Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 739 Panggilan 'Kak Alwi' Ini, Belum Bisa Disetujui! (1)

Aku mengatakan jika Wilsen ingin lari lagi, maka aku akan menembak kepalanya dalam satu tembakan. Tidak tahu apakah auraku tadi yang terlalu kuat dan kemampuanku menembak yang tepat telah menakuti orang-orang ini, tidak satu pun dari mereka yang bergerak, mereka menoleh untuk melihatku, mereka yang tercengang seperti itu, seolah-olah sedang melihat hantu.

Wilsen dibantu berdiri oleh dua orang, ia menatapku dengan penuh kemarahan dan kesedihan, ia bertanya: "Siapa kamu? Apakah kamu tahu siapa aku?"

Aku membuka topi puncakku perlahan-lahan dan berkata: "Aku tidak hanya tahu siapa dirimu, kamu juga tahu siapa aku."

Begitu aku selesai mengatakannya, aku melepas kacamata hitam dan menurunkan kerah bajuku pada saat yang sama, aku menunjukkan wajahku, dan ketika Wilsen melihat wajahku, ia langsung marah dan menunjuk-nunjuk Widya, kemudian dia menunjuk ke arahku lagi dan berteriak dengan marah: "Kalian berdua sepasang pezina."

Tampaknya dia tidak bodoh, dia telah menduga bahwa Widya dan aku tidak bertengkar sama sekali, kami bergabung untuk mempermainkan keluarga Yang.

Widya tiba-tiba tersenyum, ia melangkah maju dan meraih lenganku, ia berkata sambil tersenyum: "Iya, Bagaimana? Apakah rasa di permainkan oleh 'wanita jalang' sepertiku ini enak?"

Aku mengerutkan kening. Meskipun aku tahu Widya mengatakan ini karena dia sedang marah, tetapi aku masih tidak suka mendengarnya, aku berkata: "Kamu jangan mendengarkan apa yang di katakan oleh sampah ini, apa 'wanita jalang'? Dia, Wilsen ingin mencari wanita sepertimu, takutnya seumur hidupnyapun ia tidak bisa menemukannya."

Widya sedikit mengernyit, ada sedikit kebanggaan dalam tatapan matanya, dia berkata: "Tidak disangka mulutmu sekarang menjadi begitu manis, karena kemampuan bicaramu ini, aku akan mentraktirmu makan malam ini."

Melihat Widya yang tersenyum, hatiku malah merasa sedih.

Aku tahu bahwa wanita adalah hewan yang emosional, aku tahu bahwa hanya mengandalkan beberapa kali makan bersama, mengandalkan bebek air asin, makanan kecil serta hal-hal kecil lainnya, akan membuat wanita ini memperlakukanku seperti orangnya sendiri, memperlakukanku dengan penuh kasih sayang, membiarkan kami melangkahi kematian Nichkhun dan membuat kami melangkah lebih dekat, tetapi dia juga tidak akan memiliki pemikiran untuk membunuhku lagi.

Tetapi aku tidak menyangka bahwa Widya melakukan lebih dari yang aku kira. Dia bahkan melepaskan emosinya yang arogan demi aku, ketika aku mengingat tentang para petinju yang menertawakannya hari ini, aku merasa sangat bersalah, jelas-jelas mereka adalah orang-orangku, mereka dikirim sesuai dengan niatku, tetapi mereka malah memperlakukannya seperti ini.

Aku benar-benar bukan manusia, aku sekarang baru datang ke sini, dan baru mengetahui semuanya.

Memikirkan hal ini, aku melirik ke orang-orang bawahanku ini dengan jengkel. Pada saat ini, tidak tahu apakah tindakanku tadi yang mengejutkan mereka, pokoknya mereka semua menarik kembali sikap arogan mereka tadi, mereka malah menatapku dengan penasaran, sepertinya mereka ingin melihat apa yang akan aku lakukan selanjutnya.

Ketika tatapanku yang tajam menyapu mereka, mereka menghindarinya secara tidak sadar, tetapi Widya yang cantik dan pintar tiba-tiba mengangkat jari kakinya dan berbisik di telingaku: "Aku baik-baik saja, aku tidak serapuh yang kamu pikirkan. "

Aku terkejut, kemudian aku mengerti, dia tidak ingin aku bermusuhan dengan mereka karena dia, aku tersenyum pahit, menatapnya dan berkata: "Hutangku padamu, aku pasti akan membayarnya."

Setelah mengatakannya, aku berkata kepada Wilsen dan yang lainnya: "Lepaskan senjata di tangan kalian, jika tidak, aku tidak keberatan untuk membuat kalian langsung terbaring untuk menemani para mayat-mayat ini."

Wilsen dan lainnya ada 40-an orang, tetapi saat ini yang tersisa hanya 7-8 orang, dan ada beberapa yang masih terluka, dan di pihak kami, selain 2-3 orang yang kulitnya sedikit terluka karena gosokan moncong pistol, tidak ada satu pun yang terluka.

Ini adalah perbedaan kekuatan yang sangat jauh. Wilsen tidak mencari masalah dengan orang lain, dia malah memprovokasi sekelompok orang gila yang membunuh tanpa mengedipkan mata mereka ini, dia memang benar-benar cari mati!

Wilsen dan yang lainnya melirik mayat-mayat yang tergeletak di tanah, banyak dari mereka tampak mati dengan tidak tenang, mata mereka terbuka lebar, dan mereka terlihat kasihan. Tubuhnya bergetar, dia yang menurunkan pistol di tangannya terlebih dahulu, ia berkata: "Alwi, aku akan mendengarkanmu, tetapi kamu juga harus berpikir jernih, jangan impulsif, kamu seharusnya tahu bahwa kemampuan keluarga Yang di Tianjing cukup untuk menghancurkanmu."

Aku tertawa mengejek dan berkata: "Sudah sampai di titik ini, kamu masih ingin mengancamku? Apakah ini berarti Tuan muda kedua keluarga Yang sudah takut padaku? Jadi, kamu tidak sabar untuk mengeluarkan nama keluarga Yang untuk menekanku, dan membuatku takut untuk menyentuhmu? "

Wilsen yang pemikirannya diketahui olehku, wajahnya langsung memerah, dia bertanya balik padaku dengan marah: "Apakah kamu ingin membunuhku? Apakah kamu berani?"

Pada saat ini, orang-orang di pihak mereka telah melemparkan pistol mereka ke tanah, mereka terlihat sudah menyerah, dan dilihat dari lengan mereka yang gemetaran, mereka pasti sudah sangat takut padaku, wajah banyak orang terlihat kesal, mungkin ketika mereka keluar, mereka mengira mereka hanya datang untuk berakting, mereka tidak menyangka begitu banyak saudara yang akan mati dalam sekejap, dan mereka pada saat ini juga sudah berada di garis depan antara hidup dan mati, sepertinya mereka semua sudah sangat ketakutan.

Namun, walaupun mereka sudah ketakutan, aku juga tidak akan melunak, karena aku tahu bahwa jika aku tidak datang, jika bukan karena aku dan Samuel bekerja sama dengan baik, dan kami memulai pertempuran pertama, melindungi orang-orang ini dan memberikan mereka kesempatan untuk mengambil senjata, kalau tidak, sulit untuk mengatakan siapa yang kalah dan siapa yang menang, dan pihak lawan juga tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang kami.

Memikirkan hal ini, aku mengangkat tanganku, kemudian di depan mata semua orang yang sedang terkejut, 7 orang muncul dari pintu, mereka memegang senjata dan menembaki orang-orang itu, akhirnya, kecuali Wilsen, semua orang terjatuh ke tanah.

Ketujuh orang ini berada di bawah kendali Xiaobailian. Pada saat ini, mereka dapat dikatakan berada di bawah kendaliku. Mereka menyimpan senjata mereka, dan berteriak dengan hormat dan serentak: "Kak Alwi! Maaf, kami datang terlambat!"

Aku berkata dengan ringan: "Belum terlambat, kalian datang tepat waktu."

Hari ini, Samuel dan aku tidak membawa orang lain datang, karena mereka semua memiliki tugas mereka sendiri, tetapi ketika melihat Wilsen dan yang lainnya mendobrak masuk, aku meminta Samuel untuk memanggil mereka datang untuk keadaan darurat.

Untungnya, tempat orang-orang ini melakukan tugasnya tidak jauh dari sini, kalau tidak, mereka tidak mungkin bisa datang tepat waktu.

"Apakah di luar ada mata-mata?" Aku bertanya dengan gelisah.

Karena Wilsen dan yang lainnya memegang senjata dan mendobrak masuk, pasti ada orang yang berjaga di luar. Jika orang itu tidak disingkirkan, ketika orang itu melihat Wilsen dan yang lainnya tidak keluar, mereka pasti akan menebak sesuatu, jika mereka melaporkannya dan memanggil pasukan bantuan, itu akan tidak baik untuk kami.

Regy Yang berkata dengan bangga: "Kak Alwi jangan khawatir, mata-mata itu telah kami musnahkan."

Aku menjadi tenang, aku menyuruh mereka untuk mengikat Wilsen.

Widya bertanya kepadaku: "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Kamu lihat saja." Aku mengedipkan mata padanya sambil tersenyum, dan berkata dengan bertele-tele.

Wilsen menunjukkan ekspresi panik. Dia menatapku dan berkata: "Alwi, bagaimana kamu berani? Bagaimana kamu berani? Aku ... aku beri tahu kamu, ayahku tahu aku di sini."

"Terus?" ​Kataku dengan acuh tak acuh, "Aku hari ini datang ke sini untuk menghitung hutang lama dengan Widya, dan kebetulan aku bertemu denganmu, lalu aku sekalian menangkapmu. Jika orang-orang keluarga Yang tahu, apakah mereka akan mereka curigai?"

Setelah mendengarkan perkataanku, semua orang langsung tercengang, dan Wilsen menunjukkan ekspresi tidak bisa mempercayainya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata: "Apakah kamu dan Widya si wanita jalang ini masih ingin terus menipu keluarga Yang kami?"

"Sepertinya kamu tidak menyikat gigimu pagi ini." kataku dengan dingin. "Aku bisa mencium bau kotoran di mulutmu dengan jarak sejauh ini. Kalau begitu, biarkan orangku membantumu untuk menggosok gigimu."

Dihina olehku, wajah Wilsen tiba-tiba memerah, aku mencibir dan bertanya: "Apakah ada bir?"

Widya berkata sambil tersenyum: "Ada, aku akan mengambilkannya untukmu."

Aku meraih pergelangan tangannya dan berkata: "Lupakan saja, memberikan orang yang sudah mau mati minum bir, itu benar-benar sangat mubazir, ambilkan air putih saja."

Setelah mengatakannya, aku melirik ke para petinju arena tinju bawah tanah, beberapa dari mereka tidak melihatku, yang lainnya menunjukkan keraguan, mereka tidak tahu apakah harus mengambil air keran atau tidak, beberapa bawahan Regy Yang tidak perlu mendengarkan instruksi dariku, mereka langsung pergi mengambil air keran, dan Regy Yang menyeret Wilsen ke depanku.

Aku melihat Wilsen yang marah dan meminta orang-orang untuk menutup gerbang arena tinju bawah tanah. Sebenarnya, tidak masalah jika tidak ditutup, karena di luar masih ada orang yang menonton.

Aku menoleh ke Widya dan berkata: "Orang ini aku serahkan kepadamu. Kamu dapat memukulnya sesuka hatimu."

Widya mengangkat alis, menatapku dan berkata: "Apakah kamu tidak takut akan membunuhnya?"

Aku menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak takut, aku sudah pernah mengatakan, dia adalah orang yang sudah mau mati, artinya, aku tidak berencana untuk membiarkannya hidup, jadi bahkan kamu menembaknya dan membunuhnya, itu hanya berarti membunuhnya lebih awal saja."

Setelah mendengarkan perkataanku, Widya tersenyum puas dan berkata: "Jujur saja, kamu memang benar-benar tahu cara bagaimana menyenangkan hati wanita."

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu