Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 441 Petunjuk

Setelah aku mengatakan ini kepada Jessi, wajahnya seketika memerah,lalu tersenyum kearahku. Tatapan matanya penuh dengan kelembutan. Melihat matanya, aku merasa bahwa usahaku selama ini tidak sia-sia, karena tidak membuatnya kecewa.

Saat ini, Govy sudah kembali melihat papan tembak. Ia memandang kearahku dan mengangguk sambil menepuk bahuku. Ia teetawa senang dan berkata, “Kamu memang hebat! Bisa berhasil menembak seperti itu dalam keadaan yang lelah. Pantas Komandan Tentara Lee sangat merekomendasi dirimu, memang benar.”

Komandan Tentara Lee, juga Kader kita. Aku menatap Kader dengan penuh berterima kasih dan membungkuk hormat kepadanya. Ia dengan bangga berkata, “Dasar kamu! Kamu kira kamu bisa menyembunyikan semua kemampuanmu dengan aktingmu yang buruk itu dariku? Aku sudah tahu kalau kamu tidak menunjukkan semuanya.”

Mendengar ini, aku tertawa malu. Sedangkan para tentara biasa disana sudah heboh, apalagi setelah mendengar pujian Govy kepadaku, seketika mereka membahas dengan heboh lagi. Saat ini, tidak ada satupun orang yang berani berbicara buruk tentang diriku. Semua orang menatapku penuh kagum.

Jessi melirik kearahku, seketika aku berpura-pura menjadi lemah dan terjatuh ke belakang. Beberapa tentara langsung membantuku. Govy bertanya keadaanku. Terlihat bahwa Govy peduli kepada tentara yang ia pilih.

Aku tertawa dan berkata, “Aku tidak apa-apa, hanya terlalu lelah. Apakah aku boleh pergi beristirahat, Pak Govy?”

Govy mengangguk. “Pasti.”

Kader segera menyuruh dua tentara lainnya untuk membantuku kembali ke asrama. Aku langsung berkata, “Tak apa-apa. Aku masih bisa berjalan kok.”

Lalu aku memberi hormat kepadanya dan berlangkah besar menuju asrama. Mengingat masalah yang akan terjadi nanti, aku menjadi semangat. Mungkin karena terlalu semangat, aku tidak tahan untuk bergoyang sambil bersenandung.

Aku dapat mendengar orang yang bertanya dengan khawatir, “Mengapa Reino berjalan seperti kanguru?”

“Iya, sama sekali tidak lelah.” balas orang lain.

Aku seketika mengingat diriku berpura-pura lemah, lalu melemaskan kaki tanganku dan berjalan dengan lelah. Setelah itu, aku mendengar suara tawa. Suara tawa itu enak didengar. Aku berbalik kepalaku melihat dan hanya bertemu Jessi berdiri disana. Ia sedang tertawa senang disana. Aku tidak melihat ia tertawa begitu senang. Suara tawanya bagaikan dewi jatuh ke alam manusia, sehingga makhluk lain hanya menjadi hiasan baginya.

Aku menatap ia yang tertawa dibawah matahari sekilas. Mengingat dirinya, aku harus lebih rajin untuk menjadi lebih kuat, karena aku ingin wanitaku bisa terus tertawa senang seperti sekarang. Aku ingin suara tawanya bisa tersebar di seluruh negara. Aku ingin suara tawanya menemani kita dari awal hingga akhir hidup.

Aku berbalik badan dan segera kembali asrama dalam waktu yang cepat. Setelah tiba di asrama, aku membereskan pakaianku dan pergi membersihkan diriku. Setelah tiba di kamar, aku melihat seseorang yang terbaring di ranjangku dan itu adalah Jessi.

Jessi menaruh satu tangannya di belakang kepala dan satunya lagi digunakan untuk makan anggur. Dengan pakaian tentara, menunjukkan garis tubuh Jessi. Tatapan mataku terjatuh di bibir merah mudanya. Di bibirnya terdapat percikan dari anggur, meskipun dikit, tapi itu membuatku haus.

Aku menutup pintu dan berjalan cepat mendekatinya. Jessi membangunkan tubuhnya dan bertanya, “Kamu sudah kembali?”

Aku tidak berbicara, melainkan memegang kedua pipinya dan mendekatkan bibirku ke bibirnya. Ia tidak menolak dan menunggu kecupan dariku dengan senang. Aku pelan-pelan mengecup bibirnya, sehingga dapat merasakan rasa asam manis anggur. Setelah aku merasakan rasa itu, aku pelan-pelan membuka mulutnya dan mendalami ciuman, dari lembut hingga kasar...

Ciuman itu berlangsung lama hingga wajah Jessi memerah, aku baru menyelesaikannya. Aku melihat tangannya yang ia letakkan di pinggang. Melihat wajahnya yang masih merah, aku berkata, “Aku menahannya cukup susah, cantik. Apakah kamu tidak bisa memberikan lebih?”

Saat lelaki dan wanita sedang berciuman, tangannya pasti ingin melakukan sesuatu yang lain, seperti menyentuh tangan wanita yang lembut. Sayangnya tadi tanganku tidak baik, sehingga di tahan oleh Jessi.

essi melototiku dan berbicara, “Tidak benar saja.”

Aku tertawa dan duduk, lalu membawanya ke pangkuanku. Ia sama sekali tidak menolak. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya sambil melihat kerahnya. Kancing pakaian tentara terlalu banyak dan sangat tertutup, apapun tidak terlihat.

Jessi membalikkan wajahnya. Aku takut ia tahu dengan pikiranku, aku langsung bertanya. “Bagaimana kamu bersama Govy kesini?”

Jessi membalas, “Coba kamu tebak.”

Aku tertawa dan berkata, “Aku tebak kamu tahu kalau aku bersusah payah mendapat tiga teman, jadi ingin mengabulkan keinginanku, jadi kamu datang membantuku.”

Jessi tertawa dan tidak berbicara. Aku mengceup pipinya dan berkata, “Terima kasih, Jessi. Aku beruntung sekali bisa bertemu kamu dalam kehidupan ini.”

Jessi memiringkan wajahnya dan memandangku. Ia menatap dalam wajahku dan berbalik badan, lalu ia memegang kedua pipiku. “Kali ini aku datang karena aku ingin bertemu denganmu, memegang wajahmu. Meskipun aku memiliki fotomy yang sekarang, meskipun wajah barumu sudah tercetak dalam otakku, tapi kalau aku tidak langsung datang melihatnya, aku selalu merasa itu tidak asli.”

Aku memegang tangan Jessi dan berkata, “Kalau begitu, kamu coba perhatikan baik-baik. Pegang dan cubit, pastikan baik-baik kalau ini adalah wajahku, wajah Alwi.”

Jessi mengangguk dan bilang ia sudah mengingatnya.

Aku tahu waktu kita bersama tidak banyak, lagipula banyak orang yang melihat. Kalau ketahuan orang, maka usaha kita akan hilang begitu sia-sia. Jadi aku tidak banyak mengatakan hal yang romantis kepada Jessi. Aku menatapnya penuh maaf. “Bagaimana dengan kondisi diluar sana?”

Jessi seketika mengatur perasaannya menjadi tegas. “Dalam dua bulan ini, Nody dan ‘Alwi’ palsu terus bertarung, dengan adanya bantuannya Wolf, ditambah Nody adalah anak angkat Tante. Tante juga sangat perhatian kepada masalah mereka, sehingga tidak membiarkan Ricardo mereka bebas beraksi, takut ketahuan. Oleh karena itu ‘Alwi’ palsu hanya bisa menanggung. Mereka berdua tidak akan ada yang mendapat keuntungan maupun kerugian. Dan pasti kalau tidak ada bantuan Dony, mungkin ia kalah.”

Aku bilang, “Dony demi mendapat kepercayaan ‘Alwi’ palsu, harus setiap saat berdiri bersamanya, agar Nody mereka dapat mengertinya.”

Setelah itu aku lanjut bertanya, “Sulistio? Bagaimana dengannya?”

Jessi membalas, “Kamu tenang saja, setengah bulan lagi ia akan pulih. Ia sudah mengetahui masalah ‘Alwi’ palsu, jadi hatinya tidak menanggung beban yang banyak, hanya saja ia selalu khawatir kepada kondisimu dan ingin bertemu denganmu.”

Mendengar semua berita teman-temanku yang baik, aku baru bisa tenang.

Seketika otakku terlintas dua orang dan tiba-tiba hatiku sesak. “Bagaimana dengan mereka berdua?”

Dulu aku berhati-hati membicarakan kedua orang itu dihadapan Jessi, tapi sekarang aku menyadari suatu hal, yaitu ia tidak memperbolehkan aku memiliki banyak istri, tetapi ia masih menerima kedua wanita itu dengan sabar, sehingga aku tidak takut ia marah lagi karena hal ini.

Jessi sama sekali tidak menunjukkan emosi. Ia berkata, “Kondisi Felicia sangat baik, lagipula ada keluarganya yang melindungi. Ia tidak berada di Nanjin untuk selama beberapa waktu dan Kakek Ergi berbohong kalau Felicia membutuhkan waktu untuk mengembalikan ingatannya, sehingga ‘Alwi’ palsu tidak dapat melakukan apapun, jadi kamu tenang saja mereka berdua tidak akan berhubungan. Untuk Aiko, ia baru saja melahirkan anak perempuan dua minggu yang lalu. Anaknya sangat cantik dan matanya mirip denganmu.”

Aku sudah memperkirakan kelahiran Aiko. Meskipun sudah tahu, tapi aku masih terkejut setelah mendengar berita ini. Hatiku merasa senang. Aku memiliki anak perempuan? Aku memiliki keturunan?

Jessi mengeluarkan selembar foto. Aku dengn semangat menerima foto. Di lembaran itu terdapat bayi perempuan yang terbalut kain sedang membuka matanya, memandang dunia yang asing ini.

Hatiku meleleh setelah melihat anak ini. Ia begitu lucu, aku tidak tahan tersenyum, tapi mataku berkaca-kaca. Aku berkat, “Mengapa wajah anak ini merah sekali?”

Jessi juga ikut tersenyum setelah melihat fotonya, terlihat dirinya juga menyukai anak ini, sehingga membuat diriku berterima kasih kepada dirinya.

Ia berkata, “Apa yang kamu tahu? Kalau wajah bayi yang baru lahir merah, itu berarti besarnya akan berkulit putih dan lembut. Ini adalah wajahnya setelah sepuluh hari terlahir. Meskipun sekarang tidak terlihat apapun, tapi besar nanti pasti adalah gadis yang cantik.”

Aku menyentuh wajah bayi itu dari foto dan berkata, “Ia cantik atau tidak, yang penting ia bisa bertumbuh besar dengan damai. Aku tidak berharap ia melalui hidup yang tidak damai seperti kita.”

Aku jadi teringat hubunganku dengan Aiko dan hatiku sesak. Apakah ia akan memperbolehkan diriku bertemu dengan anakku? Apakah ia akan memberi anakku mengakuiku sebagai Ayahnya? Aku tidak tahu. Aku hanya tahu apapun yang terjadi, aku harus menjaga mereka baik-baik, meskipun aku tidak memberi status kepadanya. Entah apa yang kulakukan, ia tidak akan memaafkan diriku, tapi setidaknya aku tidak akan membuat mereka terkena ancaman. Aku harus melindungi mereka.

Aku menatap Jessi penuh maaf. Tapi ia sepertinya tidak melihat tatapanku. Ia megambil fotonya kembali dan berkata, “Kamu tenang saja berada didalam tim. Aku akan melindunginya, apalagi ia adalah anak angkatku.”

Aku terkejut mendengar ucapannya, lalu memeluk Jessi kedalam pelukanku. “Sungguh terima kasih, Jessi.”

Jessi menggelengkan kepala. “Tidak perlu, karena aku berhutang kepada anak ini. Aku tahu kalau aku yang berinisiatif keluar dari hubungan kalian, mungkin ia akan memiliki keluarga yang sempurna. Tapi aku tidak melakukannya dan tidak ingin melepaskanmu. Alwi, apakah kamu merasa aku egois?”

Aku menggelengkan kepalaku. Egois? Kalau Jessi egois, maka di dunia ini tidak akan ada orang yang egois.

Aku bertanya, “Kalau ia? Apakah ia dirawat dengan baik-baik?”

Jessi mengangguk dan berkata, “Kamu tenang saja. Ia sangat baik. Ia dirawat dan dilindungi dengan baik. Ia sudah berjanji kepadaku kalau ia tidak akan bertindak sesukanya. Demi anaknya, ia akan menjadi Ibu yang baik.”

Aku menghela nafasku dan berharap kalau Aiko bisa menepati janjinya. Kalau ia bisa menghapuskan dendam demi anak kita, maka anak ini membawa keberuntungan untukku.

Saat aku berpikir, Jessi berkata, “Oh ya, aku juga masih ada satu hal penting yang ingin kuberitahu kepadamu.”

“Apa itu?” ucapku penasaran setelah melihat wajah tegas Jessi.

Jessi berkata, “Tentang mereka mengapa ingin kamu masuk ke tim Govy, aku sudah menemukan beberapa petunjuk.”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu