Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 554 Negosiasi Berhasil

Mendengar kalimat ini, aku terdiam, menyipitkan mataku melihat pria yang datang dari balik pohon besar itu, hanya melihat tubuhnya yang tegak, wajahnya terlihat berintelektual, tapi matanya menyembunyikan sebuah maksud dingin seperti bisa ular. Aku hanya merasa dia sangatlah familier, saat dia mulai terlihat, ide pembunuhan munculdi benaknya, aku menatapnya dingin dan bertanya: "Kamu adalah penembak jitu yang mengejarku hari itu dengan geng narkoba?"

Dia menjawab dengan cepat: "Benar sekali! Itu aku! akung sekali kamu terlambat mengetahuinya!"

Selesai dia berbicara, dia mengarahkan pistol untuk menembakku, orang lainnya juga mengeluarkan penampilan untuk menarik pelatuknya. Kulit kepalaku kesemutan, aku segera melepaskan jaketku, waktu ini, semua orang mundur selangkah, tidak berani bergerak lagi, tapi penembak jitu itu marah dan bertanya: "Beraninya kamu datang ke rumahku dengan bom itu?"

Benar sekali, saat ini tubuhku dikelilingi oleh sebuah bom, pamanku yang menyiapkannya untukku, takut kalau-kalau alasan dia setuju bertemu denganku adalah kedok Hensen Hu untuk menipuku agar datang ke rumahnya, tujuannya adalah untuk menipuku datang ke rumahnya, lalu membuangku. Aku sangat lega mendengarkan nasihat pamanku, kalau tidak mungkin aku sekarang sudah ditembak menjadi ayakan.

Aku berkata dengan dingin: "Apa yang kamu katakan? Rumahmu? Bukannya kamu adalah anak pak kepala, Vicky Hu?"

Pria itu menganggukkan kealanya, dia dengan cepat mengiyakan dan berkata: "Benar sekali, ini aku."

Aku tidak bisa menahan untuk tertawa dingin dan berkata: "Aku awalnya berpikir kamu akan membunuhku, karena hari itu aku terpaksa melakukannya, membunuh banyak orang-orang kita, kamu ingin membalaskan dendam mereka, Jika begitu, aku meghormatimu sebagai pria, sekarang aku paham, kamu ingin membunuhku, bukan hanya karena Jessi, tapi karena ku adalah sainganmu! Sangat menyedihkan, kasihan dan juga lucu! Menjadi seorang tentara, kamu Vicky Hu demi keuntunganmu sendiri, kamu mau membunuh teman perangmu sendiri, aku benar-benar malu kepadamu!"

"Tutup mulutmu! kamu mendorong Jessi untuk menghentikan pertunangan, kamu tidak memikirkan keluarga Hu, kamu sedang menghina martabat keluarga Hu, aku adalah anak laki-laki keluarga Hu yang bermartabat, jika aku tahan dengan ini, bagaimana aku bisa mendapatkan identitas dan seragam militerku? Apalagi, kamu telah membuat kesalahan besar dan membunuh begitu banyak kawan seperjuangan, aku harus membunuhmu!" Vicky Hu memarahiku, kedua matanya menunjukkan hasrat untuk membunuh.

Aku maju selangkah perlahan, semua orang segera mundur selangkah, Vicky Hu malah mengarahkan senapannya ke kepalaku, berdiri diam disana. Aku berkata dengan dingin: "Kamu punya martabat? Jika kamu memiliki martabat, kamu tidak akan menampar wanita terkenal itu, dia membawa hadiah itu ke keluarga Song tanpa persetujuannya, jika kamu memiliki martabat, kamu tidak akan tahu setelah Jessi membatalkan pertunangannya, alih-alih mencoba untuk mengubah perilakumu, kamu malah ingin membunuhku. AKu tidak mengerti, semua hal yang kamu lakukan bukan untuk melindungi martabatmu, tapi kamu sedang menginjak-injak martabatmu sendiri!"

Vicky Hu marah mendengar perkataanku ini, matanya merah dan menatapku tajam, berteriak: "Tutup mulutmu! Dia belum menikah, bagaimana dia bisa terkenal? Adalah hakku mengejar dia! Jika dia memilihku dan membuangmu, itu berarti kamu tidak memiliki karisma! Apalagi, aku menyukainya itu adalah keuntungannya, kondisiku jauh lebih baik daripada kamu, putra seorang pengkhianat!"

Orang ini benar-benar gila! Aku tersenyum dingin dan berkata: "Benar, kamu menyukainya itu adalah keuntungannya, tapi dia tidak menginginkan keuntungan ini, tidak boleh kah?"

Perkataanku menyinggung Vicky Hu, dia menggertakkan giginya dan berkata: "Alwi! Jangan berpikir kamu beruntung, setelah mendapatkan hatinya lalu menghinaku, kamu sampah, kamu pikir kalau dia tahu kamu membunuh banyak kawan seperjuangan, mengkhianati kepercayaan kami, dia masih bisa menyukaimu hah?"

Aku terkejut, aku tidak berkata apapun, VIcky Hu pasti mengira bahwa perkataannya menyinggung diriku, dia tersenyum dingin dan berkata: "Sepertinya kamu punya pengetahuan diri, jika masih suka padamu, maka kamu adalah sebuah rasa malu untuk hidupnya!"

Melihat wajah sombong Vicky Hu, aku berkata dengan dingin: "Hanya jika dia bisa kembali dengan selamat, tidak masalah jika tidak menyukaiku lagi."

Menurutku, keselamatan Jessi adalah yang terutama, jika dibilang kalau aku menyerah dalam hubungan kami, dan bisa diganti dengan keselamatannya, Aku tidak akan ragu untuk mengakhiri hubungan kami.

Melihat keadaannya sekarang, hatiku sedikit sedih, juga tidak lagi memliki hasrat untuk berkonfrontasi dengan Vicky Hu, aku melihat VIcky Hu dan berkata: "Kamu tidak bisa membunuhku, kecuali kamu dan aku mati bersamaan. Jika tidak ingin, silahkan kamu pergi, aku ingin pergi keatas menemui ayahmu."

Vicky Hu memasang muka bengis dan berkata: "Jika aku berkata tidak?"

Di waktu ini, sebuah suara terdengar tidak jauh dari situ, yang mengatakan: "Jika kamu berkata tidak, kamu snagat membuatku kecewa, tidak cocok untuk menjadi anak seorang Hensen Hu!"

Aku melihat sekeliling dan melihat Hensen Hu berdiri menyilangkan tangannya dibelakang, wajahnya menyiratkan keseriusan dan kekerasan, dia menatap dingin Vicky Hu dan bertanya: "Apakah kamu belum menyadarinya? Dia mengetahui lebih banyak hal daripada kamu, beberapa hal ini harusnya ada pada identitasmu saat ini, integritas dan keterbukaan, kesadaran diri yang benar, kamu tidak memiliki satupun dari ketiga aspek ini!"

Wajah Vicky Hu sangat kesal, dia marah dan memalingkan wajahnya, dia menggertakkan giginya dan berkata: "Aku tidak mengerti, sebenarnya darimana aku bisa lebih rendah darinya?"

"Kamu lebih rendah dalam semua hal, kecuali kelahiran!" Hensen Hu berkata dengan dingin, selesai berbicara dia melihatku sekilas, lalu melanjutkan pembicaraan, "Bukankah kamu ada pembicaraan denganku? Ikut denganku."

Aku menganggukkan kepala, mengikuti Hensen Hu pergi, mengikutiny sampai ke kantor, menutup pintu, Hensen Hu melihat bom yang ada di badanku dan berkata: "Orang yang berani datang kesini dengan mengikatkan bom, kamu adalah orang pertama, tidak peduli apa tujuanmu, hanya karena perilaku ini, aku akan memiliki alasan untuk menembakmu."

Aku tersenyum dan berkata: "Pak kepala, aku melakukan ini juga karena terpaksa, aku menyinggung anda, anda juga memanfaatkan aku, kita berdua sudah adil, bukan?"

Hensen Hu mengernyitkan alisnya dan bertanya: "Memanfaatkan kamu? Bagaimana bisa aku tidak ingat pernah memanfaatkanmu?"

Dia melirikku dengan samar, meskipun tidak ada kesengajaan, tapi dia tidak menyembunyikan ketidaksukaannya padaku, aku tersenyum dan berkata: "Pak kepala Hu, anda tidak menyukai aku, juga tidak mengakui aku, benar kah?"

Hensen Hu menaikkan alisnya, tidak perlu komentar, aku tahu ini adalah sebuah jawaban ya.

Aku tersenyum, dan melanjutkan: "Bertanya kepada seseorang yang tidak menyukaimu juga tidak mengakuimu, di mata seorang ayah, bagaimana bisa aku lebih hebat dibandingkan anak anda? Maka bisa dikatakan, barusan anda tidak bermaksud untuk memuji aku, tapi ingin memanfaatkan aku untuk mendidik anak anda, mengajarkan padanya harus menjadi orang sukses yang seperti apa. Anda masih bisa berkata anda tidak memanfaatkan aku?"

Selesai berbicara, aku pura-pura tidak bersalah dan berkata: "Aku sangat kasihan, mulai dari kecil, anak anda pasti ingin mengintrospeksi perbuatannya, mungkin karenanya dia juga menjadi orang yang sangat hebat, tapi aku, akan terus menjadi paku di matanya dan duri dalam dagingnya, anda hanya memanfaatkan aku, dan juga membuatku benci, apakah aku berkata benar?"

Hensen Hu tersenyum dan berkata: "Nak, bergaul dengan orang-orang, terkadang ini hanya masalah melihat dan tidak mengatakan, tetapi kamu jelas tidak memiliki kesadaran ini."

Aku berkata datar: "Jika aku memiliki kesadaran ini, hari ini aku pasti telah ditangkap, bukankah nanti aku menjadi semakin menyedihkan? Orang tidak mati demi diri mereka sendiri, anda bisa menjaganya."

Mendengar perkataan ini, Hensen Hu melihatku dengan tidak tersenyum, matanya menatapku, dia berkata: "Baiklah, kita membicarakan topik yang sebenarnya, kamu bilang kamu punya bukti bahwa kamu telah diperlakukan tidak adil? Keluarkan barang buktimu itu."

Aku menghela napas lega, aku tahu dia tidak berencana khawatir tentang pembomanku, jadi, aku mengeluarkan pena rekaman itu, aku mengeluarkan semua kata-kata yang ingin kukatakan, setelah menungguku selesai berbicara, melihat eskpresi Hensen Hu yang dari awal seperti sumur tua itu, sepertinya dia hampir tidak mendengarkanku, aku terdiam melihatnya, bersabar menunggu jawaban darinya.

Setelah kira-kira lima menit, Hensen Hu membuka tangannya dan mengetuk-ngetuk meja, berkata: "Baiklah, aku sudah berjanji padamu."

Aku benar-benar menghela napas dengan leganya, dan berkata: "Awalnya aku berpikir pak kepala akan lama mempertimbangkan ini, tidak mengira akan secepat ini."

Hensen Hu berkata dengan datar: "Kamu dari awal adalah korban, bisa dikatakan, kamu adalah pengawas kami, sehingga hal-hal bisa terjadi, namun demikian, kamu telah membunuh banyak kawan seperjuangan ini adalah fakta, maka, mulai dari hari ini, aku bisa mengembalikan identitas pasukan khususmu, tapi aku tidak bisa mengembalikan pangkat militermu, dan akan menyita medalimu."

Aku awalnya tidak terlalu peduli dengan nama palsu itu, maka aku langsung menerimanya.

Hensen Hu melihatku dan berkata: "Sangat bagus, dengan demikian, lakukanlah dengan baik."

Dia berkata sambil mengambil sebuah ponsel dari dalam laci dan memberikannya padaku: "Ini ponsel digunakan untuk menghubungiku, simpan dengan baik."

Aku menerima ponsel itu, dia menyuruhku untuk pergi, aku belum mau beranjak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata: "Masih ada urusan?"

Aku berkata: "Aku dengar bahwa paman Song sudah mundur?"

Hensen Hu tidak ingin membicarakannya dan sedikit kesal, dia berkata: "Benar, demi anak perempuan keakungannya, hanya jalan ini yang bisa dia lewati, salah satu orang bertalenta yang sangat diakungkan! Aku ingin membantunya, tapi...... Ah sudahlah! Kita punya banyak orang, tanpa diduga menjadi target cemoohan yang dibodohi,benar-benar memalukan negara!"

Selesai dia berbicara, dia menatapku dengan wajah serius dan berkata: "Maka kamu harus semangat, jika penyamaranmu berhasil, ini demi memecahkan tumor bagi negara kita, sampai pada suatu saat nanti, posisi identitasmu akan bisa naik, semua kesalahan padamu juga akan dibersihkan."

Aku mengejek dan berkata: "Aku tidak memiliki kesalahan, cepat atau lambat suatu hari nanti aku akan bisa membersihkan nama ayahku!"

Hensen Hu menaikkan alisnya, berkata: "Sebelum ada cukup bukti, ayahmu selamanya adalah seorang pengkhianat, bahkan jika kamu tidak bisa mempercayainya, kamu juga tidak bisa mengubah apapun."

Mendengar dari nadanya, terlihat bahwa dia tidak suka pada ayahku, aku sedikit marah, tapi aku juga tidak mempedulikannya, tapi aku berkata: "Aku ingin menanyakan hal terakhir, taruhan kita yang dulu, apakah masih terhitung? Jika aku berhasil menyelesaikan misi, bukankah kalian akan mengembalikan hadiah itu?"

Hensen Hu dengan cepat menganggukkan kepalanya dan berkata: "Boleh."

Aku tidak lagi berkata apapun, memberi dia hormat, memutar badanku dan segera meninggalkannya, setelah keluar, aku langsung mengubur ponsel yang diberikan Hensen padaku dibawah pohon rumahnya itu. Dengan adanya pembelajaran yang lalu, aku tidak akan pernah memakai ponsel yang diberikan atasan, karena aku takut jika tidak hati-hati, maka aku bisa 'terlacak'.

Pulang ke villa, pamanku langsung bertanya padaku bagaimana? Aku berkata sudah berhasil, dia menganggukkan kepala dengan lega, melihatku dan berkata: "Aku takut kalau mulai besok, kamu sudah tidak bisa menemani paman lagi, sampai diluar, berhati-hatilah,ingat, walau bagaimanapun, nyawamu yang paling penting, kamu harus menjaga dirimu baik-baik, mengerti?"

AKu tersenyum dan berkata: "Mengerti, paman. Oh ya, paman, aku meminta kepadamu satu hal, paman harus terus memberitahuku tentang kabar Jessi, aku sama sekali tidak ingin kehilangan dia."

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu