Suami Misterius - Bab 837 Aku Berharap Seperti Begini

“Kamu telah merencanakan semuanya, apa lagi yang kamu ingin aku lakukan?” Su Loran bersikap dingin, tidak sabar ingin pergi menjauhi pria ini, mengapa dulu dia tidak tahu pria ini begitu mengerikan?

Dia berharap Clara mati, tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk menyiksa seseorang sampai mati.

"Sekarang Clara sama sekali tidak tahu apa-apa tentang cedera Rendi, tentu harus ada seseorang yang memberitahunya." Ahmed berkata dengan tegas.

“Kamu ingin menyuruhku mengatakannya?” Selesai mendengar, Su Loran langsung mendorongnya pergi. "Kalau Rudy tahu aku yang mengatakannya, dia pasti akan membunuhku."

Su Loran tidak bodoh, dia tidak akan membuat sesuatu yang akan membahayakan dirinya.

"Tentu tidak harus kamu yang mengatakannya, lagipula kalau kamu mengatakannya, Clara belum tentu akan percaya. Ada orang yang lebih cocok daripada kamu." Ahmed berkata.

“Siapa?” Su Loran bingung.

"Ibunya Markal."

"Dia hanyalah seorang wanita tua yang sakit, bagaimana bisa menggosip." Su Loran berkata.

"Wanita tua itu tidak sabar ingin meminta putranya menikahimu secepat mungkin dan melahirkan seorang cucu. Selama kamu memberitahunya bahwa putranya jatuh cinta dengan seorang wanita yang sudah menikah, dia tentu tahu bagaimana melakukannya." Ahmed terlihat sangat yakin.

Su Loran mengangguk, dia dapat menangani Ibu Chen dengan mudah. Selain itu, meskipun terjadi sesuatu, Rendi juga tidak dapat menyalahkannya.

“Baiklah, aku tahu.” Su Loran mengangguk dan setuju.

Ahmed melihatnya begitu pengertian, dia menariknya dan menundukkan kepala mencium di lehernya, tapi tidak meninggalkan jejak. Bagaimanapun, Su Loran masih harus menjadi wanita baik di depan Markal dan ibunya.

"Kamu tenang, setelah masalah ini selesai, aku tidak akan mencarimu lagi. Kamu dapat menjadi Nyonya muda Chen dengan nyaman." Ahmed berjanji.

Su Loran mengangguk, "Aku berharap bisa seperti yang kamu katakan."

Selesai berkata, dia mendorongnya pergi dengan tidak sabar dan berjalan menuju ke pintu. "Sudah selesai bicara, aku harus pergi."

Ahmed mengangguk dan mengeluarkan kunci elektronik dari laci meja samping tempat tidur. Tetapi sebelum membuka kunci, dia berkata lagi, "Aku tidak terbiasa memakai kondom, kamu harus ingat memakan obat, aku tidak berharap muncul seorang anak haram."

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Su Loran terlihat dingin bagaikan es, setelah berkata, dia berbalik dan bergegas keluar.

……

Pada saat yang sama, Clara masih belum tahu Rudy terluka, dan tidak tahu dirinya akan dijebak.

Dia sedang memeluk putranya di ranjang kecil, memegang buku dongeng di tangannya, dan menceritakan kisah untuk si kecil.

Wilson berada di dalam pelukan ibunya, matanya yang hitam dan indah menyipit, dia sudah ngantuk.

Clara membalik halaman buku, menceritakan dongeng dengan nada lembut.

"Pohon dan layang-layang. Layang-layang berbentuk elang jatuh di atas pohon, cabang pohon melilitnya dengan erat. Pohon sangat senang memiliki layang-layang elang. Layang-layang elang berjuang dan tidak merasa bahagia sama sekali. Matahari terbit dan terbenam, angin menghembus dan turun hujan, layang-layang elang perlahan-lahan memudar, dia menghela nafas dan berpikir: Dalam hidup ini, aku tidak punya kesempatan untuk terbang lagi, setelah mendengar desahan layang-layang, pohon melepaskannya, layang-layang elang terbang menjauh, dan menghilang dari pandangannya, pohon merasa enggan tapi sangat bahagia."

Selesai membacakan cerita, Clara terdiam sesaat.

Dia berpikir, kalau dia adalah pohon, maka Rudy adalah layang-layang elang. Rudy harus membentangkan sayapnya dan terbang tinggi, bukan menemaninya terjebak di cabang.

Rudy memiliki keyakinan dan ambisinya, kalau seorang pria tidak memiliki ambisi untuk terbang ke langit, hidupnya akan perlahan-lahan memudar. Dia tidak boleh begitu egois, demi kebahagiaannya sendiri, menyusahkan Rudy.

“Bu, mengapa berhenti bercerita, masih ada begitu banyak cerita.” Wilson berkata.

Clara menundukkan kepala, melihat Wilson membuka lebar mata menatapnya.

Clara tersenyum, mencium pipi putranya dengan lembut, terus membalik halaman buku dongeng di tangannya, dan terus membacanya.

Setelah selesai membaca, Wilson juga tertidur.

Clara keluar dari kamar anak-anak dan kembali ke kamar tidur utama.

Kamar tidurnya sepi dan dingin, Clara duduk di samping ranjang, tiba-tiba dia sangat rindu dengan Rudy, jadi dia insomnia lagi.

Clara bolak-balik di ranjang, tidak bisa tidur sampai subuh.

Sus Rani melihatnya tidur nyenyak, dia tidak membangunkannya, langsung mengantar Wilson ke taman kanak-kanak.

Clara tidur sampai sore hari, langsung melewatkan sarapan dan makan siang.

Sus Rani selalu berkata dia terlihat agak kurusan, jadi setiap hari memasakkan makanan lezat. Clara mengulurkan tangan mencubit wajahnya sendiri, dia merasa dirinya sepertinya bertambah gemuk.

Bagaimana kalau Rudy kembali, melihat dirinya agak gemukan dan merasa jijik?

Clara ingin menurunkan berat badan, tetapi dia tidak bisa menahan diri melihat meja yang penuh dengan makanan lezat...... Ini kesalahan Sus Rani, mengapa masakannya begitu lezat.

“Makanlah lebih banyak, lihat dirimu, betapa kurusnya kamu.” Sus Rani masih terus mengambilkan lauk untuk Clara.

"Sus Rani, apakah kamu yakin matamu baik-baik saja? Wajahku telah menjadi bulat."

“Dagu runcing seperti ini, bagaimana menjadi wajah bundar? Emangnya cermin di kamarmu adalah kaca pembesar!” Sus Rani berkata.

Clara: “.......”

Dia sedang menggigit paha ayam, ponselnya tiba-tiba berdering.

Tamtam yang meneleponnya, akhir pekan ini adalah hari ulang tahun Aeris, Clara telah menyiapkan hadiah ulang tahunnya, dia rencana akhir pekan ini ingin membawa Wilson ke sana.

Tamtam malah berkata: "Ayahku dan ibuku sudah tua masih sangat romantis. Keduanya akan melakukan perjalanan ke Eropa pada akhir pekan, pesta ulang tahun diubah menjadi hari ini, aku akan mengirimkan alamat hotel padamu, jangan lupa untuk membawa Wilsonl."

Setelah menutup telepon, Clara mengganti pakaian yang berwarna cerah, merias wajah, kemudian pergi menjemput Wilson di taman kanak-kanak.

Ezra selalu sangat mencintai dan menghormati istrinya, meskipun ulang tahun istrinya tidak pernah dilaksanakan dengan meriah, tapi tetap akan mengundang saudara, dan menghibur menyenangkan istrinya.

Clara pergi ke hotel sesuai dengan alamat yang dikirim Tamtam padanya.

Di aula perjamuan kecil sangat ramai, teman-teman dan saudara keluarga Aeris setidaknya ada 40 atau 50 orang.

Aeris mengenakan cheongsam merah panjang tersenyum dan bercanda dengan teman dan saudara.

Clara berjalan menghampirinya, menyerahkan hadiah, dan berkata sambil tersenyum, "Bibi, selamat ulang tahun."

"Nenek, Wilson berharap nenek semakin cantik." Mulut Wilson sangat manis.

“Wilson benar-benar pintar.” Aeris tersenyum mencium Wilson, kemudian menyerahkan pasangan ibu dan anak kepada Ezra. Karena hari ini ada terlalu banyak saudara dan teman, dia harus sibuk melayani orang lain.

“Kamu bermain sebentar dengan Wilson, aku akan pergi ke toilet.” Clara memegang rambutnya yang panjang, dia terlalu banyak meminum sup ayam di siang hari, jadi selalu ingin masuk ke toilet.

Dia menginjak sepatu hak tinggi dan berjalan keluar dari ruang perjamuan, toilet berada di ujung balkon di sebelah ruang perjamuan.

Clara keluar dari toilet dan berdiri mencuci tangan di wastafel, tiba-tiba pintu toilet buka dan tutup, Ibu Chen masuk ke dalam.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu