Suami Misterius - Bab 474 Suamiku Baik Sekali

"Enak saja. Aku sendiri yang ingin melahirkan seorang gadis kecil cantik lagi." Clara meninggikan dagu, berkata dengan pipi yang merah.

"Kalau kamu mau, aku tentu sangat bersedia untuk bekerja sama."

Setelah kegairahan, keduanya saling berpelukan untuk sementara waktu. Sampai nada dering ponsel Clara memecah atmosfer yang penuh kemesraan.

Clara mengulurkan tangannya dengan malas, mengambil ponsel di meja samping tempat tidur, dalam hati berpikir: Siapa yang begitu bodoh, menelepon pada saat seperti ini.

Clara melihat sekilas notifikasi panggilan masuk, orang yang bodoh adalah manajernya, Luna.

Segera setelah panggilan tersambung, suara Luna terdengar, "Clara, instagram kamu telah meledak, agaknya bakal menjadi pencarian terpopuler besok. Orang lain mendapatkan popularitas dengan gosipan, pasangan, sedangkan kamu cukup memamerkan kehidupan cintamu."

“instagram aku meledak? Aku tidak terlalu memperhatikannya.” Clara menjawab dengan santai. Setelah mematikan telepon, dia membuka instagram.

Benar-benar mengejutkan, baru beberapa jam, jumlah tayangan di instagram telah menembus 10 juta, setiap pesan yang digeser pada dasarnya merupakan pujian terhadap Rudy.

Memujinya tampan, memujinya berpostur tubuh mantap, juga ada yang memujinya penuh kasih sayang, singkatnya, foto wajah samping Tuan keempat Sutedja yang kabur menjadi populer di industri hiburan.

Clara menunjukkan ponsel pada Rudy. Rudy hanya tersenyum ringan.

Sepertinya pria ini sudah terbiasa dipuji dan ditinggi-tinggikan sejak kecil, sehingga sekarang bisa bersikap tenang tak bergejolak seperti ini.

Clara bersandar padanya dengan malas, berkata sambil tersenyum: "Apakah kamu tahu berapa banyak orang di industri hiburan yang mengalami berbagai macam kesulitan, tapi tetap saja tidak mendapat kesempatan untuk menjadi populer walau telah bekerja keras selama bertahun-tahun, sedangkan satu foto Tuan keempat Sutedja yang kabur saja bisa mendapatkan popularitas dengan begitu mudah, coba kamu katakan, bagaimana perasaan orang lain."

Rudy masih saja memasang senyuman hangat, sepertinya tidak ingin melanjutkan topik ini. Dia, sebagai seorang pria, sangat aneh untuk berdiskusi dengan istrinya tentang komentar dunia luar terhadap penampilan dan postur tubuhnya.

"Karirmu sedang berada dalam masa peningkatan. Apakah kamu tidak takut pilihan untuk melahirkan anak akan mengganggu karirmu? Dari kehamilan hingga pemulihan, setidaknya membutuhkan waktu satu tahun." Tanya Rudy lagi.

“Kalau begitu, lebih baik aku memundurkan diri dari industri hiburan, kamu yang menafkahi aku, oke?” Clara memeluknya, berkata dengan manja.

Rudy tersenyum, telapak tangan menggosok bahu indahnya yang seksi dengan lembut, nada suara sangat lembut, "Kamu masih muda, kurung dalam dunia kecil di rumah mungkin bukan hal yang baik untukmu. Pendapatku masih sama, aku mendukungmu untuk bekerja, selama tidak terlalu melelahkan."

"Yah." Clara merespons dengan patuh, wajah kecil menggosok dadanya, "Suamiku baik sekali."

Baru saja selesai berbicara, ponsel di meja samping tempat tidur berdering lagi, tapi kali ini bukan ponsel Clara yang berdering, tetapi Rudy.

Dia mengambil ponsel untuk memeriksa notifikasi, terdapat sebuah file terkompresi di kotak masuk.

"Aku pergi ke ruang belajar untuk memeriksa beberapa dokumen. Kamu istirahat dulu." Seusai itu, Rudy mengambil baju yang terbuang dan mengenakannya di tubuh, sambil mengancing, sambil menyampingkan selimut.

“Yah, kamu jangan kecapekan.” Setelah itu, Clara kembali ke ranjang. Dia benar-benar lelah dengan siksaan Rudy, berbalik dan segera tertidur.

Rudy masuk ke ruang belajar dan membuka dokumen terkompresi di kotak surat, dokumen itu dikirim oleh sekretaris Hyesang.

Setelah mengunduh dokumen, dia sekilas membacanya. Kemudian, mengambil ponsel dan melakukan panggilan telepon kepada Hyesang.

Namun, panggilan tidak terhubung, pihak seberang yang memutuskan panggilan.

Karena, pada saat ini, Hyesang sedang berada di bangsal Saras Yang.

Semenjak Saras dirawat inap di rumah sakit, Hyesang sering datang menjenguknya. Tetapi dia terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga dia selalu datang pada saat malam hari di mana Saras sudah tertidur.

Dia selalu duduk sebentar di bangsal Saras sebelum pergi, tidak pernah mengganggunya.

Kali ini, dia sengaja tidak membisukan ponsel, juga sengaja meminta sekretaris untuk mengirim email ke Rudy pada waktu ini. Hyesang tahu bahwa Rudy akan meneleponnya begitu melihat email.

Mungkin Rudy benar, kadang-kadang untuk mendapatkan sesuatu, termasuk cinta, memang membutuhkan beberapa trik.

Meskipun Hyesang segera mematikan telepon, tetapi getaran ponsel membangunkan Saras.

Lebih tepatnya, sebenarnya Saras Yang tidak tidur.

Dia merupakan orang yang tidak jauh lagi dari hari kematian, dia akan segera tidur untuk selamanya, menggunakan waktu yang tersisa untuk tidur benar-benar terlalu sayang.

Jadi, setiap kali Hyesang datang, dia selalu dalam keadaan bangun. Namun, Hyesang tidak pernah mengganggunya, sehingga dia pun pura-pura tidak tahu.

Tapi sekarang Hyesang mengeluarkan suara, dia pun tidak perlu berpura-pura tidur lagi.

Dia mendudukkan diri di atas tempat tidur, mengulurkan tangan untuk menyalakan lampu.

Lampu di atas kepala tiba-tiba menyala, Hyesang secara naluriah menghentikan langkah kaki. Dia berbalik, terlihat Saras sedang bersandar di ranjang sambil memandangnya, wajah pucat, tetapi tatapan sangat lembut.

“ Tante Yang, apakah aku mengganggumu?” Katanya dengan nada meminta maaf.

***(Tante Yang = Saras Yang)***

Saras menggelengkan kepala, "Tidak, mungkin aku tidur kelamaan di siang hari sehingga sering menderita insomnia di malam hari. Kebetulan kamu datang, jika kamu punya waktu, temani tante mengobrol."

Hyesang tentu tidak akan menolak, dia duduk di sebelah tempat tidur Saras, tidak ada banyak gelombang emosional di wajahnya, tetapi sikapnya ramah tamah.

Saras menatapnya dengan tenang, kelembutan dan kasih saying mengisi jarak di antara alisnya.

"Orang cenderung jarang tidur ketika bertambah tua. Setiap kali kamu datang, pada dasarnya aku selalu tahu. Hanya saja, aku rasa kamu mungkin tidak ingin aku tahu, jadi aku tetap diam."

Hyesang merapatkan bibir, agak canggung.

Saras tersenyum, "Kamu ini, selalu berwatak seperti ini sejak kecil hingga tua. Kamu tidak pernah mengutarakan maksud baikmu kepada orang. Jika pada saat itu kamu memberitahuku bahwa kamu menyukai Ahyon dan Ahyon juga menyukaimu, maka aku pun tidak akan memaksanya untuk pergi ke luar negeri bersamaku."

“Pada saat itu, Anda yang memaksa Ahyon untuk pergi?” Hyesang menatapnya dengan takjub.

Pada saat itu, dia dan Ahyon belum sepenuhnya tumbuh dewasa, sehari setelah dia mengutarakan perasaan kepadanya, dia menghilang. Dia tidak bisa menemukannya sama sekali. Lama kemudian, barulah dia tahu bahwa Ahyon pergi ke luar negeri.

Saras mengangguk, menarik kembali senyuman di wajah, tatapan penuh kebingungan dan kesedihan.

"Kamu pastinya tahu masalahku dan Rendi Mirah. Aku membesarkan Ahyon dan Ramzez Mirah sendirian selama belasan tahun. Kemudian, entah kenapa Rendi Mirah bisa menemukan keberadaan mereka. Singkatnya, kami melalui penggugatan, akhirnya aku terpaksa mengembalikan Ramzez kepada Keluarga Mirah.

Kehilangan putra secara mendadak memberiku pukulan yang kuat, aku hampir pasrah. Aku tidak ingin terus tinggal di Kota A dan bersangkut paut dengan Keluarga Mirah. Karena itu, aku berencana untuk membawa Ahyon ke luar negeri. Tetapi dia menolak. Selama waktu itu, emosiku tidak terkendali dan sangat ekstrem, aku terus berpikir bahwa alasan mengapa Ahyon menolak adalah karena dia ingin kembali ke Keluarga Mirah untuk menjadi nona besar.”

Dengan dorongan emosi sesaat, aku memukulnya dan mengatakan kepadanya: Jika dia tidak pergi denganku, maka jangan mengenaliku sebagai ibunya lagi."

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu