Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 385 Bertemu Tapi Tidak Kenal(1)

Aku meninggalkan rumah sakit, Claura tidak menyusulku, kemungkinan besar karena dia harus menghadapi kematian Justin , pada saat ini, dia berada di bawah tekanan. Lagi pula, Justin sekarang pasti berada di tangan orang-orang saudara kembarku. Dia tampaknya patuh pada Claura, tapi tujuan utamanya adalah untuk mengawasiku, atau mengawasiku untuk saudara kembarku, jadi jika dia sudah mati, Claura seharusnya tidak bisa menjelaskannya pada orang itu.

Dan ini juga hasil yang aku harapkan. Setelah mengetahui Justin mengenali orang itu sebagai tuan, aku bahkan menjadi lebih bertekad untuk membunuhnya karena aku bisa menggunakannya untuk menghancurkan hubungan antara Claura dan saudara kembarku.

Berjalan tanpa tujuan di jalanan, mengenakan topeng, aku mendapat banyak pandangan penasaran dan aneh di sepanjang jalan, tapi aku sudah terbiasa, jadi aku tidak merasa tidak nyaman. Kemudian, ketika aku sampai ke sebuah taman, aku jelas merasa bahwa seseorang mengikutiku, jadi aku masuk ke hutan di dalam taman, mencari ranting yang tajam, kemudian menuju ke kursi santai untuk duduk dan menyembunyikan ranting.

Ponsel di sakuku bordering, aku tidak perlu melihatnya juga tahu bahwa itu Claura. Aku tidak berencana untuk mengangkatnya. Memaafkannya terlalu cepat hanya akan membuatnya merasa aku tidak marah. Telepon berdering beberapa kali, berhenti beberapa kali, dan berdering lagi.

Pada saat ini, aku merasa seseorang mendekat. Aku pura-pura merokok dengan acuh tak acuh, diam-diam menghitung berapa langkah orang itu berada di dekatku, dan ketika aku merasa orang itu ada di belakangku, aku tiba-tiba berbalik, mengeluarkan ranting yang tersembunyi di lenganku, dan menyerangnya, disambut oleh sebuah pisau belati.

Ketika aku melihat orang itu, ranting di tanganku tiba-tiba membelok, menggesek pipinya dan meleset ke samping, tapi pisau belati di tangannya secara akurat menempel pada leherku.

Aku memandangnya dengan tenang, dan dia masih mengenakan jas hitam besar. Pakaian yang longgar itu menutupi perutnya, membuat orang lain tidak mungkin melihat dia sedang hamil.

Dia adalah Aiko yang seharusnya pergi.

Aiko menatapku, berkata, "Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu mau membantuku?"

Dia berbicara, dan pandangan matanya jatuh pada ranting di tanganku, berkata, "Kamu sudah lama tahu seseorang mengikutimu, dan sudah siap untuk menyerang orang itu, tapi saat kamu melihat bahwa orang yang mengikutimu adalah aku, jadi kamu langsung berhenti menyerang, juga bisa dikatakan, kamu tidak memiliki sedikit pun perseteruan denganku, kan?"

Ketika aku mengingatkan Aiko. Aku sudah menduga bahwa dia akan meragukanku, tapi aku tidak menyangka dia akan mengikutiku secara diam-diam. Aku melemparkan ranting pohon ke tanah dan berkata, "Kamu terlalu banyak berpikir, aku membantumu, hanya ingin menggunakan tanganmu untuk membersihkan Justin , juga untuk melepaskan kemarahanku."

Aiko menyingkirkan belati, mengerutkan kening berkata, "Apa maksudnya ini?"

Dengan suara yang dalam aku berkata, "Aku benci Justin , apa kamu tidak bisa melihatnya? Dia memiliki maksud yang buruk pada istriku. Bagaimana bisa aku membiarkannya pergi?"

Setelah mengatakan itu, aku memandangnya dan berkata, "Selain itu, aku tahu kamu tidak akan tinggal setelah kamu memukulnya. Terlalu sayang jika tidak menggunakan cara ini untuk mengusirmu dengan mudah."

Aiko mengerutkan kening, berkata, "Maksudmu, kamu sengaja mengambil keuntungan dari kesempatan ini untuk membuatku meninggalkan rumahmu?"

Rumah yang dia katakan seharusnya adalah vila kecil di hutan.

Aku secara alami mengakuinya, dia menatapku dengan sedikit kedinginan. Aku tahu dia mempercayai kata-kataku, aku berjalan melewati dia dan berkata, "Jangan muncul di depan istriku lagi. Kehadiranmu hanya akan membuatnya tidak bahagia. "

Di belakang, Aiko dengan suara yang dalam berkata, "Apa kamu berani melepas topengmu sebentar?"

Jantungku berdegup tiba-tiba, perlahan-lahan memegang kepalaku, dan berbalik, berpura-pura memandang Aiko dengan ringan, berkata, "Tentu saja aku berani, aku khawatir kamu yang tidak berani melihatnya."

“Apa yang perlu ditakutkan?” Aiko bertanya dengan curiga.

Aku terdiam sesaat, dan perlahan-lahan mengangkat topeng badut di wajahku. Ketika melihat wajah ini adalah wajah yang sama sekali tidak bisa dikenali, mata Aiko terkejut, dan ada sedikit kepanikan, mungkin tidak peduli siapa yang melihat wajahku pasti akan sedikit takut, bagaimanapun, ini sebanding dengan semua film horor.

Hatiku merasa sangat tidak nyaman, aku mencoba menekan rasa sakit di hatiku dan memakai topeng itu kembali,ku pura-pura bertanya secara alami. "Bagaimana? Takut?"

Aiko mengerutkan kening: "Bagaimana wajahmu bisa seperti ini?"

Aku bertanya kepadanya dengan tidak senang: "Wanita, haruskah aku mengingatkanmu bahwa kita tidak akrab, aku juga membencimu, atas dasar apa aku harus memberitahumu tentang kenapa wajahku rusak?"

Berbicara sampai disini, di pikiranku tiba-tiba terlintas sesuatu, aku teringat sebuah masalah, aku berkata, "Apalagi, kamu adalah anggota organisasi kami, kamu tidak punya alasan untuk tidak mengetahui urusanku, kamu... apa yang sebenarnya terjadi? Kamu seharusnya bukan mata-mata yang dikirim oleh musuh kita, kan?"

Setelah mendengar ini, Aiko menatapku dengan penuh pertanyaan, berkata, "Seharusnya aku yang bertanya padamu, kan? Aku baru bergabung dengan organisasi dua bulan lalu, tapi sebelum itu aku bahkan tidak tahu Claura sudah menikah, apalagi keberadaanmu, karena kita belum pernah berkomunikasi, aku tidak tahu sangat normal, kenapa kamu tidak mengenalku? Dengan menjadi suami Claura, menjadi anak angkat Ricardo Song, bukankah kamu seharusnya tahu segala sesuatu tentang organisasi?"

Ternyata Aiko bergabung dengan Hungry Wolf hanya dua bulan yang lalu. Jadi, apa dia tahu Claura dan aku akan membunuh Teddy Chen atau membantu Alwi palsu membunuhnya? Jika dia tahu, apa dia bisa menebak ada sesuatu yang mencurigakan dengan hubungan di antara Hungry Wolf dan Alwi palsu?

Sambil memikirkan ini, aku sambil berkata, "Aku terluka serius selama misi, amnesia, aku tidak ingat apa-apa."

“Amnesia?” Aiko mengangkat alis dan dengan penuh arti berkata, “Tidak heran.”

“Tidak heran apa?” Aku dengan penasaran bertanya, merokok dengan santai, mengambil keuntungan dari kesempatan langka ini untuk mengagumi wajah halus dan tanpa cacat Aiko.

Aiko mendengus, melihatku dengan simpati, aku tahu dia berpikir bahwa aku pasti akan ditinggalkan oleh Claura di masa depan, ini sedikit lucu. Kecewa karena aku menjadi hantu seperti ini, dia tidak mengenaliku.

Memikirkannya lagi untuk sesaat, seperti ini juga bagus, kalau tidak berapa banyak hal gila yang akan dia lakukan? Aku tidak berani memikirkannya.

Aku berkata pada Aiko, "Tidak apa-apa jika kamu tidak mengatakannya, orang aneh. Aku pergi, kamu jangan mengikutiku lagi, aku jengkel."

Aku berbalik dan pergi, berjalan untuk waktu yang lama, aku merasa tidak ada yang mengikutiku, tahu bahwa Aiko tidak lagi meragukanku, merasa lega, keluar dari taman, dan terus berjalan tanpa tujuan. Setelah berjalan sekitar setengah jam, sebuah mobil berhenti di depanku, kemudian Claura keluar dari pintu depan di sebelah supir, dia menatapku, aku mendengus, mengangkat kaki mau berjalan maju. Dia dengan cepat mengambil tanganku, berkata dengan lembut, "Suamiku, aku salah."

"Salah? Kamu salah apa?" Tanyaku dengan marah.

Jika wanita ini mudah dimaafkan, dia pasti akan meragukannya, jadi aku harus perlahan-lahan, perlahan-lahan menyiksanya.

Claura berkata, "Masalah aku menyembunyikan Justin , membuatmu salah paham, tapi dengarkan penjelasanku, aku punya masalah yang tidak bisa disebutkan."

Aku pura-pura tidak mau mendengarkannya, melepaskan tangannya dan berjalan ke depan. Dia mengikuti di belakang pantatku dan dengan cemas menjelaskan, "Justin adalah orang Alwi, Alwi adalah mitra paling penting dari ayang baptis, jadi ketika dia berurusan denganmu saat terakhir kali, aku ingin membunuhnya tapi dihentikan oleh ayah baptis. Maksud Ayah baptis adalah kita menemukannya tepat waktu dan tidak ada kerugian. Justin juga orang favorit Alwi. Jadi Ayah baptis meminta kami untuk melihat mertabat Alwi. Kamu sendiri juga berjanji tentang hal ini, tapi kamu tidak ingat... "

Berbicara sampai disini, nada bicara Claura penuh dengan keluhan. Jika aku tidak tahu dia berbohong, aku akan benar-benar merasa bahwa aku sudah salah paham dan menyalahkannya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu