Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 606 Jangan-jangan Jatuh Cinta Kepadaku?

Aku memberitahu Widya bahwa diriku akan membuatnya tahu akibat membuatku marah. Setelah itu, aku membawa Nody dan Samuel pergi.

Aku menaikki mobil Samuel setelah keluar dari Grand Mercure Hotel. Aku dengan kesal mengatakan, “Wanita itu, aku benar-benar tak sangka kalau ia ingin menjual bisnisku kepada Larry. Ia sungguh kejam.”

Aku sungguh kecewa terhadap Widya. Meskipun kita memang musuh sejak awal, tapi aku sama sekali tidak menginginkan nyawanya, kalau tidak sangat mudah bagiku untuk merebut bisnisku kembali dengan membunuhnya, lalu menggunakan beberapa cara untuk merebut kembali bisnisku. Tapi aku tidak melakukannya, karena aku mengasihani dirinya yang kehilangan orang yang ia cintai.

Siapa tahu ‘kebaikan’ku menyebabkan krisis bagiku.

Nody berkata, “Entah bagaimana wanita bodoh itu berpikir, hingga ingin menjualkan bisnisnya. Bagaimana ia menetap di Nanjin dengan menjualkan bisnisnya? Jangan-jangan demi membantu Larry untuk menyerangmu, bahkan rela menggunakan bisnisnya?”

Samuel berkata, “Itu memang barang milik Kak Alwi, untuk apa ia berhak menjualnya? Kak Alwi, kalau tidak malam ini aku membunuh wanita itu, lalu mencuri stempelnya, mencari orang untuk meniru cara tulisnya dan juga mencari pengacara yang bisa dipercaya melalui jalur khusus untuk memindahkan bisnisnya kepadamu?”

Melihat tatapan mata Samuel yang bersinar, aku sudah tahu ia sering melakukan hal seperti itu. Kalau orang lain, mungkin aku akan menerima sarannya. Tapi orang ini adalah Widya, sehingga aku sedikit ragu.

Samuel melihatku tidak menyetujui sarannya, ia bertanya dengan khawatir, “Kak Alwi, jangan-jangan kamu ada perasaan terhadapa wanita itu? Ini sama sekali tidak boleh dibiarkan...”

Aku mengangkat tanganku sebelum ia selesai berbicara, untuk menandakan dirinya agar berhenti berbicara. Aku berkata, “Apa yang kamu pikirkan? Wanita ini lebih susah diatur daripada yang kupikirkan, tapi Nyonyaku bilang adanya manfaat kalau aku bisa membujuknya. Meskipun tidak dapat membujuknya, juga ada gunanya untuk menyisakannya.”

Samuel dan Nody saling memandang, tanpa membalas satu katapun. Sedangkan aku berpikir bagaimana dengan diriku jika Widya benar-benar menjual bisnisku kepada Larry itu?

Otakku tiba-tiba terlintas sebuah ide yang bagus. Aku berkata, “Samuel, apakah ada orang kita yang merekam adegan orang yang melindas mobilku?”

Samuel mengangguk dan berkata, “Kita sudah biasa mengumpulkan bukti-bukti. Bawahanku bisa mengumpulkan video, rekaman suara dan gambar-gambar yang mematikan.”

Aku tertawa dan berkata, “Kalau begitu, dari pilihlah sebuah video yang berguna bagi kita dan kirimkan video kelakuan orang itu. Bukankah Keluarga Yang sangat terkenal di Tianjin? Bukankah Larry sangat hebat? Aku ingin sekali lihat apakah ia masih bisa membanggakan dirinya saat orang melapor kelakuannya? Apakah Keluarga Yang berani menyuruhnya lagi untuk membuatku marah?”

Nody menepuk tangannya setelah mendengar ucapanku. Ia berkata, “Ide yang bagus. Larry tidak hanya mendapatkan hukuman dari masalah ini, meskipun Larry hanya ingin berjalan-jalan di Nanjin, Keluarga Yang tidak akan membiarkannya lagi. Hanya saja...”

Ia terdiam sesaat. Samuel melanjutkan kata-kata Nody dan berkata, “Hanya saja meskipun Keluarga Yang tidak langsung datang ke Nanjin, tapi takutnya Kak Alwi akan dimasukkan didalam daftar nama pembalasan dendam keluarga mereka. Sepertinya mereka akan menyulitkanmu di beberapa saat yang akan datang.”

Aku mengatakan, “Benar pikiran kalian, tapi meskipun aku tidak melakukan apapun, Keluarga Yang juga sudah bermusuhan denganku, lebih baik aku menyerang mereka, agar mereka tahu, bahwa aku kehilangan orang yang bisa kuandalkan, mereka Keluarga Yang juga tidak dapat menghinaku.”

Keluarga Yang, Tianjin. Aku bersumpah dalam hati, bawa suatu hari aku akan mengalahkan Keluarga Yang dan memimpin Tianjin, lalu melaksanakan rencana pertamaku untuk mengelilingi Beijing.

Aku berkata, “Samuel, untuk mencegah mereka berdua menandatangani persetujuan, kamu bawa orang pergi mengawasi mereka. Ingat orang itu sudah terluka oleh pukulanku, ia pasti akan pergi ke rumah sakit. Kalian nanti lihat dimana ia tinggal, lalu aku akan membiarkan Kak Dony yang mengurusnya, agar orang rumah sakit membantu untuk mencegat sekelompok orang itu dan memukulnya, lalu dikurung. Ingat dengan baik-baik, lakukan ini dengan bersih, jangan biarkan mereka tahu kalau kalian yang melakukannya.”

Aku tersenyum kearah Samuel dan berkata, “Samuel, bukankah kamu sering melakukan hal ini? Pengalamanmu yang penuh, seharusnya aku tidak perlu khawatir lagi.”

Samuel mengangguk dan menepuk dada sambil berkata, “Tenang saja, Kak Alwi. Aku sering melakukan hal ini dengan baik.”

Aku bertanya, “Tapi kamu bilang kamu memiliki video bisa digunakan untuk mengancam mereka. Apakah kamu memiliki bukti beberapa tokoh besar Tianjing, bolehkah aku...hmm?”

“Hmm?” Samuel memandangku, mungkin karena raut wajahku terlalu mesum. Wajahnya penuh dengan keringat dingin dan berkata, “Kamu ingin menggunakan data-data ini untuk menetapkan dirimu di Tianjing?”

Aku mengangguk kepalaku. Samuel meraba pelan dagunya dan berkata, “Seharusnya ada, karena data-data ini disiapkan untukmu. Pintar sekali Bosku dan terpikir kalau dirimu bisa menyerang Tianjing. Kamu tunggu sebentar, aku akan mencarikan data-datanya untukmu.”

Aku dan Nody saling memandang setelah mendengar ucapan Samuel. Kita berdua terkejut, karena dari mulut Samuel, aku mendengar sebuah rahasia, bahwa Bos dibelakangnya sudah memprediksikan jalan yang kupilih, serta membangun jalan untukku.”

Seketika aku penasaran siapakah orang itu?

Samuel terbatuk setelah menyadari dirinya salah berbicara dan mengentikan mobil, lalu ia berkata, “Kak Alwi, biarkan Nody yang menyetir untuk membawamu pulang. Aku menyuruh bawahanku menjemputku dan mengurus masalah yang kamu perintah.”

Aku mengangguk kepalaku. Samuel terburu-buru keluar dari mobil. Nody datang ke tempat menyetir. Ia berkata, “Alwi, apakah kamu bisa memastikan bahwa Bos Samuel bisa dipercaya?”

Aku mengangguk dan berkata, “Bahkan Pamanku percaya kepada mereka, jadi aku juga percaya.”

Nody mengerutkan dahinya dan menghela nafas, lalu berkata. “Sepertinya mereka memang sangat setia kepadamu, tapi aku takut mereka memiliki tujuan lain, kalau tidak aku benar-benar bingung, Bos dibelakangnya begitu perhatian kepadamu dan juga membangun jalan untukmu. Dulu kamu pernah memberitahu kalau mereka hanya ingin memberikan keadilan bagi Ayahmu dan tidak perhatian kepadamu, tapi sekarang aku merasa mereka melakukan banyak hal untukmu.”

Aku berkata, “Aku juga merasakan itu, tapi mungkin orang itu lihat aku begitu berusaha untuk membersihkan nama buruk Ayahku, jadi mereka memutuskan untuk menyuruh orang mereka untuk membantuku dan menyiapkan banyak hal. Lagipula aku adalah anak dari Bos mereka. Mereka juga sering memanggilku ‘Tuan muda’, terlihat mereka sangat mementingkan diriku.”

“Mungkin.” ucap Nody sambil memandangku. “Kamu harus berhati-hati, aku takut kamu terluka sekali lagi.”

Aku tertawa dan berkata, “Kamu tenang saja, aku berwaspada. Kamu juga jangan terlalu khawatir, sudah mau menikah, banyaklah urus masalahmu.”

Raut wajah Nody terpasang senyuman yang bahagia. Ia berkata, “Persiapannya sudah cukup, pakaiannya juga sudah diukur dan dibuat, rumah sedang direnovasi. Sekarang tinggal memotret foto pernikahan. Alwi, aku dan Monica sudah memutuskan untuk tinggal di Nanjin. Ada Kak Aiko, Sulistio dan Kak Mondy di Hangzhou sana.”

Aku mengangguk dan berkata, “Aku sudah mendengarnya dari Sulistio. Nody, terima kasih kepada kalia, selalu menemaniku. Adanya kalian, entah kemanapun kupergi, aku selalu merasa ada kalian yang bisa kuandalkan, jadi aku sama sekali tidak takut dimulai dari awal.”

Nody tertawa dan berkata, “Antara kamu dan kita, tidak memerlukan terima kasih. Ada sebuah kalimat, bagaimana cara diucapkannya? Kamu sukses, aku akan menemanimu menerima keberhasilanmu. Kamu gagal, aku akan menemanimu untuk kembali berjuang. Alwi, sejak aku bersama dirimu, hanya kalimat itu yang ingin kuberitahu kamu, hanya saja takut kamu merasa jijik, jadi aku tidak pernah mengucapkannya.”

Mendengar ucapan Alwi, hatiku seperti tertuang air hangat, menjadi sangat hangat.

Aku berkata, “Ada kalian yang menemaniku, meskipun suatu hari tidak ada jalan lain dan aku harus mengaku kalah kepada dunia ini, aku juga tidak akan takut.”

Aku dan Nody saling memandang lalu tertawa. Setelah itu, kita tidak berbicara, karena kita tahu kita saling memikirkan satu sama lain di hati masing-masing.

Setelah tiba di apartemen dan selesai mandi bersiap untuk beristirahat, tiba-tiba teleponku berdering. Aku menekan tombol angkat. Aku terdengar suara Widya dari sebrang sana. Ia bilang, “Aku sudah menandantangani persetujuan dengan Larry.”

“Ada hubungan apa denganku?” ucapku cuek.

Widya tidak berbicara. Aku baru saja ingin memutuskan panggilan, lalu ia berkata, “Tapi aku belum memberikan kertas persetujuan kepadanya. Aku menyuruhnya untuk memberikanku waktu satu malam untuk berpikir. Kamu dengar baik-baik, aku sekarang memberikanmu sebuah kesempatan, kalau kamu mau berlutut dan meminta maaf kepada Nichkhun, aku akan merobek kertas persetujuan ini.”

Aku sungguh curiga apakah wanita ini sudah gila. Aku berkata, “Widya, apakah kamu lupa makan obat? Apakah menurutmu aku akan melakukannya?”

Widya berkata, “Alwi, kalau bukan karena kamu pernah menolongku, apakah kamu kira aku akan mundur selangkah? Kamu jangan begitu saja menolak permintaanku.”

Aku benar-benar ingin marah dan tertawa. Apakah ini yang disebut mundur selangkah? Aku berkata, “Widya, apakah aku boleh mengerti seperti ini, sebenarnya kamu tidak ingin menjualkan bisnisku kepada Larry, karena itu adalah salah satu syarat untuk kamu menetap di Nanjin. Kamu juga tidak rela membunuhku, jadi ingin menggunakan Larry untuk mengancamku demi mencapai tujuanmu, bukan?”

Widya tidak membalas. Aku lanjut berkata, “Kalau aku berlutut kepada Nichkhun, kamu bisa memaafkanku?”

“Pasti.” ucap Widya dengan nada yang aneh, terdengar ia sedang berbohong.

Aku tertawa dan bercanda, “Kamu begitu ingin membunuhku sejak awal, lalu sekarang mencari jalan lain untuk diriku dan melepaskan nyawaku. Widya, jangan-jangan kamu jatuh cinta kepadaku?”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu