Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 148 Saling Mengenal

Aku bilang aku tidak akan pergi, biarkan muka monyet yang bermulut tajam itu datang mengajariku, dia sesaat marah dan dengan geram berkata:”Anak muda, kamu sangat arogan, percaya tidak kalau aku kan mematahkan kakimu?”

Setelah orang ini mengatakannya, para hadirin semua berseru, ada seorang yang tinggi berteriak” Endy”, dia membuatku di pukul habis-habisan, dia membuatku melepaskan topengku, dan melihat bagaimana bentuk wajahku, ada yang mengatakan bahwa aku pasti sangat jelek, kalau tidak tidak mungkin aku tidak berani menunjukkan wujud wajahku, kemudian, sekerumunan orang disana berteriak dengan keras aku si jelek.

Aku terlalu malas untuk mempedulikan hal konyol ini, jika aku melepaskan topeng ini, dengan segera para wanita jatuh di pelukanku, kalian sedang menunggu untuk dikhianati.

Mau bagaimana. Aku kembali focus pada Endy, pada saat ini Endy membuang punting rokoknya, mengerutkan alis dan menatapku berkata:”Bocah, aku tidak peduli kamu ini siapa, tetapi bar ini adalah daerah kekuasaanku. Jika hari ini kamu berani menentang aku, aku akan membuatmu menyesal telah datang ke dunia ini!”

Setelah dia mengatakannya sambil meludah dahak ke sisi lain, tidak tahu apakah itu sengaja, langsung meludah ke wajah kak Toba, membuatku merasa kasihan, karena kak Toba tidak menanggapi. Dia berlutut disana, seperti boneka yang benangnya putus, dia yang begini membuat hatiku terasa sakit.

Aku menatap Endy dengan marah, tetapi dia membuat topeng itu terlihat sangat aneh, dari dalam bisa melihat kondisi di luar, tetapi orang luar tidak bisa melihat ke dalam. Makanya Endy tidak tahu bagaimana ekspresiku sekarang, dia mengangkat tangan dengan arogan, berkata:”Sobat-sobaku, hajar! Patahkan kakinya!”

Setelah dia mengatakannya, sekelompok orang tiba-tiba berkerumun, dan hatiku tiba-tiba merasa seperti akan terjadi perang. Selama setahun penuh menahannya, semua keluhan di hatiku pun meluap dan ingin melampiaskan keluar, aku berteriak keras, dan berlari ke arah sekelompok orang itu, dan kemudian meninju orang di depanku, dan langsung memukulnya sampai dia mundur beberapa langkah, diikuti oleh tendangan di sisi seseorang yang menyerang, masing-masing tangan memegang botol bir dan berlari ke arahnya, mengambil botol itu dengan sombong, aku memukul kepala mereka berdua dengan botol, kemudian memisahkan kedua kaki mereka, dengan botol bir memukul beberapa orang di depanku sampai kepalanya berdarah.

Suara gemuruh benar-benar menghilang, semua orang menatapku, seolah-olah mereka melihat dewa kematian yang sesungguhnya. Aku berjalan beberapa langkah ke depan Endy, dia sangat takut sampai ingin melarikan diri, seperti ayam yang ingin di sembelih. Ketika aku mengangkatnya, tiba-tiba terdengar suara teriakan di sekelilingku, aku mengangkat kepala dan melihat, teriakan itu berasal dari gadis seksi dan terpesona, ketika aku berbalik melihatnya, mereka segera berteriak kegirangan:”Dewa Kematian! Sangat tampan, Dewa kematian! Aku mencintaimu!”

Jika aku menaruhnya di masa lalu, mungkin aku akan sangat bangga akan hal itu, tetapi sayangnya aku sudah terbiasa, melihat gadis seperti Jessi, dandanan vulgar semacam ini tidak bisa masuk ke mataku sama sekali. Bahkan terlebih lagi tidak mungkin untuk membangkitkan seleraku, dan terlebih lagi para gadis ini hanya ada disana untuk merayuku.

Aku mengabaikan mereka, dan membanting Endy ke tanah dengan keras, Endy yang terbanting kesakitan dan terduduk di tanah, aku melihat pintu besar bar itu tertutup, sekelompok orang itu bergegas mengelilingi. Sepertinya sudah siap untuk melawanku di depan banyak orang. Sejujurnya hatiku sedikit ketakutan, mau gimana, dua kepalan sulit mengalahkan empat tangan, tetapi aku tidak yakin bisa menang melawan puluhan dari mereka, jadi aku harus melakukan sesuatu untuk mencegah orang-orang ini, memperingatkan mereka untuk tidak mendekat.

Memikirkan hal ini, aku memungut sekepingan kaca, dan langsung menusuknya ke dalam lutut Endy, dan meneteskan darah, Endy menjerit kesakitan, tetapi aku tidak melepaskannya, malah langsung melingkari pergelangan kakunya, dan kali ini dia sangat kesakitan, aku berdiri, dan menatapnya dengan arogan dan berkata:”Suruh anak buahmu untuk pergi, kalau tidak aku akan membelah kakimu menjadi tiga!”

Setelah mendengar ini, Endy segera berteriak kepada anak buahnya:”Semuanya bubar! Semuanya bubar!”

Anak buahnya bubar dengan seketika, aku memandang kak Toba. Menolk keinginan untuk berbicara dengannya, aku berkata dengan kasar:” Endy, Aku Dewa kematian paling membenci orang lain mengertak, jika aku masih melihat kamu menggertak orang lain, aku akan menghabisimu, mengerti?”

Endy tampak sangat takut kepadaku, menangis dan berkata:”Baik, baik, baik, Dewa kematian, kamu tenang saja, aku tidak akan menggertak orang lain lagi.”

Aku mengangguk puas, dan melirik kak Toba dengan ujung mata, meskipun aku sangat ingin membuang dahak ke wajahnya, tetapi aku tahu bahwa jika aku bergegas hari ini pasti membuatnya akan mengikutiku dan membuatnya penasaran, jika aku melakukan lebih banyak hal, pihak lain pasti akan lebih curiga terhadapku. Jadi, aku sangat menekan gagasan untuk mengenal kak Toba, dan dengan tenang berkata:”Aku harap kamu bisa melakukannya.”

Aku berbalik setelah mengatakannya, dan melompat ke atas panggung tanpa di undang, mungkin karena penampilanku terlalu mencolok dan sengit, beberapa anak buah Endy tidak berani melawan, dan gadis-gadis itu melihatku dengan acuh tak acuh, dan mereka malu untuk mendekat. Aku berjalan menuju pintu seperti artis, dan tiba-tiba terdengar suara yang akrab berteriak:”Alwi.”

Hatiku seperti berhenti sesaat, tetapi kakiku tetap melangkah maju tidak berhenti. Aku terus berjalan ke depan, tetapi punggungku sudah tertegun oleh keringat dingin, karena aku mendengar suara Claura, aku tidak berani melihat ke sekeliling, karena takut kalau Claura akan melihat sekecil apa pun.

Ketika aku berjalan ke depan dengan santai, aku berpikir bagaimana Claura bisa berada disini? Dia sekarang adalah ratu disini. Bahkan jika keluar juga tidak akan datang ke tempat seperti ini. Memikirkan hal ini, aku teringat akan Toba yang berlutur di bawah panggung, dan hatiku sesaat menjadi tenang. Claura selalu berhati-hati, dia tidak akan melepaskan seorang musuh sekalipun, jadi dia harus melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kak Toba yang sombong ini disiksa orang, aku bahkan merasa, mungkin maksudnya Endy juga bisa mengertak kak Toba.

Wanita kejam ini, sudah lama tidak berjumpa, dan ternyata dia masih sangat kejam!

Aku duduk di sudut dan melihat Aiko, dan meninggalkan bar terlebih dahulu, dan berjalan ke gang kecil, untuk melepaskan topeng dan memasukkannya ke dalam tas. Aku memakai topeng dan kacamataini, melepaskan matelku dan membuangnya ke tong sampah, setelah melakukan ini, aku baru keluar dari gang dan menunggu mobil di dekat sana.

Tidak lama kemudian, Aiko berjalan kesisiku, dengan berbisik:”Orang mengikutimu tidak menemukanmu, mereka sedang terburu-buru berkeliling.”

Aku dengan prihatin dan bertanya:”Bagaimana dengan kak Toba?”

Aiko berkata dengan tenang:”Sekelompok orang ini membawa ‘Endy’ pergi ke rumah sakit, tidak ada yang mempedulikan Jondi, dia tertatih-tatih berjalan meninggalkan bar, sepertinya dia mencarimu dimana-mana.”

Dia merasa tenang, dan bertanya kemana dia pergi?

Aiko berkata:”Ikut aku. Ada seseorang mengikutinya, nanti aku akan menyingkirkan orang itu, dan kamu mengambil kesempatan ini untuk bertemu Jondi, tetapi lebih baik jangan buru-buru membawanya kemana-mana.”

Aku mengangguk, dan mengatakan aku mengerti. Sekarang aku baru saja tiba di Nanjing, meskipun kekuatanku telah meningkat. Tapi ini bukan kota yang bisa membuat sebuah onar sampai seluruh kota, aku ingin berdiri dari tempat dimana aku terjatuh, dan harus merencanakan segalanya, dan sebelum itu, dan lebih baik kak Toba menjauh dariku.

Aku dan Aiko pergi ke gang kecil itu, dia menyuruhku untuk berhati-hati. Kemudian dengan cepat aku berjalan menuju gang itu, dan ketika aku berdiri di gang itu, aku mendengar suara langkah kaki, suara langkah kaki itu besar dan kecil, sangat jelas cara jalan orang itu ada bermasalah, jantungku gemetaran. Dan dengan semangat teringat, kak Toba telah datang!

Memikirkan hal ini, aku berdiri disana mengenakan topeng.

kak Toba dengan cepat mengenaliku, dengan terkejut dia berkata:”Aku pikir aku tidak akan bisa bertemu kamu lagi.”

Aku dengan suara bass berkata:”Kamu sedang mencariku?”

kak Toba menatapku, dan tidak mengatakan apa-apa, aku berpura-pura tidak puas dengan mengatakan “Em”. Dan mendengarnya berkata:”Terima kasih untuk malam mini, tetapi orang yang aku cari bukan kamu, dia hanya terlihat seperti tubuhmu, dan kalian punya sisi yang berbeda.”

Omong-omong, kak Toba berjongkok dan bersandar di dinding, dia mangambil sebatang rokok, dan menyalakannya, segumpalan asap menyelimutinya. Di bawah sinar bulan yang redup, aku melihat air mata di matanya.

Aku segera merasa sedih, baru saja ingin berbicara, terdengar dia berkata dengan sedih:”Alangkah baiknya jika itu kamu, setidaknya dia tidak akan dipukuli kakinya sampai kram, dan dibunuh. Bahkan mayatnya tidak dapat ditemukan.”

Setelah mengatakannya, pundak kak Toba gemetaran, aku mengepalkan tinjuku dengan erat dan berjalan perlahan di depannya, dia tidak menatapku, tapi hanya menangis sambal merokok.

Aku dengan suara kecil “Toba.”

Tubuh toba berhenti sejenak, dengan segera, dia mengangkat kepalanya tidak percaya, dan menatapku, bibirnya mendengkur. Perlahan aku melepas topeng dan berkata:”Orang yang kamu cari, apakah itu aku?”

kak Toba benar-benar tertegun di tempat, dengan satu tangan yang masih memegang sebatang rokok, tetapi rokok itu terjatuh ke tanah, aku tersenyum padanya, dan mata menjadi panas, dan berteriak:”Toba, aku telah kembali.”

Pada saat ini, Toba baru menyadari, dan dia melompat, memelukku erat-erat, dan berteriak dengan penuh semangat:”Alwi, apakah itu kamu?”

Aku menyuruhnya untuk mengecilkan suaranya, dia mengangguk. Dan tidak berani berbicara lagi, hanya memelukku erat-erat, ketika dia melepaskanku, aku baru menyadari bahwa air matanya sudah seperti sungai yang mengalir.

Aku pikir dia akan menyalahkanku karena tidak mengenalinya pada saat pertama kali, siapa tahu dia mengatakan dia malah mengatakan hal yang sangat mengharukan, dia bilang:”Kamu bisa kembali dengan hidup-hidup, sangat bagus!”

Aku tersenyum padanya, menatap kakinya, dan tiba-tiba hatiku terasa seperti sebuah batu yang menyumbat, dengan kasar bertanya:”Siapa yang mematahkan kakimu?”

Toba terdiam, dan berbisik:”Siapa lagi?”

Aku mengertakkan gigi dan berkata,”Claura ini, wanita ini, aku kan membuatnya membayar dengan harga yang mahal!”

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu