Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 226 kecelakaan

Aku mencekik leher orang itu, menarik dia keluar dari ruangan sebelah, dia langsung mengeluarkan belatinya, langsung menusuk leherku. Aku menggunakan tangan sebelahku mengambil garpu, dengan kuat menusuk tangannyam belati di tangannya langsung terjatuh, dia berteriak kesakitan, aku melepaskan tangan yang mencekik lehernya, mencodongkan tubuh kedepan, sikuku memukul lurus dadanya, dia seketika mundur beberapa langkah, dan terjatuh ke tanah.

Saat itu, satu lagi menerobos ke luar dari bilik toilet, satu pukulan memukul ke otak belakangku, badanku langsung mundur kebelakang, saat tinjunya mendarat, tangan kiriku mengenggam tinjunya, menarik tangan kanannya, dia mengangkat kaki nya dan menendangku, aku mengangkat kakiku dan lutut kami saling terbentur, aku mendengar suara “krek krek krek” suara tulang yang saling berbenturan. Aku menarik tubuhnya kedepan, garpu di tanganku bersiap untuk menusuk lehernya, dia dengan cepat bersembunyi, tapi aku tidak memberi dia kesempatan, memukul tubuhnya dan menahan tinjunya, membuatny mundur selangkah demi selangkah.

Dengan cepat dia mundur hingga menabrak dinding, seketika tanganku membentuk tinju, tinjuku mendarat di perut bagian bawahnya, dia membungkukkan badannya, aku menggunakan kesempatan ini untuk mencekik lehernya, membalikkan badannya, saat itu, pria yang akan menyerangku bergegas kemari, belati di tangannya sudah mengarah ke depan, saat itu aku menggunakan tubuh rekannya menjadi tameng, dia sudah tidak sempat mengelak lagi, tanpa ragu aku melempar tubuh rekannya ke arahnya, hanya terdengar suara “Push”, suara pisau tertusuk ke dalam daging.

Keduanya bergetar, aku maju selangkah, tusukan itu menusuk tubuhnya dengan tepat, seluruh tubuh orang itu bergetar, pelan-pelan terjatuh ke bawah, lalu aku menarik pisaunya keluar.

Sisa orang satu lagi melihatku dengan rasa takut, dia berbalik badan ingin kabur, tapi pundaknya ditahan olehku, memakai garpu dan pisau menahan lehernya dan berkata: “lari lagi, hati-hati aku ambil nyawamu!”

Orang itu ketakutan hingga mengangkat kedua tangan, hati-hati berkata: “pahlawan, pahlawan...mohon kamu bebaskan nyawaku, kamu mau tahu apa, aku bisa kasih tahu kamu semua.”

Saat itu, wc tiba-tiba terdengar suara pintu diketok, tadi aku mengunci pintu, sekarang sepertinya ada orang yang ingin ke wc, jadi mengetok pintu. Orang itu mendengar ada orang didalam, dia pikir aku tidak berani membunuhnya, langsung berkata: “Bunuh.....”

Dengan cepat aku menusuk lehernya memakai garpu, omongannya belum selesai, sudah terbaring disana.

Aku menyimpan garpu, menghapus seluruh jejak, sampai di depan pintu, diluar terdengar suara wanita yang tidak sabar, bertanya siapa didalam, masih bertanya aku sedang ngapain? Aku melihat partisi tidak ada suara, khawatir soal keselamatan felicia, langsung mengeluarkan hp, hp ii khusus untuk melakukan tugas, bisa internet, dan sistem instrusi yang dilindungi. Aku langsung memasuki URL yang tidak dapat dideskripsikan, masuk ke sebuah halaman, didalamnya seketika terdengar bunyi **, aku langsung meletakkan hp di depan pintu, suara itu tidak berhenti keluar, dari luar terdengar ada orang yang mengatakan “tidak tahu malu”, seketika terdengar suara langkah kaki, terdengar dari suara, sepertinya tamu wanita itu pergi dengan marah.

Melihat mayat di tanah, aku seketika sakit kepala, orang sudah dibunuh, tapi harus bagaimana, aku benar-benar tidak ada pengalaman. Kalau dari awal aku tahu, aku akan mengajak 4 orang ini keluar dan dibunuh, sekarang bahkan untuk menghancurkan jejak mayatnya saja sulit.

Sambil berpikit, sambil berjalan dengan cepat menuju tempat felicia beraa, membuka pintu, mata yang ditutupi kain jatuh di lantai, felicia yang tidak sadarkan diri, dilantai masih ada sebuah kain, sepertinya orang tadi takut felicia berteriak meminta tolong, sehingga membuat felicia pingsan.

Dengan suara rendah aku berkata: “kak felicia? Kak felicia?”

Felicia tidak ada tanda sadarkan diri, aku mengendong dia, saat itu, dari luar terdengar suara pintu diketok, seketika, aku terdengar suara pria, dia langsung memanggil nama felicia.

Aku langsung mengenal suara orang ini, dia adalah pria yang felicia temui, hatiku tiba-tiba berdebar sangat keras. Dengan cepat aku pergi ke belakang pintu, mengeluarkan pistol untuk bersedia, di belakang terdengar suara “Tok Tok”, aku membalikkan badan untuk melihat, hanya melihat Nody terbaring di atas jendela, menandakan padaku untuk segera keluar. Aku melihat kearah felicia, dia menggelengkan kepala padaku, menandakan padaku tidak apa-apa, lalu membuka jendela.

“Bang!” saat itu diluar terdengar suara pintu ditendang, tidak banyak berpikir, aku langsung lari ke jendela, baru mau berlari, dibelakangku tiba-tiba terdengar suara felicia, dia berteriak: “berhenti, kalau tidak berhenti akan aku tembak.”

Seluruh tubuhku bergetar, tidak berani membalikkan badan, hanya terus berlari keluar, sedangkan Nody sudah lompat ke lantai satu terlebih dahulu, sehingga dia tidak mengetahui hal ini.

Mendengar suara pelatuk di belakangku, dengan cepat aku llompat kebawah, diikuti suara tembakan, di pundak seketika merasa sangat sakit, aku mengigit gigiku lompat kebawh, di tanah terguling, Nody terkejut dan langsung memapahku dan bertanya: “Alwi, kamu bagaimana?”

Aku berkata: “Aku tidak apa-apa, cepat pergi!”

Saat itu, dilantai dua terdengar suara teriakkan, aku bergegas pergi, lalu aku mendengar suara teriakkan felicia yang sangat pilu, dia bertanya: “Alwi, itu kamu?”

Seluruh tubuhku bergetar, membalikkan wajahku, melihat mata felicia yang dipenuhi dengan air mata, dia menutup mulutnya, matanya dipenuhi rasa ketidak percayaan, air matanya mengalir kebawah.

Nody dengan pelan mengatakan: “gawat, pasti dia mendengar aku teriak memanggil namamu, sekarang bagaimana?”

Aku mengepalkan tanganku dan berkata: “kita sedang menjalankan misi, misi selesai, ayo pergi.”

Selesai berbicara aku berbalik badan dan pergi, felicia berteriak: “kamu mau kemana? Kamu tidak menginginkan aku lagi kah?”

Aku menahan diri untuk tidak membalikkan wajahku, Nody malah terkejut dan berteriak dengan keras: “Hati-hati!”

Dengan cepat aku membalikkan badanku, melihat felicia tidak memperdulikan apapun lompat dari lantai dua, saat itu, otakku kosong, hanya tubuhku yang tetap bergegas menuju kedepan, aaku langsung terbaring di tanah, dan tubuh felicia jatuh ke atas tubuhku, dengan gugup aku menanyakan padanya tidak apa-apa kan? Dia tidak berbicara, melihatku begitu saja, matanya dipenuhi dengan air mata.

Nody berkata: “cepat pergi!”

Aku tahu sekarang bukan waktunya untuk mengobrol, langsung mengendong felicia dan kabur, mengenai keadaan dibelakang, aku tidak ada tenaga untuk memperdulikannya, dan tidak mau peduli.

Felicia melihat luka di pundakku, menangis dengan keras dan berkata padaku maaf, dia tidak tahu kalau itu aku, dia mengira aku orang yang menyakiti dirinya, aku tentu saja mengerti dia, bagaimanapun dia tersadar, melihat dua mayat, dan pintu yang tertutup rapat, diluar terdengar suara ketukan pintu dari temannya, sedangkan aku yang sedang ingin melarikan diri, dia mencurigai aku seorang penjahat bukanlah hal yang aneh.

Felicia melihatku tidak berbicara, mengira aku menyalahkan dia, dan menangis lebih keras, aku dan nody memotong jalan kecil sampai di depan mobil, saat sudah masuk kedalam mobil, nody langsung menyalakan mobil, aku melepaskan masker dan topi, dan mencium bibir felicia, tubuhnya bergetar,melihatku dengan rasa tidak percaya, aku melepaskannya, berkata dengan lembut: “kak felicia, jangan menangis, aku tidak menyalahkanmu.”

Felicia melihatku dengan diam, tidak lama, dia langsung jatuh didalam pelukanku dan menangis dengan keras, mengatakan padaku dengan marah: “kamu masih hidup, kamu meyelamatkanku, tapi kenapa kamu tidak mau mengenalku? Apakah aku sekarang adalah masalah untukmu?”

Aku menggelengkan kepala dan berkata: “bukan, ini adalah misiu, aku tidak boleh mengenalimu saja. Kakak felicia ku begitu baik, bagaimana mungkin aku rela tidak menginginkanmu?”

Nody yang menyetir gemetar dengan keras, dan bertanya pada kamu bisa tidak begitu, pikikan perasaan dia yang single.

Aku tidak memperdulikan dia, pelan-pelan menepuk punggung felicia, dia pelan-pelan terdiam, melingkarkan tangannya ke leherku dan tidak mau lepas, dengan lembut mengatakan padaku beberapa waktu ini dia sangat merindukanku, dia berkata setiap hari memimpikanku, setiap minggu pergi ke kuil untuk mendoakanku, dia berkata satu haru dia berbuat baik, agar aku didunia sana bisa melewati hari yang baik, dia juga bilang, dia awalnya ingin sering-sering di rupang budha dan mendoakan untukku

Mendengar sampai disini, aku sangat terharu, memikirkan apa yang dia katakan saat aku disandera, hatiku merasa sangat hangat, dan sangat nyaman. Aku pelan-pelan membelai kepala felicia, dengan lembut mengatakan: “kak felicia, niatmu aku mengerti.”

Felicia dengan sedih mengatakan: “tapi aku tidak menyangka kamu masih hidup, lebih tidak disangka setelah bertemu denganmu, malah membuatmu terluka.”

Aku tertawa dan berkata: “sudah aku bilang tidak apa-apa, jangan menyalahkan diri sendiri, dan juga, kalau kamu tidak bilang aku bahkan lupa, aku mau mengobati lukaku dulu.”

Pelatihan yang sangat tinggi membuat tubuhku sudah sampai di tingkat yang diluar pikiran, ditambah tembakan felicia sangat tidak menyakitiku, tembakannya hanya melukai kulit luar, jadi sekarang aku tidak merasakan terlalu sakit.

Mengenai pistol di tangan felicia, aku rasa keluarga Su memberikannya untuk menjaga dirinya, tadi dua orang itu masuk terlalu mendadak, dia tidak dapat mengeluarkannya, kalau tidak aku tidak perlu begitu sial.

Felicia duduk di sampingku, dengan pelan mengatakan: “perlu aku bantu?”

Aku menggelengkan kepala dan berkata tidak perlu, lalu mengeluarkan tas untuk menjalankan misi, didalam tas ada semua, alkohol, perban, intinya semuanya lengkap.

Aku melepaskan jaketku, mengeluarkan sebuah pisau dan membakar pisau tersebut, Setelah disinfeksi, aku meraba posisi lukaku dan memasukkan pisau kedalam, menarik keluar peluru yang didalam, lalu mengolesi dengan obat bius, aku mengambil perban, felicia langsung mengatakan padaku: “aku saja.”

Dia mengambil perban ditanganku, dua kakinya berlutut di kursi, dengan lembut membungkus lukaku, sambil membungkus luka ku dia berkata dengan pelan: “Alwi, kamu sekarang benar-benar sangat tampan.”

Mendengar ucapannya, hatiku sangat gembira, baru ingin berbicara, jessi riba-tiba meneleponku, aku langsung menekan tombol menjawan dan berkata: “ini aku.”

Jessi langsung bertanya: “bagaimana kamu membawa felicia pergi?”

Sepertinya dia sangat mengetahui keadaanku disini, aku mengerutkan kening dan berkata: “keadaannya agak sedikit sulit, saat aku pulang akan aku jelaskan padamu bagaimana? Dan juga, aku tidak sempat membereskan dua mayat itu, bagaimana?”

Selesai berbicara, aku masih bertanya kepada Nody ada cara untuk membereskan dua mayat itu? Dia menunjuk kebelakang dan berkata:”mayat sudah di tarok dibelakang.”

Jessi berkata dengan sangat datar: “masalah ini kamu tidak perlu khawatir, tugasmu adalah membunuh orang, ada orang yang khusus untuk membereskan mayat.”

Dia selesai berbicara, terdiam sejenak dan berkata: “dalam waktu 10 menit, datang kerumahku, ingat, tidak peduli dijalan terjadi apa, jangan pernah berhenti.”

Jessi selesai berbicara, tidak memberikanku kesempatan bertanya, langsung mematikan telepon, aku sedikit aneh dan meletakkan hp, berpikir maksud perkataan jessi apa?

Nody berkata padaku jessi mengatakan apa padaku? Aku berkata: “dia mneyuruh kita pergi kerumahnya, tidak peduli terjadi hal apapun, jangan berhenti.”

Aku baru selesai berbicara, Nody tiba-tiba dengan cepat membanting stir, aku langsung melindungi felicia, bertanya padanya ada apa?

Dibelakang tiba-tiba terdengar suara “Bang”, aku membalikkan bdan, rupanya ada sebuah mobil yang meledak!

Tatapan Nody sangat dingin dan berkata: “Bahaya, duduk yang baik!”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu