Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 978 Hasil yang Terbaik (!)

Aku memberitahu masalah pergi ke tempat pelatihan setelah memutuskan panggilan. Nando berkata dengan tak tenang, “Kak Alwi, biarkan aku menemani Anda kali ini, agar tidak terjadi masalah yang sama.”

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata, “Orang di belakang itu pasti juga ketakutan sekarang, takut dirinya ketahuan, bagaimana mungkin ia berani lagi menyerangku? Kalaupun berani, takutnya tanpa kita berdua muncul, ia juga akan ketahuan, karena Matthew mereka terus menunggu mereka beraksi.”

Nando berkata, “Kalaupun seperti itu, aku juga tidak tenang.”

Aku berkata dengan tak peduli, “Tidak ada apapun yang membuatmu tidak tenang. Kalau aku bawa kamu kesana, apakah Matthew mereka tidak peduli kepadamu? Takutnya mereka akan menaruh perhatian padamu, jadi demi keamanan, kamu tidak boleh pergi bersamaku.”

Nando tahu apa yang kukatakan itu benar dan mengangguk tak berdaya berkata, “Baiklah, Anda harus hati-hati. Aku akan menunggu Anda di tempat sebelumnya. Hubungi aku kalau ada sesuat dan juga harus berhati-hati saat naik kapal.”

Aku berkata, “Tenanglah, aku akan berwaspada.”

Setelah selesai makan, Nando menyetir mobil membawaku ke pelabuhan. Di tengah perjalanan, kita juga pergi mengantar Jinkang. Jinkang juga pergi kesana sendirian. Aku bisa melihat dirinya ketakutan dari raut wajahnya yang gugup. Kupikir Matthew cukup membuatnya trauma.

Agar membuatnya lebih tenang, aku berbincang dengannya. Ia bertanya kepadaku bagaimana dengan lukaku? Aku bilang sangat baik. Ia bilang kalau Matthew mereka ingin menyulitkanku, biar aku menunjukkan lukaku, untuk menarik simpatinya mereka.

Aku tidak tahan tertawa. Hanya ia juga yang bisa memikirkan ide seperti ini. Tapi siapakah Matthew dan Armour? Mereka tidak akan merasa kasihan karena lukaku, tapi ucapannya mengingatku sebuah hal...

Tiba di pelabuhan, aku menyuruh Jinkang untuk menunggu. Aku pergi membeli rokok, lalu sekalian memberi tahu Nando sesuatu, agar ia segera mengurus masalahnya. Nando bilang ia tahu dan segera menyetir mobilnya balik.

Selanjutnya aku dan Jinkang naik kapal tiba di tempat pelatihan. Hari sudah mau gelap saat kita tiba. Armour kali ini tidak menjemputku, aku tahu kali ini ia sungguh kesal kepadaku. Aku juga tahu alasan ia menjemputku saat itu tidak baik, jadi ia tidak datang lebih membuatku santai.

Aku dan Jinkang sama sekali tidak berbicara dalam perjalanan. Kita langsung menuju ke kantor Matthew. Kita berdiri di depan pintu dan menemukan Matthew sedang marah besar. Aku dan Jinkang saling berpandang, ia menelan ludah dengan gugup. Aku menggunakan bibir berkata kepadanya untuk tenang, lalu mengetuk pintu. Matthew dengan kesal berkata, “Masuk.”

Aku dan Jinkang masuk ke kantor. Baru saja masuk, sebuah barang melayang kearah kita. Aku berdiri terdiam disana dan membiarkan benda itu memukul keras kearah dahiku. Benda itu adalah batu tinta, sangatlah berat. Setelah memukulku, benda itu terjatuh di lantai dan langsung hancur.

Aku hanya merasa pusing, lalu ada cairan yang terjatuh dari kepalaku. Aku menutup mataku dan mengelapnya pelan, baru menyadari bahwa kepalaku keluar darah.

Hatiku merasa kesal, tapi aku tidak mengatakannya dan berdiri tegak disana, bahkan tidak memberhentikan darah terus mengalir. Aku dengan tulus berkata, “Paman Matthew, aku bersalah atas kecelakaan Pak Smith. Aku menerima hukuman dari Anda. Mohon Paman jangan marah-marah, jagalah tubuh.”

Matthew dengan dingin berkata, “Mulutmu manis, masih saja begitu peduli kepadaku, tapi siapa yang tahu kamu menyimpan perasaan ambis di dalam?”

Aku berkerut alis dan berkata, “Aku kurang mengerti maksud Anda. Aku akui ini kesalahan pekerjaanku, tapi masalah ini sungguh tidak ada kaitan denganku. Kalau Anda tidak percaya, boleh bertanya kepada orang lain.”

Matthew dengan dingin berkata, “Kamu terluka? Tapi aku lihat kamu masih begitu semangat.”

Aku sudah tahu ia pasti mencurigaiku berpura-pura sakit. Jinkang ingin berbicara, lalu aku memberi tatapan kepadanya, sehingga ia hanya bisa menutup mulut. Aku menjulur tanganku untuk membuka kancing pakaian dan berkata, “Kalau Anda tak percaya, aku juga hanya bisa melepaskan baju untuk membuktikan diriku.”

Aku melepaskan pakaianku, lalu menunjukkan perban di tubuhku. Aku melepaskan perban yang terbalut pelan-pelan, sehingga obat yang teroles di atas luka pun terjatuh. Ada beberapa obat juga yang menepel di punggung belakang dengan buruk. Aku berbalik badan dan memperlihatkan punggung kepada Matthew. Aku mendengar suara nafas dalam ruangan.

Tidak ada siapapun yang berbicara. Tak lama kemudian, Matthew berkata, “Kamu menggunakan obat tradisional?”

Aku mengangguk dan berkata, “Iya.”

“Siapa yang memeriksamu?” Matthew lanjut bertanya, “Rumah sakit yang mana kamu pergi? Bisa-bisanya menggunakan obat tradisional untuk mengobati luka?”

Aku tahu ia curiga kepadaku. Awalnya menggunakan obat tradisional adalah hal kecil, tapi di Invincible Empire, banyak orang disini lebih memilih obat barat, walaupun ada rumah sakit pengobatan tradisional. Bahkan banyak rumah sakit disini tidak ada departemen pengobatan tradisional. Hanya orang-orang yang kurang mampu, baru bisa pergi ke pengobatan tradisional yang lebih murah.

Jadi saat Matthew melihat aku menggunakan obat tradisional, ia mulai curiga. Karena statusku sangatlah aneh jika pergi ke rumah sakit pengobatan tradisional. Aku berkata, “Aku tidak ke rumah sakit.”

“Tidak ke rumaha sakit?” tanya Matthew. “Tidak ke rumah sakit, bagaimana kamu mengobati lukamu?” tanya Matthew curiga.

Aku berkata, “Supirku. Sebelumnya ia menungguku di pelabuhan, lalu aku memberitahunya aku terluka, jadi ia mencarikan seorang dokter wanita pengobatan tradisional. Setelah ia menolongku, dokter itu mengobati lukaku di kapal dan memberikan resep obat, sehingga aku bisa hidup. kembali”

Matthew menyipitkan matanya dan melihat kearah Jinkang bertanya, “Apakah benar yang ia katakan?”

Jinkang tanpa ragu berkata, “Membalas pertanyaan Bos, apa yang dikatakan Kak Alwi itu benar. Saat ia terluka berat, aku sedang berada di kota. Kalau tunggu aku menjemputnya, ia tidak mungkin akan kuat hingga pelabuhan, jadi ia menyuruh supirnya untuk pergi terlebih dahulu. Tunggu aku tiba di tempat, ia pun memerlukan bantuan orang, agar bisa keluar.”

Matthew mendengus dan memberi kode kepada orang disampingnya. “Kamu pergi periksa siapakah orang yang mengobati luka Alwi.”

Untung saja aku sudah menebak ia bisa mencari alasan di bagian ini, kalau tidak aku mungkin saja mati dan tidak bisa menjelaskan apapun. Kalau ia tahu keberadaan Yuri, pasti bisa menebak lebih banyak hal.

Jadi dalam perjalanan tadi, saat Jinkang membahas luka di punggungku, aku tiba-tiba teringat masalah ini, lalu segera menyuruh Nando untuk mengurus maslah ini, jadi aku sekarang tidak takut Matthew akan mencari orangnya untuk bertanya.

Matthew berkata, “Alwi, maupun kamu terlibat dalam masalah ini atau tidak, tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui, yakni sebagai seorang pemimpin, kamu begitu saja membiarkan Pak Smith terjadi kecelakaan di daerahmu dan membuat Invincible Empire menerima kerugian besar. Kamu harus bertanggung jawab atas masalah ini.”

Aku berkata, “Alwi rela menerima hukuman.”

Matthew mendengus pelan. Saat ini, Armour bantu membela diriku. “Ayah, Alwi sekarang sangat berkuasa di Mocheng, lagipula lomba yang ia adakan juga bisa membawakan pemasukkan yang banyak untuk kita. Meskipun aku merasa ia kurang bertanggung jawab atas masalah Pak Smith, tapi setidaknya ia juga melakuak sesuatu yang baik untuk kita. Jadi kumohon untuk jangan menghukum terlalu berat kepadanya.”

Aku melihat Armour penuh berterima kasih. Lalu ia mengangguk kepalanya, menandakan tenang ada dirinya yang membantuku. Hatiku sungguh merasa jijik dengan ini, berpikir orang yang berpura-pura. Kamu kemana saja tadi saat aku sedang diomeli dan aku harus menunjukkan wajah yang penuh terima kasih kepadanya.

Matthew menatap Armour sekilas, lalu dengan dingin berkata kepadaku, “Alwi, kalau bukan karena Armour bermohon untukmu, aku tidak akan melepasmu begitu saja. Tapi karena kamu memiliki jiwa bersaing, aku tidak akan menghukummu berat. Sejak hari ini, kamu bukan lagi pemimpin Mocheng.”

Aku sudah menebak ia akan memberi hukuman seperti itu kepadaku, lalu dengan tenang berkata, “Terima kasih, Paman.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu