Suami Misterius - Bab 699 Rencana Dan Strategi

Altria masih belum selesai bicara, tiba-tiba suara di belakangnya memutuskan pembicaraannya.

“ Altria, kamu diam !”

Altria menoleh ke belakang, tidak tahu sejak kapan nenek Sunarya, Bahron dan Ardian, beserta nyonya kedua Sunarya telah berdiri di depan pintu ruang makan.

Ekspresi nyonya kedua Sunarya sangat tidak tenang, dia buru-buru menghampiri sisi Altria, lalu menarik sekilas pada lengan Altria dan berkata, “Kamu ya, otakmu kenapa pula, bicara sembarang apanya.”

nyonya kedua Sunarya memaki Altria, lalu menoleh menatap Clara, akhirnya tersenyum paksa dan berkata :”Clara, umur Altria masih kecil, makanya tidak tahu etika, kamu jangan marah padanya.”

“Umurnya masih kecil ?

Seandainya aku tidak salah ingat, umur Altria seharusnya lebih kecil beberapa bulan saja dari aku.

Kelihatannya, umur tidak terlalu pengaruh terhadap etika.”

Clara selesai bicara dan menyeka mulut sendiri, lalu menoleh ke arah Wilson, tersenyum lembut dan tanya :”Sudah kenyang ?”

“Iya.”

Wilson mengangguk, lalu melompat turun dari kursi.

“Ayo, Mama antar kamu ke TK.”

Clara menggandeng tangan Wilson, lalu berjalan keluar ruang makan.

Pada saat Clara dan Wilson melewati sisi nenek Sunarya dan Bahron, Wilson menyapa mereka dengan nada sopan, bagaikan anak kecil yang sangat tahu etika.

nenek Sunarya memeluk Wilson dengan penuh kasih sayang, setelah Clara dan Wilson keluar rumah, senyuman di wajah nenek Sunarya hilang seketika.

Pada saat ini, pembantu buru-buru berjalan keluar dari dapur, tangannya sedang menopang baki, makanan di atas baki adalah cake, telur mata sapi, salad buah dan susu stroberi.

“Nona, sarapan Anda di sini.

Makanan tuan muda Wilson lain dari ini.”

Altria melihat makanan di atas baki, ekspresinya sangat canggung.

Oleh sebab itu dia hanya bisa memaki pembantu tersebut.

“Sudah berapa lama aku berdiri di sini, kenapa baru mengantar makanannya, bagaimana cara kerja kalian ?

Tidak mau bekerja lagi ya !”

Altria mengangkat dagu sambil memaki.

“ Altria, diam.”

nyonya kedua Sunarya tidak sanggup menahan lagi, sehingga menegur Altria dengan nada emosi, “ Bibi Liu sudah lama bekerja di sini dan juga lebih tua dari kamu, kamu tidak boleh berbicara padanya dengan sikap seperti itu, memang kurang ajar sekali.”

“Kalau memang kurang ajar, bawa pulang dan mengajari di rumah saja.”

nenek Sunarya berkata dengan tanpa emosional, namun maksud untuk mengusir sudah sangat jelas.

nyonya kedua Sunarya juga sangat tahu diri, sehingga dia sambil minta maaf, sambil menyuruh Altria membereskan barang di dalam kamarnya.

Altria terus menyebut kata ‘anak haram’ dan ‘wanita jalang’, namun nenek Sunarya tidak berkata kasar, jelasnya sudah menjaga harga diri mereka.

…. Pada saat ini, Clara menggandeng Wilson berjalan keluar dari villa.

Mobil Jeep Wrangler Rudy sudah menanti di depan pintu villa.

Jendela mobil di sisi tempat pengemudi sedang terbuka, satu tangan Rudy sedang memegang stering, satu tangannya lagi terletak di luar jendela, ujung jari tangan tersebut sedang menjepit sebatang rokok.

“Papa !”

Wilson menggendong tas ransel yang kecil sambil berlari ke arah Rudy.

Rudy melihat mereka berdua, wajahnya langsung memaparkan senyuman lembut.

Rudy mendorong pintu dan turun dari mobil, dia membuang puntung rokok ke lantai dengan sembarangan, lalu membungkuk pinggang dan memeluk anaknya ke dalam pelukan.

Clara tersenyum sambil berjalan ke sisi Rudy, lalu bertanya dengan nada bercanda, “Tuan Sunarya yang antar ya ?”

“Iya, hari ini Wilson pertama kalinya masuk TK baru, lebih cocok kalau aku yang antar.”

Rudy selesai bicara, lalu melirik Clara dengan tatapan dalam, “Tersenyum bagaikan kucing yang berhasil mencuri makan, berbuat jahat ya ?”

Clara tersenyum dan menggerakkan pundak sendiri, dia tidak menjawab pertanyaan Rudy namun juga tidak mengelaknya.

Setelah itu, mereka bertiga masuk ke dalam mobil, mobil perlahan-lahan berkendara keluar halaman villa.

TK baru Wilson adalah sebuah TK negeri berbintang lima, lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah Sunarya.

Jalan raya di kota pada pagi hari selalu terpenuhi oleh kendaraan, kecepatan bergerak untuk mobil sama saja seperti tidak bergerak.

Sementara itu, di depan pintu TK penuh dengan orang tua yang antar jemput anaknya, keadaannya sangat ramai, sehingga mobil Rudy hanya bisa berhenti di jalan raya depan TK.

Clara adalah seorang artis, tidak cocok apabila mengantar anaknya dengan terus terang, sehingga hanya bisa menunggu di dalam mobil.

Sebelum Wilson turun dari mobil, Clara masih khawatir dan terus mengingatkannya, “Wilson, hari pertama masuk ke TK, harus dengar kata-kata guru dan bermain sama teman-teman lain, ada lagi, tidak boleh memilih lauk saat makan, mengerti ?”

“Mengerti, Mama, aku bukan anak kecil lagi.”

Wilson mengangkat wajah kecilnya sambil menjawab.

Clara :”…..” Clara menatap Rudy yang menggandeng tangan Wilson, mereka menyeberangi jalan dan masuk ke dalam pintu TK.

Tidak lama kemudian, Rudy pulang sendiri ke dalam mobil.

Setiap kali mengantar Wilson ke TK, Clara selalu memiliki perasaan yang dalam, tanpa disadari, anaknya telah bertumbuh besar.

Rudy malah tidak banyak berpikir, dia menyalakan mesin mobilnya, mobilnya berkendara di atas permukaan jalan raya dengan kecepatan stabil.

“Tidak ada yang mau dikatakan ya ?”

Rudy sambil membawa mobil, sambil bertanya pada Clara, nadanya sangat santai.

“Bilang apa ?

Masalah Altria ?”

Clara memiringkan kepala dan menoleh ke arahnya, sama sekali tidak bermaksud untuk menghindari atau menyembunyikan apapun terhadap Rudy.

Dia sama Wilson menyantap makanan sarapan yang persis dengan Altria, lalu memancing emosi Altria pada waktu yang tepat, dan membuat nenek Sunarya dan Bahron mendengar kata-kata Altria yang begitu tidak sopan, serta menyuruh pembantu mengantarkan sarapan yang persis pada belakangan untuk mempermalukan Altria.

Semua ini tentu saja bukan kebetulan, malahan strategi yang telah direncanakan oleh Clara.

Clara tidak ada kesabaran untuk tinggal bersama orang yang terus mencari masalah padanya, sehingga hanya bisa memanfaatkan sedikit trik licik untuk mengusir Altria.

Rudy tersenyum keceplosan dengan tampang tidak berdaya, “Dia hanya gadis kecil yang belum dewasa, buat apa mempedulikan dirinya.”

“Hanya kalian saja yang anggap dia gadis kecil.

Saat aku sebesar dia, Wilson bahkan sudah bisa berlari.”

Clara berkata dengan nada penuh kebenaran.

Rudy :”……” Dia tidak bisa membantah apapun.

Mobil terus berkendara di atas jalan, mereka juga tidak melanjutkan topik pembicaraan ini lagi.

Setelah keheningan sejenak, Rudy bertanya dengan nada lembut :”Waktu dekat ini ada rencana apa ?”

Clara mengeluh ringan dan menjawab :”Beberapa hari lagi ada pemotretan iklan, seminggu lagi ada pertunjukan.

Lalu ada kesempatan berperan di sebuah film, akan tetapi, aku bukan wanita pemeran utama yang diinginkan sutradara, perannya masih dalam perjuangan.

Terus ada sebuah pertunjukan nyata di luar gedung, bayarannya sangat tinggi, tetapi pertunjukan seperti ini bisa jadi akan terluka, aku masih mempertimbangkan.

Selesai laporannya, suamiku.”

“Butuh bantuan ?”

Rudy bertanya.

Clara menggeleng kepala, lalu tersenyum manis dan menjawab :”Tidak harus dapat juga, tidak mau memanfaatkan hubungan internal.”

Rudy tersenyum keceplosan, satu tangannya sedang memegang stering, satu tangannya lagi mengelus rambut Clara.

“Kalau hari ini, ada rencana mau buat apa ?”

Rudy bertanya lagi.

“Sementara tidak ada urusan, ingin jalan-jalan.”

Clara menjawab dengan nada malas.

“Baik, kalau begitu aku bawa kamu jalan-jalan.”

Rudy memutar stering, lalu membalik arah di persimpangan jalan.

Akhirnya mobil Rudy berhenti di depan pintu sebuah restoran teh tradisional.

Setelah selesai parkir mobil, mereka turun dari mobil secara bergiliran, Rudy menggandeng Clara sambil berjalan masuk ke dalam restoran teh, dia sambil berjalan, sambil menceritakan sejarah kepada Clara.

Wajah Clara sedang tertutupi masker, namun tidak memakai kacamata hitam maupun topi, dekorasi gaya klasik di dalam restoran teh sudah terpapar di depan matanya.

Mereka memilih tempat duduk di pertengahan ruangan, seorang pelayan pria yang mengenakan pakaian klasik sedang menuangkan air untuk mereka, dan melayani dengan ramah tamah.

Rudy memesan dua poci teh bunga, lalu memesan makanan ciri khas restoran ini dan beberapa makanan ciri khas kerajaan.

Pada sebuah panggung kecil di depan, beberapa orang sedang melakukan pertunjukan musik tradisional.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu