Suami Misterius - Bab 871 Mendapatkannya Dengan Hamil

Pada saat bersamaan, di rumah sakit.

Su Loran memang terluka parah. Dia berbaring di rumah sakit dengan gips di satu kaki, wajahnya pucat, dan sudut-sudut bibirnya memar. Dia tampak sangat menyedihkan.

Ibu Su Loran duduk di sebelah tempat tidur dengan wajah cemberut.

"Apa yang terjadi denganmu dan Ahmed? Ayah tirimu bertanya tentang itu terakhir kali, dan aku dengan acuh berkata bahwa itu semua rumor. Sekarang, selingkuhan Ahmed datang langsung untuk melukaimu. Jika aku masih mengatakan kalau ini kesalah pahaman, takutnya tidak akan ada orang yang percaya.

Su Loran sedang berbaring di ranjang rumah sakit, menatap langit-langit di atas kepalanya dengan kosong. Tidak tahu apa yang dia pikirkan. Setelah beberapa saat, dia menjawab, "Dia yang menyudutkanku sampai seperti ini."

Ada suara tercekat dan tertekan dalam suara itu.

Ibu Su Loran terkejut sesaat, dia buru-buru bertanya, “Sebenarnya ada apa? Masalah sebesar ini, kamu bisa-bisanya menyembunyikan dariku!”

Mata Su Loran sudah penuh air mata, dia pun menceritakan mengenai Ahmed yang mengancamnya berulang kali memaksanya untuk mempunyai hubungan dengannya. Dia mengatakan semua ini pada ibunya.

Setelah mendengarkan, Ibu Su Loran jatuh ke dalam perenungan singkat, dan kemudian bertanya, "Maksudmu, masalah kali ini Ahmed yang meledakkan dan menyebarkannya?”

“Kalau tidak terus? Selain dia, siapa lagi coba!” kata Su Loran dengan mata memerahnya, dia berkata dengan marah, “Bagaimana mungkin bisa kebetulan seperti itu. Kami baru keluar dari hotel lalu kebetulan sekali berpapasan dengan nyonya Xu. Siapapun juga tahu kalau dia akan segera menggantikan posisi Komandan Xu. Hubungan mereka berdua cukup menguntungkan. Jika tidak ingin hal ini tersebar, cukup dengan mengatakannya saja. Ahmed orang licik ini. Dia hanya tidak ingin aku menikah dengan orang lain, dia ingin terus memilikiku!”

Setelah mendengarkan itu, Ibu Su Loran berpikir sejenak. Walaupun suasana hatinya tidak begitu emosi seperti Su Loran, dia malah memberikan ide, “Seorang pria akan ingin terus memiliki seorang wanita hanya karena dia jatuh cinta kepada wanita itu. Sudah berlalu selama bertahun-tahun, Ahmed masih saja tidak bisa melupakanmu sedikitpun, dia termasuk pria yang lama mencintai seseorang.”

“Terus mau gimana, Begitu Rendi kembali ke keluarga Sunarya, Ahmed sudah menjadi tidak berharga lagi. Dulu aku sama sekali tidak menganggapnya, apalagi sekarang dengan situasi ini, pria yang memiliki seorang istri dan anak.”

Kata Su Loran dengan jijik.

Ibu Su Loran mengerutkan kening, mengulurkan tangan menepuk tangan anaknya.

“Kamu kira kamu masih sama dengan kamu yang dulu? Dulu, kamu masih berumur dua puluh tahunan. Sekarang kamu akan segera berumur tiga puluh. Pria tampan dan mapan yang seumuranmu sekarang ini, kalau tidak sudah menikah ya sudah bertunangan. Mana ada posisi lain untukmu. Masa muda wanita itu adalah adalah yang paling bagus yang perlahan akan hilang dimakan waktu.

Apalagi, masalahmu dengan Ahmed ini sudah tersebar luas dimana-mana. Beberapa ibu-ibu kaya raya yang awalnya punya minat denganmu, sekarang sudah mulai menolakku dengan sopan. Pilihannya tinggal menikah di tempat yang jauh atau menikah dengan orang yang tak kaya. Kalau tidak, kamu pasti akan sulit untuk menikah dan tinggal di kota Jing ini.”

“Kamu tidak mungkin menyuruhku meneruskan hubungan yang tidak jelas dengan Ahmed kan. Menjadi selingkuhannya yang tidak akan pernah diperlihatkan ke dunia luar!” kata Su Loran dengan suasana hati yang mulai tidak tenang. Dia berusaha duduk dari tempat tidurnya.

Begitu dia bergerak, dia tanpa sengaja menarik tulang rusuk yang patah, dia merintih kesakitan dan sampai berkeringat dingin.

“Kamu pelan sedikit dong. Hati-hati dengan lukamu.” Kata Ibu Su Loran langsung membantu memapahnya. Setelah meletakkan bantal yang empuk dan lembut dengan hati-hati di belakang pinggangnya, dia berkata, “Kamu dasar anak ini ya, kenapa sekarang suka sekali meledak-ledak sih. Jika nanti lukamu tidak sembuh sempurna bagaimana, kedepannya tidak perlu kamu berpikir untuk menari lagi.”

Wajah kesakitan Su Loran semakin pucat, dia menggigit bibirnya dan tak mengatakan apapun.

Ibu Su Loran mengulurkan tangan menepuk pundak Su Loran mencoba menenangkan dan menghiburnya, Dia menghela napas panjang lalu berkata, “Su Loran, Aku tahu harga dirimu lebih tinggi dari langit. Tapi sekarang tidak sama dengan dulu, Hubungan keluarga kita dengan keluarga Sunarya tidak sedekat dulu. Nyonya-nyonya kaya itu adalah orang yang cerdas, tapi sangat berbisa. dan mereka tidak lagi peduli kepada ibu dan kamu seperti dulu. Sekarang pilihan yang bisa kamu pilih hanya sedikit. Apa jangan-jangan, kamu benar-benar ikhlas melepaskan kehidupan mewah dan megah di kota Jing lalu pergi menikah dengan orang jauh di luar kota ini?”

“Bahkan jika aku tidak menikah, aku juga tidak akan terus punya hubungan tidak jelas dengan Ahmed.” Kata Su Laron dengan emosi.

“Hubungan kalian ini sudah seintim ini. Ditambah lagi, Ahmed yang punya latar belakang hebat yang sangat arogan dan berkuasa, dia tidak akan dengan mudah melepaskanmu. Dari pada seperti itu, lebih baik kamu berusaha untuk mendapatkannya saja.” kata Ibu Su Loran.

“Dia itu pria yang sudah punya istri, Apa yang harus didapatkan darinya?”

“Tentu saja posisi nyonya Ahmed.” Kata Ibu Su Loran lalu melanjutkan lagi, “Hubungan suami istri Ahmed tidak baik. Ini adalah rahasia umum di lingkaran kita. Dia juga mencintaimu gila-gilaan. Bercerai demi kamu, itu bukanlah hal yang tidak mungkin.”

“Dia tidak pernah berkata ingin menikahiku.” Kata Su Loran yang jelas tidak sepercaya diri Ibunya.

“Dasar anak bodoh.” Ibu Su Loran geleng-geleng kepala lalu tersenyum dan berkata, “Pria tidak memandang penting buku nikah. Kamu sekarang sudah jadi wanitanya. Menikahi atau tidak apa bedanya. Jika kamu ingin hubunganmu lebih maju selangkah lagi, maka cara terampuh dan langsung adalah mendapatkannya dengan hamil.”

Begitu mendengar ibunya berkata seperti itu, Wajah Su Loran langsung memerah dan sangat malu. Tapi kemudian dia terpikirkan sesuatu, lalu geleng-geleng kepala dan berkata, “Setiap kali bercinta dengannya, dia selalu menggunakan pengaman. Aku sama sekali tidak punya kesempatan.”

“Dasar kamu ini, sejak kapan jadi sepolos dan selugu ini. Dia menggunakan pengaman, apa kamu tidak bisa gitu mencari trik lain. Semua alat pengaman kehamilan, tidak semuanya aman seratus persen. Selama kamu bisa hamil, mana mungkin dia berani menyuruhmu menggugurkannya. Ingat tidak bagaimana Clara naik ke posisi nyonya Sunarya? Bukankah juga dengan menggunakan cara ini. Wanita itu lebih licik darimu.”

“Dia sudah punya anak dengan Talia. Aku tidak ingin menjadi ibu tiri. Merasa jijik dan menggelikan.” Kata Su Loran mengerutkan keningnya.

Ibu Su Loran menghela napas berat, kondisi Su Loran sekarang ini, mana bisa memilih-milih seenaknya.

“Jika Ahmed dan Talia bercerai. Menurutku Talia akan membawa pergi anak perempuannya. Jikapun Talia tidak ingin anaknya, kamu anggap saja mengasuh bayi anjing atau kucing. Memberinya makan lalu di masa depan segera nikahkan dia dan mengusirnya dari rumah. Hal ini tidak perlu kamu khawatirkan.”

“Ibu...” Su Loran mau mengatakan sesuatu lagi, tapi ucapannya langsung dipoting oleh ibunya.

“Su Loran, ibu hanya punya kamu putri kesayangan ibu. Mana mungkin aku ingin menyelakaimu. Kamu sekarang yang paling penting adalah segera menyembuhkan semua luka di tubuhmu agar normal kembali. Jangan mengacau lagi, berhubungan baiklah dengan Ahmed. Selama kamu bisa hamil anaknya, lalu angsung hamil seorang putra maka tidak perlu kamu yang membuka mulut, Ahmed sendiri pasti akan langsung bercerai demi kamu dan anakmu.”’

Su Loran merapatkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa, tidak mengatakan iya, tapi juga tidak menolak atau membantah.

Bahkan jika harga diri Su Loran lebih tinggi dari langit, dan dia juga tidak menyukai Ahmed. Tapi pada akhirnya dia tetap harus menundukkan kepala dengan kenyataan.

Hari kedua setelah kejadian Su Loran, Ahmed datang mengunjungi Su Loran di rumah sakit.

Pada saat ini, Ibu Su Loran sedang duduk di samping tempat tidur mengupas jeruk, Ahmed mengetuk pintu dan berjalan masuk ke bangsal, Ibu Su Loran menyambutnya dengan hangat.

“Ahmed datang ya.” Ibu Su Loran berdiri, memberikan bangkunya itu kepada Ahmed, dan berkata sambil tersenyum, “Su Loran dan aku baru saja membicarakanmu. Ketika kalian masih muda dulu, hubungan kalian paling baik. Aku ingat, kamu dulu paling suka menarik kuncir Su Loran. Pernah sekali, dia sampai menangis karena ditarik rambutnya.”

“Benarkah, sudah lama sekali. Aku tidak terlalu ingat.” Jawab Ahmed.

“Kalian mengobrollah, aku kebetulan mau pergi ke kantor dokter dulu.” Selesai bicara, Ibu Su Loran pun meninggalkan bangsal memberikan mereka berdua ruang untuk berdua sendiri.

Ahmed duduk di samping tempat tidur Su Loran dan menatap Su Loran dengan datar.

Su Loran memang sangat menyedihkan sekarang. Satu kaki menggantung di tempat tidur, ada luka di wajahnya. Dia berbaring di sana, seperti boneka kain yang rapuh.

Su Loran memandangnya. Air mata tampak memenuhi matanya, tampak sangat tersudut dalam kesedihan.

Ada keheningan singkat di antara mereka, Su Loran berbicara lebih dulu, terdengar suara tertekan dalam suaranya, "Kamu telah membuatku menyedihkan seperti ini. Apa kamu sekarang sudah puas!” Ahmed, atas dasar apa kamu melakukan semua ini padaku!”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu