Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 370 Harus Bahagia (2)

Setelah mengatakan rencanaku, melihat Jessi tidak berbicara, aku bertanya dengan canggung padanya apakah ideku terlalu kuno? Jessi berkata dengan menyinggungku: "Tidak, aku hanya sedang berpikir, jika kamu dapat lebih memperhatikan aku seperti itu, mungkin kita tidak akan sampai ke titik ini."

Aku sedikit terkejut dan berkata: "Di mataku, kita masih sama seperti sebelumnya, aku mencintaimu, kamu mencintaiku. Kamu pernah mengatakan bahwa suatu hari nanti kita akan menikah, sekarang, aku berpikir sama denganmu. "

Jessi berkata dengan ringan: "Namun, pikiranku sudah berbeda denganmu."

"Jessi ..."

"Baiklah, aku akan menelepon Dony Yun sekarang, kamu istirahatlah lebih awal." setelah Jessi mengatakan itu dia bersiap untuk menutup teleponnya.

Aku bergegas memanggilnya dan berkata: "Jessi, tunggu, aku masih punya sesuatu untuk dikatakan."

Jessi tidak berbicara, aku berkata: "Sarapan pagi ini sangat enak, aku sangat berterima kasih padamu karena kamu masih mau peduli kepadaku, aku tahu kali ini kamu benar-benar kecewa kepadaku, tetapi aku akan berusaha menjadi pria yang kamu inginkan. Aku akan berusaha sebisaku."

Jessi menghela napas dan berkata: "Kamu tidak seharusnya berusaha untukku, tetapi berusahalah untuk dirimu sendiri."

Dia menutup telepon setelah mengatakan itu.

Aku memegang ponsel dan menghela napas tanpa daya. Aku telah kehilangan Aiko dan Felicia, aku tidak akan bisa kehilangan dewi pujaan hatiku lagi. Lagipula, setelah melewati begitu banyak hal, aku benar-benar merasakan dari hatiku, dia adalah wanita yang paling penting di hatiku. Ia juga merupakan wanita yang aku sangat yakin akan hidup bersama dengannya seumur hidupku ini.

Namun, aku terlambat memahaminya. Bahkan jika keyakinanku untuk mengejarnya lagi sangat kuat, aku juga tidak yakin apakah aku dapat mendapatkannya lagi atau tidak ...

Tidak lama kemudian, Jessi mengirimi aku pesan teks, ia memberi tahuku bahwa dia sudah mengajak Dony Yun bertemu di Yellow Crane Tower. Aku langsung menelpon Anna dan memintanya untuk pergi ke Yellow Crane Tower dengan cepat, aku mengatakan mungkin Dony Yun berada dalam bahaya, setelah Anna mendengarnya ia segera menutup telepon, ia pasti bergegas ke Yellow Crane Tower.

Aku melihat ke langit malam yang cerah, aku berpikir aku hanya bisa membantu mereka sampai di sini.

Selanjutnya hanyalah penantian yang panjang. Satu jam kemudian, Jessi mengirimi aku pesan, hanya ada dua kata: "Sudah terselesaikan".

Aku tahu arti dari pesannya adalah Dony Yun dan Anna pasti sudah kembali bersama lagi. Sebuah batu besar di hatiku tiba-tiba mendarat, aku pikir Dony Yun akan datang mencariku untuk menanyakan masalah ini. Bagaimanapun, akulah yang mengatur hal ini, tetapi aku sudah menunggu sejk lama, tetapi ia tidak kunjung datang, aku tiba-tiba merasa aneh, apakah setelah mereka berdua kembali bersama, mereka langsung merasa sangat bahagia, kemudian gairah mereka berkobar dan mereka tidak menahannya lagi?

Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa itu mungkin begitu. Aku mematikan TV dan tidur dengan bahagia. Akhir-akhir ini aku merasa sangat lelah, ditambah lagi banyak hal sudah terselesaikan. Akhirnya aku bisa tidur nyenyak. Pagi berikutnya, kakek Ergi membangunkanku dan memberiku akupunktur. Setelah selesai, Sulistio membawa makanan dan sayuran datang. Kali ini Mondy tidak menemaninya, aku langsung merasa lega.

Sulistio berkata sambil tersenyum: "Kak Alwi, reaksimu benar-benar sangat membuat orang sedih, jangan katakan padaku, kamu tidak suka Mondy datang ke sini."

Aku mencibir dan berkata: "Bocah tengik, mana ada aku tidak suka kak Mondy datang ke sini, kalian berdua bermesraan didepanku selama dua hari terakhir ini, aku merasa hatiku tidak nyaman."

Setelah mendengar ini, Sulistio dengan bangga berkata: "Sekarang kamu akhirnya sudah tahu apa yang aku rasakan sebelumnya."

"Aku sudah mengerti." ujarku, aku sambil menatap kotak makan di tangannya dan berkata: "Siapa yang membuat makanan hari ini?"

Sulistio mengeluarkan makanannya didepanku sambil berkata: "Kak Alwi, kamu jangan banyak berharap, masakan hari ini bukan dibuat oleh nona besar. Ini dibuat secara khusus oleh Mondy untukmu, bahkan aku pun tidak bisa memakannya. Kamu jangan pilih-pilih. "

Aku sedikit kecewa, tetapi aku masih mengatakan kepadanya: "Bantu aku ucapkan terima kasih kepada kak Mondy."

Sulistio memintaku untuk segera memakannya. Aku memakannya sesuap, kemudian aku langsung berkata: "Ini sangat enak, kamu ini sangat beruntung, ini namanya kamu menikahi istri yang sangat hebat."

Sulistio menggaruk-garuk wajahnya dan berkata: "Oh ya? Aku memang belum pernah bertemu dengan wanita yang lebih sempurna daripada Mondy ku."

Sial, ini namanya sedang menyiksaku!

Aku berpura-pura marah dan mengabaikannya. Dia berkata: "Tetapi kak Alwi, kamu sudah dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Seharusnya di posisimu saat ini, mungkin sudah banyak orang yang meminta untuk menjengukmu, tetapi kenapa tidak ada satu orangpun yang datang kesini akhir-akhir ini? Apakah orang-orang ini tidak berperasaan? "

Aku tersenyum dan berkata: "Bukankah ini normal? Pemimpin di Nanjin sekarang ini sudah digantikan oleh Gerald Su, dan pada hari pertama pengangkatannya, Gerald Su langsung menyiarkan di TV untuk menangkapku, tetapi ia malah dihina olehku. Hal itu merupakan sebuah lelucon besar yang bakalan dibahas dimana-mana. Siapa yang tidak tahu bahwa kami berdua adalah musuh bebuyutan, dan sekarang ia juga sudah membawa orang-orang dari kota Beijing untuk membuat penyesuaian drastis pada personel di berbagai unit di Nanjin. Orang-orang yang pintar akan dapat melihatnya, pemimpin kita ini memiliki latar belakang yang sangat kuat. Ia sangat hebat, jika statusku dibandingkan dengannya, itu sama halnya dengan lumpur di tanah dan awan di langit, orang-orang ini akan berpikir bahwa Gerald Su akan menghabisiku cepat atau lambat, sehingga mereka yang berpikir mereka pintar akan memilih untuk berdiri di pihaknya, bagaimana mungkin mereka berani datang mengunjungiku? "

Orang-orang berpikir dengan sangat realistis, aku mengerti ini lebih dari orang lain. Jadi tidak ada yang datang mengunjungiku beberapa hari terakhir ini, aku juga tidak terkejut sama sekali. Mengenai Gerald Su, ia telah mengirimiku pesan sehari setelah aku bangun melalui Dony Yun, dia mengatakan karena statusnya yang khusus jadi dia tidak bisa datang mengunjungiku, dia akan datang untuk menjengukku lagi ketika situasinya sudah stabil.

Hanya saja aku tidak tahu jika orang-orang pintar itu tahu bahwa musuh bebuyutanku berhubungan dengan sangat baik padaku secara pribadi, dan kami pernah memiliki hubungan nyawa, apakah mereka akan menyesal?

Setelah tersadar, aku berkata kepada Sulistio: "Tolong belikan aku buku lukisan nanti, oh iya, beberapa spidol juga."

Sulistio dengan penasaran berkata: "Kak Alwi, apakah kamu ingin melukis?"

Aku mengangguk, aku dulunya pernah bekerja sebagai pembersih di sebuah perusahaan komik dan grafiti, aku diam-diam mendengarkan kelas seni di luar kelas mereka untuk waktu yang lama, aku juga pernah diam-diam mencari buku untuk berlatih. Pada waktu itu, aku sangat suka melukis. Melukis merupakan satu-satunya caraku untuk meluapkan suasana hatiku dan melampiaskan emosiku. Hanya saja setelah aku mengganti pekerjaanku, aku tidak punya begitu banyak kertas bekas untuk diambil. Aku tidak rela membeli kertas dan pena, lalu aku menyisihkan hobi ini.

Hobi dalam kehidupan orang miskin yang bahkan tidak mampu membeli dan memakan daging, tidak lain hanyalah sebuah kemewahan.

Mengingat masa-masa dulu yang sulit, aku menghela napas, aku merasa waktu bagaikan sutradara terbaik yang bisa mengubah sebuah naskah kehidupan orang.

Sulistio mengira aku hanya bosan karena dirawat di rumah sakit. Jadi aku ingin melukis untuk menghabisakan waktuku, lalu ia tidak banyak bertanya, ia segera pergi untuk membelikanku sebuah buku dan pena, di waktu berikutnya, aku mulai menghabiskan waktuku untuk melukis.

Di malam hari, Dony Yun membawa Anna datang menjengukku. Ketika aku melihat Anna, pipinya merah, dan wajahnya terlihat cerah, bak bunga mawar yang dimanjakan, ia seperti burung kecil yang bersandar di lengan Dony Yun, ia tersenyum lembut padaku dan berkata: "Alwi, terima kasih banyak."

Aku melihat kedua tangan mereka berpegangan bersama, lalu aku berkata dengan sedikit bercanda: "Dony Yun, kakak ipar, jika kalian benar-benar ingin berterima kasih padaku, kelak kalian harus tetap bahagia, kalian jangan mau putus lagi. Aku yang baru saja putus cinta, malah harus mengkhawatirkan masalah kalian, aku benar-benar lelah. "

Anna mengangguk, ia menatap Dony Yun dengan penuh kasih sayang, ia berkata: "Iya, aku pasti tidak akan melepaskan tangannya."

Dony Yun menunduk, menatap Anna dengan lembut, dan berkata: "Aku juga."

Melihat mereka berdua, aku tersenyum dan berkata: "Kalian harus tetap bahagia terus."

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu