Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 350 Sialan! Dimana-mana Ada Masalah

Ketika aku mengatakan alasan Wilson ingin mengulur waktu, dia menengadah menatapku dengan tajam, dan itu terlihat seperti tikus yang ditangkap oleh seekor kucing, sangat jelas tebakanku benar.

Sulistio datang mencengkram kerah Wilson, dan membantingnya ke dinding, sambil mengutuk: “Katakan, kamu sedang mengulur waktu apa? Kamu dan rekanmu sedang merencanakan apa?”

Wilson tiba-tiba tersenyum, eskpresinya tampak seperti seekor babi yang tidak takut air panas, dia berkata: “Kalian begitu pintar, tebak saja sendiri.”

Dari tampang ini baru Wilson yang sebenarnya, orang yang menggantung di depanku. Menundukkan lututnya dan malu-malu seperti tikus, itu tidak lain hanya sebuah kamuflase, kamuflase yang menyuruhku menurunkan penjagaan.

Sejujurnya, aku mengira Wilson adalah orang Brotherhood of Blades, tidak peduli bagaimanapun, Brotherhood of Blades adalah orang-orang yang paling mungkin mengatur semuanya dalam waktu yang singkat, untuk keluarga Yan, mereka sama sekali tidak memiliki waktu untuk menyerangku.

Ketika kak Fanny memberitahuku, Wilson membawanya pergi ke villa, didalam villa itu dia mendengar orang mulai membahas asetku, aku tahu aku telah mengabaikan tempat yang sangat penting, yaitu tidak peduli siapapun yang berdiri di belakang Wilson, tidak mungkin baginya menunjukkan identitas di depanku, dan yang paling penting, jika dia orang Brotherhood of Blades, lebih tidak mungkin ketika aku menyebut nama Brotherhood of Blades dan salim, dia tidak sabar mengakui dia adalah orang Brotherhood of Blades, ini artinya dia sedang menjadikan Brotherhood of Blades sebagai kambing hitam, menarik perhatianku ke organisasi itu, dan dia melakukan ini demi melindungi pelaku sejati dibalik ini.

Yang membuat aku curiga adalah kenapa dia ingin mengulur waktu?

Aku menekan pemikiranku, lalu menghampiri Wilson, mengeluarkan belati dari sakuku, menepuk wajahnya, dan berkata, “Kamu tidak mau mengatakannya?”

Wilson meludahiku, dan aku menghindar kesamping. Sulistio marah memukul wajahnya dengan kepalan, dan kepala bagian belakangnya terbanting keras ke dinding, lalu terdengar suara “Tong”, sebenarnya dengan mendengar suara ini juga bisa merasakan sakit, tetapi dia malah tersenyum menyeringai dan berkata: “Sekalipun kamu berlutut memohon kepadaku, aku juga tidak akan mengatakannya.”

Aku tidak mengatakan apa-apa, langsung menggoreskan satu sayatan dari ujung alis mata mata Wilson melewati kelopak mata, sampai ke pipi, dia menutup satu mata dan menatapku dengan satu lagi dengan ganas.

Aku berkata: “Pernah dengar tidak tentang hukuman kejam di Tiongkok kuno, yang disebut ‘Lingchi’”

*Lingchi adalah bentuk penghukuman mati di Cina yang dipraktikkan dari tahun 900 hingga 1905. Dalam penghukuman ini, terdakwa diikat di tiang kayu di depan umum, lalu bagian tubuhnya diiris satu per satu, dan terdakwa dibiarkan hidup dalam proses ini

Wilson tersenyum dingin dan berkata: “Pernah dengar, bukankah sama saja dengan membunuh orang?”

Aku tidak bisa menahan tawa dan berkata: “Ketidaktahuan itu mengerikan, dan ketidaktahuan mengira diri sendiri sangat pintar itu lebih menakutkan. Bro, biar aku beritahu kamu, yang disebut Lingchi berarti ‘Ribuan pedang’, yang berarti algojo menyayatkan banyak pisau kepada tahanan, setiap sayatan harus menjamin orang ini tidak meninggal. Lalu biarkan orang ini mati kesakitan, tetapi berapa banyak pisau yang harus disayatkan, dari setiap dinasti yang berbeda mempunyai peraturan yang berbeda, yang paling awal adalah 3357 sayatan, setiap sayatan harus memotong daging tidak lebih besar dari kuku, coba kamu bayangkan, betapa menyakitkan adegan ini?”

Wajah Wilson putih pucat dan berkata: “Kamu tidak berani.”

“Kenapa aku tidak berani?”aku tersenyum dan berkata: “Aku bukan hanya akan melakukan begitu, aku bahkan akan menyuruh bawahanku menggali cacing tanah, menaruh cacing tanah disetiap sayatan dagingmu, lalu menabur garam diatas cacing tanah, perasaan seperti ini pasti sangat sakit tidak terlukiskan.”

Sulistio yang berdiri disamping tidak tahan menahan geli dan berkata: “Kak Alwi, ide bagus ini, kamu hanya pernah menunjukkan bagaimana cara mengubah orang menjadi babi dan bagaimana cara memotong orang. Tapi tidak pernah bermain ini, ini seru, ayo cepat main.”

Sulistio tahu aku sedang menakuti Wilson, dia segera menambah garam dan minyak pada perkataanku.

Aku berkata: “Jika begitu kenapa masih tidak cepat suruh orang menggali cacing tanah?”

Sulistio mengangguk, bertanya kepadaku bagaimana dengan kak Fanny? Aku menoleh berbalik melihatnya sekilas, melihat kak Fanny terduduk disana, seluruh tubuhnya gemetar, wajahnya putih pucat bagai secarik kertas putih. Aku berkata dengan santai: “Pukul hingga pingsan, nanti gambaran ini akan sangat menakutkan, aku khawatir dia tidak sanggup menerimanya.”

Sulistio mengangguk, lalu berjalan menghampiri kak Fanny memukulinya hingga pingsan, lalu menelepon bawahan. Dia sengaja mengatakan dengan keras: “Kalian cepat pergi gali cacing tanah, atau pergi cari di toko ada jual cacing tidak, lima menit kemudian antar kemari, alamatnya”

Aku mengamati tatapan Wilson, ketika Sulistio memberikan perintah, dia tampak sangat gugup dan ketakutan, dia menatapku, aku tersenyum kepadanya, pisau itu menunjuk ke tenggorokannya dan berkata: “Kamu tahu tidak? Karena Lingchi terlalu sakit, untuk menghindari teriakan tahanan, pisau pertama algojo akan jatuh di tenggorokan tahanan, tentu saja, tusukan pisau ini tidak akan berakibat fatal, ini hanya akan membuat dia kehilangan kesempatan untuk berbicara. Tetapi, bagaimanapun juga, karena aku seorang pemula, jika kekuatanku terlalu kuat, takutnya satu tusukan ini akan langsung mengambil nyawamu, bukankah ini akan sangat menguntungkan dirimu?”

Aku mengatakannya sambil mengambil pisau mengarahkanya ke tenggorokannya, mendesah dan berkata, “Jadi lupakan saja, kamu teriak saja, paling tunggu hingga kamu pingsan kesakitan, aku akan menuangkan sepanci air dingin ke tubuhmu, untuk menyadarkanmu.”

Tubuh Wilson gemetar mendengar ini, dia menelan ludah dan berkata: “Jika kamu seorang pria, langsung bunuh aku saja.”

Aku tahu dia tidak takut mati, jika tidak aku tidak akan menghabiskan waktu menakutinya. Aku menggeleng dan berkata: “Untuk apa langsung membunuh pria sepertimu?Jika langsung membunuhmu bukankah aku bukan seorang pria? Apakah setelah aku yang menyiksamu hingga mati, aku akan kekurangan sesuatu?”

Wilson melihat serangannya yang gagal, dan untuk sesaat, aku menendangnya hingga jatuh ke tanah, lalu menuangkan segelas teh di meja, dan minum perlahan, sementara Sulistio melihat waktu disamping, tidak lama kemudian, ada orang yang meneleponnya, dia segera keluar, ketika kembali, dia membawa ember besar, setoples garam, seember cacing tanah, dan benda yang dibalut.

Dia membawa dua bawahan, kedua bawahan ini memindahkan satu ember air besar masuk, Sulistio tersenyum bahagia dan mengatakan kepadaku semuanya sudah siap.

Aku berkata dengan santai: “Sumbat mulut pria itu.”

Sulistio segera memasukkan benda yang dibungkus kain ke mulut Wilson, dua orang bawahan lainnya mengikatnya, memegang pundaknya dan membiarkannya berlutut di sana.

Aku mencuci tangan dan berkata: “Sekarang, ayo mulai.”

Selesai mengatakannya, aku datang ke belakang Wilson dan berkata: “Lingchi dimulai dari belakang, buka bajunya.”

Tubuh Wilson mulai menggigil, orang-orang kita mulai melepaskan bajunya, aku mengambil pisau, menyayat sepotong daging kecil di punggungnya, lalu menangkap seekor cacing tanah dan meletakkannya di luka, lalu menaburkan sedikit garam, tenggorokan dia mengeluarkan suara, suaranya tidak keras. Tapi tubuhnya mulai gemetar hebat, ini cukup menunjukkan betapa sakitnya dia saat ini.

Aku sengaja menekan lukanya dan berkata: “Ini baru sayatan pertama, takut? Masih ada 3000 lebih sayatan.”

Wajah Wilson putih pucat, dia menggelengkan kepala, aku mengabaikannya. Aku terus melanjutkan hukuman Lingchi, ketika aku menyayat hingga sayatan kesepuluh, dia melirikku dan jatuh ketanah.

Aku berkata dengan santai: “Siram dia dengan air.”

Setelah aku mengatakannya, aku sadar tidak ada pergerakan disekitar, aku menengadah. Melihat Sulistio dan yang lain muntah, aku menyentuh hidungku, melihat cacing tanah yang merayap dalam daging di belakang punggung Wilson, lalu menarik nafas dan berkata: “Benar sedikit menjijikkan.”

Sulistio berkata: “Kak Alwi, kenapa dulu aku tidak sadar kamu begitu bisa menyiksa orang?”

Aku berkata dengan santai: “Aku juga tidak menyadarinya. Mungkin karena belum menemukan orang yang tepat untuk mempraktikkannya”

Sulistio berkata: “Kedepannya aku pasti tidak akan berani macam-macam denganmu .”

Ketika dia mengatakan ini, aku menuangkan setengah ember air ke tubuh Wilson, dan Wilson menggigil kesakitan, dia menggelengkan kepalanya dengan putus asa, bahkan jika mulutnya yang tersumbat bisa mengeluarkan jeritan menyakitkan dari tenggorokannya, suara teriakan itu membuat orang merasa mati rasa. Dia berbalik menoleh melihatku, wajahnya penuh dengan memohon.

Aku bertanya: “Masih ingin mati?”

Wilson menggeleng, air matanya mengalir, dan bisa dilihat pria yang tidak takut mati ini benar-benar kesakitan. Jadi bisa dikatakan, manusia bukanlah tembok tembaga atau tembok besi, pasti ada kelemahan, selama bisa mencari titik lemah ini, sekalipun tulangnya terbuat dari emas dan baja juga tidak ada gunanya!

Aku menyuruh Wilson mengambil sumbatan dari mulutnya dan berkata: “Jangan menguji kesabaranku, langsung katakan, apa tujuanmu mengulur waktu?”

Mulut Wilson gemetar kesakitan. Suaranya gemetar dan berkata: “Orang legal di klub kami menuliskan namamu, hari ini, akan ada orang yang melaporkan kamu terlibat dalam bisnis PSK, dan berbagai bisnis kotor lainnya, lalu akan ada orang yang ingin membunuh Gerald pemimpin baru Nanjin, besok kabar ini akan tersebar luas, mengatakan demi menutupi kesalahnmu, kamu membunuh reporter dan Gerald.”

Apa? Ada orang yang ingin membunuh Gerald? Aku berkata: “Gawat! Sulistio, kamu bawa dua orang ini pergi dan kurung mereka.”

Setelah mengatakannya aku bergegas pergi keluar, Sulistio berteriak: “Kak Alwi, hati-hati!”

Aku menoleh tersenyum kepadanya dan berkata: “Tenang saja, setelah masalah ini selesai aku akan mentraktirmu minum.”

Dalam mata gelisah Sulistio, aku bergegas keluar dari restoran, setelah naik mobil, aku segera menelepon Mondy, menyuruhnya meminta Chick melacak keberadaan Gerald, dan pada saat yang sama membawa beberapa tim penembak jitu kesana.

Aku sama sekali tidak menyangka, akan ada orang yang menargetkan Gerald, ingin menggunakan Gerald untuk memberiku satu pukulan fatal.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu