Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 466 Mati juga harus menarik seseorang ikut denganku

Aku tidak menyangka bahwa pesan terakhir yang diterima si penembak jitu adalah intruksi ini. Ini membuatku terkejut sampai berkeringat dingin, aku tahu, jika si penembak jitu itu melihat pesan ini sebelum pergi, maka mungkin orang yang jatuh sekarang adalah aku, walaupun aku tidak mati, pasti juga akan membawaku pergi.

Aku tahu jelas bahwa si penembak jitu itu mungkin lebih kuat daripadaku, hanya saja karena dia menerima instruksi tidak membunuhku, jadi dia selalu tidak menyerang untuk mengambil nyawaku, karena keterbatasannya, aku baru bisa memiliki serangan balik yang indah.

Aku melihat sekilas, nama orang yang mengirim sms adalah ‘bos’, lalu membuka informasinya dan menemukan bahwa itu adalah nomor asing. Ini juga tidak aneh, untuk tidak mengekspos diri sendiri, kita sering menggunakan nomor palsu, ini seperti setiap kali aku menghubungi Kimi, aku akan membeli sebuah ponsel bekas dengan kartu hiitam, kemudian menghancurkannya.

Membuka kotak pesan, hanya melihat beberapa pesan didalamnya, pesan dimulai dari bos ini:

“Jangan bunuh dia, aku ingin dia menjadi pembunuh.”

“Baik, bos.”

“Bos, dia sudah melarikan diri. Apakah ingin mengejarnya lalu membunuhnya atau?”

“Mengikutinya dengan hati-hati, bersembunyilah dengan baik. Tunggu dengan tenang sampai polisi tiba, dan kemudian lanjutkan sesuai dengan renacan semula.”

“Tidak membunuhnya?”

“Tidak.”

“Bos, dia menelefon Nona Claura, dan Nona Claura dengan segera akan membawa orang untuk menolongnya, apakah harus membunuhnya?”

“…..tunggu sebentar lagi.”

Setelah pesan tunggu sebentar lagi tersisa 1 pesan, yaitu pesan ‘bunuh dia’. Aku pikir mereka telah mengkonfirmasi informasi, dan mengecek apakah Claura datang untuk menyelamatkanku, tetapi mengkonfirmasi informasinya sudah terlambat. Si penembak jitu itu berpikir bahwa dia tidak boleh menyerangku, jadi memilihh untuk melindungi dirinya sendiri, dan pergi darisini dengan cepat, tetapi siapa yang tahu bahwa dia salah selangkah demi selangkah. Si penembak jitu itu salah memutuskan, dan menyebabkan dia kehilangan nyawanya.

Memikirkan hal ini, dalam hatiku menghela nafas. Banyak hal dalam kehidupan yang berubah sewaktu-waktu, terutama dalam situasi dimana kamu mati atau aku yang mati, sedikit kecerobohan saja, kamu akan kehilangan segalanya.

Aku melihat sekilas, sudah 20 menit sejak penembak jitu itu menerima pesan, dan penembak jitu tidak membalas pesannya begitu lama, seharusnya dia sudah mengetahui telah terjadi masalah, dan ditambah lagi kejadian malam ini begitu besar, polisi pasti membawa mayatnya kembali, ketika dia melihat mayat itu, pastinya dia sudah tahu apa yang telah terjadi.

Ketika sedang berpikir, aku tiba-tiba melihat bahwa pesan yang pertama telah menghilang, dan diikuti dengan yang kedua. Aku tahu bahwa orang itu pasti mencari hackers untuk menghancurkan bukti diponsel ini, tetapi dia tidak menyangka bahwa aku akan mengambil gambar si penembak jitu, dengan foto ini, jika dia adalah Alwi palsu, maka aku pikir akan menjadi mudah untuk melibatkannya.

Aku menyimpan kembali ponsel, lalu berjalan keluar dari gang kecil, menghindari banyak polisi dijalan, aku tahu bahwa seluruh Harbin akan diblokir malam ini, dan aku pasti akan dicari diseluruh kota, ketika terpikirkan bahwa aku menjadi buronan lagi, aku sangat tidak berdaya.

Aku diam-diam datang ke sekitar sinarmas, disini sepertinya tidak ada dampak dari kasus ini, tidak ada polisi, juga tidak ada petugas patroli, mungkin tidak ada yang menyangka bahwa aku akan kembali.

Karena masih subuh, jadi banyak tamu yang telah pergi. Aku berjongkok dan menunggu dengan sabar disana, sampai melihat Vincent dan sekelompok temannya keluar dari sinarmas, aku baru tersadar kembali.

Vincent dan kelompoknya sambil bernyanyi sambil hiperbola disana, dari kejauhan aku mendengar seorang pria bertanya kepadanya, mengatakan bahwa Lili telah dibunuh, apakah dia tidak sedih sama sekali?

Vincent berkata tanpa berperasaan: “Apa yang perlu aku sedihkan? Wanita sialan ini lebih baik mati, wajahku telah dibuat hilang olehnya, sialan, dia bahkan melarikan diri dengan bocah itu.”

Mendengar perkataan ini, aku dipenuhi dengan kemarahan, aku melihat kearah Vincent dan terpikirkan bahwa Lili sangat menderita karenanya, dengan langsung sangat ingin membunuhnya, tetapi aku tahu bahwa sekarang bukanlah saatnya.

Vincent dengan cepat naik ke mobil, dan pergi bersama sekelompoknya. Awalnya aku ingin memanggil taxi untuk mengikutinya, tetapi ketika mengingat bahwa aku sekarang adalah seorang buronan, dan jalan dipenuhi dengan orang yang ingin menangkapku, dengan langsung menghentikan pemikiran ini. Kemudian menelefon Govy, melaporkan nomor plat mobil Vincent, dan menyuruhnya mencari tahu kemana mobil itu pergi. Govy dengan cepat memberiku balasan, mengatakan bahwa mobil itu memasuki sebuah komunitas bernama Mission Hills, lalu aku menggunakan google maps diponselku untuk mencari tempat itu. Setelah aku berlari sepanjang jalan kesana, aku menemukan tempat tersembunyi untuk menunggu disana.

Pada saat ini langit sudah terang. Awalnya mengira aku sebagai seorang buronan pasti langkah selanjutnya akan lebih kesulitan, tetapi anehnya, polisi-polisi itu telah selesai bekerja, semua mobil polisi yang berpatroli dijalan telah hilang. Hatiku curiga dan bertanya-tanya apakah orang-orang ini akan membiarkanku bersantai akan kewaspadaan, lalu aku muncul dengan sendirinya kemudian menangkapku? Aku tidak berani ceroboh, lalu menghabiskan sepanjang hari disemak-semak, sampai sore hari, aku melihat sebuah mobil keluar dari komunitas, nomor plat mobil sama persis dengan plat mobil yang aku ingat. Aku melihat dengan seksama, hanya melihat Vincent yang duduk dikursi pengemudi, dengan wajahnya begitu mabuk, terlihat sangat nyaman. Aku menyipitkan mata dan ketika mobilnya akan menuju kearahku, dengan kuat aku melompat keluar dari semak-semak.

Vincent tidak menyangka seseorang akan keluar tiba-tiba, juga tidak melihatku dengan jelas, dia memaki: “Apakah kamu gila!”

Aku tidak mengatakan apapun dan langsung menghancurkan kaca jendela dengan satu kepalan tangan, membuka pintu, dan kemudian ingin masuk untuk duduk malah melihat seorang wanita duduk di samping bangku pengemudi. Dengan riasan yang tebal, pakaian yang berantakan, kerah yang telah tersobek, dan alasan mengapa aku tidak melihatnya karena dia berbaring disana sepanjang waktu, dan terkait dengan apa yang dilakukan disana adalah dimulai dengan ritsleting celana Vincent yang terbuka.

Ketika wanita itu melihatku, dengan marah berkata: “Apakah kamu sudah gila? Kamu mengira pintu mobil siapa yang kamu buka?”

Vincent yang terbodoh sejenak setelah mendengar perkataannya, baru melihat jelas itu adalah aku, dengan langsung terkejut dan segera menginjak pedal gas, aku langsung menjambak rambut wanita itu dan menariknya turun dari mobil, kemudian masuk ke dalam mobil disaat mobil itu jalan, Vincent berkata dengan gagap: “Ka…kamu, jika kamu tidak turun maka aku akan melapor polisi.”

Aku langsung memegang pistol mengarah ke selangkangannya, berkata dengan dingin: “Lapor polisi? Baiklah, mari kita lihat apakah tanganmu lebih cepat atau pistolku.”

“Kamu…Kamu tidak berani, ditempat seperti ini kamu tidak berani membunuh orang!” Kata Vincent dengan gemetar.

Aku berkata dengan dingin: “Aku tidak pernah memilih tempat ketika membunuh orang.”

Pada saat ini, seluruh tubuhku mengeluarkan keinginan untuk membunuh, mungkin perasaan ingin membunuh yang kuat ini membuat Vincent ketakutan, dia berkata dengan wajah yang pucat: “Apa yang kamu inginkan? Tidak ada manfaatnya jika kamu membunuhku.”

Aku berkata dengan datar: “Jika ingin hidup maka jangan beromong kosong, sekarang bawa aku ke rumahmu.”

Vincent dengan cepat menganggukkan kepala, dan menyuruhku jangan menembak, kemudian mulai mengemudi dengan kedua tangan yang gemetar. Segera, dia mengemudi sampai kesebuah komunitas bernama Wonderful hills, setelah memarkir mobil, aku turun dari mobil terlebih dahulu, kemudian menariknya keluar dari mobil, dengan tangan di pundaknya, lalu meletakkan pisau didadanya, berkata: “Bawa aku pergi.”

Vincent tidak berani mengabaikannya, lalu dengan cepat menunjukkan jalan dan membawaku ke rumahnya. Rumahnya tinggal di lantai 16, dan terlihat lumayan mewah dengan 3 kamar dan 1 ruang tamu. Ketika aku terpikirkan bahwa setidaknya setengah dari rumah ini dibeli dengan uang Lili dengan ‘menjual’ dirinya sendiri, aku langsung sangat marah.

“Berlutut!” aku menendang tubuh Vincent, dan membuatnya jongkok dilantai. Dia tidak berani melawan, lalu segera bangkit dan berlutut dengan baik, bertanya padaku dengan hati-hati: “Kak, aku benar-benar minta maaf tentang apa yang terjadi kemarin. Anda jangan perhitungan dengan orang kecil sepertiku. Dan apakah Lili si bajingan itu tidak melayanimu dengan bagus kemarin, makanya kamu bisa sangat marah? Tidak apa-apa, banyak gadis ditempatku yang lebih cantik dan lebih hebat darinya, atau tidak aku mencari beberapa gadis untuk datang kesini menemanimu?”

Tampaknya Vincent mendapat kabar bahwa aku membunuh Lili, kalau tidak dia juga tidak akan mengatakan hal seperti itu. Aku langsung menamparnya dengan keras, meninju dan menendangnya lagi, kemudian meraih kerahnya, mengangkatnya seperti anak ayam, berkata dengan marah: “Kamu mengatakan siapa yang bajiangan?”

Vincent ketakutan sehingga tidak berani berbicara, kemudian aku melemparkannya ketanah, berkata dengan datar: “Jika kamu masih berani menghina Lili lagi, aku akan membuatmu mati tanpa mayat.”

Mendengar perkataan ini, Vincent dengan cepat berkata: “Aku tidak berani, kak, aku tidak berani lagi, kak, aku salah.”

Aku tidak berbicara dan duduk disofa, menatapnya dengan dingin, berkata: “Aku dengar kamu mempunyai sebuah flashdisk ditempatmu?”

Seluruh tubuh Vincent bergetar, lalu dengan berpura-pura tidak mengerti bertanya: “Flash….flashdisk? Flashdisk apa?”

Aku berkata: “Flashdisk yang merekam semua tindakanmu dengan berbagai wanita. Kenapa? Tidak ingat lagi? Aku tidak keberatan pelan-pelan menyiksamu, agar membuatmu teringat kembali.”

Vincent terburu-buru berkata dengan wajah pahit: “Kak, aku benar-benar tidak tahu apa yang kamu katakan. Benar-benar tidak ada Flashdisk, kamu… apakah kamu telah ditipu?”

Aku tidak mempunyai kesabaran, karena sekarang waktuku sangatlah terbatas. Aku dengan langsung menghancurkan cangkir the dimeja, mengambil pecahannya dan berjalan menuju Vincent. Ketika dia melihat ini, dengan langsung bangkit dan ingin melarikan diri, aku menjambak rambutnya lalu menahannya didinding. Kemudian aku memegang dagunya, membuka mulutnya dan memasukkan pecahan itu ke mulutnya, lalu menutup mulutnya dan mulai menamparnya, seluruh tubuhnya merasakan kesakitan, airmatanya juga mengalir. Harus tahu bahwa kekuatanku sangat kuat, setiap kali aku memukulnya, benda didalam mulutnya akan menempel didalam mulut, atau daging, atau gusi, juga mungkin lidah, itu sangatlah menyakitkan.

Ketika merasa api sudah mulai reda, aku melemparkannya ke lantai, dia dengan segera memuntahkan pecahan-pecahan itu, dia sangat kesakitan sampai berguling dilantai, aku berkata dengan dingin: “Aku tidak memiliki kesabaran apapun selain menyiksa orang.”

Vincent melengkungkan tangannya, berkata dengan mulut yang penuh darah: “Kak, tolong…..tolong lepaskanlah aku. Flashdisk, aku telah menyimpan Flashdisknya dibank, besok….besok aku akan mendapatkannya untukmu, bisakah?”

Simpan dibank? Aku memandangnya, dia dengan segera berkata: “Itu benar, itu benar…..Bukankah dibank ada asuransi barang berharga? Flashdisk ku itu sangat penting, bagaimana mungkin aku berani meletakannya ditempat lain?”

Setelah aku memikirkannya merasa sedikit masuk akal, mengerutkan kening dan berkata: “Kalau begitu aku akan menunggu, tetapi aku beritahumu, jika kamu berani menipuku, aku tidak akan mengampunimu. Dan ada lagi, kirim pesan untuk wanita yang tadi bersamamu, lalu memberitahu dia jangan mengumbarkan masalah ini, jika hari ini siapa yang berani datang untuk menggangguku, atau lapor polisi untuk menangkapku, aku akan menghitung semua ini dikepalamu. Jika aku mati, aku juga akan menarik seseorang ikut denganku.”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu