Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 470 Pertemuan terharu antara saudara

Yanti mengatakan semoga kerjasama kita lancar. Aku tahu bahwa dia mengatakan ini untuk menunjukkan kebaikan kepadaku, dan sedang memberitahuku bahwa dia bersedia untuk membantuku menduduki kursi Vincent.

Aku mengangkat gelasku, lalu bersentuhan dengan gelasnya, berkata: “Semoga kerjasama kita lancar.”

Pada saat ini, makanan telah dihidangkan. Saat pelayan sedang meletakkan makanan diatas meja, terdengar suara ledakan tidak jauh darisana. Tangan Yanti bergetar, dengan langsung anggur merahnya tumpah ke seluruh meja, pelayan itu juga terkejut, seluruh orang di cafe juga sedikit terkejut lalu berkumpul dijendela, melihat asap tebal yang tidak jauh disana, semua orang sedang membicarakannya.

Aku mengambil selembar tissue, membungkuk badan untuk menyeka tangan Yanti. Dia menatapku dengan sedikit ketakutan, mungkin dia takut aku menghina reaksinya terlalu besar, sampai ketika dia memastikan bahwa aku tidak marah, dia baru menghela nafas, aku berkata dengan datar: “Ada apa diluar? Apakah ada tempat yang meledak?”

Pelayan melanjutkan: “Iya, sangat tiba-tiba. Tidak tahu apa yang terjadi, apakah ada orang yang terluka.”

Pelayan berjalan pergi sambil mengatakan, Yanti mengambil nafas dalam-dalam, lalu mengambil tissue ditanganku, berkata: “Terima kasih.”

Aku berkata dengan datar: “Sama-sama.”

Yanti mengeluarkan sebuah senyuman, berkata: “Kamu jangan menertawakanku. Seumur hidupku meskipun juga pernah berjumpa beberapa kali adegan ini, dan sudah terbiasa melihat perkelahian, tetapi hari ini adalah pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti ini, meskipun aku yang melakukannya, tetapi aku tahu jika tanpa pengaturanmu, aku pasti tidak mungkin juga tidak berani melakukan semua ini.”

Aku berkata dengan datar: “Tidak apa-apa, pertama kali asing kedua kali akan familier. Ada beberapa hal yang tidak berani dilakukan, perlahan-lahan akan terbiasa jika terus dilakukan.”

Yanti menatapku dengan bodoh, lalu tiba-tiba tertawa. Aku juga tertawa, bertanya: “Kenapa? Tidak takut?”

Yanti menggelengkan kepala, berkata: “Tidak takut, karena aku dapat melihat bahwa kamu memiliki pengetahuan yang lebih tinggi di bidang ini, mengikutimu, aku tidak takut untuk mengambil jalan miring ini.”

Aku tahu bahwa Yanti pasti sudah meragukan identitasku, tetapi bagaimana juga dengan itu? Sekarang kita adalah belalang yang terikat pada satu tali, bahkan jika aku adalah orang yang begitu jahat, dia tidak berani meninggalkanku dan melompat ke tali yang lain, jadi aku sama sekali tidak khawatir dia akan meragukanku.

Setelah selesai makan, Yanti bertanya dengan sedikit kecemasan: “Tidak pergi lihat?”

Aku berkata dengan datar: “Aku pergi lihat, kamu kembali bekerja. Mulai dari sekarang, kamu tidak ada hubungannya dengan masalah ini.”

Yanti menganggukkan kepala lalu pergi. Setelah dia pergi, aku mengambil sebatang rokok lalu datang ke tempat kejadian seperti orang yang datang melihat pertunjukan. Pada saat ini, polisi sudah meletakkan tali perbatasan, pedaman kebakaran juga telah memadamkan api, lalu ada beberapa mayat diletakkan ditanah, semua telah ditutupi oleh kain putih. Aku mendengar orang-orang disekitar mengatakan bahwa mayat-mayat itu terbakar hangus, dan juga anggota tubuhnya tidak lengkap.

Setelah beberapa saat, aku melihat mayat Vincent dipindahkan keluar, orang-orang disekitar menunjukkan ekspresi ketakutan, bukan mereka yang lemah tetapi tubuh Vincent sudah hancur dan tidak lengkap, leher dan kepalanya terbakar sampai hangus, setengah wajahnya juga hilang. Jika bukan karena dulunya aku pernah mengalami cacat wajah, takutnya sekarang aku juga akan terkejut melihat penampilan yang mengerikan ini.

Ada orang yang bertanya apa yang sedang terjadi? Semua orang mengatakan tidak tahu, hanya ada 1 atau 2 orang yang mengatakan bahwa para pemuda ini sering datang untuk berpesta, membuat keributan dan suara yang tidak nyaman didengar, sangat liar, dan juga mengatakan bahwa orang semacam ini hidup sia-sia. Setelah orang sekitar mendengarnya, semuanya menghela nafas, dan mengatakan mungkin ini adalah hukumannya.

Pada saat ini, polisi sudah mulai menyuruh orang-orang membuka jalan, aku juga pergi meninggalkan lokasi. Setelah 20 menit, aku datang ke club sinarmas, begitu masuk aku melihat kaki panjang dan putih mulus pelayan-pelayan itu. Yanti duduk disofa yang tidak jauh dari sana, lalu dengan santai merias wajahnya, melihatku datang, dia tersenyum kepadaku, lalu menundukkan kepala dan meneruskan riasannya.

Aku pergi ke konter untuk melanjutkan kamarku, kemudian kembali ke kamar. Pada saat ini, kamarku jelas-jelas telah dimasuki oleh seseorang, ini pasti adalah polisi itu, tasku dan lainnya telah menghilang. Aku sedikit sakit hati dengan Armani yang belum sempat kupakai ditas itu, aku memaki sebentar. Setelah selesai mandi aku berbaring diranjang dan melihat TV, dalam pikiranku terus berpikir tentang bagaimana menghancurkan rencana Claura dan lainnya. Sekarang, orang hebat itu seharusnya telah memasuki area tinju bawah tanah, jika aku bertindak atau Govy bertindak untuk membunuhnya, takutnya akan membangkitkan kecurigaan Ricardo Song dan lainnya, bagaimana dengan diam-diam membunuhnya?

Ketika sedang memikirkannya, ada sebuah ketukan datang dari luar, karena kejadian terakhir kali, aku sangat berhati-hati dengan suara ketukan pintu, aku dengan hati-hati bertanya: “Siapa?”

Dia mengatakan: “Halo Tuan, ada seorang wanita cantik memesan segelas sampanye untukmu dan memintaku memberikannya padamu.”

Suara orang ini sangat aneh, seperti seorang pria yang berbicara dengan menahan tenggorokannya. Hatiku curiga, berbalik badan lalu melihat ke seberang, setelah memastikan tidak ada penembak jitu diseberang, aku baru dengan cepat datang ke pintu. Melalui kaca kecil dipintu, aku melihat seorang pelayan wanita tinggi berdiri didepan, dia memiliki rambut hitam yang panjang lalu mengenakan riasan yang tebal, sedang menundukkan kepala melihat ponsel.

Sekarang adalah zamannya ponsel. Ketika seorang pelayan mengantarkan barang sambil melihat ponsel tidaklah aneh, tetapi meskipun tangan orang ini begitu putih mulus, namun sangat besar. Tangan wanita sangat jarang sebesar ini, aku melihat lehernya dengan hati-hati, menemukan bahwa dia mengenakan syal, seperti sedang menutupi sesuatu, dalam hatiku semakin curiga, berpikir apakah orang ini adalah seorang pria?

Memikirkan hal ini, aku mengeluarkan pistol, memasukkan peluru kemudian perlahan membuka pintu. Aku hanya membuka sedikit celah pintu, sepertinya dia tidak menyadari bahwa aku sudah berjaga-jaga. Mendorong gerobak makanan masuk, tepat disaat dia masuk, aku mengeluakan pistol dan meletakkan dikepalanya, kemudian menutup pintu, lalu berkata dengan dingin: “Angkat tangan.”

Dia tidak panik dan juga tidak melawan, lalu dengan patuh mengangkat tangan. Aku menarik syal yang ada dilehernya, menoleh sedikit wajahnya, menyadari bahwa ada jakun yang jelas dilehernya. Kemudian melihat dada yang dinaikannya, tidak bisa menahan marah lalu mengatakan Anjir, ternyata benar pria menyamar sebagai wanita.

“Apakah sudah cukup melihatnya?” Kata pelayan palsu itu.

Aku dengan langsung tertegun, karena suara ini sangatlah akrab. Mataku terbuka lebar, dengan tidak percaya melihatnya. Dia dengan perlahan berbalik badan, yang kulihat adalah sebuah wajah yang cantik dengan bulu mata yang panjang, mata yang besar, hidung yang telah memakai highlighter dan bibir yang menggunakan lipstik merah, itu terlihat sangat menawan. Aku dengan teliti melihat wajahnya, lalu dengan tidak percaya berteriak: “Nody?”

Dia berjalan ke ambang jendela lalu menutup tirai, kemudian melepaskan wig nya, berkata kepadaku: “Apakah aku telah berdandan sampai seperti ini, dan kamu masih bisa mengenaliku?”

Meskipun dia berusaha tetap tenang, tetapi aku bisa lihat dari kedua tangannya yang gemetar dan nada bicaranya yang gemetar bahwa saat ini dia sangat gembira. Aku teringat saat pertemuan terakhir kali, dan perpisahaan yang tergesa-gesa, dan teringat kata-kata perhatian di telefon, aku dengan semangat berjalan kesana, Nody juga berjalan kemari. Kita berdua saling memandang, lalu saling berpelukan dengan erat, Nody dengan kuat memukul punggungku berkata: “Dasar bodoh, kamu bahkan tidak berani saling mengenal denganku, aku benar-benar ingin memukulmu.”

Kami melepaskan satu sama lain, Nody menatapku dengan mata yang lebar, dia dengan teliti melihat wajahku, berkata: “Tidak sama, sedikitpun tidak sama. Tetapi, meskipun kamu mengubah penampilan, gayamu dan semuanya tidak berubah. Disaat aku melihatmu, aku sudah tahu bahwa kamu adalah saudara baikku!”

Perkataan Nody menyentuh luka paling dalam dihatiku, teringat bahwa sebelumnya tidak saling mengenal, dan hampir membuatnya mati di Hangzhou, dengan sedikit merasa bersalah berkata: “Saudara baikku, maafkan aku, aku terlalu egois, aku yang terlalu egois, makanya…..”

Sebelum aku selesai berbicara, mata Nody melototiku, lalu memukul pundakku, berkata: “Kamu sudah cukup, aku tidak ingin mendengar kamu mengatakan omong kosong ini! Selain itu, aku masih harus berterima kasih padamu, jika bukan karena kamu mungkin aku sudah mati. Jadi, untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada penyelamatku, aku telah mengirimkan sebuah hadiah besar untukmu.”

Melihat Nody yang misterius, aku bertanya dengan sedikit bercanda: “Hadiah besar apa? Kamu dapat menemuiku, itu sudah menjadi hadiah terbesar.”

Nody menggelengkan kepala, dengan serius berkata: “Aku datang jauh-jauh ke Dongbei bukan hanya untuk melihatmu, aku datang untuk membantumu memberinya pelajaran. Baiklah, aku tidak ingin bermain-main denganmu lagi, 1 jam yang lalu, aku melukai Alwi palsu dengan berat, sekarang dia seharusnya telah dibawa ke rumah sakit, jika mati pasti dia tidak bisa mati, tetapi berbaring selama beberapa bulan itu diharuskan.”

Aku sedikit terkejut, tidak menyangka bahwa Nody datang ke Dongbei hanya untuk membalas Alwi palsu, aku tahu itu sangat berbahaya, jadi aku berkata dengan sedikit marah: “Mengapa kamu begitu gegabah? Apakah kamu tidak tahu bahwa Claura juga ada? Banyak dari orang mereka ada disini, walaupun kamu membawa orang datang bagaimana mungkin bisa melawan mereka?”

Melihatku marah, Nody tidak marah, tetapi malah menatapku dengan wajah yang penuh dengan keseriusan berkata: “Bagaimana jika tidak bisa melawannya? Dia hampir saja membunuhmu, berkali-kali menyakitimu dan menyakiti saudara-saudara kita, dan membuat kita semua tidak bisa berkumpul bersama, apakah hidup atau mati juga tidak tahu, kemudian terpisahkan. Jika aku tidak memberinya pelajaran maka aku bukan bernama Nody, aku tidak layak menjadi saudaramu!”

Melihat Nody yang sangat serius, hatiku sangat tersentuh, menepuk-nepuk pundaknya, aku berkata: “Saudara baikku, aku tahu kamu ingin membantuku memberinya pelajaran, membantuku balas dendam, tetapi aku benar-benar tidak ingin kamu mengambil resiko, kalian baik-baik saja, itu lebih penting daripada apapun!”

Nody menganggukkan kepala sambil tersenyum, berkata: “Jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja, aku masih perlu membantumu menjaga setengah kebun bedugul. Sebelum kamu mengambil kembali semua barang milikmu, aku tidak akan mati, walaupun malaikat pencabut nyawa datang, juga tidak bisa meminta nyawaku, aku akan terus menunggumu, menunggumu kembali, menunggu untuk berdiri disisimu lagi!

Aku menepuk pundaknya dengan keras, lalu menatap sepatu hak tinggi yang sangat jelas bukan ukurannya, berkata: “Cepatlah duduk, dan menceritakan kepadaku bagaimana kamu melakukannya? Dan bagaimana bisa mengetahui aku berada disini?”

Nody berkata: “Baik, jangan tergesa-gesa, aku perlahan-lahan menceritakannya kepadamu.”

Selanjutnya, Nody menceritakan apa yang terjadi beberapa waktu ini. Ternyata, disaat Jessi meninggalkan Dongbei, dia diam-diam menelefon Nody dan memberitahunya bahwa aku akan pergi ke Dongbei, dan takut Alwi palsu akan mencelakaiku, menyuruhnya berhati-hati, dan masih mengatakan jika dia dan Govy bertindak maka akan dengan mudah membocorkan identitasku, dan membangkitkan kecurigaan Ricardo Song dan Batalyon Kavaleri, jadi menyuruhnya lebih memperhatikan situasiku disini.

Setelah Nody menerima informasi itu, dia dengan segera memberitahu informasi itu kepada Dony Yun. Lalu Dony Yun sejak awal telah mengatur mata-mata disisi Alwi palsu, setelah mendengar informasi bahwa Alwi palsu akan mencelakaiku, dengan cepat memberitahu Nody. Lalu Nody membawa orang-orangnya dengan cepat bergegas datang ke Dongbei, karena menjaga rahasia dengan baik lalu dilindungi oleh orangnya Jessi, maka tidak ada yang mengetahui bahwa dia dan orang-orangnya datang ke Dongbei.

Setelah datang ke Dongbei, Noddy mencari seseorang untuk memantau Alwi palsu, dan menemukan bahwa Alwi palsu sedikit gelisah akhir-akhir ini, dan semua pertahanan disegala aspek tidak begitu bagus, maka dia mengambil kesempatan ini untuk menembak bocah itu, kemudian melarikan diri selagi kacau. Lalu dia menerima kabar bahwa aku telah kembali, kemudian dia dengan segera bergegas kesini.

Tidak disangka Jessi akan membocorkan informasiku kepada Nody, ini merupakan rahasia negara, dia melakukan ini karena mengkhawatirkanku, ingin memberiku dukungan, atau diatur oleh yang atas?

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu