Suami Misterius - Bab 610 Dia Pasti Berhutang Padanya Di Kehidupan Sebelumnya

Raymond baru benar-benar menyedihkan. Ketika mereka bersama, dia selalu ditindas oleh kekasihnya ini. Mereka sudah berpisah selama beberapa tahun, dia tetap ditindas oleh mantan kekasihnya ini, apakah Tuhan benar-benar adil padanya. Clara tertawa melihat mereka, di dalam hatinya berpikir : kedua orang ini benar-benar pasangan yang berjodoh. Kemudian, ia berjabat tangan dengan Lena , “Halo Lena , aku Clara, kamu bisa memanggilku Clara.”

Setelah keduanya berkenalan, Lena duduk dan melanjutkan permainan mahjongnya. Kemudian, Hyesang mengambil sebuah kartu dan melemparkannya. Lalu, kini giliran Ahyon. Lena tertawa dan mendorong kartunya sambil berkata: “Tuan Hyesang terang-terangan sengaja mengalah pada lawan, sudah aku tidak main lagi, tidak main lagi, biarkan kalian para pria yang bermain.”

kemudian, Ahyon juga bangkit dari posisinya, ia sebenarnya juga tidak begitu mahir bermain mahjong, dan ia juga tidak begitu tertarik. Ketika awal-awal bermain, ia juga hanya ikut untuk meramaikan. Sejak awal ia sudah kalah, namun bagaimana ia bisa kalah ia juga tidak tahu, dan Ahyon sepertinya juga tidak peduli. Kemudian, ia terus menang, Ahyon tidak tahu bahwa Hyesang terus membuang kartu miliknya untuk membantunya. Ahyon dan Lena meninggalkan meja mahjong dan menarik Clara. Ketiga wanita itu duduk di samping untuk menonton TV dan mengobrol. Ketika ketiga orang wanita ini berkumpul, itu benar-benar suatu pemandangan yang indah, seluruh ruangan tampak bercahaya. Wajah Ahyon tak perlu dibicarkan lagi kecantikannya, wanita yang lebih cantik darinya, di negara ini sulit untuk menemukannya. Clara adalah seorang aktris populer, ia juga memilik wajah yang cantik dan tubuh yang indah. Meskipun Lena tidak terlalu cantik, tetapi ia juga terkenal sebagai seorang dokter yang cantik. Oleh karena itu, keempat pria yang ada di meja, kecuali Aldio yang berkonsentrasi dengan kartunya, tiga pria lainnya setengah dari pikiran mereka ada di meja mahjong, dan setengahnya lagi tertuju pada para wanita itu. Terutama Raymond, pikirannya sudah berkeliaran dengan liar, membuatnya meletakkan kartunya dengan tidak fokus. “Eh eh, untuk seorang mantan kekasih, apa kamu perlu sampai seperti itu.”

Aldio mengulurkan tangannya menyikut Raymond dan berkata dengan suara rendah. “Kalah!” Raymond memelototinya, dan mengeluarkan sebuah kartu dengan asal. “Oh, aku menang lagi, mana uang, mana uang.” Aldio dengan senang hati mendorong kartu-kartu itu. “Sh*t.” Raymond mengumpat dengan suara rendah, hari ini sungguh sial, orang yang biasanya tidak bisa menang, hari ini malah berada digaris terdepan. Para wanita yang berada di sebelah sana sedang asik mengobrol, mereka berbicara tentang trend gaya fashion terkini dan kecantikan, terus mengobrol tidak habis-habisnya. Lena juga seorang dokter ahli ginekolog dan kandungan. Ia adalah teman para wanita. Clara dan Ahyon sama-sama menderita sakit ketika meanstruasi. Lena dengan sabar memberi tahu mereka cara merawatnya dengan intens. Para pria suara mahjong terdengar begitu ramai, lalu di tengah permainan suara ponsel berbunyi. Rudy keluar untuk menjawab telepon, dan kali ini permainannya menjadi tiga orang. Baik Ahyon dan Lena mereka berulang kali melambaikan tangannya, mengartikan bahwa mereka tidak ingin bermain lagi, sementara Clara tidak bisa bermain mahjong sama sekali, jadi, permainan itu benar-benar terbengkalai. Hyesang berdiri dari posisinya dan duduk di sebelah Ahyon. Tatapan Ahyon tertuju pada TV, sebuah drama streaming yang baru saja ditayangkan, drama itu bertema percintaan, ia terlihat menyimaknya dengan serius. “Apakah seru? Coba ceritakan padaku.” Kata Hyesang sambil tersenyum. Ahyon mengerutkan bibir merahnya dengan ringan. Lalu, bibir tipisnya sedikit bergerak dan berkata dengan lembut, “Kisah cinta Kaisar Sunzhi dan Dong Efei, kamu tidak akan menyukainya.”

“Bagaimana kamu bisa tahu aku tidak suka, kamu sebegitu memahamiku?” Hyesang tertawa dengan nakal. Ahyon yang mendengar itu, menoleh kepala dan melihat kearahnya. Hyesang bersandar di sofa dengan malas, ia memegang korek api di tangannya, dan api biru memantul di bola matanya yang hitam.

Ia memegang sebatang rokok yang baru dinyalakan di tangannya, dan asap rokok itu menyebar ke semua penjuru. Ahyon mengerutkan kening dan berkata, “Kurangilah merokok.”

“Oh.” Hyesang tersenyum menanggapinya, lalu memadamkan rokoknya di asbak kristal. Patuh sampai tidak tergambarkan lagi. Dia duduk di sebelah Ahyon dan dengan patuh menemaninya menonton TV, "Film dimensi waktu?"

Dia tiba-tiba melayangkan pertanyaan. “Apa?” Ahyon tampak bingung dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh jari-jari Hyesang. Bangunan kuno di istana, malah memantulkan bayangan bagian belakang sebuah mobil. Ahyon: “... Ini, ini seperti scene yang tidak sengaja tertangkap kamera.”

Setelah Ahyon selesai berbicara, ia mengambil smoothie buah di atas meja dan mengambil sendok kecil untuk memakannya. Gayanya ketika makan terlihat elegan dan indah. Hyesang tidak menonton TV nya lagi, hanya menatap Ahyon dengan dalam, lalu mengingatkannya, “Tidak baik makan yang terlalu dingin.”

“Oh. Kalau begitu aku tidak memakannya lagi.”

Ahyon tidak pernah berdebat untuk hal sepele dengannya, ia dengan patuh menaruh smoothie buah di atas meja yang ada di depannya. Namun, begitu ia meletakkan sendoknya, Hyesang langsung mengulurkan tangan dan mengambilnya. “Kamu tidak mau makan biar aku yang makan, jangan disia-siakan.” Dia mengambil sendok lalu memakannya, smoothie buah itu terasa manis dan segar, sangat sesuai dengan seleranya. Setelah Hyesang memakan setengah smoothienya, ia tiba-tiba membungkuk untuk mencium Ahyon. Setelah Ahyon tercengang sejenak, ia dengan kuat mendorong Hyesang. Wajah yang cantik itu memerah karena malu. Hyesang didorong sampai hampir terjatuh, Ahyon mengira tubuh Hyesang masih lemah setelah sakit, sehingga ia buru-buru mengulurkan tangan untuk memapahnya, tetapi ia malah ditangkap oleh Hyesang dan ditarik kepelukannya lalu diciumi. Hyesang bermesraan disana seolah tidak ada orang lan disana, membuat Clara merasa canggung, sehingga ia menyingkir tanpa perlu disuruh. Lena sedang duduk di sisi sofa yang lain, ia menundukkan kepala untuk mengupas leci dan memakannya, sama sekali tidak melihat mereka. Dalam hal ini, dia sudah terbiasa. Hyesang yang sekarang jauh lebih lengket dari yang dulu, pada saat itu, dia dan Raymond sering mengejeknya, pasangan yang sering menunjukkan kemesraannya, akan lebih cepat putus. Ketika pesta berakhir, waktu sudah menunjukkan lebih dari jam sembilan malam. Rudy dan Clara langsung pulang, sementara Hyesang masih terjerat oleh Ahyon. Aldio berkata akan mengganti pacar baru, ia ingin kembali untuk menghabiskan malam yang menyenangkan. Yang tersisa hanya Lena dan Raymond. “Kamu antarkan aku pulang, aku sudah minum bir, tidak bisa menyetir.” Lena langsung memberikan kunci mobilnya kepada Raymond. “Aku juga minum bir.” Seru Raymond. “Bukankah kamu belum mabuk, tidak masalah, itu tidak akan mempengaruhi kemampuan mengemudimu.” Kata Lena . “Nona Lena , standar bagi polisi untuk menangkap pengemudi dalam keadaan mabuk adalah minum atau tidak minum, bukan mabuk atau tidak mabuk.” Raymond bersandar di mobil dan berkata. “Aku tahu.” Lena membuka sepasang matanya yang indah, dan berkata: “Lagipula kamu yang mengemudi, yang akan tertangkap mengemudi saat mabuk itu kamu, tidak akan menyeretku.”

Setelah ia selesai bicara, ia mengulurkan tangan dan membuka pintu depan lalu duduk didalamnya. “Sh*t!” Raymond mengumpat, kemudian, ia dengan malas duduk di kursi pengemudi. Lena sekarang tinggal di mess rumah sakit, dan semua yang tinggal bertetanggaan dengannya adalah dokter di rumah sakit. Raymond menyetir mobil mengantar Lena pulang, ada berapa banyak mata yang melihatnya, bahkan ada yang bertanya dengan antusias, “ Lena , pacarmu ya, sangat tampan.”

Lena hanya tersenyum malu-malu tanpa menjelaskan apapun. “Tidak ada tempat parkir. Aku memarkir mobil di depan pintu. Besok pagi jangan lupa untuk memindahkan mobil itu, jangan sampai terkena tilang.”

Setelah Raymond selesai bicara, ia memberikan kunci mobil itu kepada Lena . Lena tidak menerimanya, ia berbalik dan berjalan ke atas, lalu berkata: “Antarkan aku ke atas.”

“Sh*t!” Raymond mengumpat lagi, di dalam hatinya berpikir: Dia pasti berutang padanya di kehidupan sebelumnya.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu