Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 73 Tidak Akan Memenangiku Seumur Hidup Ini

Aku dari awal sudah menebak jika Yudi dengan Sammy berskongkolan, tetapi aku tidak tahu lebih detilnya, aku menghidupkan rokok dan menyuruhnya menjelaskan, dan bagaimana dia bisa bersama dengan Sammy, dan apa saja yang terjadi semalam.

Yudi melihat sekilas plastik dan stoking yang kubuang jauh, dia tidak berani mengabaikan, berkata: “Aku sebenarnya tidak ingin begitu, tetapi Sammy memiliki sesuatu dariku yang menjadi ancamannya, jadi jika aku tidak membantunya, dia akan beritahu kak toba. Jika kak toba tahu masalah itu, aku akan mati dipukulnya. Aku sangat takut, dan Sammy pernah mengatakan jika aku membantunya, saat itu aku akan menggantikan kak toba dan menjadi ketua mereka, dan aku akan….”

Aku sudah menekan tombol rekorder dan setelah mendengar kata Yudi, aku tiba-tiba marah dan berkata: “ kak toba meremehkan mu ya? Sebuah ancaman yang sederhana aja bisa membuat kamu menghianatinya, dan hampir membuatnya mati, kamu hebat sekali!” setelah mengatakannya, aku langsung menumbuk wajahnya.

Yudi tampak tidak senang, aku menjerit: “Lanjut ceritakan!”

Dia mengatakan: “Semalam setelah kak toba pergi, aku diam-diam melepaskan Sammy dan membahas rencana dengannya, kemudian membeli obat bius dan kain. Setelah kak toba balik, aku mengatakan ibu yang berada dikampung sedang sakit, aku tanya apakah dia bisa menemaniku pergi. Begitulah aku mengendarai mobil dan dia duduk disampingku.”

“kak toba tetap tidak pernah ada perlindungan dengan orang dekatnya, jadi dia pun tertidur ditengah jalan, saat itulah aku membiusnya hingga pingsan. Kemudian aku mengendarai mobil balik kesana dan berkumpul dengan Sammy.”

Aku mengeratkan gigi bertanya: “Bagaimana cara kalian melukainya?”

Tatapan Yudi semakin seru, dan nada bicaranya mulai bergetar, berkata: “Sammy mengambil sebuah lempengan batu bata, lalu memukul belakang kepalanya sebanyak dua kali. Terakhir sebenarnya masih ingin memukul hingga mati, tapi aku tidak tega jadi aku melarangnya. Ditambah lagi ada petani yang bangun pagi bekerja melewati sini, Sammy takut masalah ini ketahuan, jadi dia langsung lari denganku.”

Memukul belakang kepalanya sebanyak 2 kali baru tega berhenti? Siapa yang percaya dengan kata ini? Aku seketika sangat ingin merobek Yudi. Dia diam-diam melihatku dan memohon: “Bang Alwi, aku sudah kehilangan kesadaran, tolong maafkan aku.”

Aku tanpa mengatakan apapun langsung mengambil ponsel Yudi, setelah mendapatkan ponselnya, aku menyuruh Leo menutup mulutnya si berengsek ini, kemudia mengirim pesan untuk Sammy, dan beritahunya jika ada saksi yang tahu jika kita dua adalah pelaku, dan menyuruhnya datang sebentar.

Sammy langsung membalas: “Ok.”

Aku berpikir lalu mengirimkan pesan lagi menyuruhnya membawa Jenny kemari, dan mengatakan jika dia akan berguna. Sammy langsung membalas ‘mengerti’.

Tidak lama kemudian, Endy memberikan kita pesan jika ada 2 orang yang datang, aku menyuruhnya tetap diam saja, kemudian aku dan Bang Leo bersembunyi dibelakang menunggu kedatangan Sammy.

Dari kejauhan terdengar suara tawaan dua orang itu, lalu diam-diam berkata jika Jenny sangat tidak manusiawi. kak toba sangat menyayanginya, sekarang kak toba sedang berbaring dirumah sakit, tidak disangka dia masih begitu semangat berpacaran.

Mereka dua sampai didepan pintu.

Sammy mulai mengetuk pintu.

Aku membuka pintu dengan pelan, saat dia melihatku dia sebenarnya ingin kabur, Endy langsung berlari menutup mulutnya, dan menyeretnya kedalam ruangan. Mulut Jenny ditutup oleh Endo, dan dengan cara yang sama diseret kedalam ruangan.

Mereka langsung mengikat dua orang ini dengan cepat, menutup mulutnya lalu pergi kebawah mencari angin. Seluruh gerakan itu siap dengan cepat, sehingga membuatku meragukan apakah mereka sering melakukan hal begituan.

Jenny dengan marah menatapku tanpa ketakutan, aku tidak memedulikannya, walaupun dia lebih kecil dariku, tetapi bagiku dia wanita yang sangat jahat, kekanakan dan bodoh, jika bukan karena dia adalah adik perempuan kak toba, sekarang aku sudah menyuapinya dengan kotoran, untuk membalas dendam.

Yang membuatku terkejut adalah Sammy si berengsek ini terlihat sangat keras kepala dan tidak takut sedikitpun lalu diwajahnya terlihat sangat sombong. Aku berjalan kearahnya mengambil kain dimulutnya berkata: “Sammy, kamu hebat sekali, membuat temanku kedalam ruang perawatan insentif, dan masih bermain dengan adik perempuan temanku, jujur saja kamu seru tidak?”

Ekspresi Sammy terlihat sangat galak, dan dia tanpa menjelaskan berkata: “Alwi, apa yang bisa kamu buat walaupun kamu tahu? Aku sekarang adalah orang dari kak Claura, kamu berani menyentuhku? Atau kamu kira Tuan Kin berani menyentuhku?”

Aku aneh kenapa berengsek ini begitu gila, ternyata dia menggunakan kekuatan orang lain untuk mencelakai orang. Aku menatap Jenny yang disampingnya, ekspresi dia sekarang sangat terkejut menatap Sammy, aku tahu sudah tiba saatnya, aku mengeluarkan kain dimulutnya bertanya: “Apakah ada yang ingin kamu katakan?”

Jenny mengigit bibir, wajahnya pucat dan bertanya: “Sammy, apakah kamu yang memukul abangku hingga begitu?”

Sammy tidak memedulikannya, hanya menatapku dan berkata: “Alwi, aku sarankan kamu cepat melepaskanku, kalau tidak kak Claura tidak akan membiarkanmu.”

Jenny menaikkan suaranya berjerit: “Sammy!”

Sammy tidak sabar dan memarahinya: “Dasar barang murahan, jerit apaan kamu, kamu kira aku benar mencintaimu? Dasar papan cuci baju yang tidak memiliki dada dan bokong.”

Ekspresi Jenny tiba-tiba menjadi sangat buruk.

Aku langsung memberi tamparan diwajahnya, dia menatapku dengan emosi, aku berkata: “Kamu kasihan sekali. Awalnya aku ingin langsung mengantarmu kepada Tuan Kin, tetapi sekarang aku rasa langsung mengantarmu untuk Claura adalah yang paling baik.”

Sammy langsung sangat senang berkata: “Kamu pintar juga.”

Aku mengeluarkan ponsel menghubungi Claura, melihat dia yang senang, aku merasakan kasihan dengannya, tampaknya dia tidak tahu dia sedang sama siapa bekerja.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, Sammy barusan ingin berbicara, aku menggunakan pisau menahan lehernya, dia menatapku dengan ketakutan. Mungkin dia sudah tahu apa maksudku, dia tidak berani membahas ku, hanya saja dengan emosi berkata: “Gawat kak Claura, ada saksi mata yang melihatku saat aku melakukan aksi itu, aku harus bagaimana?”

Claura tanpa memikirkan perasaannya berkata: “Oh? Apa hubungannya denganku?”

Sammy menjadi bengong dan mengatakan dengan gugup: “Ini….. ini masalah yang kubantu lakukan untukmu.”

Claura dengan cuek berkata: “Membantuku? Kenapa aku tidak tahu? Siapa bisa membuktikannya?”

Sammy menjadi terdiam menatap ponsel, Claura lanjut berkata: “Kamu setidaknya sudah dua kali melakukan gerak gerik melawan ibuku, jadi kamu adalah musuhku, dan siapa bisa percaya jika aku menyuruh lawanku membantuku?”

Claura langsung menutup setelah mengatakannya, Sammy terbengong menatap ponsel, aku tertawa berkata: “Tampaknya kakak Claura mu tidak pernah menganggapmu ya.”

Sammy tampak sangat kecewa, tatapannya denganku tidak begitu garang lagi, dia tersenyum denganku berkata: “Abang, aku sudah salah, aku bodoh karena membantu Claura, tolong beri aku kesempatan sekali lagi. Abang, kedepannya aku akan membalas mu dengan cara membantu mu bekerja.”

Aku males melihatnya, aku melepaskan tali Jenny sambil berkata: “Bang Leo, suruh Endy dan Endo siapkan mobil, lalu bawa 2 orang ini kedepan Tuan Kin.”

Ekspresi Sammy berubah drastis, dia menatap Jenny dan dengan muka kasihan berkata: “Jenny, ini semua adalah salah paham.”

Jenny langsung meludahi wajahnya dan menjerit: “Apaan salah paham!” setelah mengatakannya, dia melihatku berkata: “Tidak perlu cari mobil, berengsek ini punya mobil dan kunci nya ada denganku.”

Jenny langsung mengubah pandangannya terhadapku, aku masih mengira dia bisa menangis karena dibohongi oleh Sammy. Aku bertanya apakah dia ingin ikut ke tempat Tuan Kin? Dia mengatakan bukan hanya mau pergi, dia juga mau dengan sekuat tenaga menginjak Sammy.

Melihat Jenny yang marah, aku bercanda mengatakan: “Seperti malam ini kamu menginjakku?”

Wajah Jenny memerah, dia tampak tidak ingin meminta maaf, lalu membalikkan badannya dan pergi. Aku juga tidak melanjutkan masalah ini lagi, dan membawa orang ini ke tempat Tuan Kin.

Cahaya malam hari ini sangat terang.

Sepanjang jalan aku terasa sangat senang, aku memikirkan jika bukan karena masalah ini, aku sudah bisa keluar berjalan-jalan dengan Felicia.

Mobil perlahan sampai di vila Tuan Kin, karena adanya Jenny, jadi kita tidak ada halangan sepanjang jalan. Setelah mobil berhenti, Jenny yang duduk dibelakang tiba-tiba bertanya: “Kamu ingin balasan apa?”

Aku melihatnya dengan tatapan aneh dan bertanya: “Kamu sedang berbicara denganku?”

Jenny dengan tatapan sadis melihatku sekilas, dengan tidak senang berkata: “Tidak, aku sedang berbicara dengan babi!” Setelah mengatakannya dia membuka pintu mobil lalu membanting pintu mobil dengan kuat. Aku melihat bayangan belakangnya, memikirkan jika wanita tidak sejahat yang ku pikirkan, tetapi pikirannya terlalu sederhana dan dia hanya membantu yang dekat tetapi tidak membantu yang benar, makanya bisa ada kesalahpahaman seperti sebelumnya.

Aku turun mobil sambil memikirkannya, aku menyuruh orang membawa Yudi dan Sammy pergi kedalam vila, tetapi aku malah melihat Jenny yang terdiam berdiri didepan pintu. Aku menanyakan dia kenapa, dia tidak mengatakan aku, dia hanya terdiam melihat ruang tamu. Tatapanku mengikutinya mengarah kesana, yang terlihat hanyalah Claura dan Tuan Kin yang sedang berbincang dengan baik, mereka tidak terlihat ada yang tidak enak diantaranya dan kecanggungan dari aksi tadi, orang yang tidak tahu, mungkin akan mengira mereka adalah teman baik.

Hatiku tiba-tiba merasa tidak enak, kesenangan tadi tiba-tiba berubah menjadi ketakutan yang tidak bisa ditahan.

Kenapa Claura bisa ada disini?

Sambil memikirkan, Jenny tiba-tiba menyerbu masuk dan menjerit: “Ayah angkat, cepat suruh orang menangkap wanita ini, dialah yang menyuruh orang menghabiskan abang.”

Aku tertawa dan memikirkan terserah Claura datang untuk apa, walaupun dia sudah berjabat tangan dengan Tuan Kin, tetapi dengan adanya Jenny, jangan harap dia bisa berhasil.

Siapa tahu jika ekspresi Tuan Kin menjadi buruk dan berkata dengan serius: “Jenny, kamu sedang sembarangan berbicara apa? Tempat polisi sudah menyelesaikannya, dan pelakunya sudah ditangkat, dan mereka adalah perampok yang menghalangi jalan, jadi apa hubungannya dengan nona Claura? Ku beritahu kamu ya, nona Claura sekarang adalah pasangan kerjasamaku, dia adalah tamu VIP kita, kamu tidak boleh tidak hormat dengannya.”

Aku terdiam, tidak disangka jika Tuan Kin bisa berkata begitu. Perampok yang menghalangi jalan? Canda apaan, alasan ini juga bisa membuatnya percaya? Aku melihat Tuan Kin, walaupun ekspresinya terlihat serius, tetapi tatapannya dengan Jenny terdapat sedikit rasa bersalah. Seketika aku mengerti lalu tersenyum kaku, dan berbicara dengan Leo: “Ayo biarkan mereka, dan pergi.”

Saat ini Claura mengatakan jika dia harus pamit karena masih ada masalah.

Dan saat aku sudah mau pergi, dia berlari dari vila dan menjeritku.

Aku tidak menoleh, dan aku bisa memikirkan jika dia pasti sangat puas.

Claura dengan dingin berkata: “Ingin melawan denganku? Seumur hidup ini kamu tidak akan memenangiku.”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu