Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 652 Biarkan Semua Orang Tahu Aku Pernah Ke Sini

Widya berbicara seakan Jessi sangat mengenalku, aku agak terkejut, menoleh ke arahnya, aku menatap penampilan Widya dengan tatapan misterius, aku merasa seperti ada yang disembunyikan, lalu aku bertanya: “Apa maksudmu? Apa kalian berhubungan?”

Widya mengangguk dan berkata: "Kami sedang taruhan."

Sial, taruhan apa lagi? Aku menjadi menantu hanya untuk dijadikan bahan taruhan? Membayangkan Jessi menarik orang masuk ke perangkapnya, aku tidak bisa menahan tawa.

Widya bertanya dengan curiga: "Apa yang kamu tertawakan?"

Aku berkata: "Aku tertawa karena kamu pasti kalah padanya."

Widya tersenyum sedikit, lalu menyipitkan matanya, melihat ke kejauhan, dan menjawab dengan penuh arti: "Ya, aku kalah darinya, aku sepenuhnya kalah pada Jessi."

Aku tidak menjawab karena aku tahu begitu dia membuka mulut, dia pasti akan menjelaskan semuanya. Dia juga menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, dia mengatakan, saat menerima undangan, dia juga menerima telepon dari Jessi, aku rasa Jessi meneleponnya secara diam-diam saat tidak ada orang.

Jessi menelepon Widya dan bertanya apa dia tertarik untuk taruhan, permintaan yang jelas dan sederhana ini terlihat seperti tatangan untuk Widya, Widya yang kompetitif langsung menerima taruhan itu dan bertanya pada Jessi bagaimana mereka akan bertaruh, Jessi mengatakan kalau saat kami pergi ke Keluarga Qin, kami akan dipermalukan oleh Tuan Qin, dan saat itu kami akan ditendang keluar dari sana.

Jantungku berdegup kencang, lalu aku tersenyum pasrah dan berkata: "Ternyata dia sudah menebaknya, tapi dia tetap tidak mengatakan apapun."

“Mungkin, Nona Jessi tahu kalau kamu bisa menahannya, kalau kamu bisa menghadapinya.” Samuel tidak bisa tidak menyela.

Aku tertawa dan berkata, "Ya, tapi gadis itu masih saja tetap ‘tegas’ padaku, membuatkan checkpoint untukku dimana-mana, dan jika aku gagal, aku tidak punya muka untuk menemuinya."

Widya memainkan sehelai rambutnya dan terlihat heran, aku bertanya: "Apa kamu tidak mempercayai situasi ini?"

Widya mengangguk dan berkata: "Tentu saja aku tidak percaya, saat itu aku merasa Jessi sangat mencintaimu, meski dulu kami bertengkar cukup hebat karenamu, tidak mungkin dia meninggalkanmu karena kejadian yang kurang menyenangkan itu, lagipula Tianjing adalah kelompok yang penting baginya, bukan masalah yang serius, tapi, saat itu dia mengatakan jika aku kalah, maka aku harus melakukan sesuatu untukmu, jika kau menang, dia akan membiarkanku pergi darimu, dan tidak perlu menjadi bawahanmu."

Begitu aku mendengarnya, aku hampir tertawa terbahak-bahak, aku merasa Jessi sangat berbakat, aku berkata: "Kamu pasti berpikir, sebelumnya aku dan Jessi bertengkar hebat karena kamu, dia pasti ingin kamu menghilang, dan tidak terlihat lagi, jadi kamu mengira dia pasti akan membiarkan kamu menang, kan?"

Widya mengangguk dan berkata: "Benar, makanya aku tertipu untuk mengikuti permainannya, dan tentu saja, bukan hanya karena perkiraanku yang salah, tapi juga karena kepribadian kamu, aku tidak tahan menerima penghinaan seperti ini, tapi aku tidak menyangka, kamu bisa menahannya."

Aku tersenyum dan berkata: "Tidak tahan? Untuk menjadi Alwi yang sekarang, hal seperti apa lagi yang tidak bisa aku tahan? Sebelumnya ada beberapa yang yang tidak bisa aku tahan, karena aku tidak memiliki kemampuan yang kurang, sebagai seorang suami aku harus memiliki banyak kelebihan, tidak boleh rendah diri, juga tidak boleh sombong dan kasar, baru bisa menjadi orang yang hebat."

Setelah mendengarkan kata-kataku, Widya tertawa dan aku berkata: "Aku dengan susah payah berakting serius, apa yang kamu tertawakan?"

Widya menjawab: "Bukan apa-apa, aku hanya merasa bagi seseorang yang ‘menindas yang lemah dan ditindas yang kuat’ bisa berbicara sebegitu hebatnya, benar-benar sulit dipercaya."

Aku ketahuan, tapi aku juga tidak malu, aku hanya tertawa, aku merasa hubungan kami berdua sudah lebih dekat dibanding dengan sebelumnya, aku bertanya: "Kalau begitu katakan padaku, kalau kamu kalah, apa yang akan Jessi lakukan padamu?"

Widya menyipitkan matanya dan berkata: "Kamu akan tahu malam ini."

"Sialan, kenapa kalian para wanita begitu banyak masalah?"

Widya berkata sambil tersenyum: "Aku sudah berjanji pada Jessi dan aku akan menepatinya, tapi jika kamu tidak memberiku kesempatan untu kmenepati janjiku, aku juga tidak akan menepatinya."

“Bukan… Apa maksudmu?” Aku menjadi semakin bingung, lalu aku menatapnya dari atas ke bawah, aku harus mengakui kalau dia terlihat sangat memukau dalam cheongsam, kaki putihnya yang jenjang, hiasan rambut ungu yang bergelombang, semuanya terlihat menambah pesonanya.

Aku tidak bisa mengalihkan pandnganku darinya, dia seperti sebuah batu giok putih yang diukir dengan indah, kedua pipinya perlahan-lahan memerah karena malu, setelah dia bermain dengan rambut panjangnya, dai menjawab santai: "Jangan tanya aku, aku tidak akan mengatakannya, anggap saja ini sebagai balasan untuk istrimu yang sangat bijak, katakan padanya dia sangat pintar, dan aku juga buakn vegetarian."

Aku berdeham dua kali dan berkata: "Perang antara wanita benar-benar mengerikan."

“Sudahlah, ada kurang dari lima jam lagi sebelum jam dua belas, cepat kamu pikirkan bagaimana akan melakukannya.” Widya berkata, lalu menutup matanya dan beristirahat, dia terlihat tidak khawatir sedikitpun.

Aku mengangguk dan berkata kepada Samuel: "Samuel, apa semua orang kita sudah datang?"

"Kak Alwi, semua sudah datang, para petinju dari bawah tanah, orang-orang yang dikirim oleh Tuan Ketiga, ditambah orang-orang kita sendiri, total semuanya ada dua ratus orang, menurut rencanamu, beberapa orang berperan sebagai sniper, beberapa bersiaga untuk mengemudi di persimpangan tertentu, yang lainnya, akan bergerak sesuai dengan perintahmu, apa pun yang ingin kamu lakukan."Samuel berkata,"Dan untuk cadangan kekuatan, kamu tenang saja."

Tentu saja aku merasa lega, lagipula, organisasi Kimi telah menguasai kelompok senjata luar negeri, mereka bisa menyediakan senjata sebanyak yang aku mau.

Tapi, masalah ini tidak boleh diketahui oleh Widya, jadi aku dan Samuel berhenti disana.

Aku berpikir sesaat dan berkata: "Biarkan orang-orang kami mengepung Grand Mercure Hotel, sebagai tambahan, sewa lagi sekelompok penduduk lokal Tianjing dan bawa mereka semua ke Grand Mercure Hotel, lalu sewa semua kamar yang bisa ditempati."

“Kenapa menyewa penduduk lokal Tianjing?” Samuel bertanya dengan penasaran.

Aku menjawab: "Karena orang itu menyuruhku untuk pergi ke Grand Mercure Hotel, dia pasti akan meminta orang dari luar untuk memperhatikan orang-orang yang akan menginap malam ini, dia pasti berpikir aku akan menyuruh orang untuk memasang jebakkan dulu disana, jadi jika sekelompok orang datang untuk menginap di Grand Mercure Hotel malam ini, mereka akan sulit menemukan kamar mana yang benar, jadi, aku memeintamu untuk menyewa sekelompok penduduk lokal, dia pasti akan mengira orang-orang ini adalah samaranku…"

Samuel sedikit mengernyit dan berkata: "Tapi dalam rencana ini, bagaimana jika mereka benar-benar melakukan sesuatu dan melukai orang-orang yang tidak bersalah?"

Aku membalas: "Tenang saja, para atasan menaruh perhatian pada Tianjing, jadi di tempat seperti hotel, mereka tidak akan berani berurusan dengan banyak orang, paling-paling mereka akan member obat pada orang-orang, membuat mereka pingsan, dan membuatku ‘kekurangan kekuatan tempur’."

Samuel mengacungkan jempolnya dan berkata, "Kak Alwi, sangat pintar, jadi maksudmu, biarkan penduduk lokal Tianjing yang melindungi para saudara? Lalu para saudara akan mengaturnya tempat lain."

"Benar." kataku, "Tapi kurasa tidak baik mengumpulkan orang untuk bertarung, terutama di saat-saat kritis seperti ini, jika para atasan ingin menyerangku, bukankah seharusnya aku mengalami kerugian yang sangat besar?"

Meski aku akan meninggalkan ibukota sesuai dengan rencana tadi, aku merasa mereka tidak akan melepaskanku dengan mudah, dan mereka pasti akan mengacaukanku, jadi aku tidak berani menganggap enteng hal ini.

Jelas sekali, Samuel juga memiliki kekhawatiran yang sama, lalu dia bertanya: "Jadi bagaimana?"

"Bagaimana kalau kita mencari yang lihai, memintanya menyamar menjadi pelayan, dan menyuruhnya memasang bom di setiap ruangan."

Mobil Samuel hampir terbang keluar jalur, untungnya dia dengan cepat mengatur setirnya kembali dan berkata, "Kenapa menurutku rencanamu lebih berbahaya daripada mengumpulkan orang-orang untuk berantam? Kamu sudah dikenal oleh para atasan, tapi bisa saja kamu ditembak mati."

Aku tersenyum dingin dan berkata, "Jika aku tidak mengambil kesempatan untuk menunjukkan kegilaanku pada ,mereka, bagaimana aku bisa memperingatkan mereka?"

Samuel segera memahami maksudku dan berkata: "Ternyata Kak Alwi tidak takut pada mereka."

Ya, walaupun aku khawatir mereka akan mengacaukan aku, tapi aku tidak takut pada mereka, jika tidak, saat aku kembali ke Nanjin, aku tidak akan seagresif ini lagi, sudah terlalu lama aku berlari ke sudut dan bersembunyi seperti kura-kura dalam cangkang, dan juga aku selalu membenci cara mereka melenyapkan orang setelah menyelesaikan perintah, aku selalu ingin mencari kesempatan untuk melampiaskan kekesalan ini, dan malam ini adalah waktu yang tepat.

Aku pikir, setelah para atasan melihat kegilaanku, aku pasti akan membenciku dan merasa bahwa aku adalah ancaman, tapi justru karena kegilaanku, mereka akan takut padaku, ini adalah hasil yang aku inginkan.

Karena dari awal aku sudah berencana melawan mereka, menjadi orang yang tidak menerima perintah, maka, aku tidak keberatan memulai sekarang dan meminta orang-orang ini untuk melihat kegilaanku ,Alwi!

"Gila." Widya, yang tadi menutup matanya, tiba-tiba membuka mata dan menatapku dengan dingin, berkata, "Kamu ingin melawan mereka, bukannya kamu khawatir akan menjadi ayahmu, berakhir terkenal menjadi orang yang jahat?"

Saat membahas ayahku, aku bahkan menjadi lebih kesal, dengan santai aku berkata: "Aku hanya bisa menerimanya, aku tidak bisa mengubah rasa penasaran mereka, di mata mereka, aku akan selalu menjadi orang berbahaya seperti ayahku, jadi lebih baik duduk diam saja saat menghadapi masalah ini, biar mereka tahu kalau aku, Alwi, memang orang yang berbahaya, aku adalah orang yang sama dengan ayahku, jenis yang sama!"

“Apa kamu tidak takut mereka akan mengambil kesempatan untuk langsung menghancurkanmu?” Widya sepertinya mengkhawatirkanku dan terus bertanya.

Aku tersenyum dingin, kemudian menatap Samuel, dan bertanya: "Samuel, apa kamu takut?"

“Aku tidak takut." Samuel terlihat tidak gentar dengan apa yang barusan aku katakan, dia menjawab dengan tegas, matanya penuh dengan semangat, dan dia berkata, "Para atasan tidak akan mengganggumu, setidaknya tidak sekarang, karena mereka masih memerlukanmu untuk memimpin koruptor besar dari belakang mereka."

Aku tersenyum dan berkata: "Benar, mereka belum selesai menggunakanku, bagaimana mungkin mereka macam-macam denganku untuk saat ini?"

Widya sedikit mengernyit, wajahnya terlihat khawatir, aku bertanya sambil tersenyum: "Seharusnya kamu tidak khawatir dengan keadaanku, kan?"

Widya menatapku dengan dingin, dan berkata dengan jelas: "Siapa juga yang mengkhawatirkanmu? Aku hanya takut terlibat denganmu, lagipula, sekarang aku dianggap sebagai ‘pasangan' kamu."

“‘Kaki’, kapan kita berdua memakai satu celana?” Kataku sambil tersenyum.

Orang seperti aku, memiliki mulut yang kotor, dan begitu aku sudah kenal dekat dengan seseorang, aku tidak bisa mengatur kata-kata yang keluar dari mulutku.

Widya tiba-tiba mengulurkan tangan dan memukulku karena malu dan kesal, tapi aku tidak menghindar, saat dia menarik tangannya, dia bertanya: "Kenapa kamu tidak menghindar?"

Aku berkata, "Memukul berarti cinta, dimarahi berarti sayang, kenapa aku harus menghentikanmu untuk mengekspresikan kedekatan dan kemesraanmu padaku?"

Setelah mendengar kata-kataku, Widya menatapku dengan kesal dan berkata: "Aku sudah tidak tahan lagi denganmu! Apa yang dilihat Nona Jessi darimu? Apa penglihatannya buruk?"

Aku lalu tertawa keras, meski aku sedang mengalami masa-masa sulit, tapi dalam hatiku aku meraa sangat bahagia, melihat kota yang dipenuhi cahaya ini, aku berpikir, lihatlah, malam ini, setiap inci tubuhku menyatu dengan sempurna dalam kemewahan! Aku ingin semua orang tahu kalau aku, Alwi, pernah ke sini.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu