Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 608 Hebat Sekali Taktik Perasaanku

Aku berharap aku dan teman-temanku bisa bersama selamanya. Ada waktu beberapa hari dalam seminggu, duduk bersama di depan meja panjang sambil makan masakan seseorang atau beberapa orang. Anak kita akan digendong dalam pangkuan kita sambil belajar yang diikuti suara tawa kita.

Aku berharap lukisan ini akan terkabulkan. Aku percaya mereka seperti diriku, juga berharap masa itu datang.

Widya menghubungiku lagi setelah sarapan yang bahagia. Aku tahu ia sudah tidak sabar lagi, lalu aku bertanya kepadanya dengan santai. “Untuk apa kamu menghubungiku lagi? Nona Widya, kalau kamu menghubungiku lagi, aku akan melaporkanmu dengan pelecehan seksual.”

Widya benar-benar kesal setelah mendengarku akan melaporkannya pelecehan seksual. Ia berteriak, “Kamu sangat tidak tahu malu sekali.”

Aku berkata, “Aku memang seperti itu, kamu tidak suka ya? Kalau tidak suka, kamu boleh tidak menghubungiku.”

Widya terdiam sesaat dan lanjut berkata, “Aku tidak bercanda lagi denganmu. Kurasa kita butuh berbincang. Kamu benar-benar meremehkan kekuatan Keluarga Yang, kurasa aku harus memberi pelajaran untukmu.”

Aku merasa lucu dengan yang ia katakan. Aku bertanya, “Bagaimana kamu bersiap untuk mengajarku?”

Widya berkata dengan nada beratnya, “Kamu datang ke Cafe Grinders dekat rumahku. Setelah tiba di tempat, kita baru membahasnya.”

Aku berkata, “Kamu tunggulah disana.”

Setelah memutusukan panggilan, Nody bertanya kepadaku. “Wanita itu ingin bertemu denganmu?”

Aku mengangguk. Ia segera berkata, “Aku pergi menemanimu.”

Monica saat ini baru saja keluar dari kamar, melihat riasan wajah dan pakaiannya, aku sudah menebak bahwa ia dan Nody bersiap untuk jalan-jalan. Aku berkata, “Tidak perlu, biarkan Samuel saja yang menemaniku.”

Nody mengerti niatku, lalu mengangguk dan menyuruhku untuk berhati-hati.

Samuel mengantarku menuju cafe. Aku baru saja masuk dan menemukan Widya duduk di dekat jendela sambil mengayunkan tangannya. Aku berjalan kearahnya dan duduk disana. Aku melihat sekitar yang kosong dan bertanya, “Ada apa? Kamu menyewa cafe ini?”

Widya mengikat rambutnya tinggi dan memakai gaun merah berkotak-kotak, sehingga terlihat manis yang jarang ditemukan. Ia melototiku dan tidak mempeduli pertanyaanku. Ia langsung berkata, “Aku memanggilmu datang untuk membicarakan tentang Keluarga Yang. Kurasa kamu sudah memeriksa semua data Keluarga Yang dan mengetahui hubungan Keluarga Yang dengan Keluarga Huo. Kamu juga tahu kan betapa ribetnya Ibu Larry.”

Aku mengangguk dan berkata, “Benar, aku mengetahui semuanya.”

“Tahu? Huh! Kamu tidak tahu. Kamu hanya tahu Keluarga Yang merupakan pemimpin dari keempat keluarga besar Tianjing, hanya tahu Gongpyo Yang alias Ayah Larry sebagai pemilik Perusahaan Sinosteel, hanya tahu Ibunya Larry sebagai CEO sebuah bisnis di Tianjing. Tapi kamu tidak tahu kalau Ayahnya tidak sehebat Ibunya, yang sebenarnya hanya berpura-pura di depan umum.” ucap Widya dengan nada meremehkan sambil asal mengaduk kopi dihadapannya.

Jarinya diterangi sinar matahari dari luar jendela, sehingga menjadi lentik dan indah. Aku memandang jari sambil berkata, “Berpura-pura di depan umum?”

Dalam hatiku berpikir kalau seorang kepala direktur perusahaan saja berpura-pura, apalagi denganku dan orang biasa lainnya?

Widya mengangguk dan berkata, “Benar, ia berpura-pura didepan umum, karena perusahaan mereka tidak seperti tampilannya begitu mudah. Perusahaan mereka begitu besar dikarenakan hubungan Gongpyo dan Keluarga Hu di Beijing sangat baik, merupakan ‘bawahan’ yang dilatih oleh Hensen. Mereka melakukan bisnis yang berkaitan dengan penerbangan dan bioteknologi. Larry itu sudah bisa menjadi Letnan di umur yang muda, masih membutuhkan bantuan dari Keluarga Hu.”

Aku tercengang. Aku tidak terpikir bahwa Keluarga Yang masih dilindungi oleh Keluarga Hu. Masalah ini tidak pernah diungkit sama sekali oleh Samuel, berarti Samuel juga tidak mengetahuinya. Aku memandang curiga ke Widya dan bertanya, “Mengapa kamu bisa mengetahui rahasia itu?”

Widya berkata, “Demi mendapatkanku, Larry ingin sekali aku mengagumi sepertinya dewa. Aku hanya mengikuti keinginannya dan membongkar semua latar belakangnya. Apakah aneh jika aku mengetahui semua ini? Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa memastikannya kepada ia sendiri. Bukankah ia berada ditanganmu?”

Aku berkata, “Bercanda lagi, Nona Widya. Aku tidak pernah bilang bahwa aku yang menangkap Larry, mengapa kamu selalu tidak mengerti ucapanku dan menyalahkanku?”

Widya mengerutkan dahinya dan memandangku benci. Ia berkata, “Jangan berpura-pura lagi. Biarkan kuberitahu, meskipun bukan kamu yang menangkap orangnya, mereka juga akan merasa kamu yang menangkapnya, karena kalian menyebabkan onar yang besar. Atasan tidak mungkin tidak tahu, jadi kamu yang paling mungkin menyerang Larry.”

Aku mengangguk kepalaku dan berkata, “Setelah mendengar kata-katamu, aku tiba-tiba menjadi sangat takut. Bukankah namaku akan semakin memburuk?”

Widya mengerutkan dahi dan berkata, “Sekarang kamu sudah takut? Kalau kamu tidak ingin dibalas dendam oleh Keluarga Yang, aku menasehatimu untuk menjamin Larry baik-baik saja. Kalau tidak, ada Keluarga Yang yang dibantu Hensen, ingin membunuhmu merupakan hal yang mudah.”

Aku tidak berbicara, tapi otakku terlintas sebuah kemungkinan. Kalau Larry hanya ingin mencari masalah denganku, apakah itu benar-benar hanya karena seorang Widya? Jangan-jangan Keluarga Hu di belakangnya juga ikut serta? Lagipula aku bermusuhan dengan anak kesayangan Hensen. Sedangkan untuk Hensen, mungkin ia sangat membenci diriku dan menggunakan tangan Keluarga Yang untuk membunuh ‘pengkhianat’ seperti diriku, juga ada kemungkinan.

Sepertinya aku harus bertanya kepada Larry seperti yang dikatakan Widya, siapa tahu aku bisa menemukan banyak hal lain lagi.

Saat aku sedang memikirkan itu, Widya bertanya dengan tidak sabar, “Apakah kamu sedang mendengarku berbicara?”

Aku tersadar kembali dan berkata, “Ada. Bukankah katamu Keluarga Yang ingin membunuhku itu adalah hal yang sangat mudah?”

“Benar, kalau kamu mengerti maksudnya, lebih baik mendengar ucapanku untuk menjamin keselamatan Larry.” ucap Widya sambil mengerutkan dahi. “Kalau tidak kita berdua tidak akan hidup dengan damai.”

Saat ini, telepon Samuel berdering. Ia perg kesampign mengangkat teleponnya. Sedangkan aku menyesap kopiku dan berkata, “Orang yang menginginkan nyawaku sudah bisa disusun menjadi gunung, tapi aku masih hidup dan berdiri di atas banyak tulang. Keluarga Yang? Aku sama sekali tidak takut.”

Aku menyeringai dan mengangkat tangan untuk memegang dagunya. Ia menatap benci kearahku, agar aku melepaskannya. Aku berkata, “Aku tahu kamu takut, Nona Widya. Jangan takut, kamu hanya perlu mendengar perintahku dan menjadi wanita baik yang mengikutiku, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh tangan mereka padamu.”

Widya melepaskan tanganku. Wajahnya memerah dan mengatakan dengan kesal. “Kamu ingin aku mengalah kepadamu? Bermimpi terus saja!”

Saat ini, Samuel datang kesampingku dan berbisik ke telingaku. Ia berkata, “Kak Alwi, orang yang kita temukan, rela kehilangan jabatannya dan juga tidak rela meminta tanggung jawab Larry.”

Aku sama sekali tidak terkejut setelah mengetahui hubungan Keluarga Yang dan Hensen. Hanya saja hubungan Keluarga Yang dan Keluarga Hu begitu rahasia, berarti orang yang kita temui itu berkaitan dengan mereka, jadi mengetahui semua ini. Kupikir orang ini adalah orang Hensen.

Aku memikirkan sebuah cara yang lebi kejam. Aku mengayunkan tangan kepada Samuel yang memasang raut wajah bersalah karena tidak menyelesaikan misi, menandakan ia boleh mundur terlebih dahulu dan bilang aku sendiri yang akan mengurusnya.

Setelah Samuel mundur, Widya yang peka bertanya, “Apa yang terjadi? Apakah itu berhubungan dengan Larry?”

Aku tersenyum kearahnya sambil mengatakan kata-kata yang membuatnya marah. “Bukan urusanmu.”

Widya berkata dengan kesal, “Kamu...benar-benar sangat keterlaluan. Aku sudah memberitahumu begitu banyak, jika kamu masih begitu keras kepala, aku juga tidak bisa lanjut membantumu lagi. Tapi aku beritahu kamu, kalau orangku terkena dampak karenamu, aku akan berusaha untuk membalas dendam kepadamu.”

Widya benar-benar kesal. Tatapan matanya penuh dengan kebencian dan kedua tangannya terkepalkan, serta ia sudah hilang ketenangan. Tapi aku dapat menemukan sedikit ketakutan dari tatapan matanya yang penuh dendam. Aku perlahan-lahan minum kopinya, lalu berkata, “Kamu hanya takut kalau Keluarga Yang akan mencarimu, sehingga orang tua Nichkhun bisa terkena dampaknya bukan?”

Widya menatapku terkejut, seperti tidak tertebak bahwa aku juga mengetahui itu. Aku lanjut berkata, “Kamu takut aku melukai orang tua Nichkhun, yaitu orang tua angkatmu juga. Jadi sebelum aku mulai membalas dendam, kamu sudah menyuruh orang membawa mereka ke Amerika. Menurutmu, kemampuanku tidka begitu kuat, sehingga tidak bisa melukai mereka.”

Melihat raut wajah Widya yang semakiin memburuk, aku lanjut berkata lagi, “Tapi Keluarga Yang di Tianjing berbeda. Mereka ingin melukai orang tua angkatmu merupakan hal termudah, jadi kamu sangat takut dan tidak tenang, serta terus mencari rumah untuk menyembunyikan mereka, tapi kamu tahu rumah mereka di Amerika sangat baik dan nyaman, sehingga tidak rela menganggu kehidupan mereka, jadi mengalihkan niat kepadaku, agar aku melepaskan atau mencari Larry. Kalau begitu, orang tua angkatmu tidak perlu tersiksa. Benar bukan kata-kataku?”

Widya menatapku terkejut, lalu bertanya dengan panik. “Bagaimana kamu mengetahui semua ini?”

Aku tersenyum kepadanya dan berkata, “Kamu juga pernah bilang sesuai sifatku, sebelum menyerang Larry, aku pasti memeriksa semua data Keluarga Yang. Kalau begitu, sebelum aku berhubungan denganmu, aku juga pasti sudah memeriksa semua datamu. Jujur saja, aku tidak hanya tahu itu semua, aku juga melukai orang tua angkatmu dengan kemampuanku sekarang.”

“Kamu berani?” ucap Widya kesla tanpa menunggu aku selesai berbicara.

Aku berkata, “Untuk apa kamu panik? Bahkan diriku belum selesai berbicara. Aku memang memiliki kemampuan untuk melukai orang tua angkatmu, tapi aku tidak melakukan itu. Kalau tidak, saat kamu melukai Mawar, aku juga sudah akan membalasnya.”

Widya mengerutkan dahinya dan tidak membalas ucapanku. Aku berkata sambil memandangnya, “Tapi kalau kamu masih tidak tahu diri dan menjual bisnisku, aku tidak bisa menjamin aku masih bisa begitu ‘baik’. Untuk Keluarga Yang, kalau kamu bisa membuatku puas, aku bisa membantumu untuk memberi pelajaran kepada mereka, agar mereka tidak berani melukai orang tua angkatmu.”

Widya mengangkat kepalanya dan memandangku. Ia berkata dengan tidak percaya, “Kamu...sudah memikirkan cara untuk menyerang Keluarga Yang?”

Aku mengangguk dan mengatakan, “Iya.”

Widya mengerutakn dahi dan berkata, “Kamu berbohong, bagaimana mungkin kamu memiliki kemampuan seperti itu?”

“Cara itu dipikri, tidak ada yang bisa mengalahkanku.” ucapku percaya diri.

Widya terdiam sesaat. Ia menyesap bibir dan sedikit sedih, ditambah ketidakberdayaan. Ia bertanya, “Bagaimana kamu ingin aku membuatmu puas?”

Aku mengangkat salah satu kakiku dan menggoyangkan kakiku sambil berkata, “Mengelap sepatuku.”

Widya seketika kesal, melototiku dan sudah bersiap mengocehku, tapi saat tatapan matanya tertuju kearahku, ia terdiam. Ia pelan-pelan berjalan kesampingku dan berjongkok. Ia mengeluarkan selembar tisu. “Baik, aku akan mengelap sepatumu.”

Aku melihat matanya memerah, sepertinya ia sudah lama tidak pernah dipermalukan seperti ini. Saat ia sudah menjulurkan tangan mengelap sepatuku, tiba-tiba aku menarik kembali tasku sambil berkata, “Bangunlah. Kamu kira aku begitu bosan, hingga mempermalukan orang lain? Aku hanya ingin mengetahui apa yang bisa kamu lakukan demi orang tua Nichkhun?”

Aku menghela nafasku sambil melihat wanita dengan mata yang memerah di hadapanku. Aku berkata, “Kamu adalah wanita terbodoh yang pernah kutemui.”

Widya terdiam sesaat, lalu mengangkat kepalanya sambil berkata, “Kamu adalah orang yang pertama mengatakanku bodoh selama aku hidup.”

Kemudian, ia lanjut berkata, “Kalau kamu bisa membantuku, aku rela mengembalikan Sanny Club kepadamu.”

Hatiku seketika senang dan berpikir bahwa taktikku sangat hebat. Aku tersenyum kepadanya dan berkata, “Widya, kamu harus berjanji dengan ucapanmu.”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu