Suami Misterius - Bab 68 Burung Merak Jantan

---ada revisi nama 18/4/2020 dari bab 1---

Clara yang merasa kesusahan pun membantah secara refleks, tetapi tangan Rudy yang berada di pinggang Clara malah mengerat.

Di tengah-tengah ciuman mereka, sebuah suara klakson mobil yang menusuk teling pun berdering dari belakang.

Suara klakson itu benar-benar sangat menusuk telinga, bahkan berhasil membuat Clara merasa agak sadar diri.

Melewati kaca spion, Clara melihat sebuah mobil di belakang mereka. Pengemudi mobil tersebut turun dari mobil dan sepertinya bermaksud mau mancari mereka berbicara.

Meskipun jam sekarang adalah larut malam dan jalan termasuk sepi, tetapi mobil mereka tentu saja juga tidak boleh berhenti di tengah jalan raya begitu saja.

Clara mengedipkan matanya dan pemandangan di depannya adalah dagun Rudy dengan bibir Rudy menempel di bibir Clara, sementara satu telapak tangan Rudy tetap berhenti di kemeja bagian dada Clara.

"Kamu, kamu cepat lepaskan aku" Clara berusaha mendorong Rudy yang menekan di atas tubuhnya dengan wajah memerah yang malu dan panik.

Berbeda dengan Clara yang panik, Rudy duduk kembali dengan tenang dan memegang alat menyetir sebelum menginjak pegal gas. Mobil mereka pun bergerak dengan cepat.

Setelah tiba di rumah, Clara langsung duduk di atas sofa. Clara sudah merasa agak sadar diri, hanya saja kepala dia terasa agak sakit.

"Pergi mandi" Berdiri di depan sofa, Rudy menatap ke Clara dengan ekspresi yang tenang.

Sementara Clara menyandar di atas sofa, sama sekali tidak ingin bergerak.

Untuk Rudy, sangat jarang ada orang yang berani tidak menganggap dan tidak mendengar kata-katanya. Tetapi Rudy tidak marah, dia hanya mengangkat sudur bibirnya dan berkata, "Tidak mau? Atau mau aku yang mandikan kamu?"

Clara melipat kedua tangannya di depan dada secara refleks sebelum melihat ke Rudy dengan ekspresi waspada, "Tidak perlu merepotkan anda, aku akan mandi sendiri"

Clara berjalan ke kamar mandi dengan marah dan menutup pintu dengan suara yang besar, setelah itu suara air mengalir pun berdering dari kamar mandi.

Berdiri di bawah kolom air, Clara melepaskan bajunya dengan tidak puas.

Setelah melepaskan baju, Clara menundukkan kepalanya dan mulai mencuci rambutnya, pada saat tersebut suara ketukan pintu pun terdengar.

"Bajumu aku sudah gantung di depan pintu" Suara Rudy yang tidak beremosi berdering dari luar.

Setelah berkata Rudy pun meninggalkan tempat.

Clara baru lanjut mandi dengan tenang setelah mendengar langkah kaki Rudy meninggalkan tempat.

Di apartemen, Clara tidak memiliki baju untuk mengganti setelah keramas, sehingga dia tetap mengenakan kemeja Rudy setelah mandi.

Setelah mandi, Clara duduk di atas karpet yang berada di depan jendela sambil menatap ke pemandanan luar jendela tanpa berkata apa pun.

Malam yang sunyi ini membuat orang terasa kekosongan di dalam hati.

Clara pun menghela sebuah nafas ringan.

Setelah mendengar suara langkah kaki, Clara menoleh ke belakang dan melihat Rudy menghampirinya dengan semangkuk sup.

"Minum ini untuk hilangkan mabukmu" Rudy memberikan sup kepadanya.

Kali ini, Clara menghabiskan sup tersebut dengan menurut.

Clara meletakkan mangkuk kosong di atas lantai, kemudian dia memeluk kedua kakinya dengan posisi dagunya di atas siku dan lanjut melamun sambil menatap keluar jendela.

"Sedang pikir apa? Jarang-jarang kamu begitu diam" Rudy duduk di sisi Clara sambil menatapnya.

Clara menarik kembali tatapannya dan menoleh ke Rudy, suara jam antik yang berat pun berdering sekali, dua kali, tiga kali.... total 12 kali.

"Sudah jam 12" Clara berkata, "Sekarang sudah tanggal 6 Oktober"

"6 Oktober, ulang tahun kamu" Rudy berkata.

"Kamu tahu ulang tahun aku ya?" Clara merasa agak terkejut.

Pada saat Clara melahirkan Wilson, Rudy ada melihat kartu pasien Clara dan tanggal lahir Clara ada tertera di atas. Karena ingatan Rudy yang bagus, dia mengingatnya dengan jelas. Tetapi karena baru-baru ini terlalu sibuk, Rudy pun melupakan hal tersebut.

Clara mengangkat kepalanya dan menatap ke bulan di luar jendela dengan tatapan yang agak kesepian dan sedih.

"Apakah kamu tahu mengapa namaku adalah Clara? Karena sebelum aku dilahirkan, ayahku sudah melahirkan dua anak gadis bersama wanita lain, ayahku terus berharap aku adalah seorang anak pria. Sayangnya tuhan tidak menuruti harapannya"

"Pada waktu ulang tahunku yang ke-10, Rina dan anak gadisnya datang ke rumahku dan ibuku bercerai dengan ayahku. Pada saat ulang tahunku ke-18, aku tidur bersama pria yang salah. Pada ulang tahunku ke-20, aku disalahkan sebagai seorang pelakor"

"Mungkin kelahiranku merupakan sebuah kesalahan!"

"Kesalahan? Maksudmu kesalahan yang bahagia?" Rudy tertawa dan mengelus kepala Clara dengan sikap yang penuh kasih sayang, "Jangan sembarang berpikir lagi, semua hal dan orang memiliki arti mengapa mereka ada di dunia ini"

Telapak tangan Rudy yang mengelus kepala Clara dibasahi oleh air di rambut Clara.

Setelah mandi Clara tidak mengeringkan rambut, rambut hitamnya yang panjang dibiarkan basah begitu saja.

"Keringkan rambutmu, jangan sampai kedinginan" Rudy berkata.

Clara hanya duduk dan tidak bergerak, dia tidak menyukai nada suara Rudy yang memerintah, dia semakin tidak suka Rudy mengurus semua masalahnya.

"Mau aku bantu kamu keringkan?" Rudy mengangkat alisnya.

Sebelum Clara sempat menjawab tidak mau, Rudy sudah menarik dia ke dalam pelukannya.

Dengan posisi Clara duduk di atas pahanya, Rudy mulai mengeringkan rambutnya dengan handuk dan gerakan yang lembut.

"Rudy, apakah ada yang pernah berkata kamu benar-benar sangat menyebalkan?" Clara berusaha membantahnya untuk menunjukkan ketidak puasannya.

Rudy menahan Clara di dadanya dengannya yang kuat, Clara juga mendengar detakan jantung dan pernapasan Rudy yang kuat dan berantakan.

"Aku tidak bisa berjanji apa yang akan terjadi selanjutnya kalau kamu sembarang bergerak lagi" Rudy berkata dengan suara serak yang dipenuhi oleh kesabaran dan tekanan.

Tubuh Clara langsung menjadi tegang, jelas, dia merasakan ada sesuatu di pinggangnya.

Setelah sempat menyadari apa sesuatu itu, wajah Clara langsung memerah, "Rudy, kamu benar-benar sangat tidak tahu malu!"

"Reaksi tubuh yang normal memiliki hubungan apa dengan tidak tahu malu? Kalau tubuhku tidak bereaksi baru berarti kesehatanku bermasalah" Rudy berkata dengan tenang.

Setelah Rudy selesai berkata, bel pintu rumah pun tiba-tiba berdering.

Tangan Rudy yang memegang pinggang Clara menjadi agak lega, Clara langsung menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri dari pelukan Rudy.

"Aku pergi buka pintu"

Setelah membuka pintu, Clara melihat seorang pria muda asing berdiri di luar pintu, pria tersebut mengganakan sepatu berwarna hijau dan celana berwarna putih dengan jas santai berwarna merah muda, pria tersebut berpenampilan sangat mirip seperti seekor burung merak jantan yang membuka sayapnya.

"Halo Wanita Cantik, selamat ulang tahun!" Burung merak jantan itu menyapa Clara dengan tangannya memegang kue dan sebuket bunga mawar merah yang sangat mewah.

"Kamu mau mencari siapa ya?" Clara menatapnya dengan wajah tidak mengerti, sepertinya orang ini datang ke salah alamat.

Tetapi burung merak itu malah langsung memberikan bunga kepada Clara dan melihat ke arah dalam rumah, "Rudy ada kan?"

Setelah berkata, pria tersebut langsung memasuki rumah tanpa meminta izin Clara, dia meletakkan kue yang dia bawa di atas meja sebelum duduk di atas sofa dengan gaya yang santai dan menatap ke sekeliling rumah.

"Memang agak kecil, dekorasinya masi lumayan. Wilson dimana? Sudah tidur?”

"Iya" Rudy yang duduk di seberangannya dengan nada suara ringan. Kemudian dia mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusan rokok yang terletak di atas meja.

Melihat adegan ini, Clara sudah mengerti Rudy mengenal pria tersebut.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu