Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 494 Mengapa Tidak Membiarkanku Menolongnya?

Aku tidak sangka kalau Aiko akan datang kesini.

Ia melihatku dan berkata, “Mari berbicara didalam.”

Aku segera memberi jalan untuknya. Ia memasukki kamar dan aku menutupi pintu kamar. Aku bertanya, “Kemanakah Cecilia? Kamu datang kesini, siapa yang menjaganya? Apakah ia tidak akan menangis?”

Aiko berkata, “Ia ada orang yang profesional yang merawatnya, akan baik-baik saja. Aku datang kesini mencarimu untuk membahas tentang Jessi.”

Kalau dulu, aku sama sekali tidak berharap Aiko berinisiatif untuk membicarakan Jessi denganku. Tapi siapa sangka kalau ia dulu yang memulaikannya.

Aku mengangguk. “Kamu katakan saja, tapi aku tidak ada waktu untuk menyapamu. Kamu duduklah.”

Setelah itu, aku berjalan mendekati jendela dan berhati-hati menjaga. Saat ini aku melihat adanya aktivitas dari villa itu. Aku melihat seseorang keluar dari kamar itu. Orang itu tidak terlihat istimewa, tapi kotak P3K yang dibawanya menarik perhatianku. Dengan ini, aku yakin kalau orang itu adalah seorang dokter. Mengapa muncul seorang dokter dari rumah Andreas? Apakah ada seseorang yang terluka?

Mengingat mobil Jessi yang tertabrak, otakku terlintas pikiran bahwa dokter itu disuruh untuk menyembuhkan Jessi. Orang-orang yang berada di tempat kecelakaan itu bilang Jessi terluka parah dan dibawa pergi oleh orang. Orang itu tidak ingin segera membunuh Jessi, lagipula status Jessi begitu tinggi, hanya di saat tertentu, kalau tidak, Andreas juga tidak akan mengambil nyawanya. Jadi jika Jessi berada didalam villa itu, berarti Andreas akan menyuruh orang untuk menyembuhkannya.

Mengingat ini, aku memperhatikan kamar itu dengan teliti. Hanyalah kamar itu yang tertutup. Di depan kamar itu terdapat dua kamera dan dua pengawal di depannya, terlihat pengawasannya lebih serius dibanding dengan kamar Andreas.

Sedikit janggal.

Aku menarik nafas dan memutuskan untuk pergi ke villa, demi memeriksa keadaan. Aku sudah tidak tahan ingin memastikan kondisi luka Jessi sekarang.

Hanya saja aku harus bagaimana untuk menghindari susunan itu dan pengawalnya? Saat ini, aku teringat Kak Yanti. Aku tiba-tiba kepikiran suatu ide yang sangat berani. Meskipun sangat berbahaya, tapi aku hanya bisa mencobanya. Aku mengambil telepon yang kucuri untuk menghubungi Kak Yanti. Saat aku berbalik badan, aku baru sadar Aiko berdiri dibelakangku, yang terus menatapiku. Aku sedikit kebingungan, karena sibuk dengan masalah Jessi, hingga aku melupakan keberadaannya.

Aku berkata, “Bukankah kamu ada sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku? Mengapa kamu tidak berbicara?”

Aiko berkata, “Aku hanya sedang memastikan satu hal.”

Aku berkata dengan penasaran, “Apakah itu?”

Aiko tidak membalasku dan mengalihkan topik pembicaraan. “Apa yang dikatakan Jessi kepadamu?”

Hatiku merasa tidak enak setelah ada yang mengungkit masalah ini. Aku terdiam sesaat dan berkata, “Ia bilang aku tidak bisa melupakan kamu dan Felicia. Aku memilihnya dan itu tidak adil bagi kita berdua, jadi ingin kita berdua untuk menenangkan pikiran sementara.”

“Kamu menerimanya?” Raut wajah Aiko menunjukkan kekesalan.

Melihat tatapan matanya, aku tidak tahu bagaimana harus mengucapkannya. Aku bertanya balik kepadanya, “Apakah menurutmu, aku adil kepadanya?”

“Pastinya tidak adil.” ucap Aiko langsung. “Sejak kapan kamu adil kepadanya?”

Wajahku memerah dan berkata dengan suara pelan, “Maafkan aku.”

”Kamu tidak perlu minta maaf kepadaku dan Felicia. Aku langsung saja mengucapkan ini, bahwa apa yang kita relakan itu adalah kemauan kita dan kamu sudah memberi balasan yang cukup kepada kita. Entah bagaimana kita berakhir, dalam hubungan ini, kita sama sekali tidak rugi. Kita dan kamu sudah mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Kamu tidak perlu merasa bersalah kepada kita. Melainkan Jessi, kamu paling bersalah kepadanya.” ucap Aiko serius.

Aku tidak tahu ia begitu langsung membicarakan hubungan ini. Seketika aku terdiam. Aiko mengerutkan dahi dan menghelakan nafas tak berdaya. “Sebenarnya aku membiarkan Jessi mengantarmu, bukan untuk membahas masalah itu. Hanya saja aku sudah tahu ia tidak akan mengikuti ucapanku.”

Aku memandangnya curiga dan berkata, “Apa yang kamu inginkan Jessi beritahu kepadaku?”

Aiko berkata, “Aku ingin ia memberitahu tentang Felicia kepadamu. Sebenarnya kedatangan Jessi kali ini bukan untuk melaksanakan misi, melainkan mengunjungimu. Dan untuk mengapa ia begitu ‘santai’, juga karena ia sering mengelak perintah atasan, jadi ia diberhentikan bekerja untuk sebulan. Harusnya ia dikurung, tapi adanya bantuan dari Keluarga Song, jadi ia tidak perlu, melainkan menyuruhnya pulang untuk memikirkan kesalahannya. Tapi ia tidak kembali ke rumahnya dan langsung datang ke Dongbei.”

Aku tercengang dan penuh dengan keterkejutan, karena aku tidak pernah terpikir kalau seorang Jessi bisa mendapat hukuman, apalagi hukuman yang begitu berat, tapi ia sama sekali tidak memberitahuku. Ini membuat hatiku sedih. Firasatku mengatakan bahwa hukumannya pasti berkaitan denganku. Karena Aiko sudah mengatakan, bahwa ini adalah masalah Felicia. Jangan-jangan Jessi mencegah atasan untuk menggunakan Felicia demi diriku? Jadinya ia membuat atasan marah, lagipula tindakannya ini tidak cocok dengan statusnya. Bagi atasan, ia harusnya seperti orang Keluarga Su, mengikut perintah dan kepercayaan yang ada dan tidak seharusnya memberikan permintaan ataupun kecurigaan.

Ternyata tebakanku disetujui oleh Aiko. Ia berkata, “Setelah Jessi mendapat informasi penggunaan Felicia dari atasannya, ia langsung memberikan pendapat yang menolak dan memberitahu Govy. Masalah ini seharusnya dirahasiakan, tetapi ia membocorkannya. Jika bukan karena dirinya adalah Nona muda Keluarga Song dan memiliki banyak prestasi, mungkin ia akan mendapatkan banyak hukuman yang lebih kejam. Tetapi apa yang kamu lakukan?”

Apa yang kulakukan? Setelah mengetahui ide atasan ingin menggunakan Felicia, aku langsung menghubungi Jessi dengan kesal dan menanyakan ucapannya itu. Mengingat ucapanku yang ‘Lebih baik mengecewakan seluruh orang di dunia ini, juga tidak akan mengecewakan dirinya’, seketika aku merasa diriku sangat bodoh dan kejam. Aku benar-benar ingin menampar diriku sendiri.

Hanya saja bagaimana Aiko mengetahui ini semua?

Aku memandang Aiko penasaran. Ia sepertinya mengetahui pikiranku dan berkata, “Aku juga mengetahuinya dari pembicaraan Jessi dan Govy. Govy bilang Jessi bilang ia lagi-lagi mengelak perintah atasan, maka akan dikenakan hukuman yang lebih berat dan bertanya kepadanya apakah ia takut. Apakah kamu tahu apa yang ia katakan?”

“Tidak takut.” ucapku yakin. “Jessi sama sekali tidak takut dengan akibat kelakuannya. Ia melakukan semuanya dengan rela.”

“Kamu juga tahu?” tanya Aiko cuek.

Melihat tatapan mata Aiko yang kesal, aku merasa tidak enak dan bersalah. Aiko berkata, “Sebenarnya kamu paling mengetahui bahwa orang yang kamu cintai adalah ia dan kamu juga tidak bisa meninggalkannya. Hanya saja kamu tidak melepaskan tanggung jawah yang kamu katakan dan selalu merasa bersalah kepadaku dan Felicia, jadi saat kita meminta bayaran dairmu, akmu juga tidak akan menolaknya. Tapi apakah kamu pernah berpikir kalau kamu memilih kembali kesamping kita, itulah baru penghinaan, karena kamu tidak akan bahagia selamanya.”

Ia lanjut berkata lagi, “Lagipual aku tidak memerlukan kasihan darimu, tidak memerlukan tanggung jawabmu untuk kita. Aku melahirkan anak itu demi diriku sendiri, sama sekali tidak berkaitan dengan dirimu. Aku melahirkannya demi mengabulkan kehidupan yang bahagia bagi diriku, demi tidak berhutang kepada nyawa kecil itu, bukan demi mengancammu ataupun membuatmu sedih. Aku berharap kamu dapat mengerti itu. Untuk Felicia, ia kehilangan ingatan ataupun tidak itu adalah hal yang baik. Dengan cintanya yang begitu dalam kepadamu, juga tidak akan membuatmu menjadi orang yang tidak bahagia. Lagipula ia kehilangan ingatan, bukankah itu rencana yang terbaik dari Tuhan?”

Rencana terbaik dari Tuhan? Aku menoleh kearah Aiko. Ia sedang bersembunyi dirinya dari tatapanku. Ia berkata, “Felicia kehilangan ingatannya, kedendaman yang terdapat diantara kita bedua, sehingga kita tidak bisa selamanya bersama denganmu. Ini adalah pilihan Tuhan untukmu dan aku percaya kalau ini jugalah pilihan terakhirmu. Jadi kamu jangan lagi memikirkannya. Apa kamu mengetahui tanggung jawabmu kepadamu itu sudah kelebihan? Lebih baik kamu menyimpan rasa itu dan mencintai Jessi dengan baik. Lagipula tidak ada seorang wanita yang merelakan semuanya, bahkan kepercayaannya, demi seorang lelaki yang menghabiskan waktunya.”

Aku tidak sangka ada hari seperti ini dimana ia menasehatiku untuk memilih Jessi. Tidak! Hingga hari seperti ini, aku masih banyak ketidaksangkaan, bahwa ia menjadi dekat dengan Jessi, apalagi ucapannya yang membuatku untuk membuat keputusan atas keraguanku. Ia benar, saat aku ingin melepaskan Jessi, aku baru menyadari bahwa aku tidak bisa melepaskannya. Mau Felicia ataupun Aiko minta aku menemaninya, aku juga tidak bisa melepaskan Jessi.

Aiko berkata, “Baiklah. Mari kita membahas hal yang lebih penting sekarang.”

Aku menyimpan pikiranku. Ia bertanya kepadaku, “Sejak tadi kamu mengawasi villa itu, apakah kamu menemukan sesuatu?”

Aku mengangguk dan berusaha menyembunyikan perasaanku sekarang, lalu memberitahu penemuanku dan tebakanku. Setelah ia mendengar, ia menerima senapan anginku dan mengamati villa itu dengan senapan angin. Ia bertanya bagaimana aku melakukannya? Aku bilang aku bersiap untuk meghubungi Kak Yanti, agar Kak Yanti menggunakan alasan siapa pembunuh suaminya untuk bertemu dengan Andreas, lalu dengan arus jalannya, aku bisa mengecualikan tempat-tempat yang memiliki susunan tertentu. Untuk pembunuh itu, aku ingin menggunakan ‘Alwi’ palsu yang menanggungnya. Kalau begini, identitasku tidak terbongkar dan aku bisa membunuh orang dengan orang lain.

Aiko mengangguk setelah mendengar rencanaku. Ia berkata, “Idemu sangat baik, tapi masih kurang, karena kamu melupakan satu hal. Kalau Kak Yanti datang untuk berkunjung, bagaimana mungkin ia berjalan di jalanan yang penuh susunan? Andreas itu sangat teliti. Disaat seperti ini, kalau Kak Yanti pergi berkunjung, Andreas akan curiga. Kalau Kak Yanti salah jalan, akan membuatnya makin curiga, bagaimana?”

Aku mengerutkan dahiku. Memang benar apa yang ia katakan. Aku memikirkan masalah ini terlalu mudah.

Kalau rencana itu tidak bisa digunakan, maka aku hanya bisa menerobos langsung.

Aiko berkata, “Aku akan membantumu untuk mengalihkan perhatiannya.”

Aku segera berkata, “Tidak boleh!”

Raut wajah Aiko seketika mendatar. Ia mengangkat salah satu alisnya dan memandangku, lalu berkata, “Untuk apa kamu mengatur diriku?”

“Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh. Kamu jangan lupa bahwa kamu sudah menjadi seorang Ibu.” ucapku panik.

Mungkin karena teringat Cecilia, raut wajahnya menjadi lebih lembut, tetapi seketika kemudian raut wajahnya kembali lagi. Ia berkata, “Cecilia masih ada orang yang rawat. Nody, Sulistio, Dony dan Jessi akan merawatnya dengan baik. Lagipula ia masih memiliki Ayah sepertimu, bukan?”

“Orang yang ingin kutolong adalah penolong hidupku. Jessi lah mencarikan dokter saat aku sedang susah kelahiran dan ia lah yang merawatku pagi malam, serta ia juga yang mencegah atasan untuk menarik anakku. Mengapa kamu tidak membiarkan aku menolongnya? Mengapa?”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu