Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 261 Cintanya

Jessi mengatakan dia ingin memberi tahuku rahasia kenapa dia datang ke Nanjin untuk mencariku, ini mengejutkanku.

Aku perlahan-lahan berbalik, menatap sepasang mata Jessi yang jernih, tetapi tidak cukup dalam untuk melihat air matanya, bertanya, "Kenapa?"

Jessi dengan datar berkata: "Ini dimulai dari persahabatan antara keluarga Song kami dan orang tuamu. Meskipun ayahku dan ayahmu adalah dua orang yang bertentangan, mereka memiliki kepribadian yang sangat mirip dan perasaan yang sangat baik. Jadi ketika aku pertama kali mendengar tentangmu, ayahku menyuruhku untuk datang ke Nanjin untuk menyelamatkan hidupmu dan demi meninggalkan akar untuk keluarga Chen. Tapi, ayahku juga memberiku tuntutan, dia mengatakan bahwa keluarga Song kami tidak dapat terlalu banyak ikut campur dalam pertempuran di atas dan berbagai pertempuran pasukan bawah tanah, jadi aku hanya perlu menyelamatkan hidupmu. Mengenai apa kamu ada nasib baik, itu tergantung padamu."

Ternyata begitu. Aku dengan penuh syukur berkata, "Dengan seperti itu, Paman Song sudah memberikan bantuan untuk keluarga Chen, bagaimanapun dia sudah meninjau, orang yang bersedia memberikan bantuan padaku, hanya Paman Song seorang."

Selesai berbicara, aku melihat ke arah Jessi dan dengan sungguh-sungguh berkata, "Jessi, sampaikan terima kasihku untuk Paman Song, aku tidak akan pernah melupakan pertolongannya."

Jessi menatapku sambil merenung, aku bertanya padanya kenapa dia menatapku seperti ini, dia berkata, "Takutnya aku tidak bisa membantumu berterima kasih pada ayahku, karena dia sangat tidak puas dengan keterlibatan antara aku dan kamu, jadi... dia menolak untuk berbicara denganku sampai sekarang, ucapan terima kasih ini, kamu memberi tahuku saja sudah cukup."

Mendengar ini, hatiku merasa sangat nyaman. Aku memandang Jessi dan berkata dengan penuh perasaan, "Kamu adalah penyelamatku. Bertemu denganmu adalah hal yang paling beruntung dalam hidupku. Jessi, aku tidak tahu mengapa aku pantas untuk mendapatkan kasih sayangmu yang dalam, aku tidak akan mengecewakanmu."

Selesai mengatakan itu, aku menjabat tangan Jessi, dengan suara dalam berkata, "Aku tidak akan pernah ragu tentang kamu lagi mulai sekarang."

Jessi menatapku dan berkata, "Aku percaya padamu."

Aku memandangnya, tersenyum padanya dan berkata, "Terima kasih sudah mempercayaiku."

Hujan turun semakin deras, aku memberi penghormatan kepada batu nisan adikku, berkata, "Adik, meskipun aku berjanji pada bibi aku kalau dia tidak akan datang lagi, tapi jangan khawatir, aku hanya tidak akan datang pada siang hari untuk membuatnya marah, jika aku merindukanmu nanti, kakak akan kembali di tengah malam, asalkan kamu tidak keberatan kakak datang mengganggu mimpimu."

Setelah itu, aku bersujud di kuburan orang tua angkatku lagi, berkata, "Ibu, Ayah, aku akan mengingat kebaikan kalian di hatiku, aku akan membalas dendam untuk kalian, tidak akan pernah membiarkan kalian mati sia-sia."

Setelah berdiri, aku menoleh ke Jessi, berkata, "Ayo pergi."

Jessi mengangguk, kami berdua pun berjalan di dalam gerimis, di jalan berlumpur. Melihat Jessi yang cerah dan indah, dia sangat tidak sesuai dengan lingkungan ini, aku pikir ini sangat ajaib, jika ini pertama kalinya kami bertemu, mungkin tidak ada yang akan percaya bahwa seorang wanita yang begitu cantik seperti bidadari dan berposisi tinggi ini bisa tinggal di rumahku yang batu bata dan berdebu di setiap tempat itu, dan aku bisa dengan terampil menggunakan kuali berkarat dan kompor hitam di rumahku, bisa beristirahat dengan baik di atas ranjang keras rumahku, dan bisa dengan bebas menemaniku berjalan di jalan berlumpur ini.

Jessi tiba-tiba bertanya padaku apa yang aku pikirkan, aku berkata, "Aku berpikir egois, akan betapa bagusnya jika jalan ini tidak ada akhir, kalau seperti itu, kita berdua bisa terus berjalan. Aku tidak perlu khawatir kamu akan tiba-tiba memutuskan untuk pergi, tidak perlu khawatir aku tidak akan menemukanmu."

Setelah mendengarkan aku, Jessi tersenyum tipis dan berkata, "Aku tidak mau."

Aku melihatnya, dan dia memberiku kedipan mata nakal, berkata, "Karena jika kita terus berjalan seperti ini, kita berdua akan mati kelaparan atau mati kehausan dalam beberapa hari, menurutmu iya tidak?"

Walaupun hatiku sangat sedih, tapi melihat penampilannya yang jenaka, hatiku dihangatkan. Jessi menatapku dan berkata, "Jadi, ada saatnya orang yang tidak ingin kamu temui, hal-hal yang tidak ingin kamu pedulikan, juga harus masuk ke duniamu, karena mereka akan memberikanmu nutrisi, membuatmu menjadi kuat, dan membuatmu bisa hidup dengan bermartabat, menurutmu benar tidak?"

"Ya."

Kata-kata Jessi seperti sinar yang menyinari jalan di depanku dan membersihkan kabut di hatiku. Aku berhenti dan melihat ke depan, melihat pedesaan yang terpencil ini, seolah-olah aku melihat kota yang indah. Dari ibukota Nanjin, aku melihat Beijing yang sibuk dan krisis yang bersembunyi di semua tempat, aku melihat orang-orang yang menemaniku berjalan sepanjang jalan, melihat apa yang menghalangi aku, mereka yang sudah gugur, dan mereka yang belum gugur, setelah terdiam lama, aku berkata, "Kamu benar, jadi aku tidak boleh mengecualikan siapa pun yang sudah memberikanku penderitaan, karena tanpa mereka, aku tidak bisa mencapai tempat-tempat tinggi. Mulai sekarang, aku tidak akan pernah bingung dan mengeluh."

Jessi berkata, "Ayo pergi."

Dia berjalan di depanku, dan aku mengikuti langkah demi langkah, mencoba mengikuti jejaknya sampai ke ujung dunia, saat kami mendekati rumahku, Jessi tiba-tiba bertanya, "Alwi, apa kamu tahu kenapa aku... menyukaimu?"

Aku terkejut, untuk pertama kalinya aku mendengar dia begitu jujur tentang perasaannya padaku, aku masih tidak bisa berkata-kata. Aku menggenggam tangannya dan bertanya kenapa?

Jessi dengan datar berkata: "Ketika aku pertama kali melihatmu, walaupun penampilanmu rendah hati, tapi aku pikir itu sikap yang harus kamu tunjukkan di lingkungan itu, jadi aku tidak meremehkanmu, tetapi aku juga tidak menghargaimu. Menyuruhmu memanjat tempat yang lebih tinggi, itu juga karena aku merasa kasihan kepada paman Chen yang tidak pernah aku temui. Aku tidak ingin seseorang dengan reputasi legendaris seperti dia hancur di tangan putranya. Kemudian, aku melihat kamu berubah sedikit demi sedikit. Tiba-tiba, aku menjadi tertarik padamu. Alwi, aku, Jessi, sudah melihat semua jenis pria. Aku tidak kekurangan atau menikmati semua hal yang dimiliki orang-orang kaya. Orang biasa yang memanjat ke tempat yang lebih tinggi dengan cara tidak bermoral, aku juga jarang melihatnya dua kali, kamu tahu kenapa?"

Sambil berbicara, dia memalingkan wajahnya, rambut panjangnya berterbangan, pakaian hitamnya membuat kulitnya lebih putih seperti giok, dia yang saat ini, bersama pemandangan membentuk sebuah gambar yang indah. Aku berdiri di sini, memandang penampilannya, setelah lama melihatnya, berkata, "Karena kamu membenci metode mereka yang menggunakan cara tidak bermoral. Walaupun kamu memiliki kepribadian yang lemah dan tampaknya tidak peduli pada apa pun, tapi kamu sebenarnya orang yang sangat berprinsip. Ada banyak yang tidak bisa kamu toleransi, hanya saja kamu tidak ingin mengatakannya, kamu tidak ingin berbaur dengan kehidupan orang lain dan menilai apa yang dilakukan orang lain. Betul? "

Jessi mengangguk dan berkata, "Ya, aku dapat memahami mental seseorang yang mencoba memanjat ke tempat yang lebih baik agar dapat keluar dari kemiskinan dan status yang lebih rendah, tapi aku tidak bisa mengerti seseorang yang mementingkan keuntungan, membuang kebaikannya, dan melakukan hal jahat demi mencapai tujuannya. Kamu berbeda, kamu jelas-jelas menginginkan pandangan di atas lebih dari siapa pun, tapi dari awal kamu tidak pernah melupakan hatimu yang sebenarnya. Aku suka melihat kamu yang tidak pernah menyerah, melihatmu tertawa, melihatmu menangis, melihatmu senang karena kemenangan, melihatmu sedih tapi tidak menutupi kekecewaanmu. Aku suka dirimu yang diriku yang sebenarnya."

Aku berjalan ke sebelah Jessi dan berdiri berdampingan dengannya, dia menatapku dan berkata, "Terima kasih karena mencintai aku yang sebenarnya, tapi kebenaran ini mungkin tidak layak disebutkan sama sekali."

“Lalu kenapa?” Jessi berkata sambil tersenyum, semangatnya berkibar. “Apa yang dipikirkan orang lain tentangmu dengan aku ada hubungan apa? Aku hanya tahu, kamu adalah pria pertama yang aku minati, dan orang yang aku pandang, karena itu, aku mau membantumu, tidak hanya membantumu memanjat gunung tinggi, tetapi juga mau membantu ayahmu yang mendapatkan ketidak adilan, aku mau membuat semua orang di dunia ini tahu bahwa kamu adalah mutiara yang berdebu, kamu adalah putra seorang pahlawan. Kamu adalah pria yang sebanding denganku, kamu adalah pilihanku, dan siapapun tidak memiliki hak untuk mengkritik.

Mendengar ini, aku terkejut, memandangnya dan berkata, "Jadi, kamu mendapatkan cara untuk membuatku masuk ke Rajawali, bukan untuk misi, tapi karena melindungi aku dengan misi, sehingga aku bisa memiliki kesempatan untuk mengetahui apa yang sudah dialami ayahku. Betul, kan? Karena itu sebabnya kamu menyuruhku harus memenangkan Kejuaraan Pasukan Khusus tahun depan, dan tidak seperti orang-orang Beijing yang berpikir setelah selesai menggunakanku, lalu menendangku kembali ke Nanjin. Benar, kan? "

Walaupun aku sudah lama tahu bahwa aku salah paham pada Jessi, tapi aku baru menyadarinya hari ini, aku tidak hanya salah paham saja, aku benar-benar malu dengan niat baik wanita ini.

Jika Felicia mencintaiku dengan hidupnya, dan Aiko melindungiku dengan hidupnya, maka Jessi satu tingkat lebih tinggi dari mereka. Demi aku dia sudah melakukan banyak hal secara diam-diam tapi paling mendalam. Yang dia inginkan bukan hanya aku bisa berdiri tegak, dia ingin aku bisa membersihkan noda di tubuhku, agar aku bisa berdiri tegak dan di depan mereka yang sudah menghinaku dan menganiaya ayahku. Dia mau semua orang di dunia untuk tahu, aku Alwi.

Jessi menatapku dengan saksama dan berkata, "Aku mau semua orang tahu namamu adalah Alwi, kamu adalah putra Freddy, kamu adalah putra seorang pahlawan, dan kamu juga seorang pahlawan."

"Jessi..." Aku memandang Jessi, memeluknya erat-erat, memejamkan mata, dan berkata dengan rasa bersalah, "Maaf, aku benar-benar tidak tahu bahwa kamu ternyata sudah mepertimbangkan sebanyak itu untukku, aku minta maaf, aku salah paham, maaf..."

Jessi berkata dengan datar, "Aku sudah bilang, aku, Jessi, tidak pernah menginginkan 'maaf', yang aku inginkan adalah namamu terkenal di seluruh dunia, kemudian menjadi priaku."

Tiba-tiba aku membuat postur militer, dan dengan penuh tenaga aku berkata, "Ya!"

Jessi tersenyum dalam angin bertiup dan lesung pipinya seperti bunga. Pada saat ini, semua kecurigaan dan sakit hati sudah menghilang. Di mataku, dalam pikiranku, dan di dalam hatiku, semuanya dia, yang saat ini seanggun bunga krisan, senyumnya penuh dengan kasih sayang.

Jessi berkata dengan datar, "Alwi, aku sudah pernah bilang, kamu hidup, aku juga hidup, jika kamu Alwi mati, aku akan ikut mati, kalimat ini jelas bukan hanya kata-kata saja, aku harap kamu ingat."

Aku mengangguk, menggenggam tangannya dengan erat, berkata, "Aku ingat, aku akan selalu ingat."

Jessi berkata dengan datar: "Jadi, demi aku, hiduplah dengan baik. Aku masih mengatakan itu, aku akan menunggumu di Beijing, menunggu keberhasilan dan kesuksesanmu dibeijing! "

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu