Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 353 Penampakan Cinta

Bahkan jika kamu tidak punya apa-apa, dalam hidup ini, aku akan mengikutimu!

Mendengar kalimat ini, selain merasa tersentuh, aku merasa sakit hati yang tak terkatakan. Aku melihat luka yang di bungkus dengan sangat bagus, dan berkata, "Aku katakan, semua yang aku miliki adalah milik kalian. Jika suatu hari, aku benar-benar ingin menyerah dan pergi melakukan hal lain, maka, aku akan memberikan semua yang aku miliki untuk kalian, dan pergi sendiri.”

Sulistio berkata sambil tersenyum: "Kak Alwi, aku tahu kamu mencintai kami, tapi kamu harus ingat bahwa saudara itu hidup bersama dan mati bersama, membagi aku kamu terlalu jelas, itu empati, tapi itu juga membaginya terlalu jelas. Aku bersedia mati untukmu karena aku tahu ketika aku dalam bahaya, tanpa mempedulikan apa pun kamu akan menyelamatkanku, kamu memiliki kesadaran untuk mengorbankan diri demi aku, jadi aku baru memiliki kesadaran mengorbankan diri untukmu, jadi... "

Berbicara sampai disini, dia menepuk pundakku, bertanya, "Apa kamu mengerti maksudku?"

Aku tersenyum padanya dan berkata, "Aku yang terlalu terlalu jelas, saudara."

Satu kata 'saudara' langsung membuat matanya merah.

Mondy memberikan sebatang rokok kepada kami masing-masing, Sulistio dan aku menangkapnya. Begitu Sulistio ingin menyalakan rokok untukku, tapi Mondy menggunakan korek api dan memberikannya padaku untuk menyalakan rokok. Aku merokok dan berkata "Terima kasih, Kak Mondy."

Mondy berkata dengan ringan, "Sudah seharusnya."

Setelah selesai berbicara, dia mau membantu Sulistio menyalakan rokok, Sulistio merasa tersanjung, dengan senyuman dia berkata, "Kak Mondy, kamu benar-benar baik."

Mondy mengangkat alisnya, dan berkata dengan ringan, "Menyalakan sebatang rokok untukmu itu baik? Lalu jika aku memasak untukmu di masa depan, bukankah kamu harus memperlakukan aku sebagai Qin Xianglian?"

Sulistio tersenyum dan berkata, "Jika kamu bersedia mengikutiku, aku mana rela membiarkanmu untuk memasak, aku pasti akan memasak untukmu setiap hari, dan saat pulang di malam hari, kalau tidak apa-apa, kita bisa memesan anggur dan makanan, setelah itu menonton TV bersama, sesekali merokok, hidup tidak seperti peri."

Awalnya berpikir Mondy akan marah, siapa tahu dalam menghadapi lelucannya hari ini dia sangat tenang, dia terlihat lebih tenang dari biasanya hari ini. Aku memandangnya dengan rasa penasaran, hanya untuk melihatnya mengeluarkan lingkaran asap rokok, matanya masih tenang seperti saat aku pertama kali bertemu dengannya.

Dia berkata dengan ringan: "Orang tuaku bercerai sejak aku masih kecil. Siapaun tidak menginginkanku. Akhirnya, mereka menendangku pada nenekku yang sudah lanjut usia, hidupku selalu sulit dan merasa bersalah. Kemudian di SMA, aku bertemu dengan mantan pacarku, dia juga satu-satunya pacarku. Dia memperlakukanku dengan sangat baik, jika dia memiliki 2ribu, dia akan menghabiskan seribu delapan ratus untukku. Melihatku sangat kurus, takut aku kekurangan gizi, dia menyimpan uang makannya dan membelikanku susu kacang kedelai setiap pagi, membelikanku daging pada siang hari, takut aku menolaknya, setiap kali memberikannya dia seperti pencuri, tetapi kemudian aku tahu, dia jelas-jelas melakukan perbuatan baik, tetapi itu seperti tatapan prihatin, tatapan itu, aku pikir aku tidak akan pernah melupakannya."

Aku melirik Sulistio. Pria biasanya akan sedikit menolak ketika mendengarkan kisah cinta seorang wanita yang dicintai, tapi dia berbeda, dia mendengarkan dengan penuh perhatian, dan matanya penuh dengan perasaan sakit hati. Aku tahu jika saat itu dia berada di kelas itu, dia akan, dia akan melakukan yang lebih baik daripada pria itu.

Mondy merokok, lanjut berkata, "Sejak aku mengertahui ini, kami berdua mendiskusikan ini, dari tahun pertama di SMA hingga tahun ketiga di universitas, selama enam tahun, karena dia, aku secara bertahap menjadi ceria dan dan memiliki teman baik. Siapa tahu, dalam enam bulan, dia berhubungan dengan sangat baik dengan teman baikku. Apa kamu tahu kenapa? Karena dia lelah."

Lelah.

Sebuah kata yang sangat menyakitkan dan terus terang. Aku tidak tahu seberapa dalam kata ini sudah melukai Mondy, tapi aku tahu bahwa seseorang yang tidak bahagia sejak masih kecil akan sangat mudah untuk bertemu seseorang yang baik pada dirinya sendiri dan akan memperlakukan orang itu sebagai tempat ketergantungan mutlaknya, menjadikannya hatinya sendiri, jika orang itu meninggalkan dirinya sendiri, itu sama saja dengan menggali hatinya sendiri, apalagi dikhianati oleh dua orang kesayangan sekaligus?

Mondy mengatakan sampai disini, dia merendahkan matanya, menundukkan kepalanya, dan merokok, diam tidak berbicara. Sulistion ingin mengatakan sesuatu tapi aku tahan, aku tahu apa yang mau dikatakannya, tapi sekarang bukan waktunya karena aku tahu apa yang dibutuhkan Mondy adalah waktu untuk mengeluarkan semua keluh kesahnya. Pada saat seperti ini, yang terbaik adalah tidak mengganggunya.

Dan kesunyiannya adalah karena dia merobek bekas luka yang terukir, bekas luka yang mengerikan, rasa sakit itu, bahkan jika dia lega, tapi saat memikirkannya dia masih merasakan sakit.

Akhirnya, Mondy melambat dari kisah kesedihan itu, dia lanjut menceritakan kisahnya dengan nada ringan, seolah-olah dia sedang menceritakan kisah orang lain, sangat tenang.

Dia berkata: "Sebenarnya aku seorang wanita yang sangat konservatif. Aku bermimpi aku hanya akan jatuh cinta sekali dalam hidupku, bisa menikahi cinta pertamaku, punya anak, dan bercita-cita menjadi istri yang penuh perhatian, seorang ibu yang lembut dan sabar, aku menantikan setelah wisuda, kami akan melangsungkan pernikahan, aku bahkan mengubah semacam konsepku sendiri untuknya, dan bahkan berpikir untuk memberikan keperawananku untuknya di malam pernikahan. Tapi pada akhirnya, dia tidak memberi aku apa-apa selain ketidakpedulian, hanya sebuah kalimat ‘lelah’. Mungkin, tidak peduli pria atau wanita itu, begitu dia mengubah hatinya, semua kelembutannya terhadapmu akan diambil olehnya, akan mulai menyerang hatimu dengan pisau tajam dan palu, menyerangmu dengan rasa sakit, siang dan malam terbalik."

"Di tahun ke empat universitas, aku kehilangan segalanya. Nenekku sudah meninggal, orang yang aku cintai meninggalkanku dengan sahabatku, aku menjadi 'wanita terlantar' yang terkenal di sekolah. Kemana pun aku pergi, aku mendengar orang memanggilku 'sepatu rusak(bermakna wanita yang tidak baik)', bahkan seseorang memberiku uang dan bertanya apa aku mau menemaninya, mengatakan lagipula aku sudah tidak sempurna lagi, berpura-pura polos. Sejak hari itu, aku benci laki-laki dan aku tidak lagi menerima siapapun yang mengejarku. Aku sudah memikirkan akhir ceritaku sendiri, pasti kehidupan yang kesepian, sekarat di panti jompo, atau sedang melaksanakan tugas, mati di jalan."

Setelah mengatakan itu, dia tersenyum, terseyum dan tersenyum tapi malah menangis lagi, dia berkata, "Kalian laki-laki punya hak untuk memandang rendahku, dan aku juga punya hak untuk tidak memilih, kan?"

Dia mengatakan sampai di sini, melihat Sulistio yang bermata merah, mungkin tidak menyangka bahwa setelah mendengar ceritanya, pria yang berisik itu tidak merasa jijik, tidak ada penolakan. Mondy membeku di sana untuk sementara waktu.

Untuk waktu yang lama, Mondy berkata, "Alasan mengapa aku ingin mengatakan ini adalah karena aku ingin memberi tahumu, jika kamu masih bertahan untuk menyukaiku setelah mendengarkan ini, aku bersedia untuk bersamamu karena aku juga sangat menyukaimu, suka kejujuranmu, suka kepolosanmu, suka kamu yang memiliki perasaan dan keadilan. Tapi jika amu memiliki sedikit keberatan tentang masa laluku, aku menyarankan kamu untuk menyerah, karena bagaimanapun aku bukan Putri Salju yang sempurna, aku apel yang memiliki retakan."

Sulistio tidak berbicara, dia menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama.

Mondy tiba-tiba menghela nafas, memadamkan rokok, mengangkat wajahnya, dua garis air mata menyelinap di pipinya, berkata, "Tentu saja..."

Pada saat ini, aku punya perasaan buruk, walaupun hubungan itu adalah urusan pribadi mereka berdua, aku benar-benar berpikir Mondy adalah gadis yang baik, aku merasa dia layak dimiliki, dan layak mendapatkan pria terbaik di dunia.

Pada saat ini, Sulistio mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari tas. Di depan padangan terkejutku, dia tiba-tiba berlutut di depan Mondy.

Mondy dengan takjub menundukkan kepalanya, aku melihat Sulistio berkata, "Aku melewati toko perhiasan hari itu, aku melihat sebuah cincin, itu tidak mahal, juga tidak indah, tapi aku pikir itu cocok untukmu, jadi aku berpikir untuk membelinya dulu, berjaga-jaga kalau aku mendapatkan keberuntungan, kamu bisa jatuh cinta denganku dan bersedia menjalin hubungan denganku? Lalu apa aku punya kesempatan untuk memberikannya padamu? Aku masih berpikir, aku harus menyiapkan lautan bunga romantis untukmu, atau membeli rumah untukmu, seperti selebritiyang membuat seluruh rumah dipenuhi dengan balon, lantai penuh dengan bunga mawar, kemudian mengirimkanmu kue, atau es krim vanilla favoritmu, kemudian meletakkan cincin di dalamnya, Ketika kamu makan keluar cincin, di depan semua orang, bertanya 'Apa kamu bersedia menikah denganku?'"

Mondy menangis dan Sulistio juga menangis, dia berkata, "Tapi bagaimanapun juga, aku tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan yang romantis begitu itu karena aku impulsif. Aku secara impulsif ingin menikahimu dan melindungimu. Berani dan hati-hati, aku mungkin hanya mengambil yang ‘berani’. Aku mungkin tidak terlalu mencintaimu, tapi jika ada yang berani memarahimu di masa depan, aku akan memukulnya sampai dia memanggilmu ‘bibi’, siapa yang berani menyentuhmu, aku akan membuang tangan dan kakinya."

"Kata-kata cinta... siapa yang tidak bisa mengatakannya," kata Mondy sambil menyeka air matanya.

Melihat Mondy menangis dan Sulistio yang juga menangis, hatiku benar-benar tersentuh.

Sulistio mengangguk, berkata, "Ya, semua bisa mengatakan kata-kata cinta, tapi aku bersumpah dengan kebahagiaan hidupku, dalam hidup ini, aku hanya akan berbicara kata-kata cinta hanya denganmu, Mondy. Mungkin aku tidak bisa mencintaimu sampai lautan kering, tapi aku akan mencintaimu sampai aku mati."

Mondy berkata dengan sedih, "Tapi mereka bilang aku wanita yang tidak baik."

Dia kuat di luar, tapi hatinya sangat rapuh dan lembut. Karena cemooh dan sakit hati dari beberapa orang yang sok suci, dia dengan rendah diri menutup dirinya. Dia mengatakan dia membenci pria, sebenarnya bukan begitu, dia hanya melindungi dirinya sendiri dengan cara ini.

Sulistio tersenyum dan mengelus kepalanya, berkata, "Jika kamu sepatu yang rusak, aku adalah tambalannya, kita berdua cocok. Selain itu, kamu bukan sepatu yang rusak, kamu adalah gadis paling lucu dan paling sederhana di dunia, dan ada beberapa orang buta, memperlakukanmu seperti batu, itu kerugian mereka, beberapa orang menghinamu, itu dia makan omong kosong setiap hari, kamu tidak bisa menghentikan orang lain makan omong kosong, kan? Kamu tidak sembarangan, kamu tidak meletakkan semua tanggung jawab pada pria itu, setelah kamu terluka kamu juga tidak pernah menyakiti siapa pun. Kamu hanya bertemu sampah saja, apa yang salah denganmu?"

Dia berkata di sini, dengan tulus berkata, "Aku juga ingin berterima kasih pada orang bodoh yang tidak menginginkanmu. Jika dia tidak rela menyerah padamu, bagaimana aku bisa memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu, menyukaimu?"

Mondy tidak berbicara, hanya terus menangis.

Sulistio meletakkan cincin di depannya dan berkata, "Pengakuan cinta sudah berakhir. Sekarang, bolehkah aku bertanya kepada Kak Mondy yang paling cantik dan menawan di dunia, maukah kamu menikah dengan aku?"

Mondy mengangguk dan berkata, "Ya."

Sulistio dengan senang hati meletakkan cincin di tangannya, tangannya gemetaran sepanjang waktu, menunjukkan betapa gugupnya dia. Ketika cincin itu dikenakan di tangan Mondy, Sulistio berkata, "Terima kasih sudah memberiku kesempatan, Kak Mondy. Bertemu denganmu, aku baru tahu bahwa benar-benar ada cinta yang menarik di dunia ini."

Mondy menangis sampai tersedak, berkata, "Aku juga."

Aku merasa pandangan di depanku tidak jelas, proposal seperti ini datangnya tiba-tiba, jawaban proposal ini tiba-tiba, tapi malah sangat alami, seperti itu seharusnya terjadi pada saat ini, tidak kecepatan tidak kelambatan, tepat seperti ketika cinta datang.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu