Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 734 Menang, disingkirkan dari Organisasi

Bocah kecil itu ingin bertarung dengan Samuel, ini jelas tidak adil bagi Samuel, harus tahu bahwa luka Samuel sebelumnya belum sembuh, ditambah lagi dari awalnya dia memang tidak bisa mengalahkan Bocah kecil itu, jika mereka benar-benar bertarung, Samuel pasti akan kalah.

Samuel malah tidak berpikir begitu, dia dengan langsung berkata: “Baik, kalau begitu ayo kita bertarung.”

Bocah kecil dengan arogan berkata: “Hhu, tidak tahu kemampuan sendiri.”

Tepat ketika mereka sudah mulai bersiap, aku mengangkat alis lalu berkata dengan dingin: “Tunggu.”

Bocah itu dan Samuel menoleh kearahku, Bocah itu sangat jelas tidak menyukaiku untuk ikut campur, bertanya padaku mengapa aku mengganggu kompetisi mereka, dan Samuel memintaku untuk tidak mengkhawatirkannya.

Aku memandang Bocah itu, lalu dengan datar berkata: “Samuel terluka, jika kamu menang, juga tidak sepenuhnya menang karena kemampuanmu, bagaimana kalau kita berdua saja yang bertarung?”

Mendengar perkataan ini, Samuel dengan segera berkata dia tidak apa-apa, dan masih mengatakan bahwa luka ditubuhnya hanyalah luka luar, tidak terlalu serius, sementara Bocah itu berkata dengan menghina: “Lukanya itu juga disebut luka? Jika kamu takut aku menindasnya, aku bisa mengalah beberapa kali padanya.”

Samuel merasa terhina dan berkata dengan dingin: “Aku tidak perlu kamu mengalah padaku.”

Bocah itu baru ingin berbicara, aku langsung tersenyum datar, lalu berkata: “Kamu lebih memilih mengalah beberapa kali kepada Samuel, dan malah tidak berani bertarung denganku?”

Tentu saja aku sengaja salah menafsirkan arti perkataan dari Bocah itu, dan dia menjadi emosi dengan perkataanku, dan mengerutkan kening, berkata: “Aku? Tidak berani bertarung denganmu?”

Aku menganggukan kepala, berkata: “Bukankah begitu?”

Bocah kecil itu menatapku dengan jijik dari atas ke bawah, lalu berkata: “Tentu saja bukan, bagaimana mungkin aku tidak berani bertarung denganmu? Aku hanya takut lengan dan kakimu yang kurus akan patah dibuat olehku dengan tidak sengaja, kamu adalah ‘tuan muda’, ketika aku menyakitimu, atasan pasti akan menghukumku lagi, ini tidak ada artinya.”

Aku tertawa dan berkata: “Kamu jangan khawatir dengan itu, aku tidak akan membiarkan Paman Kimi dan lainnya melakukan seperti itu, sekarang aku yang ingin bertarung denganmu, apakah kamu bersedia?”

Mendengar perkataanku, Bocah itu tersenyum jahat, dan Samuel mengerutkan kening, dan dengan cemas berkata: “Tidak boleh, Kak Alwi, lukamu baru saja sembuh, jika terjadi apa-apa, aku tidak bisa menanggungnya.”

Aku berkata sambil tersenyum: “Kenapa? Takut Kak Alwimu tidak bisa mengalahkannya?”

Samuel mengerutkan kening, melihat Bocah itu, lalu melihatku, matanya sangat ragu, aku tahu bahwa dia benar-benar khawatir aku tidak bisa mengalahkan bocah itu, dan Bocah itu takutnya juga tidak menghormatiku. Mereka berdua belum pernah melihatku benar-benar bertarung, meskipun Samuel mengikutiku sudah lumayan lama, tetapi ketika dia datang, aku terluka parah, jadi dia tidak begitu memahami kemampuanku.

Hanya saja mereka tidak mungkin tidak tahu bahwa aku adalah pasukan elit dipasukan khusus, karena tahu, dan malah masih meremehkanku, mungkin karena melihat dengan mata kepala baru bisa percaya daripada mendengarnya, tentu saja, terakhir kali aku bertarung dengan pasukan elit diorganisasi itu, mereka juga mungkin telah salah menilaiku.

Pada saat itu, tubuhku belum sepenuhnya pulih, baik kekuatan maupun kemampuanku untuk merespons. Selain itu, ditambah lagi pada waktu itu aku kehilangan akal sehat, lalu dengan asal menyerang, jadi aku sama sekali tidak mengeluarkan kemampuanku yang sebenarnya. Tentu saja, menghadapi cabul itu, walaupun aku bertarung dengan baik juga tidak akan pasti bisa memenangkannya.

Samuel masih membujukku, aku menggelengkan kepala, berkata: “Samuel, kamu seharusnya mengertiku, karena aku sudah bertekad untuk melakukan ini, siapapun juga tidak akan bisa menghalangiku, selain itu, bocah ini sangat meremehkanku, dan tidak senang berada disisiku, jika aku tidak bertarung dengannya, hatiku sangat tidak bahagia.”

Samuel melihatku yang begitu bertekad, menghela nafas, lalu menganggukan kepala, berkata: “Baiklah, aku tidak akan menghentikanmu, tetapi kamu harus berhati-hati. Bocah ini mengeluarkan semua trik membunuh, jika sedikit ceroboh saja, konsekuensinya sangat serius.”

Bocah itu menatapku dengan senyum menghina, dia sepertinya melihat orang lemah.

Lemah? Jangan katakan bahwa aku tidak bisa mengalahkannya, bahkan jika aku tidak bisa mengalahkannya, aku juga harus bertarung dengannya!

Mungkin ketika orang lain berada diposisi ini akan takut kalah, dan akan peduli dengan reputasi, tetapi aku tidak takut, sama sekali tidak pernah takut! Karena, didalam mataku, kemampuan bela diri seseorang tidak berarti segalanya, bahkan jika aku kalah, juga tidak berarti aku lebih buruk dari bocah ini, merasa diri sendiri bisa bertarung jadi sangatlah sombong, itu bukanlah orang hebat, tetapi orang bodoh!

Aku menyuruh Samuel mundur ke belakang, lalu perlahan-lahan mendatangi bocah itu, kemudian berkata: “Tadi kamu mengatakan bahwa atasan telah berjanji padamu, jika kamu memenangi Samuel, maka kamu boleh tidak tinggal disini, benarkan?”

Bocah itu mengangguk, aku tersenyum menghina dan berkata: “Sekarang, aku beritahu kamu, kalimat ini diletakkan padaku juga bekerja, tidak hanya itu, bahkan jika aku memenangkanmu, kamu juga boleh pergi, karena aku tidak perlu bocah arogan sepertimu disisiku.”

Bocah itu langsung emosi, dan mengerutkan kening berkata: “Apa yang kamu katakan?”

Aku berkata dengan sinis: “Aku bilang, bahkan jika aku menang darimu, aku juga tidak perlu bawahan sepertimu, ingat, aku yang tidak menginginkanmu, bukan kamu yang tidak menginginkanku.”

Bocah itu berkata ‘tidak tahu kemampuan sendiri’, kemudian menyerang kearahku, ketika dia menyerang, aku merasa seluruh auranya telah berubah, dan kecepatannya juga sangat cepat, sekejap mata dia telah melompat kehadapanku, dan sebuah kepalan datang kearahku.

Aku bergegas menghindar, tetapi siapa yang tahu bahwa kaki bocah itu telah datang ke pinggangku, dan arahnya tepat kearah yang aku hindari, yaitu, gerakan menghindarku berubah menjadi gerakan menerima tendangannya, kekuatannya sangat kuat, sebuah tendangan ini membuat pinggangku merasa sangat kesakitan.

Aku mengambil beberapa langkah ke belakang, Bocah itu menghadapi kemenangan, dan melakukan beberapa serangan kuat berturut-turut, jika bukan karena aku menghindar dengan cepat, takutnya aku akan terkena serangannya lagi.

Serangan Bocah itu gagal, tidak merasa kesal, dia menyeka hidungnya, dan mencibir: “Tuan muda, apakah kamu hanya bisa menghindar kesana dan kemari?”

Aku menggosok pinggangku yang masih sakit, dan berkata sambil tersenyum: “Tidak ada yang membuat peraturan bahwa dilarang menghindar ketika bertarung, aku dapat menghindar dari seranganmu, itu juga merupakan kemampuanku.”

“Hei, benar-benar sangat lemah.” Kata Bocah itu dengan mengejek, kemudian dnegan cepat menyerangku lagi.

Kali ini, gerakannya beberapa kali lebih cepat dari sebelumnya.

Aku mengambil nafas dalam-dalam, maju selangkah, dan membuat posisi bertarung, merangkul kedua tanganku kedepan dan menunggu ketika Bocah itu meninjuku, pergelangan tanganku menyambut sikunya, lalu pergelangan tanganku berputar dengan perlahan, itu langsung memusnahkan semua energi dilengannya, kemudian mendorongnya, mengembalikan semua energi itu ketubuhnya.

Bocah itu terkejut, tubuhnya tertegun, dia terserang kembali oleh energinya sendiri, lalu mengerutkan kening, dan tersenyum dingin, berkata: “Menarik, sangat menarik.”

Aku berkata dengan datar: “Yang lebih menarik masih dibelakang.”

Dilihat dari gerakan tadi, aku tahu bahwa gerakan Bocah itu sangat cepat, kejam, akurat dan sangat kuat. Setiap kali dia menyerangku, aku dapat dengan jelas melihat otot-otot menonjol dibawah pakaiannya, dapat dikatakan bahwa bocah ini benar-benar melatih kemampuannya dengan sangat baik.

Jika aku menggunakan teknik keras dengan keras, takutnya bukanlah lawannya, jadi aku berpikir menggunakan Taichi untuk menghadapinya. Taichi, dengan pelan mengendalikan cepat, dengan tenang mengendalikan gerakan, dengan tidak berubah mengendalikan banyak perubahan, ini adalah cara terbaik untuk menghadapi serangan Bocah itu. Meskipun setelah aku terluka, aku belum berlatih untuk beberapa waktu, tetapi setelah aku bisa bergerak, setiap hari aku berlatih Taichi, dan menyadari arti dari Taichi, aku merasa bahwa Taichi ku telah meningkat ke level yang lebih tinggi.

Tentu saja, Taichi bukan tidak memerlukan dukungan eksternal, sebaliknya, Taichi dengan lemah lembut mengendalikan kekuatan yang pas, yang berarti orang yang berlatih Taichi harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menopangnya, dan pas aku memiliki kekuatan ini.

Bocah itu menyerangku lagi, tetapi semua serangannya dihadang olehku dengan Taichi, tidak hanya begitu, aku juga membidik dengan akurat saat dia diserang balik oleh kekuatannya sendiri, tiba-tiba serangan yang kuat dengan langsung menerima gerakan Taichi, dan ditempelkan ke tubuh Bocah itu, dengan kuat meninjunya beberapa pukulan.

Pukulan-pukulan ini adalah emosi yang terus kutahan, kekuataannya bisa dibayangkan, Bocah itu mendengus dan langsung terbang mundur, dia benar-benar terbang diudara, setelah beberapa detik, dia baru menabrak dinding dan dengan kuat terjatuh dilantai.

Samuel yang menonton disamping dengan cemas, akhirnya merasa lega, wajahnya bersuka cita, memandangku lalu berkata: “Kak Alwi, tidak disangka kamu begitu hebat.”

Aku melihat Bocah yang terjatuh ditanah, wajahnya sangat tidak rela, berkata dengan datar: “Mungkin kalian salah paham tentang sesuatu, maka aku akan mengklarifikasi disini, aku akui bahwa aku mungkin masih memiliki celah dibandingkan dengan pasukan elit diorganisasimu, tetapi, untuk memusnahkan bocah sepertimu, itu cukup!”

Raut wajah Bocah itu semakin jelek, dia berteriak dengan marah, dan bergegas kearahku, aku dapat melihat bahwa meskipun kekuatannya sangat cukup, tetapi sudah melemah, tubuhnya bahkan masih bergetar.

Aku tidak bergerak, dan ketika dia datang kepadaku, tubuh tiba-tiba bergeser ke samping dan membuat gerakan menyerang, dan langsung menjatuhkannya lagi, kali ini, dia jatuh dilantai dan tidak bersuara sedikitpun.

Aku tadi tidak bermaksud untuk belas kasihan, jadi aku rasa ketika dia pulang setidaknya perlu berbaring selama sebulan. Aku berjalan kehadapannya, dan menatapnya, lalu berkata: “Apakah masih ingin bertarung?”

Wajah Bocah itu memerah dan tidak berbicara, lalu Samuel berkata: “Masih bertarung? Aku khawatir dia bahkan tidak bisa berdiri lagi.”

Ketika dia selesai berbicara, dia pergi memapah Bocah itu, tetapi Bocah itu dengan langsung melepaskan tangannya, dan berteriak dengan marah: “Pergi! Aku tidak butuh bantuanmu.”

Aku mendengus dingin, berkata: “Tidak tahu berterima kasih, tidak tahu kebaikan orang lain, aku sangat penasaran, kakak itu sangat hebat tetapi mengapa bisa mendidik orang sepertimu. Ketika kembali pergi beritahu Paman Kimi, bilang aku tidak menginginkanmu lagi, dan juga, jika anggotamu tidak ingin mengikutiku, juga boleh pergi denganmu, aku tidak punya waktu untuk melayani kalian satu per satu.”

Samuel mengerutkan kening, berkata: “Kak Alwi, aku pikir kita harus membicarakan masalah ini lagi. Bocah ini memang sangat arogan, tetapi juga tidak sepenuhnya tidak berakal.”

Bocah itu tampaknya tidak menyangka bahwa Samuel akan membantunya, dengan sedikit terkejut memandang Samuel, lalu Samuel melihatnya, dan berkata: “Meskipun sifat Bocah ini sangat mengesalkan, tetapi dia juga adalah orang yang berbakat, ketika sedang menjalankan misi, dia juga adalah pemimpin yang sepenuhnya bisa dipercaya, sangat sayang sekali jika memintanya pergi.”

Aku dapat melihat bahwa Samuel benar-benar tulus ingin aku tidak mengusir Bocah itu, lihatlah karakter orang lain, lihatlah pikiran orang lain, lalu melihat lagi Bocah itu, aku sama sekali tidak bisa menyukainya.

Aku baru akan berbicara, sosok yang akrab muncul dipintu, itu adalah Kimi.

Aku melihat Kimi, dia melihatku, lalu dengan tersenyum berkata: “Awalnya aku mengira kamu sudah beristirahat begitu lama, kemampuanmu pasti akan banyak mengalami kemunduran, tetapi tidak disangka kemampuanmu tidak mundur tetapi malah maju, ini benar-benar sebuah kejutan.”

“Paman Kimi telah sungkan, sudah berapa lama Paman Kimi disini?” Tanyaku sambil tersenyum.

Kimi tertawa lalu berkata: “Aku datang bersama Bocah ini.”

Bahkan Kimi juga memanggil bocah ini ‘Bocah’, tampaknya nama panggilan dia adalah Bocah, aku masih mengira bahwa Samuel tidak menyukainya, jadi memberinya julukan seperti itu.

Aku tidak berbicara, menyipitkan mata menatapi Kimi, dia tertawa, lalu berkata: “Kamu jangan melihatku seperti itu, aku hanya ingin melihat bagaimana kemampuanmu, dan bagaimana menangani masalah ini.”

“Apakah aku boleh memahami kalimat ini sebagai Paman Kimi sudah tahu dari awal bahwa aku yang akan bertarung.”

Kimi mengangkat alis, dan tidak berkomentar.

Aku berkata dengan datar: “Kamu telah melihat apa yang perlu dilihat, katakanlah, bagaimana pemikiranmu.”

Kimi tidak menjawabku, tetapi memandang Bocah itu, lalu berkata: “Bocah, Apakah kamu masih tidak ingin mengikuti Tuan muda?”

Bocah itu tidak berbicara dan raut wajahnya juga sangat jelek.

Kimi tertawa, tiba-tiba wajahnya mendingin, dan berkata dengan marah: “Benar-benar tidak tahu terima kasih! Kalau begitu, seperti yang dikatakan oleh Tuan muda, kamu jangan berada disisinya lagi, tetapi, aku beritahu kamu, organisasi sudah tidak bersedia kamu pergi menjalankan misi lagi, itu juga berarti bahwa kamu telah disingkirkan dari organisasi.”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu