Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 751 Bagiku, Kalian Semua itu Penting

Sebagian besar anggota Keluarga Yang dibawa pergi untuk investigasi, apalagi yang dibawa pergi adalah peran-peran besar dalam Keluarga Yang, seperti pemimpin Keluarga Yang, Larry dan Ayahnya.

Semua itu sudah berada dalam tebakanku, hanya saja aku tidak sangka masalah ini akan datang begitu cepat. Sepertinya Ficky demi menolongku, langsung bertemu dengan orang itu dan memberikan buktinya. Sedangkan masalah seperti ini dapat merusak kesan dan martabat negara. Orang itu sudah bisa dipastikan tidak diterima dan segera menyuruh orang untuk memeriksanya.

Selain Keluarga Yang, pabrik itu juga sudah diberhentikan. Pastinya pabrik ini sudah mengubah kesannya, mungkin ini adalah ide yang dikeluarkan Keluarga Yang. Sayangnya buktiku sudah cukup, sehingga mereka tidak ada cara pun untuk melindunginya.

Seharusnya aku merasa bahagia Keluarga Yang diinvestigasi, lagipula itu merupakan sesuatu yang kurencanakan sejak lama, tapi entah mengapa hatiku merasa tidak nyaman. Aku juga tidak tahu darimana rasa ketidaknyamanan ini muncul, juga dikarenakan mataku terus meloncat.

Dengan cepat, aku langsung tahu darimana rasa ketidaknyamanan itu, karena Widya membawakan berita untukku, yaitu Cecilia berada di tangan Keluarga Yang.

Widya bilang ia diberitahu sebelum Larry dibawa pergi, dengan tujuan agar ia membahas denganku, agar aku membereskan masalah ini dan bilang kalau Keluarga Yang kali ini tidak bisa kabur, maka ia akan membawa Cecilia untuk dikubur bersama.

Saat ini, aku ingin sekali segera membunuh Larry, sedangkan Aiko langsung bersiap-siap setelah menerima beritanya dan segera meminta Cecilia kembali, tapi aku tahu Larry berani menunjukkan cara ini, berarti ia sama sekali tidak takut kalau kita pergi ke Keluarga Yang dan bahkan sudah menyiapkan semuanya, untuk membunuh kita.

Jadi aku segera menarik Aiko dan berkata, “Kamu tidak boleh pergi, Kak. Kita harus membuat rencana yang sempurna. Kalau tidak, kamu hanya mengirim nyawamu melayang.”

Aiko dengan cuek berkata, “Anakku sedang berada di Keluarga Yang dan kamu menyuruhku menunggu sebuah rencana yang sempurna?”

Dari tatapan matanya yang dingin, aku merasa terkalahkan. Ia melepaskan tanganku, tetapi aku tetap bertahan. Ia dengan kesal berkata, “Lepaskan aku!”

“Tidak akan!”

“Apakah kamu tahu Cecilia adalah seluruhnya bagiku? Ia adalah nyawaku, ada berita tentangnya, aku tidak akan mungkin diam menunggu rencanamu itu.”

Melihat kepanikan dari tatapan mata Aiko, aku berkata, “Oleh karena itu, aku semakin harus mencegatmu.”

Aiko dengan kesal berteriak, “Kalau kamu menahanku, aku akan membencimu selamanya.”

Hatiku mencelos dan tanganku tidak lagi menariknya begitu erat. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menarik tanganku dan berbalik badan lari kearah pintu. Aku menggigit bibirku dan mengejarnya, lalu memeluknya dari belakang. Saat ini, aku bisa merasakan tubuhnya yang kaku ditempat.

Satu ruangan memasukki keheningan yang janggal, bahkan Aiko lupa untuk melepaskanku. Aku dengan lembut berkata, “Kak Aiko, Cecilia bukan hanya anakmu, ia jugalah anakku. Aku juga sangat panik, aku juga ingin sekali pergi menolongnya, tapi jika pergi sendirian, maka kita tidak ada peluang untuk menang. Tidak ada peluang, maka kita tidak dapat menolongnya, kalau begitu apakah berarti?”

““Aku mengerti maksudmu, tapi…”

Aku memotong pembicaraannya dan lanjut berkata, “Lagipula Cecilia ataupun kamu jugalah orang penting bagiku. Aku ingin menolongnya keluar, tapi juga ingin kamu baik-baik saja…Apakah kamu mengerti perasaanku?”

Tubuh Aiko bergetar, tidak membalas ucapanku. Aku memegang bahunya dan membalikkan tubuhnya perlahan-lahan. Tatapan mataku tertuju kepada matanya yang berkaca-kaca. Aku berkata, “Kak, percaya aku kali ini, percaya Ayah brengsek seperti diriku, percaya kepada lelaki yang pernah kamu pertaruhkan seluruhmu untuk melindungi kalian, bolehkah?”

Aiko terus memandangiku, sebenarnya aku ingin selalu mengatakan kata-kata itu, tapi aku tidak berani, karena aku takut aku memberi harapan lagi untuknya.

Tapi aku sudah memikirnya dengan baik. Benar, aku memang sudah memutuskan untuk menggandeng tangan Jessi melalui selamanya. Aku tidak akan berhubungan dengan wanita lain, tapi itu tidak seharusnya menjadi alasanku untuk menghindari tanggung jawab. Aiko, meskipun ia tidak menjadi wanitku, tapi di mataku, ia selamanya adalah keluargaku. Ia yang pernah kucintai, mungkin pernah cinta, tapi tidak berani untuk kucintai. Ia adalah Ibu dari anakku, apakah itu kurang untuk aku berkorban demi dirinya?

Kalau aku sudah memutuskan untuk melindungi mereka selamanya, ada apa yang tidak bisa kukatakan?

Aiko yang sejak tadi tidak berbicara, tiba-tiba air matanya mengalir. Aku menjulurkan tanganku untuk mengelap air matanya dan berkata, “Percaya padaku, baik?”

Aiko menganggukan kepalanya. Aku berkata, “Baik. Kamu pergi beristirahat dulu, sebaiknya sekalian membereskan diri. Nanti kamu akan bertemu dengan Cecilia, kamu tidak boleh muncul dengan penampilan yang begitu berantakan, bukan?”

Aiko masih mengangguk dan menahan isak, berbalik badan dan kembali ke kamarnya.

Setelah ia pergi, Sulistio mengelap keringat dingin di dahinya. Ia berkata, “Kak Alwi, untung sekali kamu sudah menahan Kak Aiko. Kalau tidak, pasti akan terjadi sesuatu padanya. Walaupun tidak pergi sendiri, kita asal memasukki, juga tidak memiliki hasil yang baik.”

Aku tidak berbicara. Sebenanrya tidak ada satupun yang tahu punggungku sudah mengeluarkan keringat yang cukup banyak, karena aku takut aku tidak bisa menahan Aiko. Aku bukan takut untuk menemaninya bertarung, tapi seperti yang kukatakan tadi, kalau kita langsung pergi begitu saja, peluang kemenangan kita akan menjadi sangat kecil. Yang kuingin lakukan adalah membawa Cecilia kembali dengan aman, jadi aku harus menahan, walaupun aku sudah tidak terkontrol.

Sulistio masih saja berbicara. Ia bilang, “Tapi Kak Aiko kali ini memang sangat panik. Ia tidak pernah kehilangan akal seperti ini sebelumnya, lagipula Cecilia hidup bersamanya. Cecilia benar-benar adalah nyawanya.”

Aku tidka berbicara, melainkan mengingat masalah yang terjadi saat aku berkenalan dengan Aiko. Mereka semua tidak tahu, tapi aku tahu Aiko selalu seperti itu, maupun terhadap Cecilia, aku ataupun Dony yang pernah ia cintai dulu. Ia selalu seperti itu.

Aku masih ingat saat ia mengendarai motor dan menabrak pintu kaca untuk membawaku pergi dari keramaian. Aku masih ingat saat ia mengetuk pintu rumah Mawar dan bertarung dengan Fuiz, ia tetap niat membawaku kabur, meskipun dirinya tertusuk. Aku masih ingat saat itu ia terluka, tapi masih saja berusaha ke Beijing demi diriku, dengan kondisi dimana Martin sebagai pemimpin Yancheng…

Aiko, adalah seseorang yang tidak mempedulikan semuanya. Kalau bukan karena masalah Ayahnya, mungkin kita berdua masih bisa bersama dan Jessi lah yang menjadi pihak ditolak.

Hanya bisa dikatakan Tuhan suka sekali bercanda dengan kita. Hanya candaan yang terjadi pada kita, sama sekali tidak bisa ditertawakan.

Aku menarik nafasku dalam dan menekan semua kenangan yang teringat kedalam hati. Aku menutup mataku dan terdiam sesaat. Aku tiba-tiba membuka mataku dan berteriak, “Samuel.”

Samuel membalas dengan teriak juga, “Kak Alwi, aku ada disini.”

““Beritahu semua orang yang ada di Nanjin, untuk mereka segera datang kesini dengan helicopter.”

Samuel sedikit terkejut dan bertanya, “Apakah termasuk Nody dan tim yang dilatihnya?”

“Benar, termasuk seluruh petinju di arena bawah tanah. Kalau ada lomba, segera diberhentikan, begitupula dengan seluruh satpam.”

“Apa yang ingin Anda…”

“Di saat yang tertentu, aku harus langsung memasukki Keluarga Yang.” ujarku garang, lalu menoleh kearah Sulistio.

Raut wajah Sulistio menjadi serius dan berkata, “Aku akan memanggil semua orang yang bisa kupanggil di Hangzhou, paling kita hanya perlu melawan mereka sekali.”

Mereka berdua segera menghubungi orang yang bersangkutan. Sedangkan aku menghubungi Widya, menyerang langsung merupakan taktik terakhirku, aksi yang digunakan saat aku tidak bisa melakukan apapun. Lagipula kalau aku menyerang langsung, maka akan menyebabkan kematian dan kelukaan yang banyak. Jika itu terjadi, maka atasan bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyerangku, lagipula kesabaran mereka kepadaku juga terbatas.

Jadi aku harus membuat rencana lagi, sebuah rencana yang lebih aman dan pintu keluar dari rencana ini adalah Widya.

Larry menangkap Cecilia, lalu mengapa aku tidak menangkap Widya, sebagai sebuah penawaran?

Hanya saja pikiran terlalu polos, karena saat aku memberitahu rencanaku, Widya bilang ia tidak bisa menemaniku untuk berakting, karena ia sedang berada di rumah Keluarga Yang.

Ternyata Larry takut terjadi sesuatu pada Widya, jadi ia sudah menyuruh orang untuk membawanya ke Keluarga Yang dan juga menyuruhnya untuk tidak keluar rumah. Meskipun ia tidak menyukai Larry, tetapi untuk masalah seperti ini, kalau ia tidak mendengar perintah Larry, maka ia akan dicurigai.

Lagipula Keluarga Yang sekarang ada banyak pasang mata yang menatapnya. Kalau bukan karena ia hampir saja dibunuh oleh Wilsen dan itu membuat Larry marah, sehingga mengacaukan Keluarga Yang, jadi semua orang tidak berani melukainya. Siapa tahu kali ini Keluarga Yang akan menggunakan kesempatan ini untuk membunuhnya.

Aku merasa sedikit kegagalan saat aku tidak bisa menyerang melalui Widya. Saat ini, aku benar-benar diserang oleh gerakan Larry secara tiba-tiba, lagipula Larry juga tidak sangka gerakan atasan begitu cepat. Ia menangkap Cecilia demi menghentikan masalah ini terjadi, tapi sekarang masalahnya sudah terjadi. Keluarga Yang sepertinya akan sangat panik.

Juga berarti kondisi Cecilia semakin berbahaya. Aku benar-benar takut Keluarga Yang bisa melukai Cecilia untuk melampiaskan amarahnya. Bagaimana? Bagaimana ini?

Saat ini, aku muncul sebuah ide lagi. Aku berkata, “Widya, waktuku sisa dikit. Kali ini, kamu harus membantuku.”

Widya berkata, “Tidak perlu sungkan denganku. Kamu harusnya tahu perasaanku kepadamu…Jangan salah paham, kubilang perasaan antar persahabatan.”

Aku tertawa pahit dan tidak ada niat untuk bercanda dengannya. Aku bilang, “Aku mengerti. Seperti ini, aku ingin kamu berjalan sekeliling di rumah Keluarga Yang, bantu aku lihat bagaimana dengan pengawasan Keluarga Yang. Kurasa mereka pasti sudah menyiapkan semuanya. Aku perlu tahu bagaimana dengan kemampuan senjata mereka, dibagian mana, ada berapa orang. Dengan seperti itu, saat kita sedang menyerang, jadi tidak akan mudah terlukai.”

Mengetahui kepribadian diri sendiri dan musuh, agar tidak mudah terkalahkan. Saat bertarung, mengetahui info musuh secara rinci itu yang terpenting.

Widya terdiam sesaat dan bertanya, “Kamu mau menyerang langsung?”

“Benar.”

“Apakah kamu tahu kalau kamu menyerang langsung, yang menunggumu bukan hanya kekuatan dari Keluarga Yang dan juga ‘perawatan penting’ dari atasan. Seharusnya kamu mengetahuinya. Jika kelakuanmu menjadi sebagai pelanggaran, mungkin saja kamu bisa dihukum mati.”

Aku tahu Widya sedang memberi perhatian kepadaku, jadi tidak berharap aku begitu gegabah. Aku hanya bisa tertawa dingin dan berkata, “Hukuman mati? Memang ada apa dengan itu? Demi Cecilia, maupun itu hukuman mati, aku juga tidak takut! Aku hanya tahu siapa yang berani menyentuh anakku, maka aku akan membunuh satu keluarganya. Larry, ia kira aku tidak berani beraksi kepadanya? Salah, aku akan membuatnya mati dengan buruk!”

Widya berkata, “Kalau begitu lebih baik aku keluar dan ‘ditangkap’ olehmu.”

“Tidak boleh. Di keadaan seperti ini, kalau kamu tertangkap olehku, bilang kebetulan, juga tidak akan ada orang yang percaya.”

“Kalau begitu bocorkan saja. Aku tidak percaya si Larry itu benar-benar tidak peduli kepadaku!” ujar Widya cuek.

Aku tahu ia tidak ingin aku menyerang langsung. Seperti yang ia katakana, gerakanku terlalu berbahaya, tapi aku tidak memperbolehkan identitas Widya terbocorkan, karena Larry tidak bodoh. Kalau identitas Widya terbocorkan, maka Larry tidak akan melepaskannya dan itu akan semakin menggila.

Widya masih saja tidak mengerti lelaki, tapi aku mengerti, jadi aku tidak boleh mendorongnya ke dalam api. Yang terpenting, aku masih harus memintanya untuk melakukan sesuatu untukku.

Mengingat ini, aku berkata kepada Widya, “Widya, caramu itu tidak berguna.”

“Tidak berguna? Kalau begitu, biarkan aku menyerang bersamamu.”

“Tunggu, kamu dengar aku terlebih dahulu. Kalau ada sesuatu yang terjadi padaku, kamu berada disamping Larry, masih bisa membantuku untuk melakukan satu hal, yaitu bantu aku mengawasi Larry dan Hensen. Aku masih berharap kepadamu untuk mengalahkan Hensen, agar ia tidak bisa menikahi pacarku. Jadi kamu tidak boleh terjadi sesuatu. Bolehkah kamu tinggal di Keluarga Yang?”

Widya berkata dengan cuek, “Aku tidak akan menyetujuinya. Kalau kamu tidak ingin pacarmu menikah dengan lelaki lain, maka kamu harus mencegatnya sendiri. Alwi, biarkan aku memperingatimu, kamu harus hidup. Kalau kamu mati, aku tidak akan melakukan ini untukmu.”

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu