Suami Misterius - Bab 596 Hati Tidak Nyaman

Setelah Raymond dan Aldio Vosh mengetahui Clara masuk rumah sakit, menjinjing buah-buahan, dan datang menjenguknya ke rumah sakit. Akan tetapi, ketika mereka datang, Clara tetap masih tertidur. “Nyenyak kali tidurnya kakak ipar kecil ini, memang sudah persis seperti sleeping beauty.”

Aldio Vosh meletakkan buah-buahan ke meja dengan sembarangan, lalu berkata dengan gaya santai. “Kecilkan suaramu, jangan membangunkan Clara. Keluar bicaranya.”

Rudy sedikit memejamkan matanya, berjalan keluar kamar pasien dengan terlebih dahulu. Mereka bertiga berdiri di koridor depan pintu kamar pasien. Rudy berdiri di depan jendela, punggung yang tegap menyandar pada dinding yang putih, dengan biasanya mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana dan menyalakannya,asap rokok bertebaran ke arah luar jendela. “Sudah ketemu ?”

Rudy mengisap rokok, sambil bertanya. Aldio Vosh mengangguk, kedua tangannya memeluk dada, dan berkata dengan senyuman palsu. “Masalah Elanos membawa jas kamu ke departemen utama perusahaan, sudah tersebar ke seluruh dunia hiburan, dan juga, semakin menyebar semakin janggal lagi rumornya. Sekarang sebagian besar orang dunia hiburan sudah beranggapan kalau Elanos adalah wanita simpanan kamu, beberapa pengusaha iklan yang tidak tahu diri ingin menyanjung kamu, sudah memberikan iklannya pada Elanos dengan keputusan semena-mena.”

Rudy mendengarnya, tidak berbicara. Bola mata yang hitam terus menatap pada Aldio Vosh, tatapannya semakin dingin, bahkan seluruh aura tubuhnya juga memancarkan kedinginan. Aldio Vosh sedikit menunduk, mengelus hidung sendiri dengan rasa berdosa. “Bos, sebenarnya masalah ini hanya salah paham saja, jangan-jangan kakak ipar kecil salah paham dengan kejadian ini ya ?

Tingkat toleransi wanita memang lebih kecil dari jarum.”

Raymond juga ikut berkomentar pada waktunya. Rudy membuang abu rokok ujung jarinya, ekspresi wajahnya tetap saja dingin, lalu turun perintah pada Aldio Vosh dengan nada sinis, “Kejadian ini kamu selesaikan baik-baik, aku tidak ingin melihat orang yang tidak berhubungan lagi, tidak ingin orang yang tidak berhubungan mengganggu hidup aku sama Clara.”

“Mengerti, aku langsung mengurus.”

Aldio Vosh mengangguk. “Iya.”

Rudy menjawabnya dengan tanpa emosional, setelah itu, membuang puntung rokok di tangan, dan kembali ke kamar pasien. Aldio Vosh melihat pintu kamar pasien sudah tertutup, hatinya baru terasa lega kembali. “Kamu cari mati ya ! Masalah Elanos jangan-jangan kamu yang berulah ya ?

Apalah pengusaha iklan yang tidak tahu diri, mengarang yang tidak berbobot, kamu merasa bos kita gambang ditipu ya !”

Raymond mengulur tangan membentur dada Aldio Vosh. Aldio Vosh mengelus dada yang kesakitan, lalu berkata dengan tampang tidak peduli :”Aku melihat kakak ipar kecil ini terlalu banyak masalahnya, wanita tidak boleh dimanjakan, semakin dimanjakan semakin suka merajuk. Kadang kala harus memperlihatkan musuh cinta padanya, agar dia ada rasa ketakutan juga.”

“Menurutku bukan Clara yang banyak masalah, malahan kamu yang cari mati sendiri.”

Raymond mengulurkan tangan untuk menahan dahinya, merasa sakit kepala. “ Elanos membawa jas bos kita ke kantor, awalnya dunia hiburan sudah ada gosip, sekarang kamu yang orang kepercayaan bos, malahan memerintah pengusaha iklan ganti orang, semua orang akan mengira bos yang ingin mengangkat pangkat Elanos . Dunia hiburan memang tempat yang menyanjung dan menginjak berdasarkan kedudukan, menurutku tidak lama kemudian, Elanos akan menjadi Rosa Meldi yang keduanya. Sampai nanti hidup kakak ipar kecil pasti tidak akan tenang. Hidup kakak ipar kecil tidak tenang, bos juga pasti tidak tenang. Bos tidak tenang, kita berdua masih bisa hidup tenang ?

Kamu tunggu saja di mutasi sama bos.”

“Mesti separah yang kamu katakan ya ?”

Aldio Vosh bertanya dengan tampang ragu. “Cepat pulang mengurus Elanos itu, jangan membiarkan dia muncul sembarangan lagi. Kalau tidak, terima saja nasibmu.”

Raymond selesai bicara, mereka masuk ke dalam lift secara bergiliran. Sementara pada saat yang sama, di dalam kamar pasien. Clara sudah sadar, sedang menahan tubuhnya dan berusaha duduk dari kasur. “Sudah sadar ya ?”

Rudy buru-buru menghampiri, berjalan sampai ke sisinya. Mengulurkan tangan untuk membantunya. Wajah Clara sedikit pucat, kelihatannya sangat lemas. Mungkin karena terlalu lama tidurnya, sehingga kepalanya sangat pusing. “Air.”

Clara berkata dengan suara serak. Rudy langsung menuangkan air setengah hangat, lalu memberikan ke hadapannya. Clara mengulur tangan untuk menerima, tiba-tiba punggung telapak tangannya terasa sakit, dia baru menyadari, ternyata tangannya masih menusuk jarum infus. Cairan dingin mengalir lewat saraf pembuluh darah tangannya dan masuk ke dalam tubuhnya, dia merasa seluruh tubuhnya menjadi kedinginan. “Kamu jangan gerak sembarangan, aku menyuap kamu.”

Rudy berkata dengan nada lembut. Clara membiarkan dia menyuap dirinya, dia minum setengah gelas airnya, setelah itu, berbaring lemas ke atas kasurnya. Sepasang mata jernih, sedang menatap plafon di atas kepala dengan tatapan bengong. Seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, seolah-olah tidak memikirkan apapun juga. Rudy mengulur tangan untuk mengelus dahinya, untung saja, panasnya sudah turun. “Ada merasa tidak nyaman ?

Aku suruh dokter ke sini.”

Rudy berkata. Clara menatapnya dengan tatapan ragu, mengerutkan alis dan berkata :”Hati tidak nyaman, dokter bisa mengobati ?”

Rudy mendengarnya, sedikit memejamkan matanya, dia menggenggam tangan Clara, dengan biasanya menggenggam ke dalam telapak tangannya, lalu berkata dengan suara serak :”Bagaimana caranya agar nyaman ?

Pukul aku ?”

Clara menatapnya, mengerutkan bibir tipisnya, terdiam sejenak baru berkata :”Kamu tidak boleh membalas.”

“Iya.”

Rudy tersenyum lembut dan mengangguk, menggandeng tangan Clara, “Terserah bagaimana istriku mengurusnya.”

“Aku sekarang tidak bertenaga, utang saja dulu.”

Clara menyimpan kembali tangannya, lalu berkata dengan gaya lemas. Rudy menjaga di samping kasur, diam-diam menatapnya, tatapannya membawa unsur lembut dan rasa tidak tega. “Clara, ke depannya, tidak peduli pertengkaran dan salah paham apapun antara kita, jangan pernah tidak pulang semalaman lagi, boleh ?”

Rudy menggenggam lagi tangannya, dalam suaranya yang lembut, membawa kesan memohon padanya, “Clara, aku juga bisa merasa takut.”

Clara mengedipkan mata sambil menatapnya, tidak berbicara. Seorang lelaki akan merasa takut, tandanya di dalam hatinya sangat mementingkan dirimu. Dalam hati Clara mulai merasa nyaman. “Rudy, aku lapar.”

“Mau makan apa, aku suruh orang pergi beli.”

Rudy menjawab. “Bubur daging.”

Clara menjawab, lalu bertambah lagi, “Masakan kamu.”

Rudy tersenyum lembut, lalu mengangguk, “Baik, aku pulang masak bubur untukmu. Suruh perawat temani kamu, baik-baik ya ?”

“O.”

Clara menjawabnya dengan lemas, berbalik badan, lalu memejamkan mata dengan sedikit kelelahan. Rudy membawa mobilnya pulang ke apartemen, setelah dia kembali lagi, Luna sedang berada di dalam kamar pasien Clara. Luna duduk di samping kasur, sambil mengelupas jeruk, sambil berkata. “Aku baru dapat pemberitahuan, jadwal iklan sudah tertunda, kamu kapan mau rekam sudah langsung bisa, membiarkan model internasional menyesuaikan jadwal kamu, aku merasa, suamimu pasti banyak melempar uangnya.”

“O.”

Clara mendengarnya, hanya menjawab dengan nada datar. “Uang suamimu, kenapa kamu sama sekali tidak merasa sayang ?”

Luna bertanya. “Uangnya banyak. Uang tidak ada bedanya dengan kertas biasa apabila tidak dipakai, buat apa merasa sayang.”

Clara berkata dengan nada datar, tatapannya tidak bereaksi apapun. Luna mengupas sepotong jeruk dan memberikan padanya, Clara menggeleng kepalanya, “Tidak ada selera.”

“Tahu rasa sendiri.”

Luna berkata lagi dengan nada kesal, “Awalnya sudah tidak enak badan, masih nekat pulang ke rumah untuk membujuk suamimu saat hujan deras, suamimu juga bukan anak berumur tiga tahun ! Kamu sekarang sakit seperti ini, memang karma sendiri.”

“Mobil mogok tengah jalan, hanya kecelakaan saja.”

“Kalau suamimu tidak merajuk, bisa terjadi kecelakaan seperti ini ya. Jangan-jangan kali ini kamu mau langsung memaafkan dia dengan begitu saja, lelaki tidak bisa dimanjakan, kalau terjadi padaku, pasti tidak habis ributnya.”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu