Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 190 Jika Sudah Sukses, Jangan Lupakan Teman

Ketika ketua kelompok memanggilku "Kak Alwi", aku tertawa dan berkata, "Pintar."

Nody mengangkat alis lalu tersenyum melihat ketua kelompok, aku mengangkat tanganku dan berkata, "Saudara-saudaraku, masuk ke mobil, kita pulang!"

Semua saudara masuk ke dalam mobil dengan teratur, dan beberapa mobil menderu melewati polisi, debu-debu berterbangan, dengan cepat menyelimuti tubuh mereka, melalui kaca spion, aku melihat beberapa orang ini dengan agak kesal, namun dalam hatiku terasa sangat banyak kebahagiaan.

Setelah meninggalkan Gunung Yunlong, kami mampir ke warung makan yang biasa-biasa saja dan memesan tiga meja hidangan, lalu menunggu kedatangan Aiko. Sepuluh menit kemudian, Aiko keluar dari mobil, rambut sepanjang pinggangnya diikat, tidak menggunakan riasan, dengan gaun merah panjang yang mencapai mata kakinya, dan sweater putih, dia memakai sepatu putih, meskipun dengan pakaian sederhana, semua orang sangat terpana, kami seakan melihat seorang dewi.

"Paattt!", aku mendengar suara sumpit seseorang jatuh ke lantai, lalu aku melirik semua tamu di warung, kini semua orang menatap kaget Aiko, tapi Aiko bahkan tidak mengedipkan matanya, dia tidak peduli, dia lalu berjalan ke hadapanku, menatap tajam orang disampingku, kemudian dia duduk di sebelah aku dan bertanya: "Ini adalah orang- orang pilihan terbaikmu?"

Aku mengangguk, dan dengan cepat bangkit untuk memperkenalkannya kepada semua orang, berkata, "Saudaraku, ini adalah instruktur kecantikan yang aku ceritakan, namanya Aiko dan dia adalah kakakku, aku memperingatkan kalian, siapapun yang menggoda kakakku yang cantik, jangan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin, aku akan menghajarnya sampai giginya jatuh ke tanah."

Semua orang langsung menunjukkan ekspresi mereka, menatap mata aku dengan pandangan bimbang, aku berteriak dengan tegas: "Kakak, aku akan memberimu dua puluh saudara ini."

Aiko mengangguk, menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri, mengangkat gelas, dan berkata dengan tenang, "Kalian, karena kalian adalah saudara baik Alwi, aku, Aiko, juga teman kalian, dan aku bersulang untuk kalian."

Ketika dia selesai, dia minum semua anggur di gelas, ketahuilah ini adalah anggur yang disaring dua kali, tanpa mengubah ekspresi wajah dia menuang lagi gelas kedua, tingkahnya segera menarik perhatian semua orang, semua orang bersorak dan bertepuk tangan, mereka mengisi gelas dengan anggur, dan minum anggur dengan sekali teguk seperti Aiko, tiba-tiba seseorang menjulurkan lidahnya dan matanya terlihat panas, melihat Aiko yang tidak berubah ekspresinya, mereka semakin terkagum.

Mata Aiko menyapu wajah orang-orang ini, tatapannya ringan, tapi seperti menilai, mereka semua bahkan tidak berani merusak suasana.

Aiko memegang gelas anggur kedua dan dengan santai berkata, "Gelas anggur kedua ini masih untuk kalian, aku harap kalian akan melakukan yang terbaik untuk membantu Alwi, jangan mengkhianatinya, atau aku akan menjadikan kalian seperti ini."

Selesai berbicara, dia meminum anggurnya, wajahnya masih sama, pipinya tampak diwarnai dengan dua awan kemerahan, dan dalam matanya seperti ada musim semi, begitu indah hingga menggoyahkan hati orang-orang.

Selanjutnya, hanya mendengar "Klik", gelas di tangannya langsung hancut menjadi serpihan, dan semua orang langsung terkejut, tentu saja, kecuali Govy, pria ini sepertinya tidak peduli dengan wanita, melihat Aiko, dia terkejut sesaat, tapi dia tidak mengangkat kepala, dia hanya menundukkan dan makan.

Gelas anggur yang pecah menusuk telapak tangan Aiko, dan setetes darah tiba-tiba keluuar dari kulit putihnya, tiba-tiba hatiku terasa sangat sakit, mengangkat tangannya, dan berteriak: "Kakak, apa itu sakit?"

Aku tahu Aiko ingin berkembang dan membiarkan semua orang mengingat kekuatannya, supaya tidak berani mengkhianatiku, aku juga tahu kalau luka ini bukan apa-apa baginya, tapi aku hanya merasa sedih, memegang tangannya dengan erat, memikirkan apa yang baru saja dikatakannya, memikirkan minuman keras yang diminumnya, hati aku seperti digigit oleh sesuatu, dan seluruh tubuhku bergemetar sedih.

Aku menarik tangan Aiko halus dan lembut, dia dengan tenang mengambil tisu di atas meja dan dengan lembut menyeka luka di telapak tangannya, dia bilang itu tidak sakit, kemudian dia melihat orang-orang, dan mereka masih tenggelam dalam kesombongannya dan tidak bisa melepaskan diri, sampai dia melirik mereka dengan lembut, dia segera mengangkat gelas anggur di tangannya.

Nody memimpin untuk berdiri, memegang gelas anggur, dan berkata, "Pertama, aku ingin bersulang untuk Kak Aiko, dan berterima kasih kepada Kak Aiko atas perhatian dan kasih sayang yang terus-menerus untuk Alwi."

Setelah berbicara, dia minum segelas anggur, dan kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku tidak akan pernah mengkhianati Alwi seumur hidupku, 'Saudara sehidup semati', jika aku mengingkari janjiku, gelas anggur ini akan menjadi akhirku.”

Setelah selesai berbicara, dia memperhatikan Aiko yang memegang erat gelasnya, semua orang menatap Nody dengan penasaran, dia memegang gelas dengan erat, dan berkata, "Oh, bagaimana gelas ini tidak pecah?"

Suasana yang awalnya sangat kaku dan serius, sepenuhnya hilangkan oleh kata-kata itu, semua orang tertawa, bahkan Aiko mengangkat sudut mulutnya, memperlihatkan senyum yang menarik.

Dalam tawaan semua orang, Nody tiba-tiba membantinggelas itu ke tanah, suara pecahan gelas yang ringan, namun sampai ke dalam hati semua orang, mereka berhenti tertawa dan memandangnya, Nody tersenyum lebar dan berkata, "Jika aku mengkhianati Alwi, akhirnya akan seperti ini."

Semua orang terkagum melihat Nody.

Aku berdiri di sana, memperhatikan 'saudara' yang entah bagaimana masuk ke dalam hidupku, sulit dijelaskan, terpikir saat aku pernah kecewa padapersaudaraan ini, tapi untuk sekarang aku ingin percaya lagi.

Sulistio juga berdiri setelah Nody, pertama dia juga menghormati Aiko dengan segelas anggur, dan kemudian berkata, "Aku seorang pria kasar, dan aku tidak bisa mengatakan banyak kata-kata yang indah, aku hanya bisa menerapkan kalimat dari buku seseorang, yaitu: 'Jika Kamu Menang, Aku Akan Menemanimu Di Dunia, Jika Kamu Kalah, Aku Akan Menemanimu Untuk Bangkit Kembali', jika aku melanggar sumpah ini, akhirnya akan seperti ini.”

Setelah dia mengatakannya, dia menghancurkan gelas anggur ke tanah, saat gelas anggur pecah, mataku memerah. Aku berkata sambil tersenyum, "Jika kamu seorang perempuan, Sulistio, aku akan tidur denganmu malam ini, sayang sekali."

Setelah aku mengatakannya, semua orang tertawa, tapi setelah tertawa, semua orang menjatuhkan gelas seperti mereka berdua untuk menunjukkan tekad mereka, mendengar suara pecahan gelas yang tajam, mendadak aku merasa bahwa ini adalah suara terbaik di dunia yang pernah ku dengar.

Aku menuangkan segelas anggur untuk aku sendiri, mengangkat tangan, memandang mereka semua, dan berkata, "Dengan gelas ini, aku bersulang untuk saudara-saudaraku."

Setelah minum segelas anggur itu, aku menghancurkan gelas itu ke tanah, mengambil napas dalam-dalam, dan berkata, "Saudaraku, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan pada kalian malam ini."

Semua orang memalingkan wajah, aku berkata dengan serius: "Perkenalkan kembali diriku terlebih dulu, namaku Alwi, tahun ini berusia dua puluh empat tahun, aku seorang petani kecil yang sangat jujur, kedua orang tuaku telah meninggal, memiliki adik perempuan dengan penyakit bawaan lahir, dia baik hati, tapi tidak pandai berbicara, ini adalah latar belakang keluargaku, aku pikir kelahiranku lebih buruk daripada kalian semua, dan ambisiku pada waktu itu sama tidak berharganya dengan kelahiranku, yaitu mencoba mencari pekerjaan yang baik supaya bisa menyelesaikan masalah kebutuhan hidup dan makanan, dan menyembuhkan adik perempuanku, hanya itu saja, karena uang, aku menikah masuk menjadi menantu keluarga perempuan."

"Pemikiranku saat itu sangat sederhana, aku bisa menikahi seorang istri yang kaya raya dan memberi adik perempuanku obat, bahkan tak apa jika aku sedikit dirugikan, saat itu, aku merasa rendah diri, dan aku tidak memiliki keberanian, takut pada banyak hal, aku melakukan terlalu banyak hal untuk merasa istimewa, tapi hidup adalah pembunuh yang kejam, tidak akan berhati lembut pada kelemahanmu, sebaliknya, suka melihatmu berjuang di lumpur, suka melihat tubuhmu tersiksa dan tak berdaya, aku mengalami waktu yang buruk dalam setengah tahun itu."

"Selama itu, aku dikhianati oleh wanita kesayanganku, dipaksa berlutut, dipaksa menunduk ke tanah dengan pedang, ditinggalkan oleh saudara yang baik, kehilangan tempat berpijak, diusir keluar dari Nanjin seperti anjing. Saudara-saudara yang bersikeras berada disampingku, karena aku kehilangan satu kaki, kakak yang paling aku kagumi, tapi karena aku tidak bisa lagi memikul pedang berujung ganda favoritnya, wanita yang aku sayangi, dia memberiku segalanya, dan mengambilnya dariku dengan mudah."

"Katakan, apa aku menyedihkan?"

Semua orang menatapku, dan mata banyak orang memerah, mereka mengertakkan gigi dan berkata, "Menyedihkan."

Aku tersenyum dan berkata, "Ya, aku menyedihkan, tetapi aku akan tetap mengertakkan gigi dan berusaha keras."

Berbicara tentang ini, aku melirik wajah semua orang dan berkata, "Aku mengatakan ini kepada kalian, bukan agar kalian bersimpati padaku, atau untuk mengagumi ketekunanku aku hanya ingin memberi tahu kalian kalau aku, Alwi, kecuali satu nasib buruk, kecuali sebuah kesungguhan hati, kecuali sebuah ketekunan, aku tidak memiliki apa-apa, tidak ada apapun yang bisa kuberi pada kalian. Aku tidak bisa memberi kalian janji untuk membawa kalian mencapai puncak dan aku tidak bisa mengatakan ‘Aku akan membawa kalian menuju kebebasan’ karena aku tahu betapa berbahaya masa depanku sendiri, jika aku tidak waspada, aku akan jatuh dan terpuruk dalam situasi sulit."

"Tapi, bahkan jika aku kalah lagi suatu hari nanti, aku akan bangkit lagi dan tak akan menyerah! Aku ingin membuktikan kepada dunia ini, ‘Seorang Pangeran Sama Beraninya Dengan Seorang Jendral' bukan hanya sebuah omong kosong, aku ingin memberitahu kalian ‘Jika Sudah Sukses, Jangan Lupakan Teman' adalah satu-satunya janji yang bisa kuberikan pada kalian."

"Jika kalian mau mengikutiku, kita akan bekerja bersama, jika kalian tidak mau bergabung dengan penjaga keamanan, aku tidak akan menyalakan kalian asal kalian tidak berkhianat."

Seluruh warung terdiam, para saudara menatapku dengan kagum, dan aku berkata dengan suara rendah: "Semoga kita tidak menyia-nyiakan masa muda kita."

Semua orang terlihat serius, seolah-olah mendengar keyakinan sendiri, dengan serentak mengucapkan: "Semoga kita tidak menyia-nyiakan masa muda kita."

Pada saat ini, bahkan Govy menghentikan gerakannya dan menatap kami dengan tatapan serius.

Nody tiba-tiba berkata, "Yang harus dikatakan sudah dikatakan, semuanya kalian bisa minum banyak, dan makan banyak dagingkan?"

Semua orang berteriak dan menjawab ya, mereka semua sudah sangat lapar, aku lalu memanggil bos untuk membersihkan sekitar dan mengambil segelas anggur baru untuk setiap orang, semua orang makan dan minum dengan gembira.

Malam ini sangat indah, dan semua orang berada dalam suasana hati yang baik, bahkan Aiko minum banyak anggur, pada akhir makan malam, aku sangat mabuk, aku tidak bisa membedakan arah Timur Laut, Tenggara, dan Selatan, aku tidak sadarkan diri aku hanya merasakan sepasang tangan halus dengan lembut memijatku, aku perlahan mengangkat tangan aku, memegang tangan di pundakku, meletakkannya dengan ringan di bibir, dan berkata dengan lembut, "Kak, aku sangat menyukaimu, tapi aku tidak pantas untukmu, jadi aku menyerah, mari kita menjadi keluarga selamanya..."

Setelah aku mengatakan itu, aku meletakkan kepalaku di atas meja dan tertidur, samar-samar aku mendengar Aiko berkata, "Bukankah kamu tidak mengatakan bahwa kamu memiliki ketekunan? Kenapa kamu menyerah secepat ini?"

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu