Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 228 seragam ini, tidak dipakai tidak masalah

Siapapun tidak bisa menghalangi niatku untuk membalaskan dendam felicia! Sekalipun aku menentang perintah atasan, akan dikurung didalam ruangan gelap, aku tidak akan melepaskan orang itu begitu saja.

Teringat sampai disini, dengan yakin aku mengambil pistol, menarik pengaman, mengisi pistol dengan peluru, tanpa keraguan aku menarik pelatuk.

“Dor!”

Seluruh tanah dipenuhi darah segar.

Aku berdiri disana, aku terbengong mengangkat kepalaku, hp di dadaku terus berbunyi. Nody berjalan kesana mengeluarkan hp ku, melihatku dan berbicara: “telepon dari Letnan.”

Aku memberitahunya aku tahu, dia mengerutkan kening, dan menekan tombol menjawab, diseberang sana terdengar suara letnan yang sangat cemas, dia mengatakan orang tersebut sangat penting, orang yang mereka tangkap adalah penanda penting, menyuruhku harus menyuruhnya agar meninggalkan pesan, kalau menghabisi orang itu karena alasan pribadi, itu berarti menentang perintah. Itu sebuah kejahatan. Mendengar ucapan itu aku merasa sangat marah, kalau boleh, aku langsung mengambil hp dan ingin membantingnya hingga hancur, tapi dihalangi oleh kakek ergi, nody juga menuju ke arahku dan menggelengkan kepala, dia mengambil hp dan berkata: “lapor letnan. Orang ini sudah dibunuh, nanti kami akan menerima hukuman.”

Nody selesai berbicara langsung mematikan kepala, dia menepuk pundakku dan berkata: “tidak peduli apa yang menunggu kita didepan. Ada aku menemanimu.”

Aku sedikit bersalah dan mengatakan: “Nody, maaf, aku sepertinya bintang pembawa sial, aku harus merepotkanmu menerima hukuman denganku.”

Walaupun orang ini aku yang bunuh, tapi sebagai rekan yang menjalani misi yang sama, nody juga harus menerima hukuman, tapi sepertinya hanya hukuman yang ringan, tidak perlu terlalu khawatir, tapi aku masih sangat merasa bersalah. Dia menepuk pundakku, mengeluarkan sebuah senyuman, menunjukkan sebuah gigi yang sangat indah, dan berkata: “Alwi, kita adalah saudara kan?”

Aku mengangguk dengan keras, dan berkata: “kalau saudara jangan sungkan padaku.”

Selesai berbicara, dia menunjuk lantai atas. Lihat apakah penjahat ada meninggalkan petunjuk, aku menganggukkan kepala, kakek ergi takut aku terjadi sesuatu, terus mengikutku di belakang. Aku sampai di lantai dua, dan mendengar suara tembakan, seketika aku sangat gugup dan menuju lantai satu, aku melihat nody yang memegang pistol menembak tanpa daya ke pot bunga yang tidak jauh dari tempatnya, melihat dia yang sangat sedih, aku tahu dia sebenarnya bukan tidak peduli, kira-kira dihatinya, aku seharusnya tidak melawan perintah dan menembak.

Berpikir seperti ini, dengan sedih aku naik keatas. Mencari disekeliling, tidak menemukan petunjuk apapun, aku dan kakek ergi tidak berdaya turun kebawah, baru turun, melihat sebuah mobil berhenti didepan kami, seketika, aku melihat Jimmy Su turun dari mobil, dia melihat mayat di bawah lantai, matanya menatapku dan nody dengan sangat tajam, dan berkata: “Alwi, nody melawan perintah atasan, karena alasan pribadi dan melakukan kejahatan. Sekarang mau menangkap kalian kembali ke markas untuk diinvestigasi, ada yang keberatan?”

Aku tidak berbicara, nody sudah berbicara: “aku keberatan, kami berdua kapan melawan perintah? penjahat ini menembak rakyat yang tidak bersalah, karena status kami, menembak pejahat ditempat tidak ada salahnya kan? Kalau kalian bilang kami tidak pantas. Baiklah, anggap kami sebagai penjaga, anggap pertahanan kami terlalu bagus. Intinya, kami berdua tidak melawan perintah, kami membunuh orang ini karena melindungi diri sendiri.”

Melihat nody yang berbicara begitu lincah, aku tidak dapat menahan tawa, yang dia katakan benar, asalkan kami berdua teguh mengatakan karena melindungi masyarakat baru menembak, aku tidak percaya atasan akan memperlakukan kami dengan kejam.

Jimmy su tertawa dengan licik dan berkata: “dasar suka mengeles, tidak peduli bagaimana, aku menerima perintah seperti itu, jadi, sekarang, bawa mereka!”

Jimmy Su selesai berbicara, 4 prajurit di belakangnya langsung menangkap kami, tidak dipercaya, suatu hari akan ditangkap oleh orang kita sendiri, benar-benar lucu!

Aku naik di satu mobil jep yang sama, aku melihat keluar jendela, menyadari kakek ergi entah kapan menghilang, benar-benar horor, tidak heran jimmy su tidak menyadarinya.

Setengah jam kemudian, kami dibawa ke markas. Jimmy su menyuruh kami mengganti pakaian prajurit, baru membawa kami ke depan pintu kantor letnan , jimmy su membuka pintu dan berkata: “lapor, letnan, aku membawakan orang yang kamu inginkan.”

Letnan melepaskan tangan dan berdiri di depan jendela. Terlihat dia sangat tidak bersahabat, melihat kami masuk, matanya yang tajam melihat diriku, lalu menyuruh jimmy su keluar. Jimmy su mengerutkan kening, baru ingin berbicara, dia dengan kesal berteriak: “sudah kubilang, keluar sekarang!”

Jimmy su tidak menyangka bisa emosi kepadanya, dia mengira karena aku membuat letnan marah, dan melampiaskan kepadanya juga, sebelum pergi melihatku dengan sangat kesal.

Dia tidak tahu, letnan menyuruhnya pergi, karena takut dia mendengar perbincangan kami saja!”

Menunggu Jimmy su keluar, letnan dengan galak menanyakan padaku: “alwi, kamu masih ingat saat aku memberikanmu tugas, apa yang kamu katakan padaku?”

Aku berdiri dengan tegap, dan berkata: “lapor letnan! Ingat! Aku mengatakan padaku, akan mengikuti perintah atasan!”

Letnan dengan emosi memukul jendela, dan berteriak padaku: “bagus! Kamu masih ingat! Tapi apa yang kamu lakukan? Hah? Aku menyuruhmu jangan membunuh orang itu, orang itu adalah petunjuk penting? Kamu kenapa masih melakukannya?”

Aku mengigit gigiku dan berkata: “pak”

Tidak menunggu aku berbicara, nody menarik lengan bajuku, maju selangkah dan berkata: “letnan , aku merasa kamu sudah menuduh kami, bukannya aku dan alwi tidak ingin membiarkan orang itu hidup. Tapi dia benar-benar sangat licik, hampir saja menghabisi nyawa kami, demi melindungi diri sendiri, kami baru menembak, ini hal yang tidak kami sangka.”

“tutup mulutmu!” letnan berteriak dengan marah, dia menuju ke depan kami dan berkata: “kalian masih ingin membohongiku? Aku beritahu, hp yang kalian bawa ada terpasang alat penyadap, apa yang kalian berdua bicarakan ada di genggamanku, jadi, kalian jangan mengelak lagi! Sudah membunuh orang, berarti membunuh, tidak bisakah seperti lelaki sejati yang mengaku?”

Mendengar ucapan Letnan , aku dan nody saling memandang, suaraku dengan berat mengatakan: “ia, orang itu aku yang bunuh, aku rela menanggung semua hukuman, letnan, kamu ingin mennghukumku bagaimana, masalah ini tidak ada hubungannya dengan nody sama sekali.”

Letnan menamparku, dia sangat kuat, sekalipun badanku sangat gagah, taamparan itu membuatku mundur beberapa langkah, dengan kecewa melihatku dan berkata: “Alwi, kamu membuatku sangat kecewa! Apa kamu tahu, karena keegoisanmu, keuntungan masyarakat, keamanan negara kamu tidak peduli? Kamu bilang, kamu pantas tidak mengenakann seragam ini?”

Aku mengigit gigiku dan bertanya: “letnan, kamu rasa sekalipun aku tidak membunuh orang ini, kalian bisa menangkap orang dibelakangnya?”

Letnan mengerutkan kening dan berkata: “apa maksud ucapanmu?”

Aku berkata: “tubuh mayat sudah kami periksa, tidak ada jejak sedikitpun, sedangkan senapan yang dia gunakan, nody sudah melihat, itu adalah senapan dari luar negeri, tidak ada didalam negeri, dan yang bisa membeli jenis senapan seperti ini, kamu rasa hanya mengandalkan dia bisa mendapatkan apa, orang itu bisa dipakai? Sampai akhirnya, kalian hanya akan sia-sia saja. Karena sudah pasti tidak dapat terperiksa apapun, kenapa aku masih harus menyerahkan mereka kepadamu, dan tidak membalaskan dendam wanitaku?”

“kurang ajar!” wajah letnan memerah dan berteriak, “sekalipun tidak ada harapan, kita setidaknya ada harapan! Tapi kamu? Kamu merusak semuanya! Kamu sama sekali tidak pantas jadi tentara!”

Aku mengepalkan tinjuku, dan menarik nafas dalam-dalam dan berkata: “kalau menjadi prajurit. Hanya menjadi mainan orang seperti kalian, tidak tahu keadaan dan menembak kami, seragam ini, tidak pakai juga tidak masalah!”

Letnan terkejut dan bertanya apa maksudku? Aku melihat dia dan berkata: “kamu pikir aku benar-benar tidak tahu? Kamu menyuruhku membunuh orang yang mengikuti Felicia, satu bisa melindungi felicia, kedua agar aku ketahuan, lalu memancing orang itu untuk membunuhku, dengan begitu, kalian bisa dengan lancar menangkap orang itu. Kalian dasarnya ingin menjadikanku umpan, dan tidak memperdulikan nyawaku sama sekali, felicia mati karena kalian!”

Sejak nody mengatakan dia merasa kita diperalat, aku terus memikirkan kata-kata ini. Awalnya aku tidak mengerti ucapan ini, sampai letnan meneleponku, menyuruhku membiarkannya hidup, aku langsung mengerti, rupanya aku hanya sebuah umpan saja.

Letnan tidak berbicara, dan hanya mengeluarkan ekspresi yang tidak berdaya, aku melihatnya, dengan suara rendah berkata: “ia, aku adalah tentara, disaat aku mengenakan seragam tentara, tidak peduli bagaimana aku bisa bergabung dengan tentaara, karena apa menjadi tentara, aku harus kapanpun ada tugas demi negara, demi rayat berkorban, aku tidak takut mati, tapi aku takut mati karena dituduh, mati dengan tidak tahu apapun! Tapi, walaupun benar-benar mati dalam kebingungan, aku tidak akan begitu marah, tapi yang tidak bisa aku terima kalian jelas-jelas tahu felicia disampingku, masih tetap tidak memperdulikan semuanya untuk menjalankan rencana kalian. Misi kalian penting, memangnya nyawa wanita yang aku cintai tidak penting? Nyawa saudaraku tidak penting?”

Letnan melihatku, menggelengkan kepala dan berkata: “tapi kamu adalah tentara.”

Hehe, tentara? Aku tertawa dengan pahit dan melihat dirinya, pelan-pelan melepaskan kancing, ekspresinya yang tidak enak menanyakanku mau apa? Aku berkata: “aku sudah pernah mengatakannya, kalau menjadi prajurit harus begitu dongkol, kalau begitu, seragam ini, aku tidak pakai tidak masalah!”

Selesai berbicara, aku melepaskan seragamku, dengan kuat melemparnya kebawah, tindakan ini seketika benar-benar membuat letnan marah, dia membanting semua benda dimejanya, mengatakan dengan sangat emosi: “Alwi, kamu kamu tidak tahu diuntung! Baik, kamu tidak ingin menjadi tentara bukan? Kalau begitu kamu pergi dari tim!”

Nody dengan cemas melihatku, letnan menelepon sebuah nomor, menyuruh beberapa orang masuk, dengan cepat, dua orang masuk, dia menunjuk kearahku dan berkata: “bawa dia keluar, kurung dia selama setengah tahun, cabut jabatannya, ambil pistol dan surat izinnya, sampai dia dikeuarkan, suruh dia pergi!

Setelah mendengar itu, nody langsung berteriak: “jangan! Letnan, orang aku yang bunuh, yang seharusnya dikurung adalah aku!”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu