Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1111 Terhormat(1)

Aku bertanya kepada Jessi, apakah Jay menginginkan posisi itu, dan dia mengangguk mengiyakan, dan memang seperti itu adanya, jadi dalam beberapa tahun ini Jay menjalin hubungan yang begitu erat dengan orang yang berkedudukan kuat, di dalam negeri, luar negeri, hanya demi posisi itu, dia sampai sampai meminta kekuatan dari luar negeri untuk memasuki masalah Huaxia, bisa dibilang dia adalah orang egois yang berdarah dingin, dia benar benar penjahat Huaxia.

Aku benar benar tidak mengira jika Jay benar benar seorang monster, tetapi setelah dipikir pikir lagi jika bukan karena memiliki niat tersembunyi maka dia tidak akan membutuhkan begitu banyak rencana seperti ini, selama dia bersedia menjaga tentaranya untuk tetap diam, takutnya kita akan kesulitan untuk menemukannya, jadi bisa dibilang ambisinya mengubur masa depannya.

Jessi kemudian mengatakan kembali, “yang paling tidak bersalah adalah keluarga Govy, memiliki ayah seperti itu mungkin akan membuatnya berada dalam bayang bayang nya seumur hidup.”

Hal ini aku lebih memahaminya dibandingkan dengan orang lain, pada awalnya semua orang memanggilku sebagai putra penghianat, memiliki kesan seperti ini benar benar membuatku menerima begitu banyak rundungan, tetapi aku berpikir jika kakak lebih kuat dariku, dan lebih hebat dariku, dia suatu hari akan membuat mereka semua bungkam.

Aku mengatakan, “aku benar benar tidak mengira jika Nodi dan kakak adalah kakak beradik, jelas jelas mereka tidak terlihat mirip, yang membuat aku semakin tidak habis pikir adalah Nodi anak yang dilahirkan oleh ibunya Govy, kak Govy benar benar yang paling kasihan diantara mereka bertiga.”

Govy mengira jika dirinya begitu dicintai selama ini, karena begitu menghormati ayahnya, dan ayahnya memiliki harapan yang begitu tinggi kepadanya, karena keteguhan hatinya jadi dia bekerja begitu keras, rajin dan begitu tekun, tetapi pada akhirnya dia menyadari jika ayahnya adalah seorang monster, membunuh ibu kandungnya, dan memperlakukannya dengan tidak berperasaan, dan dia juga harus menghentikan kekejamannya ini, seberapa besar pukulan dan rasa sakit yang dia terima untuk hal ini?

Dan aku baru sekarang mulai menyadari saat aku menyamar di dalam tim Govy, mengapa orang yang berada dibelakang layar malah yang memberinya perintah, dan memintaku untuk menghabisi tim Govy, karena Jay yang bertindak sebagai orang yang berada dibelakang layar, dia sama sekali tidak peduli dengan Govy, meskipun dia adalah putra kandungnya, tetapi dia memperlakukannya dengan tanpa perasaan sedikitpun. Hewan buas saja tidak akan memangsa anaknya, dan orang itu benar benar tidak lebih baik dari hewan buas.

Jessi kemudian berkata pelan, “di dalam hati setiap orang pasti ada insting monster didalamnya, jika monster ini bisa menguasai diri kita, maka hal itu hanya akan membuatnya menjadi semakin kejam, Armour dan Jay juga sama seperti itu.

Aku mengangguk setuju akan perakatannya, “hanya saja.... jika ibunya Govy mengetahui semua ini, maka bagaimana baiknya?”

Jessi kemudian mulai menjelaskan, “berdasarkan sifat Govy sepertinya dia tidak akan memberitahukan hal ini kepada ibunya, dia sudah kehilangan suaminya, dan tidak boleh kelihangan anaknya lagi.”

Aku menjawab, “benar sekali, jika dia tau jika Nodi adalah anaknya, dan mengetahui jika dia dibunuh oleh Jay, takutnya dia tidak bisa menerima hal ini dan akan terpukul, apa yang akan dilakukannya nanti siapapun juga tidak mengetahuinya, jadi Kak Govy bisa merahasiakan ini adalah keputusan yang terbaik.”

Begitu terpikirkan akan hal ini, aku jadi teringat akan Nodi, dia adalah teman yang begitu menyedihkan, sampai matipun dia tidak bisa menjalin hubungan dengan ibu kandungnya, dan tidak pernah merasakan sedikitpun kasih sayang dari seorang ibu....

Jessi sepertinya mengetahui apa yang sedang aku pikirkan, dia menggenggam tanganku dengan erat, dan bertanya, “kapan kamu akan pergi ke Nanjin?”

Aku berkata, “setelah aku pergi bertemu orang tuaku aku akan langsung kesana.”

Jessi menganggukkan kepalanya dan berkata, “aku akan menemanimu.”

“sudah seharusnya kan.” Aku menjawab datar, hatiku terasa berat dan menaiki mobil bersama Jessi, karena aku minum lumayan banyak, jadi Jessi lah yang membawa mobil, dan aku duduk di kursi penumpang.

Setelah naik kedalam mobil aku tidak segera memintanya untuk jalan, dan dia melihat sebuah tempat yang kelihatannya begitu ramai, pengunjung di depan pintu begitu banyak, dan kebanyakan pengunjungnya adalah laki laki, aku tau, itu karena pemilik dari tempat itu adalah Claura.

Waktu mmbuat kami menjadi begitu susah untuk dikenali, tetapi kenapa waktu memperlakukannya dengan begitu baik, dia masih saja terlihat begitu cantik, hanya saja dia menjadi kehilangan sifat dasar yang dia miliki, saat memberikan yoghurt kepada para pengunjung, wajahnya penuh dengan senyum yang begitu hangat, dan membuat orang yang melihatnya merasa begitu damai.

Jessi mengatakan jika ada seseorang yang mengawasinya.

Kemudian aku mengatakan kepadanya jika aku juga mengetahui akan hal ini.

Jessi kembali berkata, “jika ada orang yang mengawasinya, maka itu berarti ada seseorang yang melindunginya, dia tidak akan rugi apapun, kamu juga sudah memperlakukannya dengan begitu baik.”

Aku mengangguk mengiyakan dan mengatakan, “aku tau, hanya saat melihatnya aku menjadi teringat akan kekonyolan itu, sebenarnya dia bersalah kepadaku, dan bagaimana bisa aku memaafkannya? Tetapi karena aku berdiri di pihak yang netral, jadi aku tidak mendapatkan maaf dari orang lain, semua itu termaafkan, tetapi aku mengesampingkan segalanya, di dalam hubungan kita, mungkin akulah yang lebih buruk jika dibandingkan dengannya.”

Jessi tidak berkata apa apa, aku takut jika dia berpikir berlebihan, dan berkata sambil memegang tangannya, “jangan keberatan, aku memang begitu suka bernostalgia, dan aku tidak memiliki maksud lain, ada kamu dan kak Felicia saja aku sudah merasa cukup.”

Jessi mengatakan, “aku malah tidak khawatir akan hal ini, aku hanya tidak menyukai jika kamu berada disisiku tetapi masih memikirkan orang lain.”

Melhat dia yang begitu serius aku hanya tersenyum pasrah, mengulurkan tangan dan mengelus ujung kepalanya, “sombong sekali, tetapi aku menyukainya.”

Jessi menggenggam tanganku dan tersenyum, “berani kamu tidak menyukainya? Sudah, ayo cepat kembali, jika tidak cepat kembali kita akan melewatkan pertemuan antara paman dan bibi.”

Aku mengangguk mengiyakan, dan dia melajukan mobil menuju ke tempat pamanku, jika berbicara jujur, aku benar benar ingin mengetahui saat ibuku mengetahui jika ayah masih hidup, dia akan menunjukkan reaksi seperti apa, dia pasti akan bahagia kan, bagaimanapun juga laki laki itu adalah laki laki yang dia cintai seumur hidup, dia mengira jika dia sudah tidak bisa bertemu dengannya lagi selamanya, tetapi tiba tiba dia malah kembali muncul, kebahagiaan seperti itu benar benar sangat sulit untuk diungkapkan.

Begitu memikirkan jika ibu akan begitu bahagia, hatiju juga menjadi tidak terasa berat lagi.

Hanya seperti ini kita kembali ke rumah paman, di depan rumah paman sudah ada sebuah mobil yang terparkir di depan pintu, begitu melihatnya aku langsung tau jika mobil itu adalah milik Mark, jessi mengatakan jika Mark datang seharusnya untuk mengantar ayahku pulang, dan juga sebagai seorang saksi agar ibuku mempercayai perkataan ayah.

Kelihatannya mereka sampai lebih dulu dari kita, tidak tau apa yang sedang terjadi diantara ayah dan ibuku disana.

Mobil sudah berhenti dengan sempurna, aku turun dan masuk kedalam ruang tamu dengan menggandeng tangan Jessi, dan melihat jika diruang tamu sudah penuh dengan orang, kedua kekekku, paman, Mark dan istrinya.

Aku melihat kesekitar sekilas, dan tidak melihat keberadaan ayah dan ibuku, kakek berkata dengan senyum sumringahnya, “mereka berada di atas, mereka perlu membicarakan masalah mereka dan kita tidak perlu mengganggu pembicaraan mereka.”

Aku mengangguk mengerti, “ibu bahagia kan?”

Kakek dan yang lainnya tersenyum tetapi terlihat sedikit aneh, hingga senyumnya itu membuat bulu kudukku berdiri, kakek berkata, “pada awalnya dia begitu senang dan terkejut, tetapi tidak lama kemudian dia menjadi marah, aku pikir bagaimanapun juga ayahmu harus memohon di depan pintun selama tiga hari tiga malam untuk mendapatkan maaf dari ibumu, terutama setelah mengetahui dia yang sudah membuatmu marah, dan ibumu juga harus melampiaskan kemarahan untukmu juga.”

Aku yang mendengar perkataan ini menjadi tersenyum sendiri, dan meminta agar Jessi menunggu disini sebentar, dan aku langsung naik ke atas. Kakek bertanya kepadaku aku akan pergi kemana, pamanku berkata setelah bersiul, “Alwi, jika kamu seperti ini kamu benar benar tidak pengertian, bukankah jika kamu naik ke atas sama saja kamu mengganggu ayah dan ibumu? Mereka dipertemukan kembali setelah sekian lama, siapa tau mereka sedang.....”

Kakek terbatuk menghentikan perkataan paman, dan paman seketika menghentikan perkataannya, dan terseyum menatapku.

Aku kemudian berkata pasrah, “aku harus mengatakan kepada ibu mengenai masalah Nodi.... kamu juga tau jika dia adalah anak angkat ibu, terjadi sesuatu dengannya, ibuku tentu saja harus menghadiri upacara pemakamannya, aku tidak ingin dia pergi dengan begitu kesepian.”

Seketika suasana di dalam ruang tamu menjadi hening, paman sepertinya baru ingat jika tidak lama sebelumnya aku juga kehilangan teman yang paling penting untukku, dia hanya menghembuskan napas kasar tanpa mengatakan apapun.

Aku naik ke lantai dua, dan kemudian mendengar alunan piano dari dalam ruangan, aku membuka pintu perlahan dan melihat jika ayah dan ibu sedang duduk berjejer di depan piano, dan memainkan piano bersamaan, dan saling memandang satu sama lain.

Cahaya matahari menyelusup kedalam melalui jendela, dan menyinari tubuh mereka berdua, hanya saja meskipun sinarnya begitu terang, tetapi terangnya tetap tidak bisa mengalahkan pancaran mata ayah dan ibu. Mereka sudah tidak saling berhubungan selama bertahun tahun lamanya, perawakan mereka sudah terkikis oleh waktu, berdiri dengan elegan dan mulia diatas waktu, seperti pengantin baru yang ditakdirkan dilahirkan untuk bersama.

Aku berdiri dengan bersandar ke tembok, merasa jika aku masuk sekarang maka hanya akan mengganggu mereka berdua, jadi aku hanya mendengar mereka dengan tenang, mereka berdua terlihat begitu menyenangkan, alunan yang mereka mainkan terdengar begitu nyaman, aku menutup mata mendengar permainan mereka, rasanya seperti ada bunga yang mekar di taman hatinya.

Saat itu ibu tiba tiba memalingkan kepalanya melihat ke arahku, setelah melihat keberadaanku, wajahnya seketika memerah, dan kebetulan ayah sedang menggenggam tangannya, ibu terlihat langsung melepaskan genggaman tangan ayah, dan memandang ke arahku, “Alwi, kamu sudah kembali?”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu