Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 680 Penebusan

Aku bertanya kepada Samuel apakah bisa menyingkirkan Vicky Hu tanpa menyebabkan badai?

Dia menggelengkan kepala dan berkata:”Aku hanya bisa menjamin untuk menyingkirkannya dan tidak akan membiarkan orang lain mencurigai kita.”

Aku berkata:”Karena kamu tidak dapat menjamin untuk tidak menyebabkan kegaduhan, jangan berpikir menggunakan cara ini untuk melawannya, lagipula meskipun tidak bisa menemukan bukti bahwa aku yang melakukannya, tetapi selain aku, siapa lagi yang berani? Dan juga, aku bukan menginginkan nyawa bajingan itu, orang itu meskipun menyebalkan tetapi lebih jelasnya dia hanya orang yang menjalankan perintah saja.’

“Jadi maksud Kak Alwi adalah ... ...”

“Aku ingin membuat Vicky Hu dan ayahnya tidak lagi memiliki kekuatan sebesar itu lagi, dengan begitu, Vicky Hu tidak memiliki modal untuk sombong lagi.” Aku menyipitkan mata, sambil berkata sambil memikirkan strateginya.

Begitu semua orang melihat ekspresiku, mereka tahu bahwa aku sedang memikirkan masalah, untuk beberapa saat, tidak ada seorang pun yang menggangguku, ruang tamu menjadi sangat sunyi sehingga bisa mendengar suara daun yang rontok.

Pada saat ini, Samuel datang dan wajahnya terlihat kaku, aku bertanya:”Ada apa?”

Samuel memandang muka semua orang, aku menyuruhnya berbicara jika memang ada yang mau dikatakan, dia membasahi bibirnya dan berkata:”Orang itu ... ...sudah mati.”

Orang itu?

Jantungku berdegup kencang dan segera berdiri, mengerutkan alis dan berkata:”Maksudmu adalah ... ... Mawar?”

Samuel mengangguk, semua orang menunjukkan ekpresi terkejut, lagipula Mawar masih sehat-sehat saja pagi ini, selain itu meskipun dia terluka parah, dia belum mencapai titik di mana tidak bisa disembuhkan lagi, kenapa dia mendadak mati?

Memikirkan ini, aku melihat ke arah Samuel, pada saat ini, aku merasa sedikit curiga, aku curiga dia yang telah membunuh Mawar, dia sepertinya tahu apa yang aku pikirkan, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya dan berkata:”Bukan aku yang membunuhnya, dia sendiri yang melepas selang oksigennya ... ...”

”Dia berkata sambil mengeluarkan sepucuk surat wasiat dan berkata:”Ini ditemukan di tubuhnya ... ...

Surat wasiat?

Samuel menyodorkan surat wasiat itu kepadaku, aku membuka surat wasiat itu, terlihat tulisan yang cantik, isi surat wasiat itu seperti ini.

“Alwi! Jika kamu melihat suarat wasiat ini, maka aku pasti sudah meninggalkan dunia ini, kalau kamu tidak melihatnya, mungkin kita sudah mati bersama, tidak peduli kamu melihatnya atau tidak, aku ingin mengatakan kata yang terpendam di dalam hatiku kepadamu.”

“Sebenarnya aku tahu bahwa kamu selalu memperlakukanku dengan sangat baik, sudah sangat toleran terhadapku, juga tahu bahwa apa yang kamu katakan di hadapan alwi palsu dulu yang membuat aku tidak ingin mendengarnya adalah bermaksud untuk melindungiku, jangan merasa penasaran mengapa aku tahu, bagaimana pun juga aku sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia bisnis, mana mungkin tidak memiliki kemampuan membaca hati seseorang? Aku memukulmu, hanya ingin ikut berakting denganmu, tapi sayangnya, aku sepertinya terlalu keras memukulmu, tidak tahu apakah wajahmu masih sakit sekarang?”

“Kali ini Claura tiba-tiba menemukanku, aku senang sekaligus takut, aku senang karena putriku satu-satunya akhirnya kembali dan aku merasa takut karena dia masih tidak bisa melepaskan kenangan masa lalunya dan melepas kebenciaannya, dia datang bukan untuk mencariku tetapi datang karena dirimu. Hal yang paling membuat aku sedih adalah karena dugaanku benar. Ketika dia berlutut di hadapanku dan memohon padaku untuk membantunya membunuhmu, aku menjadi ragu dan berpikir meskipun aku menyalahkanmu karena telah membuatnya terluka sampai seperti itu tapi aku juga tahu dengan jelas bahwa ini jalan yang dia pilih sendiri, tidak bisa menyalahkanmu, maka aku menjadi serba salah.”

Melalui tulisannya, aku hampir bisa melihat wajah Mawar yang putus asa, aku tahu, kalau berdasarkan perasaan, tidak mungkin tidak menyalahkanku, kalau berdasarkan logika, dia tidak bisa tidak menyalahkanku, dia adalah seorang ibu dan sekaligus orang yang memiliki sedikit kasih sayang kepadaku, maka rasa sakit di hatinya sama sekali tidak bisa memberitahukannya kepada orang lain.

Aku terus membaca ke bawah.

“Claura melihatku ragu-ragu dan bertanya apakah aku tidak mencintainya, dia mulai memarahiku, memarahi aku karena tidak tahu malu, memarahiku karena tidak layak untuk menjadi ibunya dan kemudian mulai menangis, mulai menghitung semua ketidakadilan yang terjadi sejak kecil, menghitung ketidaklayakkanku menjadi seorang ibu, aku merasa sangat terluka, aku telah banyak berutang padanya, aku telah menjadi wanita kuat seumur hidup ini, tetapi aku belum menjadi ibu yang baik, aku benar-benar gagal.”

“Jadi aku menyetujui permintaannya, aku mau membunuhmu, untuk menebus semua hutangku pada Claura, untuk membuat rencana itu berhasil, kami melakukan simulasi dan latihan berulang-ulang, tahukah kamu? Sewaktu putriku memintaku untuk menunda waktu supaya dia bisa kabur, sewaktu merayumu untuk ke tempat tidur itu, benar-benar membuatku malu tetapi apa yang bisa aku lakukan? Ini hutangku padanya, lagipula aku tidak menolak melakukannya denganmu.”

“Selama ini, aku tidak pernah menunjukkan hatiku padamu karena perbedaan usia kita, perasaan itu sulit untuk dibicarakan, aku merasa seperti menjadi wanita jahat, tetapi kamu benar-benar ada di dalam hatiku, aku tidak bisa memberitahumu, maka aku menulisnya di surat wasiat ini, ketika kamu melihatnya, anggap saja aku sudah menebus semua penyesalanku, kalau tidak berarti ini adalah kehendak Tuhan.”

Meskipun aku sudah lama menebak bahwa Mawar menaruh perasaan padaku, ketika dia menuliskannya, aku merasakan perasaan lain di hatiku, aku teringat kembali dengan Mawar, aku menghela nafas, sekarang aku sudah tidak ingat apakah aku yang impulsif dan serakah dulu, pernah tertarik dan tergoda dengan wanita ini, meskipun ada, aku pikir itu bukan perasaan yang murni.

Aku menekan emosi yang bergulir di hatiku, aku meneruskan membacanya, dan hanya melihat Mawar menulis sebagai berikut:

“Alwi, jika kamu bisa selamat, tolong terima warisan dariku, aku telah mentransfer perusahaanku kepadamu, semua kekayaanku aku serahkan padamu, setelah aku mati, seorang pengacara akan mendatangimu dan menyerahkan semua milikku padamu, ini sebagai kompensasi untukmu, maaf, mohon maafkan aku, aku juga mohon padamu untuk berjanji satu hal padaku, aku harap setelah aku mati bisa dikuburkan bersama suamiku, dan juga, di dalam amplop ada sebuah foto, anggap saja sebagai warisan.”

Surat ini sudah berakhir, nama pengirimnya adalah “Bibi Mawar”.

Perlahan-lahan aku meletakkan surat itu dan mengeluarkan sebuah foto dari dalam amplop, di dalam foto itu adalah foto Mawar sewaktu muda, pada waktu itu dia cantik seperti seorang peri yang turun ke bumi, sangat menawan, bibirnya merah dan giginya putih, senyumnya sangat manis sehingga membuat orang yang melihatnya merasakan kehangatan di hati.

Nody dan lainnya menanyakan apa isi surat wasiat Mawar itu dan aku berkata:”Mengatakan ... ... sesuatu yang ingin dikatakan tetapi tidak mengatakannya.”

Samuel bertanya dengan pelan:”Kak Alwi, apakah kamu akan pergi?”

Aku berkata:”Tentu saja aku akan pergi, aku harus mengantarnya untuk terakhir kalinya.”

Sambil berbicara aku sambil perlahan bangkit dan pergi ke rumah sakit. Pada saat ini, Mawar berbaring di kamar mayat yang dingin, tubuhnya ditutupi kain putih, dia tidak punya kerabat di Nanjin dan saat ini tidak ada seorang pun yang berada di sampingnya.

Aku menatapnya dengan diam, kenangan kami yang tidak terlalu banyak, melayang-layang di kepalaku, aku perlahan mengangkat tanganku dan membuka kain itu, yang terlihat adalah mukanya yang pucat sedikit kebiruan, matanya tertutup, matanya yang cekung masih tetap enak dilihat tetapi dia kehilangan semua amarahnya.

Aku membuka mulutku dan berkata:”Bibi Mawar.”

Mawar tidak menghiraukanku, tentu saja dia tidak akan menghiraukanku lagi karena dia telah pergi dari dunia yang membuatnya sedih ini, tetapi aku masih belum tahu, aku yang telah memaksanya sampai tahap seperti ini atau putrinya yang dia cintai itu, aku pikir keduanya.

“Kenapa kamu tidak bisa hidup baik-baik? Aku bertanya dengan suara pelan.

Selesai berbicara, aku berkata kepada Samuel:”Kamu keluar dulu, aku mau menemani Bibi Mawar ngobrol.”

Samuel menatapku dengan khawatir, mengangguk dan pergi.

Aku berada di kamar mayat selama satu jam, sebelum keluar, aku memberitahu Mawar kata-kata yang aku sembunyikan di dalam hati.

Setelah keluar, aku berkata kepada Samuel:”Cari seseorang untuk mengatur pemakaman Bibi Mawar, cari tahu di mana suaminya dimakamkan, pilih harinya, dan kubur mereka bersama, ingat, cari orang untuk membersihkannya dan menggantikan baju yang baru, bantu dia berdandan, dia suka memakai cheongsam ... ...”

Aku awalnya mau menyuruh mereka membelikan cheongsam untuknya, aku terdiam sebentar dan berkata:”Aku yang akan pergi memilih model cheongsamnya.”

Samuel mengangguk, aku meninggalkan rumah sakit dan segera menelepon Aiko, dia juga menyukai cheongsam, jadi aku ingin dia menemani aku untuk pergi memilih modelnya. Aiko menyetujuinya dengan senang hati, dan kemudian kami bertemu di Golden Eagle, setelah tiba di sana, Aiko membawaku ke toko yang khusus menjual cheongsam, di toko itu juga bisa khusus membuatkan pesanan kita dan modelnya sangat bagus.

Aku memilih cheongsam yang seluruhnya berwarna hijau, ini adalah model cheongsam panjang, panjangnya sampai pergelangan kaki, di atasnya disulam bunga-bunga putih, model ini sangat cocok dengan kepribadian Mawar.

Setelah membayar, aku dan Aiko meninggalkan toko itu.

Selanjutnya aku bergegas ke rumah duka, saat ini jasad Mawar sudah dibawa ke sana.

Samuel menemukan penata rias di rumah duka itu dan memandikannya bersama sekretaris perempuan Mawar dan sudah berganti pakaian yang bersih dan meletakkan jasadnya di peti es, aku menyuruh orang mengambil fotonya, dan juga menyuruh sekretarisnya membuat daftar belasungkawa, meminta orang-orangku untuk memberitahu orang yang mengenal Mawar untuk mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir.

Karena aku adalah mantan menantu Mawar, juga bisa dibilang separuh putranya, maka aku yang akan mengurus pemakamannya, aku sibuk sepanjang hari mengurus masalah itu.

Tiga hari kemudian, Mawar dimakamkan, aku tidak tahu apakah Claura yang berada jauh di Beijing tahu dengan kabar ini, apakah hatinya akan merasa sedih?

Aku sudah tidak mau tahu dengan semua itu dan aku juga tidak ingin mengetahuinya.

Setelah pemakaman Mawar selesai, aku kembali ke splendid dengan kelelahan di seluruh badanku, aku baru mendapat kabar ada seorang pengacara ada di sana untuk memberitahuku tentang wasiat Mawar.

Perusahaan Mawar adalah perusahaan konstruksi dan dekorasi, yang meliputi konstruksi, dekorasi, desain dan aspek lainnya, di era bangunan tinggi menjulang saat ini, dia membuat prestasi besar dengan kemampuannya sendiri, tidak perlu mengatakan berapa uang yang ada di rekening, di mana-mana dia memiliki rumah sendiri, seorang wanita yang kaya, tentu saja perusahaan bukan miliknya sendiri, dia hanya mentransfer sahamnya kepadaku sebesar 60%, ini juga berarti, setelah mendapatkan saham ini aku sekarang adalah direktur perusahaan itu.

Namun, aku tidak tertarik dengan semua ini.

Aku melihat-lihat warisan Mawar, ketika aku selesai mengurus semuanya, aku memandang pengacara itu dan berkata:”Aku sudah tahu, terima kasih.”

Selesai berbicara, aku melihat Samuel yang ada di samping, Samuel memberikan sebuah amplop merah kepada pengacara, setelah itu pengacara itu berterima kasih padaku dan pergi dengan gembira.

Setelah pengacara itu pergi, aku berkata kepada Samuel:”Atas nama Mawar, bangun sebuah panti asuhan dan semua warisa Mawar akan diinvestasikan ke dalam pembangunan panti asuhan.”

Samuel sedikit terkejut, tetapi tidak menanyakan alasannya padaku tetapi dia malahan bertanya:”Kak Alwi, apa nama untuk panti asuhan itu?”

Aku mengambil napas dalam-dalam dan berkata:”Namanya adalah “Penebusan.”

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu