Suami Misterius - Bab 867 Rain Of Qingming Festival

Kebaikan yang jarang, Clara pun mengulurkan tangan dan memilih erhu, biola China.

Clara menarik bowed nya, mencoba suaranya.

Erhu ini lumayan bagus, suaranya sangat jelas dan memikat.

"Apa kamu mau memanikan lagu two springs reflecting the moon?” kata Rudy.

Clara menggelengkan kepalanya, two springs reflecting the moon itu lagu yang sangat terkenal. Kemampuannya memainkan erhu tidak begitu ahli jadi kalau seandainya ada yang salah ketika memainkannya, sungguh memalukan.

Dia duduk di kursi kayu sederhana lalu menarik bowednya. Musik yang halus mengallir terdengar dari pergesekan antara bowed dan senar itu, yang dimainkan adalah lagu Rain of Qingming Festival.

Di London, sebuah kota yang penuh dengan gaya Eropa, saat ini diiringi dengan lantunan musik gaya China, anehnya tidak terasa ada sedikitpun ketidakharmonisan dalam percampuran itu.

Musik berdesir di permukaan Sungai Thames dengan gelombang biru dan cahaya yang berkilauan, samar-samar terasa artistik dan begitu indah.

Angin sungai meniup sudut rok putihnya dan juga rambut hitamnya. Membuat diri Clara jadi terlihat seperti dewi yang sedang dihembus angin, benar-benar terlihat sangat cantik sekali.

Rudy menggandeng Rudy berdiri menikmati pemandangan di depannya. Untuk sesaat, tatapan Rudy terkunci kepada Clara dan pandangan matanya sama sekali tidak teralihkan oleh apapun.

Pada saat ini, Clara juga sedang menatapnya. Mata mereka saling bertemu, mata Clara yang jernih bagaikan bintang di gelap malam, bersinar begitu lembut dan menghangatkan. Dia menatap Rudy yang juga tersenyum. Seketika itu Rudy merasa Clara adalah warna yang sangat indah, begitu cantik sekali.

Senyum Clara ini benar-benar cantik dan memabukkan sekali.

Kecantikan seorang wanita tidak hanya bergantung pada paras wajahnya tapi yang paling banyak karena keindahan hati yang ditunjukan. Sedangkan Clara adalah wanita yang cantik hati dan wajahnya.

Clara yang langsing di sana bagaikan tubuh yang memancarkan cahaya yang indah, bahkan Sungai Thames menjadi latar belakang pemandangan ini.

Beberapa turis Tiongkok rupanya mengenali Clara, semuanya mengeluarkan ponsel mereka untuk mengambil gambar dan video Clara.

Walaupun Clara adalah publik figur. Tapi, dia tidak keberatan. Dia berdiri dengan murah hati dan membiarkan orang lain mengambil gambar maupun videonya.

Setelah musik berakhir, tepuk tangan meriah di sekelilingnya terdengar begitu saja.

Clara tersenyum, lalu mengembalikan erhu kepada salah satu kakek tua. Dia tidak lupa berjabat tangan dengan kakek-kakek tua di band itu.

Lalu, dia kembali ke samping Rudy dan Wilson.

“Bagaimana?” Tanya Clara dengan bangga dengan wajah manjanya.

Rudy tersenyum hangat, memeluknya dengan lembut, "Sangat cantik."

“Aku juga berpikir makna dan suasana lagu itu juga sangat cantik.” Kata Clara sambil menggandeng tangan Rudy. Dia ternyata jelas-jelas salah mengartikan jawaban Rudy.

Rudy menatapnya dengan hangat, tersenyum tapi tidak menjelaskan apapun.

Wilson mengulurkan kedua tangan kecilnya lalu memeluk pinggang Clara. Dia berkata dengan bangganya, “Mama hebat sekali.”

Clara tersenyum lalu mengulurkan tangan mencubit pipi Wilson, ibu dan anak itu kembali ribut dengan riangnya.

Satu keluarga itu terus berjalan di sepanjang Sungai Thames, berbicara sambil tertawa bahagia. Lagu dari erhu barusan hanyalah cuplikan adegan kecil saja.

Setelah bermain seharian di luar, satu keluarga itu pun akhirnya malam baru pulang ke hotel.

Ketika melewati lobi hotel, Rudy kebetulan bertemu rekan bisnisnya dulu.

Rekan bisnisnya yang dulu itu sangat bersemangat dan ramah sekali, dia menjabat tangan Rudy terus-menerus bicara.

Clara yang mendengarkan di samping jadi sangat mengantuk. Setelah dia tersenyum dan menyapa orang itu, dia pun membawa Wilson kembali pulang duluan.

Dia menggandeng anaknya naik lift ke lantai atas.

Wilson memegang secangkir jus hangat di tangannya, meminumnya sambil berjalan.

Setelah lift sampai, suara ting tong terdengar dan dua pintu lift terbuka perlahan.

Clara memggandeng Wilson keluar dari lift, berjalan sambil berkata, “Sekarang sudah malam. Setelah sampai kamar, mandilah lalu tidur ya? besok kita akan keluar jalan-jalan lagi.”

“Mama, aku tahu.” kata Wilson mengangguk dengan patuhnya.

Ibu dan anak itu berjalan sambil bergandengan tangan. Ketika melewati sebuah belokan, kebetulan ada dua gadis yang lewat. karena belokan itu menghalangi pandangan mata, lalu langkah kaki dua gadis itu begitu cepat dan terburu-buru, ditambah dengan respon yang terlambat, akhirnya dua gadis itu langsung bertabrakan dengan Clara dan Wilson.

Wilson menabrak salah satu gadis itu, jus jeruk yang ada di tangannya terciprat begitu saja dan tidak bagusnya adalah cipratan itu mengenai mantel putih yang dikenakan gadis itu.

“Oh! Oh my god!” teriak gadis itu dengan suara yang berat dan tajam. Dia mengulurkan tangannya mendorong Wilson menjauh.

Bagaimana pun juga, Wilson masih anak-anak sehingga tidak ada kewaspadaan apapun. Saat didorong dia tidak sadar dan karena berdiri tidak seimbang, dia langsung jatuh ke lantai. Jus di tangannya tumpah dan pakaian di bagian dadanya basah.

Wilson jelas-jelas kesakitan karena jatuh. Matanya sudah memerah, tapi dia memaksa diri untuk tidak menangis sehingga jadi terlihat seperti anak yang benar-benar sedih dan menderita.

“Wilson!” Clara bergegas berjalan cepat ke samping Wilson. Dia dengan paniknya memeluk anaknya yang jatuh di lantai, lalu memeriksa tubuh Wilson apa ada yang terluka. Untung saja, Wilson tidak terluka, hanya telapak tangannya tergores kulitnya.

“Mama, Aku baik-baik saja. Aku kan laki-laki sejati yang tangguh.” Kata Wilson dengan mata yang memerah. Padahal jelas-jelas hatinya sakit tapi masih saja tidak lupa untuk menenangkan dan menghibur Clara dulu.

Clara memeluknya dengan hati yang sedih. Dia mengulurkan tangan dan mengelus kepala Wilson.

Bagaimana pun juga karena sedang di negara asing, jadi Clara tidak ingin membuat masalah apa-apa. Dia berharap masalah kecil atau besar semuanya akan selsai begitu saja. Tapi, belum sempat dia bicara, gadis itu malah lebih dulu memaki.

Gadis yang di depan kelihatannya adalah keturunan campuran. Wajahnya wajah asia dengan bahasa inggris yang sangat fasih sekali. Hanya saja, ucapan yang dia katakan sangat tidak enak didengar.

“Mata kalian dimana sih? Kalian tahu tidak, siapa aku hah. Berani sekali menabrakku? Apa kalian tahu bajuku ini mahal sekali hah!”

Gadis lain di sebelahnya kelihatan sekali kalau orang asia. Rambut hitam dan kulit kuning, bertubuh pendek dan berparas biasa saja. Matanya tidak berhenti melirik Clara dan Wilson dari atas ke bawah.

Clara dan Wilson saat ini sedang mengenakan pakaian keluarga ibu dan anak. Jadi tidak terlihat mereknya. Sehingga mereka secara otomatis dilabeli dengan kata ‘miskin’

“Petty, kamu baik-baik sajakan? Benar-benar sial sekali. Bajunya kotor. Dua orang kurang ajar, entahlah apa mereka bisa ganti rugi atas ini cih.” kata gadis yang satunya.

Ucapan mereka ini membuat Clara langsung emosi dan marah.

Clara menggendong Wilson lalu menundukkan kepala memandang dengan tajam dan dingin ke kedua gadis itu.

Gadis keturunan campuran itu mengenakan mantel putih, tampak noda jus buah di pakaian itu tapi bukan berarti tidak bisa dihilangkan.

"Mantel Chanel musim tahun lalu bernilai sekitar 10.000 poundsterling tahun lalu. Hari ini harusnya sudah tidak berharga sama sekali.” kata Clara dengan bahasa inggris ala Amerika yang sangat fasih sekali. Nada suaranya perlahan terdengar menghina.

"Aku bisa ganti rugi atas pakaianmu itu. Namun, kamu yang mendorong putraku dan mengakibatkan dia terluka. Biaya dokter dan juga biaya sakit mental juga harus dihitung sedetail dan sejelas-jelasnya. Aku akan menyuruh pengacara untuk menemui kalian.”

Clara selesai berbicara dan berjalan ke kamar dengan Wilson di dekapannya. Setelah beberapa langkah, dia sepertinya teringat sesuatu, dia pun berhenti lalu menoleh dan berkata kepada mereka, "Kedepannya jangan sampai membiarkanku melihat atau bertemu lagi dengan kalian. Kalau tidak, aku tidak akan bisa menahan diri untuk memukul kalian.”

Kali ini, dia menggunakan bahasa mandarin. Dia memastikan kalau mereka paham apa yang dia ucapkan.

Benar saja, setelah mendengar itu, wajah kedua gadis itu langsung berubah tidak menyenangkan.

Clara kembali ke kamar. Pertama kali yang dia lakukan adalah mencari kotak obat. Lalu dia membersihkan luka di telapak tangan Wilson dengan alkohol pembersih luka.

Setelah menangani luka Wilson, Clara mengangkat tangan Wilson kemudian meniup-niupnya.

“Wilson, apa sakit?”

Wison mengernyit, mengedipkan mata besar indahnya. Merapatkan mulut tak bicara.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu