Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 175 Tunggu Aku Pulang

Ketika aku mendengar Sonny menyuruhku pergi mencari Jessi, aku bergumam dalam hati, kenapa aku tidak pernah berpikir bahwa tujuan utama Sonny bukanlah aku, tetapi Jessi!

Tapi aku sudah satu tahun lebih aku tidak menghubungi dengan Jessi, sekarang dia sendiri saja sulit untuk menyelamatkan diri sendiri, apalagi orang lain, aku sendiri juga tidak bisa menjaminnya, bagaimana mungkin aku mengganggunya dengan masalah ini?

Melihat aku ragu-ragu, Sonny berkata, "Alwi, kamu harus memikirkannya baik-baik, dengan menjatuhkan seorang Yesen, kamu sama saja dengan menjatuhkan halangan terbesarmu di Nanjing. Nanti, asalkan aku membantumu. bukankah kamu akan mendapatkan apapun yang kamu inginkan?"

Aku meminta waktu untuk memikirkannya, Sonny mengerutkan kening, jelas tidak puas dengan aku yang 'tidak tahu berterimakasih", kemudian dia menambahkan satu tawaran menggiurkan lagi, mengatakan : "Aku dapat membantumu menangani Claura."

Aku mengerutkan kening, sudah lama aku berencana untuk menangani Claura, beberapa hari terakhir ini, Claura sudah masuk dalam perangkap yang aku atur, hanya menunggu untuk menangkapnya, jadi aku tidak membutuhkan bantuannya. Siapa tahu aku yang baru saja ingin mengatakan itu, Sonny mengatakan sesuatu yang sangat menggangguku, dia mengatakan, "Aku dapat membantumu, juga dapat membantu Claura."

Apakah dia sedang mengancamku? Aku memandang Sonny dengan mencibir, sepertinya dia suka melihatku marah, bersandar di sofa, sambil menggoyangkan botol bir dengan datar dia mengatakan : "Kupikir kamu tidak akan marah, kenapa? Merasa terancam olehku, hatimu merasa tidak nyaman? Namun walau tidak nyaman masih bisa melakukan apa lagi? Faktanya adalah kamu tidak bisa melawanku, siapa suruh kamu memiliki status rendahan sejak lahir?"

Aku tidak berbicara, tetapi dalam hati merasa sangat kesal, tetapi lebih merasa tidak berdaya, karena apa yang dia katakan benar, kenyataan akan kelahiranku ada didepan mata, dan aku akan selalu memiliki satu hal yang kurang dari orang seperti dia, jadi aku ditakdirkan untuk dikendalikan oleh mereka, tidak peduli seberapa keras aku berjuang juga tidak ada gunanya!

Pada saat ini Sonny mengatakan : "Aku sudah mencari orang untuk menyelidikimu sejak lama. Mungkin Claura masih belum mengetahui semua yang kamu rencanakan, tapi aku mengetahuinya dengan jelas, jujur saja ​, aku sangat mengagumimu karena kamu bisa membuat rencana yang sangat mulus, tapi jika aku ikut campur, menurutmu apakah aku akan membuat kacau hal ini?"

Berbicara tentang ini, dia melipatkan kakinya dan mengatakan bahwa dia memberiku sepuluh detik untuk mempertimbangkannya, setelah mengatakannya, dia menatapku sambil tersenyum, dari senyumannya dapat terlihat dia sangat bangga dengan dirinya yang memegang kekuasaan dan tatapan meremehkannya kepadaku.

Aku mengangkat botol bir dan berkata : "Tuan muda Sonny, selamat bekerja sama."

Sonny tersenyum, matanya penuh kebanggaan, namun harga diriku dan kebanggaanku hancur oleh senyuman ini.

Sonny menyesap anggur, menepuk pundakku dan berkata : "Telepon aku kalau kamu butuh bantuan."

Setelah mengatakannya, dia bangkit dan pergi, ketika berjalan sampai pintu, dia tiba-tiba berhenti dan berbalik, mengatakan : "Aku mendengar bahwa malam ini kamu ada janji mengunjungi pembawa acara Zuzina? Aku akan menelepon Zuzina dan memintanya untuk bekerja sama dengan semua rencanamu. "

Aku terkejut, dia tidak menyangka bahwa dia benar-benar tahu segalanya tentangku, aku mengangguk dengan ekspresi wajah yang tenang, dan berkata, "Terima kasih banyak, Tuan muda Sonny."

Sonny membalikkan tubuhnya dan pergi, setelah dia pergi, aku membanting botol bir di tanganku ke lantai, bir itu membasahi tubuhku. Sepotong serpihan kaca menusuk tanganku, tanganku langsung mengeluarkan darah, adegan ini kebetulan dilihat oleh Felicia yang sedang berjalan masuk kedalam ruangan, dia segera bergegas kehadapanku, meraih tanganku, dengan tidak tega menanyakan apa yang aku lakukan? Pasti sangat sakit. Setelah mengatakannya, dia menghisap darahku dengan mulutnya.

Aku membelai kepalanya dengan ringan, mengatakan bahwa tidak sakit. Rasa sakit ini tidak bisa dibandingkan dengan rasa diancam oleh orang lain karena ketidakmampuanku.

Nody dan Sulistio masuk dan bertanya mengapa aku mengamuk hebat? Apakah Sonny sudah memprovokasiku?

"Bagaimana jika dia memprovokasiku? apakah rakyat jelata sepertiku ini bisa bermusuhan dengannya?" Jawabku terpukul.

Ruangan tiba-tiba menjadi sunyi, tidak ada orang yang menjawab pertanyaanku, aku berdiri, menekan puntung rokok di atas meja dengan keras, dan dengan dingin berkata : "Rasa superioritas sialan, bukankah hanya dilahirkan dengan latar belakang yang lebih baik? Tidak peduli sebaik apa latar belakangnya, suatu hari nanti aku akan membuang kotoran di atas kepalamu! Kita lihat saja nanti? "

Setelah mengatakannya, aku mengesampingkan rasa tidak nyaman dari lubuk hatiku, menarik tangan Felicia, dan berkata kepada Sulistio : "Ayo, pergi makan malam, malam ini aku yang traktir."

Sekelompok orang itu keluar dari bar dan datang ke restoran shabu-shabu terdekat, aku dan Felicia duduk di satu meja. Sulistio dan Nody membawa orang yang lain duduk di dua meja lainnya.

Felicia sambil makan sambil berbicara tentang Sonny denganku, dia mengatakan bahwa dia dan Sonny saling berkenalan melalui Frans, mereka berasal dari lingkaran yang sama, pada saat itu, Sonny sudah menyukainya dan mengatakan bahwa dia suka mendengarkan nyanyiannya, masih meminta Felicia untuk menjadi pacarnya. Jika dia benar-benar pacar Frans, Frans si pengecut itu mungkin akan menyerahkannya kepada Sonny.

Aku bertanya-tanya apakah Sonny begitu tidak tahu malu, sudah mengatakan bahwa tidak boleh mengganggu istri teman-temannya, bagaimana orang seperti dia malah memiliki maksud lain dengan pacar temannya? Namun, begitu Felicia menyebutkan Frans, aku teringat akan kejadian sebelumnya. Sebenarnya, masih banyak hal yang aku tidak mengerti tetang masalah pada saat itu, ketika memikirkannya, aku bertanya kepadanya sebenarnya ‘Bos’ itu memiliki latar belakang seperti apa, kenapa Frans sangat nurut dengannya?

Dengan canggung Felicia mengatakan : "Alwi, mungkin kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan, aku tidak tahu identitas Bos yang sebenarnya. Meskipun dia telah mengasuhku di sisinya sejak dia masih kecil, namun dia tetap berhati-hati terhadap siapa pun, sampai sekarang, aku juga belum pernah melihatnya tampang sebenarnya."

Aku merasa agak kecewa, memikirkan apa yang dikatakan pemilik anjing itu. Mau tak mau membuatku merasa sedikit kaget, sebenarnya ada seberapa misteriusnya pria ini, sehingga bisa membungkus dirinya lapis demi lapis?

Mungkin Felicia takut aku tidak mempercayainya, jadi dia menceritakan kisahnya kepadaku. Felicia mengatakan bahwa pada tahun itu, Bos mengadopsi enam anak yatim secara bersamaan, dua anak laki-laki dan empat anak perempuan, dia menempatkan mereka di sebuah vila besar, mencari pelayan terbaik untuk merawat mereka, dan mencari guru terbaik untuk mengembangkan bakat mereka, dia akan datang untuk mengunjungi mereka pada waktu yang sudah ditentukan, saat itu, dia masih sangat lembut, tetapi selalu mengenakan topeng, tetapi semakin misterius, semakin membuat ke-enam anak itu mengaguminya.

Sejak kecil, mereka berenam dibesarkan dengan penuh rasa kagum terhadap Bos, masing-masing memiliki bakat dan spesialisasi mereka sendiri. Ketika mereka berusia 16 tahun, mereka mulai menerima tugas penilaian. Jika tidak lolos penilaian, mereka akan diusir, dan mereka juga akan mendapatkan hukuman yang kejam, juga karena penilaian itu, mereka melihat seberapa dingin dan kejamnya bos. Sejak saat itu, selain rasa kagum mereka terhadapnya, semua orang juga mulai takut padanya, tetapi bagaimanapun juga, tidak ada yang pernah berpikir untuk mengkhianatinya.

Felicia juga mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, mereka ber-enam telah melakukan banyak hal untuk bos, Felicia adalah satu-satunya orang yang 'melarikan diri', Felicia juga mengatakan dia curiga bahwa bos secara diam-diam juga telah banyak melatih orang-orang seperti mereka.

Setelah mendengar ini, aku merasa bahwa bos sangat misterius, dan sepertinya tidak mudah untuk menjatuhkannya.

Melihat aku yang sedang tidak konsentrasi, Felicia bertanya apakah aku masih khawatir tentang Sonny, takut dia akan mengganggunya? Dengan merasa bersalah dia mengatakan bahwa dia telah menyebabkan masalah untukku lagi dan mengatakan bahwa dirinya adalah pembawa sial.

Melihat Felicia mulai berpikiran aneh lagi, aku langsung menghiburnya dan berkata : "Jangan terlalu banyak berpikir, aku tidak bermaksud begitu, melihat wanita yang disukai juga disukai oleh orang lain, menunjukkan bahwa aku memiliki pandangan yang baik dan kamu memiliki karisma yang besar. Jika aku menyalahkanmu, maka aku bukanlah seorang pria. "

Felicia segera tersenyum dan berkata : "Di mataku, adik laki-laki perawanku ini adalah pria paling gagah."

Suaranya sedikit keras, ada banyak orang yang melihat kearah kita, semua orang memandang Felicia, kemudian menatapku, tatapan mereka penuh dengan rasa ingin tahu, walaupun aku memiliki kulit wajah yang tebal, namun kali ini aku juga tidak bisa menahan wajahku yang memerah ketika orang lain untuk melihatku seperti itu, aku menepuk meja, berpura-pura marah dan berkata : "Apa yang kamu teriakkan? Sepertinya aku terlalu lembut tadi malam."

Felicia melemparkan senyuman menawan padaku, tatapannya merayuku dengan terang-terangan, sekujur tubuhku karena tatapannya itu, dengan cepat minum air dingin untuk menekan rasa panas di tubuhku.

Setelah makan sampai kenyang, Felicia mengatakan bahwa dia pusing, memintaku untuk mengantarnya ke asramanya di bar Benz terlebih dahulu, aku langsung menggendongnya, dia memeluk leherku dengan manja dan berkata dengan lembut : "Apakah aku berat?"

Aku menggelengkan kepala dan mengatakan tidak berat, ringannya seperti awan, dia tertawa lalu membenamkan kepalanya dalam pelukanku. Sepanjang jalan dia mengatakan kata cinta dengan lembut kepadaku, setelah tiba di asrama, dia dengan manjanya dia memintaku untuk terus menggendongnya sambil membuka pintu, aku tidak punya pilihan selain menurutinya. Setelah memasuki asrama, dia menendang pintu, lalu melompat turun dari tubuhku, menyeretku ke kasur dan sebelum aku sempat berbicara, dia mendorongku ke atas kasur, duduk di atas tubuhku, dia mengangkat alisnya dan menatapku sambil tersenyum, dengan nakal berkata, "aku pikir itu terlalu lembut tadi malam? Kalau begitu, suamiku, bagaimana kalau malam ini kamu lebih kasar?"

Felicia sambil mengatakannya sambil menggambar lingkaran di sekitar dadaku dengan jarinya, dia menggunakan cara ini lagi.

Aku memegang tangannya, duduk dan memeluknya, dia mengeluarkan suara yang nakal, suaranya seperti kucing kecil, sangat garing, aku terbawa suasana dan berteriak "Kak Felicia", mencium bibirnya yang merah. Dia segera menanggapi ciumanku dengan antusias, dan pada saat yang bersamaan, tangannya yang kecil itu naik turun di tubuhku, jika bukan karena daya tahanku yang kuat, aku mungkin akan gagal.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri, aku mengundurkan diri dari medan perang, menempelkan dahiku dengan dahinya dan berkata : "Kak Felicia, tunggu aku pulang."

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu