aku tidak memanggilnya "istri" dan mengatakan kata-kata serius seperti itu, dia langsung marah, tetapi ketika dia melihat mataku yang marah, dia seperti teringat sesuatu, lalu dengan tidak berdayanya dia menghela nafas, berkata, "Aku tahu kamu tidak bahagia sejak wajahmu cacat, tapi aku benar-benar sedih mendengarmu mengatakan hal-hal seperti itu, betapa aku mencintaimu, apa kamu benar-benar tidak bisa merasakannya sedikit pun?"

Aku tidak bicara, menundukkan kepalaku dan menarik-narik jariku, memberinya pandangan sedih.

Claura datang dan memelukku, dan berkata dengan lembut, "Suamiku, aku tahu kamu belum bisa menerima dirimu sendiri sampai hari ini, tapi aku masih berharap kamu mengerti bahwa aku benar-benar tidak membencimu dan tidak pernah berpikir untuk meninggalkanmu. Mungkin kamu lupa betapa sulitnya bagi kita untuk bersama, tapi tidak apa-apa, aku sudah mengatakannya, aku tidak akan membencimu, aku tidak akan meninggalkanmu. Mengatakannya sekali, kamu tidak percaya, mengatakanny dua kali, kamu tidak percaya, maka aku akan mengatakan untuk yang ke tiga kali, empat kali, sepuluh kali, seratus kali, sampai kamu percaya."

Aku mendengar kata-kata Claura, merasakan pelukan hangatnya, aku menjadi lebih tenang dan hanya meletakkan kepalaku di bahunya. Aku percaya bahwa diam lebih baik daripada berbicara, pada saat ini, Claura pasti merasa aku menganggapnya tempat untuk bergantung.

Sangat ironis untuk dibohongi dan ditipu.

Segera, Simon Liu mendapat informasi yang mengatakan bahwa perawat itu sama sekali bukan berasal dari rumah sakit ini.

Ekspresi wajah Claura terlihat semakin gelap, aku tahu, dia menjadi lebih curiga pada Justin sekarang.

Setengah jam kemudian, Justin dibawa ke dalam ruang pasien, tetapi saat ini kondisinya sangat buruk, wajah dan mulutnya berlumuran darah, dia seperti sekarat.

Claura bertanya, "Kalian memukulnya?"

Beberapa yang membawanya menggelengkan kepala, salah satu dari mereka berkata, "Ketika kami kembali, dia sudah seperti ini, seolah-olah dia dihajar oleh penembak jitunya Kak Ricardo. Tidak hanya itu, sepertinya kakinya patah."

Claura menyipitkan matanya dan datang ke arah orangyang memakai penutup itu. Si penutup itu berteriak, "Nona, wanita jalang Aiko itu benar-benar sudah menyadari rencana kita. Dia mematahkan kakiku dan pergi... Nona, cepat pergi kejar dia, kalau tidak kita akan sengsara jika dia memberi tahu rencana kita pada orang itu."

Aiko pergi? Hatiku kosong, menyesal dan sedih, karena dia pergi, aku bahkan tidak punya kualifikasi untuk mengawasinya dengan tenang, tapi dengan seperti ini, dia akan jauh lebih aman, jadi aku masih sangat terhibur. Hanya saja, orang yang dikatakan si Justin, apa itu merujuk ke Ricardo Song, ayah baptis Claura saat ini? Kenapa? Apa Ricardo Song melindungi Aiko?

Aku berpikir sebentar, Aiko sedang mengandung anakku, Ricardo Song mungkin peduli tentang anak di perutnya, lagipula, jika sudah ada anak ini, sangat mudah untuk mengancam ibuku atau sesuatu yang lain. Jadi walaupun Claura ingin menggugurkan anak ini, Ricardo Song malah menolaknya.

Claura berkata dengan dingin, "Tidak berguna! Bukankah kamu sudah melakukan banyak hal besar sebelumnya? Kenapa melakukan hal kecil saja tidak becus sekarang?"

Justin buru-buru berkata, "Nona mohon jangan marah, aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi."

Claura tidak memandangnya, dan bertanya pada orang-orang yang membawanya, apa mereka menemukan sesuatu dari kamar Justin? Orang yang memimpinan segera mengeluarkan sebuah botol dan mengatakan itu ditemukan dari kamar Justin.

Claura mengambil botol itu dengan kesal, dan Simon Liu yang berada di sampingnya langsung menunjukkan teriakan kaget, meraih botol itu, kedua tangannya bergetar, dan berkata, "Ini... ini jelas racun yang digunakan pada suamimu."

Wajah Justin terlihat bingung, dan bertanya pada dokter itu apa yang dia bicarakan, Claura datang meraih kepalanya dan berteriak, "Juvillian! Bagaimana kamu berjanji padaku kemarin? Kamu bilang, kamu tidak akan menyentuhnya lagi, hari berikutnya kamu malah menipuku, anjing sepertimu yang mengatakan setuju tapi diam-diam menusukku dari belakang. Aku lihat kamu sudah mengganti tuanmu, kamu pikir aku benar-benar tidak berani melakukan sesuatu padamu ya?"

Ketika mendengar ini, aku marah dan berteriak, "Apa maksudnya ini? Kenapa bilang dia tidak akan menyentuhku ‘lagi’? Apa jangan-jangan maksudmu dia sudah menyakitiku sebelumnya?"

Claura yang karena marah mengatakan ini, tentu saja aku tidak menyangka aku akan mendengar misteri di dalamnya, wajahnya tiba-tiba berubah, begitu dia hendak berbicara, aku bergegas berteriak, "Kamu katakan, apa kamu pernah menyakitiku? Dia menyakitiku, tapi kamu masih membiarkannya tetap di sini. Apa niatmu?"

Claura dengan wajah pucat berkata, "Kamu dengarkan penjelasanku."

Aku mendorongnya dan berteriak, "Aku tidak mau dengar! Claura, kamu mengatakan kamu begitu mencintaiku dan begitu peduli padaku, semuanya bohong, kan?"

Setelah berbicara, aku memandangi Justin penuh kebencian dengan, Justin segera berkata, "Aku tidak melakukannya, aku tidak meracuni Kak Ricardo, sungguhan!"

Aku meraih kerahnya, berkata, "Di kondisi seperti ini kamu masih ingin berdalih? Apa kamu pikir karena seseorang melindungimu, jadi aku tidak berani membunuhmu?"

Mengatakannya sampai disini, aku melihat sekeliling dan berjalan ke meja samping tempat tidur, di sana ada sebuah vas. Aku mengangkat vas kaca dan berjalan menuju Justin. Claura mau datang dan menahanku. Aku sangat marah dan mendorongnya pergi, berkata, "Apa hingga sekarang kamu masih melindunginya?"

Claura mungkin melihatku marah, dan untuk sesaat dia tertegun. Aku mengambil kesempatan untuk mendorongnya pergi. Aku mengambil vas dan menghantamkannya langsung ke kepala Justin, aku menghantamkannya dengan menggunakan tenaga, vas kaca pecah menjadi beberapa bagian, darah segar menetes, Claura bergegas untuk menghentikanku. Simon Liu berteriak ngeri pada saat ini. Claura melihat situasinya tidak baik, takut dia akan memancing orang lain kemari, dia bergegas untuk menutup mulut Justin, yang juga pada saat ini, aku menusuk pecahan kaca ke leher Justin.

Aortanya terpotong, dan Justin yang sekarat berdebar dua kali, lalu kepalanya terjatuh, aku dengan dingin memandangnya, dan melihat Claura mengerutkan kening, mendengus, dan berjalan keluar dari ruang pasien.

Claura bertanya aku mau pergi kemana, dengan suara dalam aku berkata, "Aku tidak butuh istri yang penuh kebohongan."

Setelah itu, aku pergi.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu