Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 392 Membunuh Musuh (1)

Yoga bilang bahwa kemampuan menembakku yang ganas sebanding dengan kemampuan kak Govy, aku berpikir apakah yang dia maksud adalah benar-benar Govy, bagaimanapun hari ini Govy sudah kembali kesini, kemungkinan dia kembali kesini tidaklah besar, dia mungkin kembali kesini dengan membawa tim kecil, maka, beberapa orang ini mungkin juga adalah anggota timnya, tujuan mereka kesini pasti adalah untuk mengecek keadaan.

Hanya saja jika masalahnya seperti yang aku perkirakan, kenapa mereka tidak mengungkapkan tempat keberadaan mereka? Julian tidak mungkin tidak mengenal mereka kan? Aku merasa pertanyaan yang tidak terhitung terus berputar di kepalaku, tapi bukan memikirkan masalah sekarang ini, tugas utama setelah ini adalah memenangkan pertandingan, lalu tetap mengikuti kabar Julian, meneliti bagaimana caranya dia bisa tewas. Sekalipun tidak mungkin orang terdekatnya membunuh dia, aku juga ingin melihat kematiannya dengan mata kepalaku sendiri.

Tentu saja, aku masih menyimpan sedikit keegoisan, yaitu ingin bertemeu dengan Govy, meskipun aku hanya berhubungan beberapa bulan saja dengannya, di mataku, dia sebelumnya sudah mejadi saudara dalam berbagai kesukaran dan kesenangan, aku juga selalu merindukannya, jadi aku ingin menjenguknya, walaupun melihatnya dari jauh pun aku tau dia baik-baik saja.

Aku mengembalikan semua mentalku dan membawa senjata, aku mengintai sekitar melalui lensa sniper dan menemukan bahwa hanya terlihat rerumputan dan pohon besar, tidak ada satupun orang terlihat, jika terus begini, aku tidak tahu harus berapa lama lagi perang ini berlangsung. Aku bisa mengalahkan banyak orang barusan, itu juga karena mereka tiba-tiba langsung menyerang, aku mengira karena mereka terlalu percaya dengan Julian, saat mendengar empat tembakan beruntun, dia masih mengira bahwa dia telah menembak mati empat orang, ditambah lagi dua orang yang tewas barusan, mereka mengira bahwa kami hanya tersisa dua orang, makanya mereka menyerang dengan tidak terkendali dan ingin ramai-ramai membunuh kami.

Tapi mereka tidak tahu bahwa aku telah membunuh Julian, dia tidak sempat untuk lari dan ini membuatku lebih mudah untuk menangkapnya. Melewati pertarungan satu lawan satu ini, aku bisa melihat bahwa orang-orang Gandi Yeoh disana tidak bisa bekerja dengan baik, mereka kekurangan orang.

Sekarang pihak musuh paling banyak hanya tersisa dua puluh orang, Gandi Yeoh yang sudah melihat tembakan mautku, bagaimana dia akan bertindak selanjutnya?

Aku berpura-pura memosisikan diri sebagai Gandi Yeoh, memikirkan cara yang kemungkinan akan diapakai, aku rasa bahwa dia kemungkinan besar akan melakukan serangan pura-pura, yang berarti dia meninggalkan sebagian orang dan memanfaatkan kekuatan militer kami untuk menyerang kami secara tiba-tiba.

Setelah berpikir sampai disini, aku menggulingkan sebatang pohon, diam-diam merangkak ke depan. Meskipun aku tidak mengakui kemampuan Gandi Yeoh dan anak buahnya, tapi aku juga tidak bisa meremehkannya hanya karena hal itu.

Aku memungut topengku yang telah terbagi menjadi dua bagian, aku memakai sebagian topeng di wajahku, ada sebagian dari wajahku yang terluka parah dan sebagian lagi tidak terlalu menakutkan, aku terhitung sangat beruntung, sebagian topeng yang kutinggalkan, kebetulan adalah bagian yang banyak terluka.

Memakai dengan baik topeng itu, aku melanjutkan untuk merangkak ke depan, tidak terasa aku telah sampai di lapangan penyergapan dimana satu-satunya teman laki-lakiku terpisah dariku. Setelah dia melihatku, dia terdiam sebentar, kemudian dia menganggukkan kepala kepadaku dan aku juga menganggukkan kepalaku padanya, kami melanjutkan untuk merangkak kedepan, lalu dari samping kami bergegas untuk menyerang. Aku sangat cepat, ditambah lagi dengan suatu barang yang menutupiku, kekuatan Gandi Yeoh dan anak buahnya tidak kuat, maka siapapun juga tidak menemukanku.

Dengan cepat aku sampai di posisi yang jauh dari pertempuran, aku segera melakukan taktik pengepungan terhadap musuhku. Saat setelah aku memanjat ke sebuah pohon tinggi, pandanganku seketika meluas, melalui lensa sniper, aku bisa melihat Gandi Yeoh dan anak buahnya menyebar dan bersembunyi di rerumputan, Gandi Yeoh sedang memegang ponsel, sepertinya dia sedang berkontak.

Sekarang adalah waktunya berlomba, dia pastinya tidak punya waktu untuk berkontak dengan mudah, aku memeperkirakan bahwa dia sedang berkontak dengan orang lain yang berada di rerumputan, dia mempunyai beberapa teman, beberapa orang ini pasti bertanggungjawab untuk membawa sekumpulan orang, tapi karena mereka takut berbicara karena itu akan menarik perhatian kami, maka mereka saling berkontak menggunakan ponsel.

Aku tidak bergerak, tapi aku mengarahkan pandangku ke posisi dimana Claura dan yang lainnya berada, di waktu ini, di pikiranku tiba-tiba terlintas sebuah ide yang konyol, jika sekarang aku mempunyai sniper, bukankah aku bisa langsung membunuh Claura?

Setelah berpikir sampai disini, aku tiba-tiba merasa menyayangkan sesuatu, menyayangkan demi tidak membangkitkan kecurigaannya, aku tidak membawa senjata di celanaku, atau tidak mungkin hari ini adalah hari kematiannya, apalagi Julian juga sudah mati, hanya jika aku tidak mengatakannya, tidak akan ada orang yang tahu bahwa aku membunuhnya.

Kemudian, suara tembakan mengalihkan perhatianku, suara tembakan itu berasal dari tempat yang jauh yang juga mengejutkan sekelompok burung. Hatiku berdebar-debar mendengar suara ini. Tidak seperti suara peluru kosong yang ditembakkan, melainkan suara pistol, apakah ini berarti, Govy sudah bergerak? Berpikir sampai disini, hatiku sangat bahagia, bersemangat untuk mengejarnya, meninggalkan semua ide yang mengepung otakku dan aku langsung menuju kamp musuh.

Pepohonan sangat besar, ditambah lagi meskipun Gandi Yeoh dan anak buahnya tau kekuatan menembakku, tapi mereka tidak mengira aku berani langsung mendatangi mereka dari belakang, mereka harus tahu bahwa melakukan ini sama dengan mengelilingi mereka dan mereka pasti mempunyai orang orang pendukung, di waktu yang seperti ini pasti akan sangat mudah dikepung.

Tapi aku sangat tau jelas, pepohonan itu sangat besar, sangat cukup untuk bagiku melarikan diri, tapi mereka ingin mengepungku, kecuali jika mereka mempunyai kecepatan yang sama denganku, tapi sayangnya tidak.

Saat aku sudah berada di belakang Gandi Yeoh, mereka juga sudah bergerak.

Gandi Yeoh ternyata mengambil strategi yang kupikirkan tadi, menggunakan pasukan untuk menarik kekuatan militer dan pasukan ini masih terbagi menjadi tiga tim, tersebar menjadi tiga bagian, ada yang diatas pohon, ada yang dibawah pohon, dan pembagian tugas mereka sangat jelas, ada yang bertanggungjawab untuk mengalihkan musuh, ada yang bertanggungjawab untuk menembak. Dan satu tim lain bertugas untuk membawa Gandi Yeoh. Dengan mengepungnya dari samping, perlahan-lahan aku mencari keberadaan Claura dan anak buahnya.

Aku melihat bahwa yang bertanggungjawab untuk menembak adalah beberapa teman baik Gandi Yeoh, melihat gaya mereka yang sangar, aku tahu bahwa mereka juga pasti sudah mendapatkan pelatihan yang sistematik, percaya bahwa mereka tidak lemah, tapi mereka tetap tidaksebanding dengan kekuatan Claura dan anak buahnya, makanya mereka kehilangan kontrol terus menerus dan aku diam-diam memerhatikan setiap gerak-gerik dari Gandi Yeoh dan anak buahnya, karena aku berharap pertarungan ini cepat selesai, maka setelah aku mengambil kesempatan ini, aku mengisi penuh peluru pistolku dan segera menarik pelatuknya bersiap-siap.

Kenapa Gandi Yeoh tidak menyadari bahwa akan ada orang yang menyerangnya dari belakang, kelompok kecil mereka lebih dari setengah bagian seketika berada dalam masalah, setelah saat mereka menyadarinya, mereka segera mencari topeng, mana bisa aku memberikan mereka kesempatan, peluruku melewati badan mereka, dari satu pohon meloncat ke pohon lain yang tidak jauh dari situ. Dari udara, aku melihat Gandi Yeoh dengan tergesa-gesa segera mengambil senjata dan mengarahkannya padaku, hanya saja, dia mana punya kemampuan untuk berulah denganku.

Setelah aku sampai ke pohon selanjutnya, aku berada di rerumputan di samping pohon tadi, aku berguling dan menghindari beberapa kali tembakan, aku mencari tempat bersembunyi dan langsung mempersiapkan senjata. Mengamati sekilas keadaan sekitar dan tidak ragu untuk menembak lima enam orang lagi, aku tidak ingin melihat kemenangan peperangan ini, aku memutar badanku dan pergi ke hutan dalam, berpikir bahwa musuh hanya tersisa lima enam orang saja, masih takut Claura dan anak buahnya tidak bisa menyelesaikan ini?

Dan lagi, lima enam orang ini kebetulan bisa menunda waktu Claura, dengan demikian, Claura membutuhkan beberapa waktu untuk mengejarku, dan aku bisa memanfaatkan waktu ini untuk mengejar Julian, aku ingin melihat bagaimana dia akan mati!

Karena tidak takut ada pernyergapan, aku segera berlari, memperpendek jarak beribu-ribu meter, kalau-kalau ada lereng curam, rintangan, tapi menurutku masalah ini hanyalah beberapa menit, dengan cepat aku telah sampai ke bukit musuh, aku segera mematahkan bendera musuh, dan saat bendera musuh telah jatuh, aku percaya orang-orang akan tahu akhir peperangan ini.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu