Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 10 Minum Air

Tanganku semakin dekat dengan badannya, pada saat itu aku sampai lupa bernafas, aku hanya memiliki fantasi dan kesenangan yang mendalam. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa membalas dendamku.

Akhirnya aku bisa menyentuhnya, kulitnya sangat halus dan bersih, aku mengigil saat mengelus badannya, lalu aku langsung menarik kembali tanganku.

Tapi Claura masih saja terlentang di kasur, mukanya jika dilihat makin lama makin merah, kulit halusnya yang putih juga berubah menjadi memerah, dan deruh nafasnya yang menjadi jadi membuktikan dia sudah benar benar dibawah pengaruh obat.

Aku rasa pengaruh obat ini sangat kuat, dan membuat keberanianku semakin meningkat.

Tanganku semakin merabanya, aku bisa merasakan suhu tubuhnya menghangat, lalu kepalaku ku dekatkan ke tubuhnya.

Aku menarik nafas panjang mencium aroma tubuhnya, lalu aku bersiap mengigit bahunya.

Tapi ketika aku berpikiran seperti itu, Claura tiba tiba bergerak, lalu dia mendorong badanku dengan cepat, lalu dia mengambil sebuah barang dari bawah bantalnya.

Saat itu aku tercenggang melihatnya, dan ketika aku belum merespon apa yang sedang terjadi, Claura langsung melempar barang itu ke arah badanku

Awalnya aku kira dia melempar pisau kearahku, namun yang aku dengar adalah suara "Ssttt Ssttt" seperti sebuah suara aliran listrik.

Kemudian tubuhku mati rasa, penglihatanku mulai kabur, badanku terasa sangat lemas, tidak lama kemudia tubuhku terjatuh ke lantai dan aku kehilangan kesadaran.

Sebelum aku kehilangan kesadaran aku tahu kalau aku akan habis nantinya, aku bahkan merasa seperti akan mati, aku tebat Claura pasti menggunakan semacam alat setrum untuk menyetrumku.

Aku tidak tahu telah berapa lama tidak sadarkan diri, tapi ketika aku bangun badanku terasa sangat sakit, kepalaku terasa sangat sakit, bahkan sangat sulit bagiku untuk membuka mata.

Aku baru saja ingin menggelengkan kepalaku untuk mengembalikan kesadaranku, tapi tiba tiba terdengar suara **.

Ini adalah sura Claura!

Aku langsung berpura pura masih pingsan dan memicingkan mataku, lalu aku melihat Claura sedang duduk menyandar di kasur, dengan tubuh ditutupi selimut, aku tidak bisa melihat apa yang sedang dilakukannya, tapi aku bisa menebaknya!

Tidak berapa lama ponsel Claura berbunyi.

Claura mengangkat telefonnya, berkata : "Felicia aku tidak apa, kamu tidak perlu datang kemari, kali ini aku benar benar berterima kasih padamu karena telah mengingatkanku."

Lalu aku tidak tahu apa yang dikatakan Felicia, Claura lanjut berkata : "Apa yang kamu katakan benar, aku tidak menyangka Alwi berani menyakitiku. Hari ini ketika dia pulang beraninya dia memberika obat di airku. Jika aku tidak mendengar omonganmu untuk menyimpan alat setrum di bawah bantal, mungkin hari ini aku sudah jatuh di tangannya. "

Setelah mendengar ini aku baru sadar, Claura tadi benar benar di bawah pengaruh obat, hanya saja tekadnya kuat, jadi akhirnya dia malah menggunakan alat setrum untuk menyetrumku.

Dan suara yang aku dengar tadi dia benar benar sedang melakukan itu.

Lalu dengan cepat Claura berkata : "Tidak perlu aku sudah mengatasinya, kamu istirahat saja, malam."

Selesai bicara Claura menutup telefonnya.

Kemudian dia mengenakan pakaiannya, dan turun dari kasur.

Yang aku lihat dia mengambil sebuah sabuk dari lemari, lalu jalan kearahku dengan penuh amarah.

Aku mulai panik, astaga, sepertinya dia ingin menyiksa menggunakan sabuk itu.

Aku rasa aku tidak bisa berpura pura pingsan lagi, lalu tubuhku bergerak sedikit, dan ingin berdiri.

Tapi aku baru sadar kalau aku tidak bergerak, aku diikat diatas kursi.

Kedua tanganku diikat di belakang kursi, dan kakiku juga diikat di bagian bawah kursi.

Aku merasa ini tidak beres, aku telah membuat Claura marah, tidak ada yang tahu kelakuan gila apa yang akan dia lakukan.

Lalu aku langsung membuka mataku, menatap Claura, setidaknya dia bisa memikirkanku sedikit.

Dengan cepat Claura telah berada di depanku, tanpa berkata sama sekali, dia langsung mengibaskan sabuk itu ke badanku.

Sabuk ini langsung mengibas kearah mukaku, aku rasa jika sabuk ini benar benar terkibas di mukaku, setelah ini mukaku pasti membengkak, saking terkejutnya, aku langsung memiringkan kepalaku ke satu sisi.

Aku mengelak kepalaku, tapi kibasan sabuk itu terkena leherku, rasanya sangat sakit, saking sakitnya aku merasa urat nadiku ingin keluar dari leherku.

Aku menatap Claura dengan rasa takut, tapi dia dengan dingin berkata kepadaku : "Beraninya kamu menggangguku, maka hari ini kamu akan mati."

Selesai bicara dia lagi lagi mengibas sabuknya, kali ini dia mengibaskan sabuknya ke arah dadaku, sakit yang sama kurasakan.

Aku menggelengkan kepala menatapnya, mengeluarkan suara memohon kepadanya

Tapi Claura tidak menghiraukanku, dia lagi dan lagi mengibaskan sabuknya kearah badanku, seperti penyiksaan jaman dahulu.

Aku merasa tubuhku basah kuyub, keringat ini datang dari ketegangan dan rasa sakit yang bercampur dengan darah ringan yang bercampur jadi satu, membasahi pakaianku.

Dan setiap menyambukku, Claura selalu menghinaku brengsek, kotor, cabul, sampah, pecundang, semua omongan kotor keluar dari mulutnya, membuat hatiku merasakan sakit seperti yang tubuhku rasakan.

Saat itu aku sangat ingin memarahi dan meneriakinya, aku bukanlah orang yang tuli dan bisu, jadi aku tahu semua rahasianya dan ingin menyuruhnya untuk berhenti.

Tapi ini semua aku tahan, jika aku mulai bersuara, dia pasti akan tahu kalau aku sudah menipunya, lalu dia tidak mungkin melepaskanku, bahkan dia akan langsung membunuhku.

Jadi aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa sakit ini, aku rasa semua tubuhku memar dan kulitku terkelupas, membuat tubuhku mati rasa akan siksaan dia.

Akhirnya sekitar setengah jam kemudian, Claura tidak menyiksaku lagi, semua tubuhnya telah basah akan keringat, suspender putih yang dia kenakan sudah basah kuyub, dan dia tidak menggunakan pakaian dalam sama sekali, membuat orang yang melihatnya bergairah.

Claura melihat arah pandangan mataku, membuatnya menendang tubuhku membuat tubuhku jatuh dari kursi yang aku duduki.

Lalu dia pergi mandi, setelah itu dia menutup mulutku menggunakan perekat, mungkin dia takut aku berteriak, walaupun aku bisu dan tuli tapi jika aku mengeluarkan suara pasti akan menarik perhatian tetangga.

Setelah itu barulah dia tidur, dan aku akhirnya juga ikut tertidur dengan badan yang terbaring di lantai, dan terikat diata kursi.

Esok harinya aku bangun di siang hari, saat aku menggerakkan tubuhku, seluruh tubuhku terasa sangat sakit.

Ketika aku ingin berdiri, aku baru sadar kalau aku masih terikat diatas kursi, lalu kursi ini terikat di kaki kasur, aku sama sekali tidak ada kesempata untuk berlari.

Lalu aku lihat Claura telah tidak berada dirumah. Aku merasakan firasat buruk, sebenarnya dia ingin mengikatku berapa lama?

Wanita ini terlihat sangat cantik dan berkarisma, namun mengapa sekarang sangat kejam? Iya aku memang memberinya obat, namun ini semua dia yang memaksaku untuk melakukan ini, lalu mengapa dia membalas dendam dengan sangat kejam?

Aku sangat marah, tapi akhirnya aku hanya seperti bola yang kemps, karena aku sama sekali tidak ada kesempatan untuk memberontak, aku hanya bisa membiarkan dia mempermainkanku.

Beginilah aku sekarang, yang diikat dalam keadaan sakit, lapar dan haus, ini merupakan penderitaan yang tidak bisa aku lupakan.

Sangat sulit bagiku untuk menunggu hingga malam tiba, aku pikir dia malam ini pasti akan melepaskanku, jika dia masih menyiksaku pasti akan ada nyawa yang melayang.

Tapi siapa sangka dia malam ini tidak pulang kerumah!

Dan ponselku yang berada di lantai dari tadi berbunyi terus, tidak tahu siapa yang menghubungiku, ada satu kali ponselku tidak berhentinya berbunyi, firasat burukku mulai muncul, karena begini malam siapa yang bisa menelfonku berkali kali, orang yang menelfonku pasti memiliki urusan mendesak mencariku.

Dan aku sekarang hanya memiliki satu adik perempuan, aku sangat taku adikku terjadi masalah.

Saat itu hatiku merasa sangat khawatir, dan aku mulai memasang dendam kepada Claura, jika aku bisa lepas dari jeratan ini, aku akan membuat Claura merasakan dua kali lipat dari rasa sakit ini!

Waktu terus berjalan, lalu tiba tiba aku kehilangan kesadaranku, aku tidak tahu ini karena aku lapar atau kesakitan.

Dan ketika aku bangun, aku merasa seluruh tubuhku mengigil, aku baru sadar semua tubuhku basah.

Lalu aku melihat Claura memegang sebuah baskom berdiri didepanku, keadaanku sekarang yang hampir mati, dia masih saja tega menyiramku menggunakan air dingin untuk membangunkanku.

Saat itu, mulut dan tenggorokkanku merasa sangat kering, didorong dengan keinginan kuat untuk bertahan hidup, aku tidak bisa memedulikan hal lain lagi, aku hanya bisa membuka mulut dan meminum tetesan air dari wajahku

Lalu Claura lagi lagi memerahiku : “Dasar pecundang, bahkan air bekas aku cucian kakiku saja diminumnya.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu