Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 969 Aku Akan Mendengarkanmu

Mungkin aku dan Aiko memang sudah ditakdirkan untuk tidak bisa menjadi suami istri.

Aku berpikir begitu, tetapi aku malah tidak merasa senang sedikitpun. Aku menoleh dan melihat ke Cecilia lagi, aku menyentuh kepalanya dengan lembut, jika mau mengatakan seumur hidupku pada siapa aku paling berhutang yaitu pada Cecilia. Aku tidak bisa memberinya keluarga yang lengkap padanya, sekarang dia tidak mengerti arti dari hal ini, tetapi jika dia sedikit lebih besar, dia otomatis akan memahami hal ini, pada saat itu tiba, apakah dia masih bisa seperti sekarang sangat dekat padaku, dan menyukaiku? Jujur saja, aku benar-benar sangat takut, aku takut dia akan membenciku setelah dia memahami semuanya.

Aku menghela napas, aku tidak berani memikirkannya lagi, aku mengeluarkan ponsel yang digunakan untuk menghubungi Nody dan yang lainnya, aku menyalakannya dan melihat banyak panggilan yang tidak terjawab, kebanyakan adalah panggilan dari Sulistio. Aku segera menelpon Sulistio, dan ketika dia menjawab telepon, dia langsung berkata dengan marah: "Kak Alwi, mengapa kamu baru menjawab telepon? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

Aku tersenyum dan berkata: "Aku baik-baik saja, hanya saja aku pergi untuk mengurus sesuatu, karena takut digeledah, jadi aku tidak membawa apa-apa. Mengapa kamu meneleponku begitu banyak? Apakah kamu ingin mengakui kesalahanmu?"

Sulistio berkata dengan sedih: "Kak Alwi, aku sudah salah, tetapi aku juga tidak berdaya. Aku tidak menyangka bahwa kak Aiko akan membantu Nona Angela dan anaknya melarikan diri, ia bahkan juga pergi bersamanya. Jika aku tahu sejak awal, aku tidak akan pernah berani membiarkan mereka berhubungan. "

Aku menenangkannya sambil tersenyum dan berkata: "Sudahlah, jangan salahkan dirimu lagi, aku tidak menyalahkanmu. Bahkan jika kamu mengetahu hal ini sebelumnya, apakah kamu bisa menghentikan Aiko?"

Sulistio berkata dengan canggung: "Iya juga sih. Jika kak Aiko sudah memutuskan suatu hal, aku tidak mungkin bisa menghentikannya, kak Alwi ... apakah kamu akan menyalahkan kak Aiko? Jangan salahkan dia, dia, alasan utama mengapa ia melakukan itu adalah karena dia ingin ada seseorang yang merawatmu, selain itu, dia seharusnya hanya ingin mengambil kesempatan untuk pergi melihatmu, dia ingin melihat bagaimana kehidupanmu sekarang, kamu jangan marah padanya. "

Aku berkata dengan ringan: "Tenang saja, walaupun aku marah, aku juga tidak mungkin marah padanya, ada beberapa hal bahkan jika kalian tidak memberi tahuku, aku juga tahu jelas. Aku menelponmu itu karena aku ingin memintamu mengirim seseorang ke perbatasan besok untuk menunggu Aiko di sana, dia akan pergi besok malam ... "

Sulistio bergegas berkata: "Kak Alwi, jangan khawatir, aku sudah menyuruh orang untuk menunggu di sana sejak lama. Jika bukan karena di Hangzhou, tidak boleh tidak ada kepala, maka aku akan pergi ke sana sendiri. Sudah begitu lama, masih membiarkanku untuk duduk di sini, Samuel ini, jika dia di Hangzhou betapa baiknya itu, tetapi dia malah kembali ke Nanjin. "

Aku mendengarnya terus mengeluh, mengetahui bahwa dia tidak menyalahkan siapa pun, dia hanya menyesal tidak bisa datang ke sini. Dia berkata cukup lama, melihatku terus diam dan tidak berbicara, dia berkata dengan canggung: "Kak Alwi, apakah aku terlalu banyak bicara, dan membuatmu jengkel? "

"Apakah aku begitu sangat tidak sabaran?" Tanyaku dengan kesal.

Sulistio menyeringai dan bertanya padaku: "Kak Alwi, setelah kamu kembali ke kota Invincible Empire, apakah Armour Zhong dengan ayahnya mempersulitmu?"

Aku berkata: "Tidak, mereka sekarang menganggapku sebagai orang yang berjasa, dan mereka semakin mempercayaiku, jangan khawatir. Selain itu, aku sudah menaruh Nando ke sisiku sebagai sopirku, ada dia di sini, kamu lebih tidak perlu khawatir aku akan terluka. "

"Baiklah kalau begitu." Sulistio berkata dengan lega, "Kamu harus sering menelpon kami. Sekarang Nando dan yang lainnya sudah lama tidak menghubungi kami, aku rasa mereka sudah tidak punya cara untuk menghubungi kami. Oleh sebab itu, kamu harus lebih sering meneleponku dan memberi tahuku bahwa kamu selalu aman. "

Setelah mendengar perkataan Sulistio, hatiku benar-benar merasa hangat, aku berkata: "Jangan khawatir, aku pasti akan sering menelepon kalian, oh iya, sampaikan salamku kepada Dony Yun dan yang lainnya, sampai di sini dulu, ponselku sudah batrei low, dan Cecilia juga sedang tidur, aku takut akan membangunkannya. "

Sulistio langsung menurunkan suaranya dan berkata: "Aku mengerti, aku akan menutup teleponnya."

Setelah menutup telepon, aku mengisi daya ponsel, kemudian mulai makan, baru makan sedikit, lukaku mulai sakit, aku terpaksa berbaring di sana dan diam-diam menahannya.

Pada saat ini, Aiko membuka pintu dan berjalan masuk. Dia berjalan mendekat dan melihat sayur di atas meja tidak begitu di sentuh, lalu ia menatapku dengan penuh perhatian, kemudian ia mengangkat alisnya dan bertanya: "Bagian mana yang tidak nyaman?"

Ternyata memang tidak bisa menyembunyikannya darinya. Aku berkata sambil tersenyum: "Belakang, tetapi jangan khawatir, kamu juga tahu bahwa luka bakar seperti ini akan terasa sakit berulang kali, aku bisa menahannya."

Aiko menatap punggungku dan berkata dengan suara rendah: "Biarkan aku melihat lukanya, lalu aku akan membuat resep obat untukmu."

Aku tahu ilmu medisnya dipelajari dari kakekku. Otomatis, dia lebih baik daripada seorang perawat muda seperti Ying, tetapi aku tidak ingin dia melihat lukaku, jadi aku berkata: "Lupakan saja, aku bisa menahannya."

Siapa sangka, perkataanku langsung membuat Aiko marah, dia tiba-tiba menekan lenganku dengan kedua tangannya, dan ia langsung mengangkatku dengan mudah, aku menatapnya dengan terkejut, dia tidak menatapku sedikitpun, ia melepas sanggul di kepalanya, rambut hitamnya seperti air terjun membentang seperti satin. Diwajahnya yang cantik terlihat sedikit kegalakan, ia membawa wibawa yang tidak bisa ditolak, dia memutar sanggulnya, sanggulnya tiba-tiba menjadi lebih panjang, dan sebuah pisau ramping memanjang keluar dari dalam. Karya ini mengingatkanku pada cincin yang dirancang oleh Jessi untukku.

Aku menyentuh jariku yang sudah kosong tanpa sadar, kemudian Aiko memotong perbanku dengan pisau, tetapi perbannya tidak terbuka, malah langsung menempel ke tubuhku. Aiko sedikit mengernyit, dia memintaku untuk menahannya sedikit, kemudian ia langsung memotong kain kasa yang menempel di belakangku, lalu ia berkata dengan dingin: "Ini adalah luka yang kamu bilang baik-baik saja? Orang yang memberikanmu perawatan tidak terampil, ia juga tidak menggunakan obatnya dengan benar, kamu tunggu sebentar, aku akan melepaskannya. "

Aku sedikit terkejut dan berkata: "Tidak mungkin, Ying adalah seorang perawat, dan dari apa yang dikatakannya, dia terlihat seperti seorang perawat yang sangat profesional. Mengapa ia melakukannya dengan tidak benar?"

Pada saat ini, nada bicara Aiko tiba-tiba berubah. Dia berkata: "Tidak benar ..."

Jantungku langsung berdegup kencang dan bertanya: "Ada apa?"

Dia berkata: "Obat ini bermasalah, itu akan memperburuk lukamu. Tidak hanya itu, itu juga dapat menyebabkan tetanus dan komplikasi lain pada lukamu. Jika kasusnya parah, itu dapat menyebabkan demam tinggi, bahkan koma, syok, dan bahkan kematian."

Aku terkejut, aku langsung berbalik, menatap Aiko, dan berteriak dengan kaget: "Ying, dia ingin mencelakaiku!"

Aiko mengangguk, wajahnya menjadi sangat serius, di sepasang matanya penuh dengan niat membunuh. Dia berkata: "Iya, Ying itu bukan ingin menyelamatkanmu, tetapi ingin membunuhmu. Wanita ini tidak bisa dibiarkan, segera suruh orang untuk menangkapnya. "

Aku langsung cemas, aku melompat dari tempat tidur, tidak peduli dengan luka di tubuhku, aku pergi ke lemari untuk mengambil pakaian sambil berkata: "Tidak, menangkapnya atau tidak itu bukan intinya, intinya adalah Nando masih bersamanya dan dia tidak tahu wajah aslinya, jika terus begitu, Nando akan berada dalam bahaya! "

Setelah mengatakan itu, aku menampar diriku sendiri dengan jengkel dan berkata: "Ini semua salahku, aku merasa diriku pintar dan usil, aku pikir Ying tertarik pada Nando, jadi aku ingin memberi kesempatan kepada Nando dan dia, dan aku menyuruh Nando untuk mengantarnya pulang terlebih dulu, setelah pulang baru datang mencariku, tetapi sudah begitu lama, dan dia belum kembali, itu artinya dia mungkin mengalami masalah! Dan aku, dan aku, sebagai bosnya, bahkan aku tidak menyadari ini, jika terjadi sesuatu padanya, aku akan tidak tenang seumur hidupku! "

Aku berkata sambil memakai pakaian dan bersiap untuk keluar, tetapi aku malah ditarik oleh Aiko. Ketika aku berbalik, aku melihat dia berkata dengan serius: "Alwi, jika kamu tidak ingin mati, maka berbaringlah di tempat tidur, Nando, aku akan mengajak seseorang untuk menyelamatkannya, kamu tunggu saja kabarnya di rumah. "

Aku menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak, aku harus pergi sendiri, apa lagi, jika kamu keluar dan mengekspos identitasmu maka itu akan lebih berbahaya."

Aiko tiba-tiba berjalan mendatangiku, dan matanya langsung menatap ke mataku, ia bertanya: "Apakah kamu peduli padaku?"

Aku tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba mengatakan ini, seharusnya mengatakan ini dalam situasi apa, mengapa dia masih memiliki mood untuk mengatakan ini? Aku mengangguk dan berkata dengan cemas: "Aku tentu saja peduli padamu, kalau tidak aku juga tidak akan tidak mengizinkanmu pergi. "

"Jika kamu peduli padaku, maka kamu seharusnya mengerti suasana hatiku mengkhawatirkanmu." Ujar Aiko dengan serius.

Aku terdiam di sana, dan tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa, jantungku berdetak dengan cemas, Aiko berkata dengan serius: "Jadi, anggap saja aku memohon padamu, kembalikan ke tempat tidur dan berbaringlah, kamu membutuhkan pengobatan terbaik dan tercepat, mengenai Nando, kamu dapat menyuruh orang lain untuk menyelamatkannya, tenang saja, Regy Yang dan yang lainnya juga peduli pada Nando, dan mereka memiliki kemampuan untuk itu, bisakah kamu jangan kekanak-kanakan? Selain itu, jika kamu pergi seperti ini, pernahkah kamu berpikir, jika terjadi sesuatu padamu, apakah Nando akan tenang? "

Aku menatap Aiko dan setelah beberapa saat aku mengangguk lalu berkata: "Aku mengerti, aku akan mendengarkanmu."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu