Suami Misterius - Bab 613 Saran Ini Boleh Dipertimbangkan

Setelah memutuskan sambungan telepon, Clara bangun dari kasur dengan tampang tidak terima, lalu beranjak masuk ke kamar mandi.

Setelah dia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, Rudy sudah berpakaian rapi dan sedang berdiri di samping kasur dengan penampilan rapi, sambil memakai jam tangan pada pergelangan tangan dengan elegan.

“Keringkan rambut, aku antar kamu.”

Rudy berkata.

“O.”

Clara tersenyum menghampiri Rudy, lalu dengan manjanya meminta Rudy mengeringkan rambutnya.

Rudy tersenyum dengan tidak berdaya, lalu mengambil handuk dan mengeringkan air pada ujung rambutnya dengan gerakan lembut.

Setelah itu, mereka keluar bersamaan.

Akan tetapi, Rudy hanya mengantar Clara sampai di depan area rumahnya dan mobil Luna sudah menunggu di sana.

“Koper masih belum sempat dibereskan lagi, harus merepotkan CEO Sutedja lagi ya.

Pakaian dan perlengkapan sehari-sehari tidak perlu terlalu banyak, yang penting cukup pakai untuk satu minggu saja, lokasi syuting kebetulan di kota A juga, kalau kekurangan apa lagi, kamu baru antarkan saja.”

Clara memerintah dirinya dengan nada wajar sekali.

“Mengerti, istriku.”

Rudy tersenyum menjawab.

“Baik sekali.”

Clara menjinjit kaki dan dengan inisiatifnya memberikan ciuman kepada Rudy.

Awalnya dia hanya bermaksud memberikan kecupan kecil saja, hanya saja tiba-tiba satu tangan Rudy melingkar pada pinggang kecilnya, satu tangannya lagi menekan di bagian kepalanya, Rudy langsung memperdalam ciuman ini dan merengut ciumannya dengan kasar dan lama.

Clara hampir sesak nafas karena ciumannya, dalam hatinya berpikir : CEO Sutedja seharusnya bukan orang yang mau terima kerugian, ternyata, harus memberikan bayaran apabila memerintah dirinya.

Pada saat Clara masuk ke dalam mobil Luna, kedua pipinya merona merah, nafasnya juga kurang stabil.

Luna memutarkan stering, tersenyum dan bercanda padanya, “Mesti begitu susah berpisah ya, atau lebih baik kamu tinggal di rumah jaga suami sama anak saja.”

“Iya, saran ini boleh dipertimbangkan.”

Clara sambil menguap sambil menjawab dengan jawaban ambigu.

Luna :”……” Dia tidak ingin bicara lagi, dalam beberapa tahun dirinya menginjak dunia hiburan, Clara adalah satu-satunya artis bawahannya yang paling tidak berambisi.

Pada saat ini Luna sangat menyesal, sebelumnya kenapa dia bisa jatuh ke perangkap Clara ini.

Lokasi syuting adalah sekolah yang berada pada sebuah daerah di kota A, masa syuting kebetulan bertemu dengan masa liburan.

Awalnya mereka telah tanda tangan kontrak dengan pihak sekolah, namun tiba-tiba instansi pendidikan memberitahukan informasi bahwa pihak sekolah harus mengadakan acara pada saat liburan, oleh sebab itu, mereka hanya bisa mempercepat waktu syuting.

Para pemeran dan petugas pada tim syuting diatur untuk istirahat pada sebuah hotel terdekat.

Luna dan Clara masuk bergiliran ke dalam hotel, ketika mereka baru saja mendapat kunci kamar dan sedang menunggu lift, sudah terlihat Elanos dan manajernya Milan berjalan keluar dari dalam lift.

“Kak Clara, kamu baru datang ya.”

Elanos bertemu dengan Clara, reaksi wajahnya penuh dengan senyuman.

Clara merasa sedikit kaget juga ketika melihat Elanos.

Dia tidak menduga bahwa akhirnya Elanos bisa mendapatkan peran pemeran wanita ketiga.

Elanos menuduk kepalanya dan melihat kunci kamar yang berada di tangan Clara, di atasnya tertera angka 601.

Dia memperlihatkan wajah kaget kesenangan yang berlebihan dan berkata, “Kak Clara, kamu tinggal di 601 ya, aku di kamar depanmu 605.”

“Oh ya.”

Clara hanya menjawab dua kata ini dengan nada datar, setelah itu dia menginjak sepatu tumit tingginya dan beranjak masuk ke dalam lift bersama.

Setelah dua pintu lift tertutup rapat, Clara mengulurkan tangan untuk menekan tombol angka.

Luna yang berdiri di sampingnya sedang menyandar di dinding, lalu berkata dengan nada mengejek :”Elanos ini lucu juga, aku telusuri informasinya di internet, umurnya lebih besar tiga tahun daripada kamu, tetapi terus menyapa dengan ‘kak Clara’, sanggup juga dia memanggil seperti itu.

Tampangnya seolah-olah bagaikan pelakor yang ingin menyanjung istri utama.

Begitu suka menjadi istri kedua, kenapa tidak pindah saja ke Kenya, dengarnya tempat itu mengesahkan pelakor.”

Clara selesai mendengarnya hanya mengerutkan bibir, namun tidak berkomentar apapun, dia sama sekali tidak tertarik dengan Elanos yang hanya sebagai badut melompat balok ini.

Clara dan Luna pulang ke kamarnya terlebih dahulu, setelah itu petugas tim syuting datang memberitahukan mereka untuk menghadiri upacara permulaan syuting.

Setelah selesai melaksanakan upacara permulaan syuting, sore hari itu juga sudah syuting adegan pertama dalam film ini.

Clara mengganti seragam sekolah dan mengikat rambutnya ke belakang kepala, penampilannya sangat cantik dan terkesan muda.

Sebenarnya umur dirinya tidak terlalu besar juga, apalagi wajahnya juga sangat terkesan muda, sehingga sama sekali tidak ada kejanggalan apabila berpakaian seragam sekolah dan berperan sebagai seorang siswi.

Dalam ruang penata rias tersebut juga ada pemeran wanita kedua yang bernama Jelita , dengarnya dia adalah wanita simpanan dari investor film ini, kecantikan dan penampilannya sangat luar besar dan sifatnya juga sangat lemah lembut dan ramah.

Jelita dimasukkan secara langsung ke dalam film ini oleh investor, jelasnya sangat mempercayai kemampuannya, ketika dia bertemu dengan Clara, juga langsung menyapa terlebih dahulu :”Master Santoso, mohon bantuan dan kerja sama.”

Clara merinding karena sebutannya.

“Kamu panggil aku Clara saja, kita sekarang berada di satu tim syuting, termasuk rekan kerja juga, pastinya harus saling membantu dan kerja sama.”

Isi adegan pertama di film adalah hari pertama lelaki pemeran utama yang bernama Jack datang ke sekolah sebagai murid pindahan.

Lokasi syuting adalah kelas yang sudah tertata rapi.

Wanita pemeran utama bernama Arania yang di peran oleh Clara sedang duduk di tempat pertengahan baris kedua, lelaki pemeran kedua bernama Drerosa sedang duduk di belakangnya.

Wanita pemeran kedua bernama Belanis adalah teman satu meja dengan Arania , tepatnya duduk di sisi kanannya, sementara wanita pemeran ketiga yang di peran oleh Elanos sedang duduk di belakang mereka pada barisan yang berbeda.

Adegan pertama adalah seorang guru berjalan masuk ke dalam kelas sambil membawa buku pelajaran, dan ketua kelasnya akan memerintah untuk berdiri, lalu semua murid akan mendirikan badan sambil menyapa kepada gurunya.

Dikarenakan sebagian besar murid di lokasi hanyalah pemeran sementara, sehingga hasil syuting tidak terlalu memuaskan, membuat adegan ini terus merekam hingga lima kali kerja.

Setelah itu, perekaman terus berjalan.

Lelaki separuh baya yang berperan sebagai guru sedang berdiri di depan dan berkata :”Hari ini, kelas kita ada seorang murid baru.”

Setelah guru selesai bicara, lelaki pemeran utama yang bernama Jack mendorong pintu dan berjalan masuk, badannya memakai seragam sekolah, dua kancing baju pada bagian kerah sudah terlepas, dia menggendong tas dengan gaya miring pada belakang tubuhnya, wajah yang tampan memperlihatkan gaya angkuh dan santai, Rojon memerankan peran ini dengan sempurna.

Adegan keluarnya lelaki pemeran utama, tentu saja harus ada perekaman khusus.

Setelah itu, kamera perlahan-lahan mendekati orang lainnya.

Beberapa pemeran utama memerlukan perekaman khusus, pada saat ini, Arania yang di peran oleh Clara berekspresi datar, tidak terlalu perhatian pada murid pindahan ini, setelah itu dia menunduk dan membaca bukunya.

Sementara Belanis yang duduk di sampingnya memperlihatkan ekspresi kagum, hanya saja reaksi kagum tersebut bukan reaksi dari wanita murahan, malahan harus membawa ekspresi tersipu dari gadis kecil yang takut ketahuan.

Dengan ekspresi yang sangat sederhana ini, Belanis yang di peran oleh Jelita sudah bolak balik merekam belasan kali, namun hasilnya tetap tidak memuaskan, sutradara Guo hampir emosi meledak karenanya.

Pada awalnya, sore ini tim syuting akan merekam dua adegan dalam film tersebut, namun dikarenakan Jelita , adegan satunya lagi terpaksa direkam pada besok siangnya lagi.

Clara yang mempercepat menyelesaikan pekerjaannya sedang dalam perjalanan pulang ke kamar di hotel, namun di dalam lift, dia bertemu lagi dengan Elanos.

Elanos sudah menghapus riasan wajahnya, dia menghampiri Clara dengan tampang ramah tamah dan terus membuka topik pembicaraan.

Sementara sejak bertemu hingga saat ini, Clara sama sekali tidak mempedulikannya.

Elanos dan Milan berjalan keluar hotel dalam keadaan emosi.

“Buat apa kamu emosi, siapa juga yang suruh kamu menyanjung dirinya.

Menurutku kamu hemat saja tenagamu, kalau ada tenaga seperti ini, mendingan melayani Rudy di atas ranjang, lebih bisa menyenangkan dirinya lagi.

Buat apa kamu menyanjung istrinya, sejak dahulu kala istri sama pelakor di luar memang tidak bisa bersatu, jangan-jangan kamu ingin menjadi sahabatnya Clara lagi ya !”

Milan mengejeknya dan berkata.

Elanos mencibirkan bibir, dia tidak dapat mengatakan pemikirannya.

Saat ini semua orang di tim syuting mengira bahwa dirinya adalah wanita simpanan Rudy, namun hanya dia sendiri yang paling jelas, dirinya bahkan belum menyentuh sudut ranjangnya Rudy, apalagi kalau naik ke atas ranjangnya.

Elanos juga tidak ada strategi yang dapat dipermainkan lagi, sehingga berpikir untuk menyanjung Clara saja.

Namun Clara sama sekali tidak mempedulikan dirinya.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu