Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1102 Sempurna (2)

Kami tiba di rumah dengan cepat, begitu memasuki rumah, aku melihat seorang wanita menawan memakai celemek, mengatur peralatan makan di meja, melihat kedatangan kami, dia segera menghampiri, menatap kami dengan gugup, berkata: “Senang berkenalan, apa kabar.”

Aku tersenyum berkata: “Halo.”

Alan berkata: “Kak Alwi, ini istriku, sayang, ini kak Alwi yang aku ceritakan kepadamu, di sampingnya adalah istrinya, di belakangnya adalah saudaranya……”

Tanpa menunggu dia berbicara, aku tersenyum berkata: “Panggil dia Nando saja.”

Selesai mengatakannya, semuanya tertawa.

Alan mempersilahkan kami masuk, istrinya berkata dengan malu-malu: “Tidak ada yang enak di rumah, aku hanya memasak beberapa lauk biasa, aku harap kalian tidak keberatan.”

Aku menggeleng berkata: “Tidak, sudah begitu malam kamu masih harus memasak, sudah menyusahkanmu.”

Setelah salaman, kami makan malam, Alan mengatur kamar untuk kami istirahat, aku dan Jessi setelah mandi air panas, berbaring di tempat tidur, aku memeluknya dan dia bersandar dalam pelukanku, kami membahas rencana kami.

Karena Alan berhasil mengatasi kerja sama beberapa artis dengan pihak lawan, jadi besok artis-artis itu akan pergi ke Jepang guna mengikuti gladi resik, dan satu minggu kemudian akan diadakan konser.

Dan besok kita akan menyelinap masuk ke dalam tim pengawal untuk masuk ke Jepang.

Keesokan pagi, akan ada 20 orang dibawah komandoku, dan kami 20-an orang, kebetulan bisa masuk ke tim pengawal tanpa ketahuan, untuk 20 orang lainnya, akan mengikuti Alan masuk ke Jepang tiga hari kemudian.

Aku berkata: “Kemampuan Alan cukup baik, sekarang kalau diingat-ingat, untung waktu itu penilaianku bagus, memasang bidak catur yang bagus di negara Kimchi, kalau tidak rencana kami tidak mungkin berjalan lancar.”

Jessi berkata dengan santai: “Iya, penilaianmu sangat bagus.”

Aku tersenyum, melihatnya yang sudah bermalasan, aku tahu dia kelelahan, aku mematikan lampu, berkata: “Tidurlah.”

Jessi meringkuk dalam dekapanku, tidak mengatakan apa-apa.

Tubuhnya yang indah meringkuk dalam dekapanku, membuatku merasa tenang, dan segera tertidur.

Keesokan pagi, Nando menjemput 20 orang itu dari bandara, kita mengganti baju pengawal, memakai kacamata hitam, Jessi sedikit mendandani wajahnya, memasang tahi lalat besar di bawah dagu seperti mak comblang, baru kita masuk  ke perusahaan.

Karena kebutuhan untuk menjaga rahasia, beberapa artis ini tidak mengetahui identitas kami, Alan hanya mengatakan demi menjaga keselamatan mereka, agar membuat mereka terlihat lebih berkelas, dia mengatur pengawal kuat untuk mereka, ini membuat hati mereka sangat senang, ada perasaan memegang bulan, dan tentu saja tidak akan bertanya alasan di balik ini.

Setelah makan siang, kami berangkat dari Kimchi ke Jepang. Untuk menunjukkan perhatian perusahaan ke beberapa artis ini, Alan memblokir seluruh bandara, tentu saja, berita ini menjadi hot topic.

Setelah turun dari pesawat, kami berbaur dengan pengawal, menghalang para penggemar gila yang hampir memenuhi seluruh bandara, sepanjang jalan melindungi beberapa artis hingga ke hotel.

Setelah tiba di hotel, kembali ke kamar, kami segera berganti pakaian, meninggalkan hotel, dan datang ke Izakaya.

Mencari tempat duduk yang tenang, Aku, Jessi dan Nando memesan sebotol sake, dan beberapa hidangan khas setempat. Tentu saja kami datang bukan untuk minum sake, sebenarnya, Izakaya ini didirikan oleh seorang pria Huaxia beberapa tahun yang lalu, bosnya adalah keturunan campuran Cina dan Jepang, ibunya di perkosa oleh seorang pria Jepang lalu melahirkannya, sejak kecil dia menerima banyak penderitaan, karena itu juga dia membenci ayahnya dan negara Jepang, jadi jelas dia berpihak kepada Huaxia melakukan pekerjaan dengan baik.

Dengan cepat, pemilik Izakaya menyuruh orang menghidangkan makanan, ada selembar kertas dibawah piring. Aku membuka gulungan kertas itu, menemukan hasil penyelidikan desa Moti. Itu sebabnya kami datang malam ini.

Pemilik Izakaya menemukan banyak informasi tentang desa Moti, selain informasi yang bisa kita temukan secara online, ada beberapa informasi yang di dapatkan dari pejalan kaki. Aku mendapat informasi yang sangat penting dari sini, yaitu desa itu sudah di lockdown, kabarnya sudah ditutup sejak setengah tahun yang lalu, desa ini dalam keadaan lockdown, beberapa orang yang melarikan diri telah di tahan.

Aku berpikir, Jay mungkin pernah memprediksian suatu hari nanti akan ada terjadi hal seperti ini, jadi sejak awal dia sudah melakukan persiapan.

Bahkan di dokumen menuliskan, lingkungan sekitar desa sangat baik, begitu juga dengan kota, seolah seluruh desa dilindungi, kalau sekarang pergi mencari kabar tentang desa ini, akan segera dipantau sebagai orang yang dicurigai, jadi pemilik ini menyarankan aku untuk sementara jangan bertindak, tidak ada cara untuk mendekati desa ini, takutnya tidak mungkin menggunakan penggerebekan untuk menyelesaikan operasi ini.

Setelah melihat informasi ini, aku membakar kertas itu dengan korek api, mengerutkan kening tanpa daya, Jessi bertanya: “Apakah situasinya lebih parah dari bayangan kita?”

Aku berkata: “Iya, kalian juga sudah melihat informasinya, kali ini kita memiliki kekuatan tapi tidak bisa menggunakannya.”

Nando berkata dengan marah: “Kalau begitu, bagaimana kalau kita langsung menyuruh seseorang menggunakan helikopter menjatuhkan beberapa bom di desa.”

Aku meliriknya, dia berkata: “Aku hanya bercanda, aku hanya marah.”

Setelah berpikir, aku berkata: “Sebelum aku datang, paman Saver mengatakan kali ini dia akan datang sendiri ke Jepang, aku pikir mungkin dia ada cara.”

Jessi memandangku sedikit terkejut, aku memegang tangannya, berkata sambil tersenyum: “Aku lupa memberitahumu, kamu juga tahu, bagiku paman Saver seperti sosok ayah, sejak awal aku ingin membawamu bertemu dengannya, sekarang dia datang ke Jepang, kebetulan kalian berdua bisa bertemu, biarkan dia melihat bagaimana tampang istriku.”

Nando yang sedang makan sesuatu, melirikku dengan marah, berkata: “Jomblo memang menyedihkan, kak Alwi sudah sejak lama mengukir wajah kakak ipar Song di dalam hati, terlebih wanita yang kamu cintai, dia pasti akan memahaminya terlebih dahulu, tapi dia pasti lebih berharap bisa bertemu langsung dengan kakak ipar Song.”

Aku mengangguk, takut Jessi gugup, dia tersenyum santai, berkata: “Sejak awal aku juga ingin bertemu dengannya, sejujurnya, aku sangat menantikannya.”

Melihat dia tidak gugup sama sekali, aku merasa lega, aku memegang bahunya dan berkata: “Aku percaya paman Saver pasti sangat puas pada dirimu.”

Jessi tersenyum, tidak mengatakan apa-apa, tapi aku memperhatikan sedikit kecerdikan di matanya, bertanya-tanya apakah dia mempunyai ide buruk? Tapi ini hanya sebuah pemikiran, aku merasa diriku terlalu banyak berpikir, bagaimana bisa Jessi memiliki pemikiran buruk pada paman Saver.

Karena tidak ada hasil, setelah makan kami pergi, dalam perjalanan pulang, aku menelepon paman Saver, dia memberitahuku dia sudah menginap di hotel tempat kami tinggal, aku sangat senang setelah mendengarnya, lalu berkata: “Kalau begitu aku akan membawa Jessi pergi, paman Saver, kamu tunggu sebentar.”

Paman Saver berkata: “Baik, aku tunggu, kamu tidak usah terburu-buru, kebetulan aku sedang makan.”

Setelah telepon ditutup, aku mengatakan masalah ini kepada Jessi, lalu kita berdua kembali ke hotel. Sesampai di hotel, aku mencari kamar paman Saver sesuai dengan nomor kamar, alhasil yang datang membuka pintu membuatku terkejut, ternyata seorang wanita, yang tidak lain adalah putri angkat paman Saver, Marilyn.

Marilyn baru saja selesai mandi, rambutnya tampak basah, wajahnya merah merona, memakai baju tidur putih, meskipun baju tidur itu tidak terlalu terbuka, tapi tetap tampak menggoda, dengan sentuhan godaan dalam kesegaran. Kelihatan jelas setelah mandi dia masih berdandan, riasannya terlihat sangat indah, dirinya tampak seperti putri duyung yang baru saja keluar dari air.

Tampilan dia yang begini muncul di hadapan paman Saver, membuatku merasa tidak baik. Sebenarnya aku tahu perasaan dia kepada paman Saver adalah perasaan cinta, tapi aku merasa perasaan paman Saver kepadanya hanya sebatas ayah dan anak, tapi sekarang …… apakah mereka sekarang sudah berhubungan?

Nando sangat terkejut ketika melihat Marilyn, dia sibuk berkata dengan sopan: “Aku pernah melihat nona.”

Marilyn menatapnya dengan jijik dan berkata dengan kasar: “Oh, bukankah ini anj*ngnya Alwi? Masih ingat aku nona mudamu?”

Dalam sekejap wajah Nando berubah, aku memandang Marilyn dengan marah, berkata dengan dingin: “Marilyn, berbicara dengan temanku tidak bisa sopan sedikit, sekalipun kamu memiliki paman Saver yang melindungimu, aku juga tidak bisa menjamin tidak memukulimu.”

Marilyn yang mendengar kata-kata ini, langsung tertawa dan berkata: “Maksudmu, kamu ingin memukulku? Ok, pukul saja, lihat saja ayah angkat akan membelamu tidak, aku beritahu kamu ya, hal yang ingin kamu lakukan kali ini, tidak luput dari bantuanku.”

Aku tertegun, apa maksud perkataan ini?

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu