Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 31 Undangan Felicia

Terlintas bahwa Aku bisa balas dendam pada Claura dengan identitas pria buruk rupa ini, seketika perasaan tertekan dalam hatiku ini pelan-pelan memudar.

Malam ini tanpa menunggu Claura mereka pulang, Aku langsung pergi tidur sendiri.

Keesokan harinya Claura juga tidak pulang, namun Selin yang justru pulang.

Selin bilang Claura langsung pergi kerja dan menyuruhnya untuk tinggal dulu di rumahku.

Ketika itu Ia menjungurkan bibirnya sembari meniupi poni rambutnya, lalu berkata padaku:"Kak Alwi, mulai sekarang Aku akan tinggal disini, ya boleh dibilang jadi tuan rumah disini, Kamu harus layanin Aku dengan baik ya."

Aku bertanya:"Kenapa Claura menyuruhmu tinggal disini, untuk jangka panjang atau pendek?"

Ia menjawab:"Kak Alwi, di dalam perutku ini terkandung anakmu loh, sebelum anak ini lahir, kemungkinan besar harus tinggal disini, tapi ada kemungkinan juga Kak Claura bakal siapin tempat tinggal baru untukku, yang dekat dengan universitasku, karena sewaktu-waktu Aku tetap harus pergi kesana."

Kiraku anak muda zaman sekarang sungguh berbeda sekali denganku, mereka sungguh berlapang dada, masih kuliah begini malahan sudah jadi ibu pengganti kehamilan, Selin pikirannya sungguh terbuka.

Karena tidak ada orang luar, ditambah lagi Selin dan Aku adalah teman sekampung, sekejap Aku merasa tidak ada lagi yang membatasi, akhirnya Aku menggunakan pita suaraku yang sudah lama tidak bekerja untuk mengobrol dengannya, terasa nyaman sekali.

Terakhir Selin memintaku untuk menjelaskan masalahku dengan Claura, perasaanku juga pedih, tepat disaat tidak ada tempat bagiku untuk curhat, akhirnya Aku memberitahu Selin, namun tetap saja masih ada banyak hal yang Aku tutup-tutupi.

Setelah mendengar ceritaku, Selin serentak memukuli meja, dengan penuh kemarahan Ia berdiri.

Ia mengulurkan tangannya dan menampar perutnya sendiri, sembari berkata:"Sungguh hanya kenal kulit luarnya, tapi gak tahu isi hatinya, wanita itu kelihatan seperti wanita dewasa yang cantik dan menawan, tapi siapa sangka ternyata begitu berbisa, sudah Aku duga kenapa Ia mau mencari ibu pengganti, ternyata dia orang seperti ini."

Aku bertanya padanya kenapa memukuli perutnya sendiri, Ia bilang:"Aku gak akan mau hamilin anak wanita seperti ini, berasa jijik, perut ini bisa sakit tahu."

Aku marah sekaligus merasa geli dan lekas berkata padanya:"Selin, karena Kamu sudah memulai jalan ini, tidak bisa menyesalinya lagi. Wanita seperti Claura ini, Aku pun tidak berani memprovokasinya, kalau Kamu benaran aborsi anak ini, kemungkinan besar Kamu pun juga akan dibunuh olehnya! Kamu tenang-tenang saja merawat anak ini sampai sepuluh bulan. Apalagi anak ini juga keturunan Kakak Alwi-mu, demi Kakak, mohon jagalah anak ini baik-baik."

Selin menjungurkan bibirnya lagi sembari berkata jijik, Ia bilang Claura itu wanita iblis, jadi anak yang Ia hamili juga adalah iblis kecil, Ia harus memusnahkannya.

Awalnya Aku pikir Selin hanya basa-basi, jadi tidak Aku anggap serius.

Namun tidak disangka, tiga hari kemudian, Ia pulang dengan bau alkohol yang menyebar dari sekujur tubuh.

Aku memelototinya dengan kesal, dan bertanya kenapa Ia minum-minum, telur yang dibuahi dalam tubuhnya mungkin belum matang dan kuat, Ia malah menjawab dengan jawaban yang menakjubkanku, Ia bilang:"Kak Alwi, apanya menghamili telur itu, anak itu sudah Aku musnahkan, baru saja minum obatnya. Bagaimanapun juga ini tetap adalah nyawa kecil, Aku juga sedikit tidak berani turun tangan, jadi akhirnya Aku minum beberapa teguk arak putih untuk nambah nyali."

Menampak tingkah laku Selin seperti tidak sedang bercanda, pada saat itu Aku benar-benar marah, bagaimanapun juga itu adalah anakku, tidak mungkin kalau Aku tidak sedih, akhirnya Aku tidak tahan lagi dan berseru padanya:"Selin, apa yang sudah Kamu lakukan, Kamu sudah gila, ha?"

Selin menengadah dan menatapku dengan matanya yang besar itu, Ia langsung berkata:"Kak Alwi, Kamu ngapain berteriak padaku, kalau ada nyali sana teriakin Claura. Kak Alwi, jujur saja, setelah mendengar ceritamu, Aku saja merasa Kamu ini kutu penakut, apa yang Kamu takutkan dari Claura. Aku tidak takut sama sekali, Aku tidak akan mau menghamili anaknya!"

Ucapan Selin membuatku malu sekaligus marah, namun apa yang Ia katakan tidak salah, dihadapan Claura, Aku memang jadi sangat penakut, namun itu juga dikarenakan Aku tidak pernah membicarakan hal tentang menjadi hero saat memakai topeng buruk rupa padanya.

Mungkin Selin merasa perkataannya sendiri agak keterlaluan, Ia lekas berkata lagi:"Sudahlah, Kak Alwi, Aku juga bukannya memandang rendah dirimu, justru Aku rasa harusnya Kamu bisa jadi seseorang yang sukses, mungkin Kamu tidak tahu, dari kecil sampai sekarang, Aku Selin selalu merasa dibandingkan dengan orang-orang seumuranmu Kamu lebih hebat, Kamu seharusnya tidak menderita seperti ini. Tapi Kamu memilih untuk menderita seperti ini pastinya ada alasanmu tersendiri, kalau begitu biar Selin yang bantuin Kamu ngelawan, aborsi anak dia."

Aku menghela napas, tidak lagi menyalahkan Selin, hanya berkata padanya:"Mudah bagimu, sekarang anaknya sudah tak ada, kalau sampai ketahuan Claura, nasib kita berdua pasti naas! Kamu sendiri tahu, Wanita seperti apa Claura itu, kita berdua tidak akan bisa menghadapinya."

Selin berjalan sampai ke hadapanku, mengulurkan tangan dan mengelus dadaku, berkata:"Kak Alwi, Kamu pasti sangat ketakutan gara-gara wanita itu, jadi bego gini ya, kalau anaknya sudah tak ada, kita kan bisa buat lagi!"

Awalnya Aku masih tidak menangkap apa yang dimaksud Selin, saat Aku menyadarinya, sekejap terasa sangat canggung sekali, Selin berani sekali membicarakan hal itu.

Menampak Aku hanya diam saja, Selin lanjut berbicara lagi:"Kak Alwi, Kamu gak ngerasa hal ini mendebarkan. Hanya dipikir-dipikir saja berasa sekali sensasi balas dendamnya, Kita diam-diam ngelahirin anak, anak kita berdua, tapi Claura pikir itu anaknya, dan kemudian Ia menghabiskan banyak uang membantu kita besarin anak itu, dan ada kemungkinan besar juga di masa depan nanti Ia mewarisi banyak uang, jangan kesenangan ya."

Sejujurnya, Aku cukup antusias dengan apa yang dibicarakan Selin, ini terdengar cukup bersensasi, dan juga dihitung-hitung sebagai cara balas dendam ke Claura, apalagi hal seperti ini sangat sulit ketahuan, kecuali anak yang lahir nanti sangat tidak mirip dengannya.

Namun walaupun Selin pikirannya begitu terbuka, tetap saja Aku tidak berani main api seperti ini, di dalam tulangku ini masihlah seseorang yang lebih kuno, Aku merasa jikalau ingin berhubungan intim dengan seorang wanita, berarti harus bertanggung jawab atasnya, jangan dibahas dulu soal Aku tidak suka dengan Selin, tapi kalau pun suka, Aku juga tidak memiliki kwalifikasi untuk bertanggung jawab atas dirinya, untuk menyelamatkan diriku sendiri saja sulit.

Akhirnya Aku buru-buru menjawabnya:"Selin, Kamu jangan sembarangan ngomong, seriuslah."

Ia gusar dan menatapku berkata:"Kak Alwi, jangan bilang Kamu gak berani ya?"

Jawabku:"Bukannya gak berani, tapi gak bisa, apalagi kita gak pacaran, mana boleh melakukan hal seperti itu, lain kali jangan sembarangan ngomong ya."

Menampak penolakanku, akhirnya Selin tidak membicarakannya lagi, meski Ia orangnya pemberani, namun tetap saja dia seorang perempuan, pasti akan merasa segan membujukku terus tentang hal ini.

Yang awalnya Aku pikir Selin tidak akan membicarakannya lagi, Aku juga berpikir keras untuk menemukan cara menyelesaikan masalah Selin mengaborsi anak ini.

Tidak habis pikir malam itu ketika Aku tertidur, Selin tiba-tiba menyelundup ke dalam selimutku, Ia mendekap diatas tubuhku dan hampir melepaskan bajuku, kalau bukan karena Aku tidurnya tidak terlalu lelap, takutnya sudah diapa-apakan olehnya.

Saat Aku tersadar, lekas mendorongnya dan berkata:"Selin, apa yang Kamu lakukan."

Ia justru kelihatan tidak terlalu segan, dan malah langsung menjawab:"Kak Alwi, beberapa hari ini Aku terus memikirkan hal ini, dipikir-pikir, Aku sebenarnya juga agak takut, Aku merasa sepertinya Aku memang terlalu berlebihan, kalau sampai Claura tahu Aku sudah aborsi, Aku takut dia bakalan bayar orang buat mematahkan kakiku. Kak Alwi, kita pakai cara yang Aku bilang saja, kita buat anaknya lagi."

Aku bersikeras mengatakan tidak boleh, Ia tampaknya juga telah melihat keseriusanku, dan langsung berkata:"Kak Alwi, Kamu kenapa sih sama saja dengan orang tua di kampung kita, pemikiranmu terlalu tertutup. Ini sudah zaman apa, anak-anak muda di kota besar setiap hari O-N-S (one night stand atau cinta satu malam), kita ini juga bukan main-main, buat sampai berhasil hamil saja."

Seusai berkata, melihatku tidak menjawab, Ia menambahkan lagi:"Kak Alwi, Kamu tenang saja, Aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu. Apalagi Aku sudah pernah sekali jadi Ibu pengganti kehamilan, Kamu gak usah merasa ada tekanan apapun, Aku sudah bukan lagi perawan."

Aku cukup lega, namun terakhir tetap menolaknya.

Selin agak kesal dan pergi, Ia bilang Aku tidak membantunya sama sekali, tapi justru membahayakannya, Ia yakin Claura pasti akan balas dendam.

Aku juga tidak punya pilihan, Aku yakin setelah ini Selin tidak akan mengajukan hal seperti ini lagi, namun tidak disangka beberapa hari kemudian disaat Aku melonggarkan kewaspadaan, Selin membeli beberapa botol bir, alasannya Ia bilang perasaannya sedang tidak enak dan memintaku menemaninya minum beberapa teguk.

Belakangan ini Aku juga mati kebosanan, ditambah lagi beberapa hari ini bar Bang Badui sedang direnovasi, jadi tidak bisa pergi kerja, akhirnya Aku menyetujui untuk menemani Selin minum.

Kami berdua menghabiskan setengah kotak bir dan setengah botol arak putih, akhirnya Aku pun mabuk dan tersungkur.

Aku juga tidak jelas bagaimana Aku bisa tertidur, yang terasa hanyalah sekujur tubuhku memanas.

Setelah tertidur Aku masih bermimpi tentang hal yang cukup berahi, Aku bermimpi ada seorang wanita berada di atas tubuhku...

Tenggorokanku sangatlah haus, ingin rasanya meminum sesuatu, tanpa sadar Aku pun membuka mulut dan mulai minum.

Aku merasa seperti menggigit sesuatu yang lembut, pada saat Aku tersadar dan membuka mata, malahan adalah milik itunya Selin.

Ternyata itu bukanlah mimpi, Aku benaran telah melakukan hal itu dengan Selin.

Selin yang polos tanpa pakaian sedang berbaring di atas dadaku, sesaat pikiranku kosong, hal macam apa ini, Aku justru dalam keadaan tidak sadar melakukan hal itu dengan Selin!?

Saat ini Selin melihat Aku sudah terbangun, Ia menyeringai padaku dan berkata:"Kak Alwi, Bukannya Kamu ini sudah berhasil Aku dapatkan. Kamu masih bilang Kamu itu kuno, tapi saat ngelakuin itu jangan terlalu kasar ya, kagetin Aku saja."

Aku canggung sampai mau mati rasanya, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

Namun Selin justru lanjut berbicara lagi:"Semoga kali ini Aku berhasil hamil, kalau gak nanti harus tidur lagi sama Kamu."

Kepalaku tetap kosong, namun saat terpikir hal ini sudah terlanjur terjadi, tidak ada gunanya lagi menggurui Selin, akhirnya Aku langsung memakai bajuku dan membiarkan Ia tidur.

Dan sebelum pergi, Aku serius berkata padanya:"Selin, masalah ini sudah terjadi, sekarang Kak Alwi-mu tidak punya kemampuan, nanti kalau Aku sudah mampu, tidak akan Aku biarkan Kamu menderita karena kerugian ini."

Sesaat iya tersenyum, tersenyum dengan sangat polos, tersenyum bagaikan bunga.

Beberapa hari kemudian, Claura tidak kunjung pulang, tidak jelas apakah Ia masih di atas penerbangan atau sudah tinggal di tempat yang lain, Ia mempercayakan tempat ini pada kami.

Namun Selin belum bisa memeriksa kehamilan, kami berdua jadi tidak tenang, tidak jelas apakah pembuahan kali ini berhasil atau tidak.

Adapun hubungan antara kami berdua justru masih sama dengan sebelumnya, hal tersebut tidak mempengaruhinya sama sekali, ini yang membuatku sedikit lega.

Selang hari ketiga pada malam hari setelah kejadian tersebut, setelah makan camilan tengah malam bersama Selin, tiba-tiba Felicia mengirim pesan padaku:"Adik Alwi, Claura sudah lama tidak kesini. Kakak sendirian agak kesepian, ingin rasanya, Kamu datang untuk menemani Kakak saja."

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu