Suami Misterius - Bab 669 Bagaimana Kalau Kita Taruhan?

“Benar. Namun itu hanya berita yang muncul di permukaan. Kenyataannya, ini hanya trik dari Tianxing Media saja.

Ketika itu Clara terus ditekan oleh ibu tiri dan juga kakak tirinya, aku rasa, mungkin ibu tirinya memberikannya narkoba, atau pernah menyuntikkan narkotika pada tubuhnya.

Lalu Tianxing Media ini melemparkan Ason Villa sebagai umpan, lalu menyebarkan gossip tentang artis yang menggunakan narkotika, lalu memanfaatkan kesempatan ini untuk menyuruh seluruh artis dibawah Tianxing Media melakukan test darah ke pusat penelitian.

Seharusnya hasil test darah Clara bermasalah. Asalkan kabar ini tersebar, bukan hanya karirnya, bahkan nama baiknya juga akan hancur.”

“Ada kejadian seperti ini? Tapi aku tidak pernah mendengar berita gossip apapun tentang Clara.” Rahma terlihat bingung.

Gevin tersenyum sinis, “Tentu saja dia tidak akan digosipkan, karena ketika itu dia sudah berhubungan dengan Paman kecil. Ada Tuan muda keempat Sutedja yang melindunginya, tentu saja dia bisa melewati semuanya dengan lancar.

Paman kecil menggunakan koneksinya untuk mensabotase hasil test labnya.”

Setelah Rahma mendengarnya, alisnya langsung mengkerut, ia seolah mengerti maksud dalam ucapan Gevin.

“Di Kota A ini, pamanku itu sudah bagaikan dewa yang bisa membalikkan langit dengan satu jentikkan jari.

Kalau ketika itu dia bisa mensabotase hasil test Clara, dan sekarang ini hanya selembar test DNA saja, tidak ada yang tidak bisa ia ubah.

Jadi Rahma, aku hanya ingin mengingatkanmu saja, kalau sampai hasil test DNA ternyata Bobo bukan akan Paman kecil, kamu jangan merasa terkejut.

Setelah Rahma mendengarnya, terlihat jelas kalau dia merasa cemas, tangannya mengepal erat.

“Rudy, dia tidak akan melakukan hal itu. Bobo adalah anak kandungnya, dia tidak punya alasan untuk melakukan hal itu padanya.”

Meskipun Rahma berkata demikian, namun sama sekali tidak terdengar yakin.

Gevin tersenyum sambil menggeleng, ekspresinya terlihat penuh cibiran.

“Dulu aku juga merasa dia tidak punya alasan untuk menghabisi kami semua. Namun sejak Clara masuk keluarga kami, semua seolah berubah.

Setelah kematian ayahku, semua milik Keluarga Sutedja jatuh ke tangan Paman kecil, Clara yang menjadi Nyonya Sutedja sungguh agung diatas awan.

Sehingga, asalkan Clara tidak bersedia menerima Bobo, maka Paman kecil pasti akan membuat hasilnya menjadi yang ia inginkan, dan membuat batasan yang jelas untuk kalian.”

“Atas dasar apa Clara tidak menerima Bobo! Aku tidak berencana untuk menyerahkan anakku untuk dibesarkan olehnya, aku hanya ingin Rudy mengakui anak ini dan bertanggungjawab saja.”

“Rahma, kamu jangan lupa. Begitu Paman kecil mengakui status Bobo, maka itu artinya Bobo dan putra Clara menjadi setara, sama-sama memiliki hak untuk mewarisi semua yang dimiliki Paman kecil.

Anak diluar nikah dan anak dalam pernikahan memiliki hak waris yang sama, ini sudah jelas mempengaruhi keuntungan Clara, tentu saja dia tidak akan bisa menerimanya.”

Rahma refleks memegang sendok sup di tangannya dengan erat, lalu berusaha menggeleng dengan yakin, “Gevin, kamu berpikir terlalu jauh. Aku kenal Rudy, dia bukan pria yang bisa mabuk kepayang oleh seorang wanita. Dia tidak akan melakukan itu.”

Gevin menggeleng sambil tersenyum, lalu berkata lagi : “Rahma, hasil testnya akan keluar tiga hari lagi bukan. Bagaimana kalau kita bertaruh?”

Alis Rahma menekuk, ia refleks melihat kearah Bobo.

Bobo hanya menunduk memakan kuenya, sama sekali tidak perduli dengan sekitar.

“Aku tidak tertarik dengan taruhan yang tidak berfaedah seperti ini, apalagi, aku tidak akan kalah. Gevin, kamu jangan menghasutku bsa tidak.” Rahma berkata dengan wajah kesal.

“Baiklah, anggap saja aku yang menghasut.” Gevin mengangkat bahunya, mengambil tissue dan menyodorkannya pada Bobo.

Bobo memakan dua buah kue tart, meminum satu gelas besar milk tea, perutnya kenyang sampai membulat.

Gevin memanggil pelayan untuk membayar makanan, lalu membawa Rahma dan Bobo pergi.

Gevin mengantar mereka pulang ke apartemen kecil yang mereka tempati untuk sementara, mobil berhenti didepan gedung yang sudah begitu tua.

“Kalian sekarang tinggal di tempat seperti ini?” Gevin bertanya sambil mengkerutkan alis.

“Aku hanya membayar uang sewa selama tiga bulan, tidak akan tinggal terlalu lama disini.” Rahma menjawab.

Gevin turun dari mobil terlebih dahulu, membuka satu sisi mobil, menggendong Bobo turun dari mobil, “Rahma, tempat ini terlalu terpencil, yang menyewa di gedung tua seperti ini kebanyakan orang yang merantau, orang yang keluar masuk terlalu rumit, kamu dan Bobo tinggal disini tidak terlalu aman.

Sebelum paman kecil mengurus tempat tinggal untuk kalian, lebih baik pindah ke tempatku.”

“sebaiknya tidak usah, pindah sana sini sangat menyusahkan, apalagi, aku tidak ingin terlalu merepotkanmu.”

Rahma menolak, dan dia terlihat begitu bersikukuh.

“Baiklah kalau begitu, kalau bertemu hal yang sulit diselesaikan, ingat untuk mencariku.”

Gevin berkata dengan tidak berdaya.

Rahma mengetatkan bibirnya sambil tersenyum, membungkukkan badannya dan berkata pada Bobo, “Bobo, ucapkan selamat tinggal pada Paman Gevin.”

“Bye Paman Gevin.” Wajah Bobo terlihat begitu tidak rela.

“Bye Bobo, ingat untuk menurut pada ibumu ya.” Gevin bersandar di mobilnya sambil melambai pada Bobo.

Dia melihat kedua ibu dan anak itu masuk ke dalam pintu lobby, lalu senyum di bibirnya perlahan mengaku dan menghilang.

Kemudian digantikan dengan tatapan yang begitu dalam dan penuh rencana.

…………. Disisi lain, mobil Maserati merah Clara sudah memasuki area parkir gedung Sutedja Group.

Dia naik lift dan langsung naik ke lantai atas menuju kantor Presdir.

Didalam kantor yang begitu besar, Rudy duduk di atas kursi kerjanya yang berada dibalik meja kerja, dia sedang memberitahukan beberapa tugas kepada para manager.

Diatas meja penuh dengan tumpukkan dokumen dan file yang tebal, terlihat cukup berantakan.

Rudy melihatnya berjalan masuk, wajahnya yang tegas terlihat dihiasi senyuman, tangannya yang memegang pena menunjuk ruang tunggu, “Duduklah dulu, sudah hampir selesai.”

“Hmm.” Clara mengangguk dengan patuh, dia berjalan ke sofa yang berada disamping, duduk dengan santia disana, lalu mengambil sebuah majalah untuk membacanya.

Ketika dia membaca sangatlah tenang, hanya terdengar saura gesekkan kertas ketika ia membalikkan halaman.

Rudy tetap melanjutkan pekerjaannya, ia terlihat begitu santai, ia begitu fokus mengendalikan semuanya.

Namun kenyataannya, hanya dia yang tahu kalau fokusnya sudah terpecah.

Ketika bicara dengan karyawannya, ia sesekali melihat kearah Clara.

Melihatnya setengah bersandar di sofa, matanya yang indah menunduk, bagaikan seekor kucing yang manis dan malas, cahaya matahari masuk dan menyinari punggungnya, dia dikelilingi oleh cahaya matahari yang masuk, membuatnya terlihat begitu hangat dan lembut.

Rapat akhirnya ditutup, Rudy menutup dokumennya, lalu berkata dengan datar, “Hari ini sampai disini dulu.”

Lalu beberapa manager yang berdiri disana keluar satu per satu.

Ketika melewati Clara, mereka tidak lupa untuk menyapa dengan hormat : Nyonya Sutedja.

Pintu kantor tertutup, didalam ruangan hanya tersisa Clara dan Rudy.

Rusy bangkit dari tempat duduknya, berjalan ke samping Clara, senyum mengembang di bibinya yang begitu lembut.

“Sedang membaca apa?” dia bertanya.

Clara mengangkat kepala, melambaikan majalah di tangannya, judul di covernya terlihat begitu mencolok, merupakan berita tentang Clara yang bertemu dengan kekasih misteriusnya di luar negri.

“Penulis jaman sekarang sungguh hbat ya, dia bisa menulis cerita yang begitu nyata bagaikan dia yang mengalaminya langsung.”

Rudy tersenyum, lalu mengulurkan lengannya dengan santai untuk merangkulnya, ia berkata dengan lembut : “Orang di Negara kita memang punya daya imajinasi yang sangat kaya.”

Clara mengetatkan bibir tipisnya, mengangkat bahu dengan wajah yang tidak berdaya.

”Apa yang kamu dapatkan di kediaman Keluarga Ortega?” Rudy bertanya lagi.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu