Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 431 Provokasi aktif

Setelah melakukan perpisahan dengan Claura, aku berangkat untuk perjalanan yang baru. Di dalam perjalanan ini, aku akan menghadapi tantangan yang baru. Tapi aku tidak takut karena aku telah ‘mati’ dua kali. Jadi aku merasa tidak ada orang yang bisa membuatku takut lagi. Di saat ini, layaknya sebuah gunung yang tetap berdiri kokoh meskipun di hembus angin apapun.

Setelah melewati perjalanan yang memakan waktu beberapa hari, aku akhirnya sampai di Dongbei dan masuk ke dalam tim khusu. Setelah turun dari mobil, supir membawaku untuk melakukan pendaftaran. Setelah masuk, aku mendengar suara teriakan pelatihan militer. Lebih masuk lagi, aku menyadari adanya beberapa tim yang sedang berlari di lapangan. Mulut mengeluarkan slogan yang seperti biasanya dan sama seperti di dalam serial tv.

Aku sangat penasaran, karena dalam ekspetasiku, tim militer khusus yang akan aku masuki mungkin sama seperti pasukan Rajawali yang pernah aku masuki bersama Jessi. Karena setiap personal tim sangat kuat, sehingga diberi kebebasan untuk berlatih. Di dalamnya ada seorang pelatih yang melatih, kalau kamu ingin belajar sesuatu, kamu tinggal mencari seseorang yang akan melatihmu secara khusus. Mengenai pelatihan fisik, pertempuran dan pelatihan dasar lainnya dapat dilakukan dengan sendirinya.

Mengapa ini tidak sama dengan di Beijing? Apakah itu kebijakan pengajaran yang berbeda?

Sambil berpikir aku juga dengan cepat melirik secara sekilas para pasukan. Sayangnya, aku tidak menemukan Govy di dalamnya. Pada saat ini, supir yang membawa aku melihat kembali anehnya padaku, aku tahu dia adalah orangnya Bobby, tidak berani menunjukkan emosi, berpura-pura untuk menonton orang ini pelatihan.

Supir tadi mengeluarkan sebuah tawa sinis dan mata yang penuh dengan penghinaan.

Mengenai supir ini, Claura mengatakan padaku bahwa dia adalah salah satu pasukan dari tim khusus, bukan orang mereka. Jadi secara otomatis, lelaki itu juga tidak mengetahui tentang identitasku. Dan yang menjadi militer mempunyai sebuah aura yang arogan secara alami, hanya mempercayai orang yang benar-benar memiliki kemampuan. Apalagi orang yang memulai dari titik nol, melewati berbagai rintangan dalam tim militer biasa hingga menjadi pasukan dari tim militer khusus ini. Dan mereka paling membenci orang yang masuk ke dalam tim khusus ini dengan mengandalkan pengaruh orang dalam, jadi supir ini tidak menyukaiku sama sekali dan juga sangat membenciku. Hal ini dapat dilihat dari perlakuannya padaku sepanjang perjalanan.

Aku tidak mengambil hati mengenai hal itu karena aku menghormati orang yang memulai dari titik terbawah.

Melihat aku tidak merespon, supir itu malah berkata: "Hei, jangan Lihat lagi, jangan bust malu, bisa-bisa orang mengira bahwa kamu tidak memiliki televises dan sama sekali belum pernah melihat militer yang berlari."

Aku tidak tertawa, melihat dia dan berkata, "kau benar, keluarga aku benar-benar tidak memiliki TV." "

Tampaknya dia tidak mengira aku akan menjawab seperti itu, sejenak ia memperlihatkan wajah yang sedikit menyesal dan tidak tahu harus berkata apa dengan jawabanku. Aku pun berkata,”Bukankah kamu mau membawaku untuk melakukan pendaftaran dan juga mengenai asrama? Apakah kamu masih ingin membawaku untuk melakukan hal-hal itu? Hari sudah mau gelap, marilah kita cepat pergi, jangan menghabiskan waktu dengan sia-sia.”

Supir ini mungkin berpikir tidak ada gunanya untuk berbicara denganku, sehingga ia pun menyerah untuk merendahkanku lagi. Dia menyuruhku mengikutinya dan memperkenalkanku ke tim khusus dalam wilayah militer biasa. Para tentara ini merupakan yang terbaik di dalam militer biasa, tapi merupakan yang terburuk di dalam pasukan militer khusus.

Aku terkejut karena aku tidak dikirim langsung ke dalam timnya Govy, tetapi dikirim ke wilayah militer biasa? Mengapa? Apakah Ricardo Song dan Bobby tidak mempercayai kemampuanku sehingga membiarkanku untuk berlatih disini dulu?

Mungkin melihat kekecewaan pada diriku, supir itu sejenak sedikit marah dan berkata,”Hei, jangan bilang kamu meremehkan yang ada disini? Kita para militer biasa memang benar berada di bawah pasukan khusu, tapi semua disini mungkin lebih tinggi derajatnya dari kamu yang masuk karena orang dalam. Atas dasar apa kamu bisa meremehkan kami? Aku beritahu padamu, bahkan koki militer kami malah lebih kuat daripada dirimu. Kamu yang masuk atas bantuan orang dalam masih saja meremehkan kami? Sungguh tidak bisa dipercaya!”

Tidak tahu apakah itu disengaja, suara supir sangat besar, dan kebetulan berjalan di Taman Bermain pasukan berkumpul, mendengar ini, semua mata semua tertuju padaku. Mata setiap orang penuh dengan amarah kebencian. Yang harus diketahui, mereka semua memiliki sifat yang sangat arogan. Jikalau diremehkan oleh orang yang lebih kuat, maka mereka akan terima-terima saja. Namun, jika aku yang masuk karena orang dalam yang meremehkan mereka, bagaimana munkin mereka tidak akan marah?

Aku memandangi mata satu per satu orang yang penuh kemarahan, dan lagi melihat supir yang kelihatan sombong, aku menyadari bahwa itu merupakan kesengajaannya. Aku tidak tahu bahwa kesabaranku diganti dengan ketidak sopanannya. Aku menahan amarah dan berusaha menjelaskan, namun setelah dipikir-pikir ini merupakan kesempatan agar aku ‘terkenal’. Jadi aku dengan keras berkata,”Mengapa rupanya kalau menggunakan pengaruh orang dalam? Itu bahkan lebih bagus dari kalian semua!”

Segera setelah pernyataan ini keluar, aku berhasil menuai kebencian, semua orang marah menatap aku, aku mendengar seseorang di sana berkata aku sombong, berkata untuk mengajariku. Seketika aku menjadi musuh publik, supir itu terlihat sangat senang dan juga tidak sabar bagaimana aku akan diperlakukan mereka.

Seorang kapten berkata,”Hei, kamu lumayan berani juga. Berani tidak kalau kita berlatih dulu?”

Tentara juga merupakan makhluk yang berdarah, dan meski sangat displin pada peraturan, tapi jikalau masih dalam batasan masih bisa dihtoleransi. Aku yang terlalu menyombongkan diri. Sebagai seorang kapten, dia mendidikku tidak hanya bisa melatih keahlianku dan juga bisa membuat hati menjadi suka cita. Aku harus bertepuk tangan untuk diriku sendiri, dan tidak bisa tidak dikatakan bahwa kapten ini sangat cerdas.

Aku samar-samar berkata: "berani berani, takut Anda tidak mampu menerima kekalahan. "

Semua orang merasa sangat marah dengan kearoganku, beberapa orang militer pun berteriak disana,”Kapten Daniel , habiskan dia!”

Kapten Daniel itu seketika maju ke selangkah ke depan dan berkata,”Majulah jika kamu berani. Jangan hanya bermain mulut saja.”

Aku sengaja menunjukkan ekspresi pemalu, tapi masih dengan sombong berkata: "Tidak pukul. Lawan sepertimu, aku tidak perlu mengotori tanganku demimu. "

"Sial, pukul dia!” Semua orang berteriak dengan marah.

Aku memegang hidungku, Kapten Daniel mengedipkan matanya dan berkata,”Seorang lelaki sejati, tindakan malah lambat seperti kura-kura. Kalau bisa pukul ya pukul, jangan berbual disana.”

Aku bertanya, "Apakah kamu benar ingin melawan aku?" "

Secara mendadak kerumunan itu memaki nenek ibuku, dan berkata bahwa aku tidak bisa mengalahkan Kapten Daniel sama sekali, murni hanya berbual belaka. Suara mereka sangat besar sehingga menarik perhatian orang yang sedang berlatih. Seketika orang-orang di lapangan ramai dan sekilas aku melihat ada sebuah gedung di sana. Gedung itu terdapat beberapa orang yang melihat keluar. Jika aku tidak salah tebak, itu adalah gedung perkantoran. Semua orang yang berkedudukan diatas semuanya pasti berada di gedung itu.

Dan alasan mengapa aku begitu sombong, sengaja memancing amarah para orang, tak lain adalah untuk menarik perhatian para petinggi yang atas. Aku tidak peduli meskipun tindakanku ini mengundang kebencian dari banyak orang. Hanya dengan begini aku bisa menampilkan kemampuanku yang sesungguhnya dan membuat para petinggi tidak membiarkan bintang cerah seperti diriku tetap tinggal disini. Nantinya aku akan dipindahkan ke dalam pasukan tim khusus. Dengan begini membuatku selangkah lebih dekat dengan Govy.

Kapten Daniel tidak mengetahui kalau aku membuatnya menjadi umpan. Dia mengira bahwa aku tidak akan berani. Baginya, jika aku benar adalah seseorang yang mengatakan omong kosong, maka aku tidak berhak masuk dalam pasukan tim khusus, bahkan lebih tidak berhak menjadi lawannya.

Aku melihat ada beberapa petinggi berjalan kemari dari gedung itu, mungkin hanya untuk melihat apa yang terjadi disini. Aku merasa api yang dibuat telah cukup, tidak usah bermain mulut lagi. Aku langsung membuang ranselku ke lantai, mundur beberapa langkah ke belakang dan berkata, "karena Anda ingin bertarung dengan aku, maka aku akan memenuhi keinginan Anda." "

Dengan itu, Aku bergegas menuju ke gawang pelindung.

Kapten Daniel dan beberapa orang pada awalnya meremehkanku, tapi ketika melihatku bergerak, seketika tertegun karena terkejut. Mungkin mereka merasa orang yang didepan mereka ini bergerak dengan sangat cepat bagaikan jaguar yang bergerak cepat di dalam huan. Hanya menghabiskan sedikit tenaga saja, dengan cepat sudah sampai di gawang pelindung. Saat memanjat juga sangat lincah bagaikan kucing dan kemudian dengan cepat melompat ke bawah bagaikan burung.

Semua orang seolah masih terkesima dengan gerakanku tadi, tapi aku sudah sampai di depan Kapten Daniel .

Kapten Daniel dan beberapa orang merasa terkejut, mungkin berpikir bahwa aku juga memiliki beberapa kemampuan. Tapi, mengapa memangnya jika bisa memanjat dengan cepat? Bisa memanjat bukan berarti bisa bertarung juga.

Kapten Daniel dengan cepat sadar kembali dan seketika meningkatkan tingkat kewaspadaannya. Dia memandangiku dan berkata,Berharap kamu tidak dikalahkan oleh kesombongan dirimu itu.”

Setelah selesai berkata demikian, semua orang langsung bubar memberikan ruangan yang lebih luas untuk aku dan Kapten Daniel . Kami berdua hanya dibatasi dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Dia melambaikan tangannya ke aku dan berkata,”Aku memberikan kesempatan pertama untukmu, majulah!”

Aku menolak sambil tersenyum dan berkata,”Tidak perlu.”

Setelah mendengar jawabanku, raut wajah Kapten Daniel terlihat tidak bagus. Dia pun berkata,”Kamu yakin tidak perlu? Kamu jangan menyesal ya.”

Aku dengan tenang berkata,”Tidak akan menyesal, karena aku tahu jika aku yang bertindak dahulu, kamu bahkan tidak punya kesempatan untuk membalasku.”

“Wah, Gila!” Semua yang ada dilapangan rebut memaki diriku, dan mengatakan bahwa aku itu orang yang tidak tahu malu dan hanya tahu berbicara omong kosong saja.

Dan Kapten Daniel yang berada di puncak kemarahan karena kata-kataku, dia tak lagi menahan diri. Dia langsung melaju ke arahku dan aku bahkan tidak bergerak sama sekali disana. Aku melihat pandangan merendahkan dari orang disekitar, mungkin mengira bahwa aku bahkan tidak bisa menghindar sama sekali. Bahkan ada beberapa diantaranya yang dikejutkan olehku.

Saat kaki Kapten Daniel yang sudah mau menghampiri wajahku, seketika aku pun bergerak. Tubuhku tidak mundur dan kemudian dengan cepat terbang ke depan sana. Tidak hanya itu, aku bahkan menangkap betisnya Kapten Daniel dan dengan kuat menahannya di lantai. Kapten Daniel sama sekali tidak bisa mengelak dan kehilangan keseimbangannya. Dengan cepat ia ingin memutarkan badan dan sepasang tangan yang menahan badannya di lantai. Kakinya menendangi perutku, yang merupakan tangkisan kedua padaku.

Aku tidak memberinya kesempatan sama sekali. Saat dia memutarkan badannya, aku menangkis tangannya dan kemudian menggunakan teknik tinju dan mendorongnya terbang sejauh mungkin.

Dalam waktu tiga bulan terakhir, aku terus belajar salah satu teknik kungfu ini, dan Claura bertanya mengapa aku terus berlatih gerakan ini? Aku menipunya dengan mengatakan bahwa aku pernah melihat Govy memakai gerakan ini untuk melawan Jimmy, dan merasa gerakan ini lumayan juga. Dia tidak curiga sama sekali, dan aku melatih gerakan ini dengan sangat baik.

Yang aku tahu, aku pasti mengalami kemajuan. Tapi aku tidak tahu mengalami kemajuan yang seberapa besar. Aku hanya melihat Kapten Daniel yang terbang lurus menjauh dan bahkan melewati batas area pertarungan kami. Dari situ aku menyadari, perkembanganku tidak sedikit.

Kapten Daniel dengan sangat malu jatuh di antara para militer lainnya, dan dibantu naik oleh beberapa petugas kecil. Di saat itu, mulutnya sudah mengeluarkan darah dan tidak bisa naik sama sekali disana.

Di saat ini, semua orang hening dan memandangiku dengan pandangan takjub. Yang tadinya memasang pandangan membenciku berubah menjadi pandangan salut dan berharap.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu