Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 135 Dipersatukan

Jessi berkata dia akan menungguku di jalan.

Kalimat ini sangat menggoda, tapi aku tidak berani berpikir lebih dalam, karena aku tahu status diriku, sama sekali tidak berhak untuk membayangkannya, apalagi aku adalah orang yang tidak bisa setia. jessi adalah wanita yang sangat hebat, hanyalah raja yang pantas bersamanya. aku mencintai Felicia, disaat yang sama aku juga mencintai wanita lain, sudah palayboy ditambah lagi latar belakangku dari kelas bawah mungkin diluar masih punya banyak musuh, atas dasar apa aku menyukainya.

Tentu saja aku tahu mencintai seseorang itu harus sepenuh hati, dan mengerti apa yang dimaksud dengan‘Menyerah’yang dikatakannya, hanya saja aku tidak bisa melakukannya. Mungkin karena aku yang terlahir sebagai playboy, mungkin wanita disampingku terlalu hebat, terlalu baik padaku, hingga membuatku menjadi serakah dan ingin memiliki segalanya, tapi aku yang seperti ini, malah menjadi bajingan, menjadi tidak layak untuk semua orang.

Memikirkan hal ini, aku merasa jijik pada diriku, aku bahkan merasa seperti seekor lalat jelek di depan Jessi.

Dony yang tidak berbicara sama sekali tiba-tiba berkata: “Nona Jessi, bagaimana rencanamu membantu Alwi menjadi penguasa?”

Tubuhku gemetar, aku baru ingat Dony berada disamping kami, jika begitu bukankah percakapan kami didengar olehnya? Saat ini aku merasa canggung, dan Jessi menjawab dengan santai: “Nanjing dibilang besar tidak besar, dibilang kecil tidak kecil, jika ingin menjadi raja di Nanjing, dibilang gampang tidak gampang, tapi dibilang susah juga tidak.”

Setelah Jessi selesai mengatakannya dia melirikku dan berkata: “Jika Alwi ingin berkuasa, dia harus mengambil alih kekuasaan Paman Lei, selama dia memiliki kekuatan ini di tangannya, orang-orang itu tidak akan pernah berani melakukan apa-apa padanya, mereka hanya tidak ingin mengakui kekuasaannya saja.”

Mengambil alih kekuasaan Paman Lei? Aku merasa seperti bermimpi dan berkata: “Mungkinkah?”

Jessi tersenyum dan berkata, “Kenapa tidak mungkin? Dia Leon semua yang dimilikinya adalah pemberian dari Keluarga Song, jika kami Keluarga Song ingin mengambilnya kembali, siapa yang masih bisa mengatakan ‘Tidak’? selain itu orang yang loyal pada Paman Lei telah masuk penjara hanya tinggal beberapa pengurus, semuanya adalah orang Keluarga Song, ada aku yang akan mendukungmu, siapapun tidak bisa menentang Alwi mencapai puncak.”

Setelah sesaat, Jessi menatap Dony dan berkata: “Terlebih, Dony juga akan membantumu iyakan?”

Kata ‘Iyakan’ diucapkan kepada Dony, karena ketika Jessi mengatakan kalimat ini tatapan matanya mengarah ke Dony.

Dony menjawab dengan acuh tidak acuh: “Tentu saja, Alwi mencapai puncak, tentu saja akan memberikan dampak baik padaku.”

Aku tahu, raja bisa menguasai segalanya, jika aku benar-benar duduk di posisi Paman Lei, itu akan sangat membantu kekuatan Dony dalam perebutan wilayah.

Hanya saja, apakah aku bisa dengan begitu mudahnya menjadi raja dinanjing? Aku menatap Jessi, bertanya-tanya apakah dia benar-benar memiliki kekuatan yang begitu besar? Tidak heran dia bisa mengendalikan hidup dan matiku, bahkan bisa datang ke Nanjing sendiri tanpa takut brandalan disini, karena dirinya sendiri memiliki kekuasaan besar diNanjing.

Saat ini Jessi berkata: “Tapi, sekalipun orang-orang ini tidak akan menentang Alwi, tapi mereka juga memiliki niat untuk menjadi raja, mereka pasti akan menyusahkan Alwi, tiba waktunya akan memerlukan bantuan Dony , tentu saja jika Alwi tidak mapan, dia hanya bisa menyerah.”

Berbicara tentang ini, Jessi menatapku dan berkata: “Aku percaya kamu memiliki kemampuan untuk meyakinkan mereka, jika kamu tidak bisa melakukannya, maka aku Jessi salah menilai orang, dan aku tidak akan membantumu lagi.”

Ketika mendengar dia tidak akan membantuku lagi, seketika aku menjadi takut, bukan takut dia tidak akan membantuku, tapi takut dia berpikir aku terlalu lemah dan mulai sejak itu tidak akan mempedulikanku. Aku dengan tergesa mengatakan akan bekerja keras dan tidak pernah mengecewakannya.

Ucapanku memang seperti itu, tapi sebenarnya hatiku sangat tertekan.

Jessi melihat jam tangannya, mengatakan dia masih ada urusan dan menyuruhku menunggunya disini lalu pergi.

Setelah Jessi pergi, aku dan Dony duduk di kursi panjang melihat ke pintu ICU yang tertutup, hatiku gelisah.

Dony yang duluan membuka pembicaraan dan berkata: “Aiko adalah seorang wanita yang setia, siapa yang baik padanya, dia akan bersedia mengorbankan hidup demi orang itu, jadi jangan melakukan sesuatu yang membahayakan dirimu, aku tidak berharap melihat seluruh tubuhnya penuh dengan memar.”

Hatiku seperti terbelah dan berbisik: “Maaf.”

Dony mengabaikanku dan terus mengatakan: “Aiko adalah pembunuh profesional, seharusnya kamu tahu masalah ini, tapi kamu pasti tidak tahu bagaimana dia bisa memilih jalan menjadi pembunuh. Ayahnya adalah seorang pembunuh profesional, dari kecil dia mengikuti ayahnya, melihat dan membantu ayahnya melewati kehidupan membunuh, pada usia delapan tahun, dia membunuh pria pertama yang mencoba berperilaku buruk kepadanya, pada usia enam belas, dia melanjutkan karir sebagai seorang pembunuh, ayahnya meninggal pada tahun yang sama dalam suatu pembunuhan. Jika dibilang menderita, dia pasti lebih menderita daripada diriku, oleh karena itu juga, dia menghargai orang-orang yang memperlakukannya dengan baik.”

Aku terkejut untuk waktu yang lama dan tidak dapat mengatakan apa-apa, meskipun sudah lama aku menduga pengalaman hidup yang dilalui Aiko tidak mudah, tapi sangat sulit membayangkan seorang wanita berumur delapan tahun sudah membunuh, dan diusia enam belas tahun mulai berkarir sebagai pembunuh profesional, betapa kuat hatinya. Dan betapa kuat hatinya mencerminkan betapa kesepian dirinya.

Memikirkan hal ini, aku merasa kasihan padanya, terutama sangat membenci diriku yang tidak memiliki kemampuan malah menyusahkannya, bahkan selalu membuatnya khawatir dan terluka karena diriku.

Ketika aku sedang kesal, pintu ICU tiba-tiba terbuka, aku segera lari bertanya pada dokter bagaimana keadaannya dan dokter berkata: “Pasien kehilangan banyak darah, sekarang sudah ditransfusi darah, dan telah melewati masa kritis, tapi karena kondisinya masih sangat lemah, sebagai seorang suami seharusnya kamu merawatnya dengan baik, seorang wanita terluka parah sampai seperti ini, kamu sebagai suami sungguh keterlaluan.”

Aku sedikit malu dan ingin mengatakan aku bukanlah suaminya, tapi dokter sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, dokter terus berbicara kemudian pergi begitu saja.

Aku tidak tahu harus tersenyum atau menangis, melihat Aiko yang didorong keluar oleh perawat, sepasang mata indahnya yang tertutup rapat tampak sangat indah. Aku tidak berani menganggunya, aku dan Dony bersama-sama pergi ke kamar Aiko, lalu aku menyuruh Dony menjaganya, dan keluar membeli barang keperluan Aiko, ketika aku kembali, Aiko telah sadar, Dony yang duduk disampingnya tidak tahu sedang membicarakan apa, membuat Aiko tersenyum.

Aku terbengong berdiri didepan pintu, memandang mereka yang tersenyum bahagia, tiba-tiba aku merasa diriku seperti orang ketiga, aku menggantungkan belanjaan didepan pintu dan perlahan-lahan berbalik pergi.

Aku jalan sempoyongan pergi ke toilet, benakku penuh dengan gambaran ketika Dony menatap Aiko, tatapan matanya memancarkan kelembutan, hatiku serasa ditusuk dengan kejam. Ketika sedang memikirkan ini, tiba-tiba aku melihat ada bayangan seseorang berdiri dibelakangku, aku ketakutan ingin menghindar, tapi aku merasakan pundakku kesakitan, ketika aku menoleh berbalik melihat ada sebuah batu bata memukul pundakku, aku ingin melarikan diri, tapi malah dicekik hingga tersungkur jatuh kelantai, kemudian aku merasa bibirku ditutup dengan sesuatu, membuat kepaluku sangat pusing, aku sempat memberontak beberapa kali hingga tidak sadarkan diri.

Ketika aku sadar, aku merasa seluruh tubuhku panas, ada sesuatu yang lembut dan panas terus bergoyang-goyang kesana-kemari ditubuhku, wajahku terasa panas dan basah, membuat hatiku merasa geli.

Perlahan-lahan aku membuka mata, melihat wajah yang cukup familiar, dahi yang indah, bulu mata yang lentik, sepasang alis mata yang menawan yang penuh perasaan asmara, kulit yang cerah dan bersih……

Orang ini adalah Mawar!

Aku terkejut, karena saat ini Mawar mencium wajahku, dia menciumku dengan keras, dia menciumku sambil menarik kerah bajuku, dan tubuhku tampaknya sangat menikmati perasaan ini, perasaan yang menginginkan lebih dari ini.

Aku merasa diriku seperti terbakar, aku menekan kepalanya, memegang bibirnya dan menciumnya, pada saat yang sama tanganku mulai meraba, selang tidak lama seluruh baju ditubuhnya dilepas, begitu juga dengan diriku.

Ketika aku melihat tubuh batu giok indahnya dan merasakan suhu tubuhnya yang panas, aku tidak bisa menahan diri dan berbalik menindihnya, hanya saja ketika aku melihat wajahnya yang merah, akal sehatku kembali, mengingatkan hatiku, segala sesuatu yang terjadi sebelum pingsan terlintas dalam benakku.

Diam-diam aku menjerit, mengetahui diriku dan Mawar diberi obat, aku berusaha keras mendorongnya, tapi ketika tanganku menyentuh kulitnya yang panas, tiba-tiba aku kehilangan kekuatan.

“Bi Mawar, kamu lihat yang jelas, aku Alwi!” ucapku dengan suara serak yang ingin menarik Mawar turun dari tubuhku.

Tapi Mawar memelukku lebih erat ibarat gurita dan berbisik: “Aduh panas, sangat sangat panas……tolong tolong, bantu aku!”

Dia menghembuskan nafas gembira, matanya seperti sutra, gerakan tubuhnya yang terus menggodaku, membuat darah dalam tubuhku bergejolak. Ditambah dengan efek obat yang sangat kuat, aku merasa diriku tidak bisa menahannya.

Saat ini, Mawar turun dari tubuhku, aku mengira masalah ini akhirnya berakhir, akal sehatnya sudah kembali, tapi yang tidak disangkat adalah, dia berjongkok didepanku dan membuka mulutnya……

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu