Suami Misterius - Bab 412 Teratai Putih

“Di mana Ayah?” Gadis kecil bertanya.

Wanita menyeka air mata, memutar kepala menatap supir, “Di mana Revaldo? Mengapa tidak melihatnya?”

“Tuan kurang sehat, jadi tidak keluar menyambut kalian, aku akan membawa kalian masuk.” Supir menjawab dengan hormat.

Wanita menggandeng tangan gadis kecil, baru saja melangkah maju, langsung dipanggil.

“Hey, siapa kalian, apakah kamu tahu di mana tempat ini, masih berani sembarang masuk.” Nalan Vi berdiri dan berkata dengan wajah kesal.

Wanita menatapnya dengan wajah bingung, dan menjawab dengan hati-hati: “Aku, aku mencari Revaldo.”

“Kamu mencari Revaldo untuk apa?” Nalan Vi bertanya dengan tidak mengerti, dia mengamati wanita dan anak dari atas ke bawah.

Wanita terlihat indah, dan lemah lembut. Dia menggerakkan bibirnya, tapi tidak mengatakan apapun. Tapi gadis kecil yang selalu dipeluk dalam pelukannya malah berkata: “Revaldo adalah Ayahku, kami datang mencari ayah.”

“Apa yang kamu katakan? Siapa ayahmu!” Nalan Vi tiba-tiba tertegun, kepalanya menggelegar.

Begitu mendengar, Viona sangat marah, berjalan mendekatinya dan mendorong gadis kecil, “Omong kosong apa yang kamu katakan! Siapa yang mengizinkanmu masuk, cepat pergi, kalau tidak, aku akan melapor polisi.”

Gadis kecil terhuyung-huyung didorong olehnya, hampir saja jatuh, dia terkejut dan tidak berhenti menangis. Wanita kaget dan memeluk anak ke dalam pelukannya, berlinang air mata, menatap mereka dan berkata dengan terisak: “Di mana Revaldo? Kalian memanggilnya keluar dan bertanya padanya, kalian akan tahu kami tidak berbohong.”

Tubuh wanita agak kurus, dan memeluk anak dalam pelukannya, terlihat tidak berdaya. Tapi sikapnya tegas dan tidak ingin pergi.

Melihat ini, hati nenek kira-kira sudah mengerti, dia mengedipkan matanya memberi isyarat kepada pembantu. Pembantu bergegas masuk ke dalam vila, memanggil Revaldo.

“Jangan berdiri di halaman, masuk dan kita bicarakan di dalam.” nenek berkata, orang-orang di halaman satu per satu masuk ke dalam vila.

Ruang tamu di lantai dasar.

nenek duduk di posisi tengah, Nalan Vi dan Viona duduk di samping, pandangannya tak terkendali, emosinya tidak stabil. Sedangkan Rudy dan Clara duduk di sisi lain, keduanya bersikap santai, duduk menunggu pertunjukan seru.

Wanita itu memeluk gadis kecil berdiri di tengah, berpenampilan gelisah dan takut.

Kemudian, pembantu memapah Revaldo turun dari atas, setelah melihat wanita dan anak yang berdiri di ruang tamu, Revaldo langsung kaget.

“ Wanda , Mengapa kalian ada di sini?

“Revaldo!” Wanita memeluk anak, melangkah maju ke depan Revaldo, gadis kecil menangis memeluk Revaldo, dan memanggil dengan keras, “Ayah, ayah!”

“ Lili yang baik.” Revaldo memeluk anak, dan menatap wanita dengan bingung, dia bertanya lagi, “Mengapa kalian datang ke sini?”

“Bukannya kamu menyuruh orang datang menjemput kami?” Wanita juga berwajah bingung.

“ Parto , apa yang terjadi?” Revaldo memandang supir yang selalu diam berdiri di pintu.

Supir merapatkan bibirnya tidak berkata, mengangkat mata menatap ke arah Rudy.

Revaldo melihat ke arah pandangannya, dia melihat Rudy duduk menyilangkan kakinya di atas sofa, mengangkat alisnya menunjukkan ekspresi sombong.

Revaldo bukan orang bodoh, dia segera mengerti, ini adalah serangan kembali dari Rudy.

Sedangkan supirnya Parto , mungkin sudah lama disogok Rudy, atau mungkin saja sejak awal dia adalah orang yang ditugasi Rudy di sisinya.

“Aku juga ingin tahu apa yang terjadi? Revaldo, muncul dari mana wanita dan anak ini? Segera jelaskan padaku!” Nalan Vi berdiri dari sofa dan berteriak keras.

Gadis kecil terkejut, tidak berhenti masuk ke dalam pelukan Revaldo.

Revaldo memeluk anak, dan menghibur dengan sabar, “ Lili jangan takut, tidak apa-apa....”

Dia menghibur anak sambil batuk, dan batuknya semakin parah.

“Ayah, ada apa denganmu? Apakah kamu merasa sangat tidak nyaman?” Gadis kecil mengulurkan tangannya, tidak berhenti mengelus dadanya, berpenampilan sangat patuh.

Wanita juga melangkah maju, memapah Revaldo, menatapnya dengan khawatir dan penuh perhatian.

Sekeluarga bertiga terlihat penuh kasih sayang, membuat Viona sangat kesal, dia bergegas maju menarik wanita kemudian mendorong gadis kecil dengan kuat.

“Mengapa kalian masih berada di sini, pergi, segera pergi!”

Gadis kecil jatuh didorong olehnya, kepalanya menabrak pegangan tangga di samping, dahinya langsung membiru.

Gadis kecil memegang dahinya, menangis dan tidak berhenti memanggil: “Ayah, ayah!”

Melihat situasi ini, Revaldo sangat marah dan tidak berhenti bergetar, “Viona, apa yang kamu lakukan? Di mana etikamu!”

“Ayah, kamu segera menyuruh mereka pergi, kamu membawa wanita dan anak haram dari luar, bagaimana denganku dan ibu!” Viona berkata dengan marah, tapi baru saja dia selesai berkata, langsung ditampar oleh Revaldo.

Kekuatan Revaldo lumayan kuat, tamparan ini membuat Viona tertegun, darah langsung mengalir dari sudut mulutnya.

Clara yang selalu duduk di samping tertegun melihat adegan ini, dia merasa dirinya harus belajar dengan Revaldo, orang sakit masih memiliki kekuatan seperti ini, tamparan ini benar-benar cukup kejam.

“Viona!” Melihat ini, Nalan Vi segera mendekatinya, memeluk Viona.

“Ibu.” Viona menangis memegang wajahnya.

Nalan Vi melepaskan tangannya, melihat wajahnya bengkak seperti roti, sudut mulutnya membiru, dan terlihat bekas jari tangan yang jelas. Tamparan Clara tidak meninggalkan bekas, tapi tamparan ini mungkin saja akan meninggalkan bekas.

Nalan Vi sangat marah, dia berteriak dengan keras: “Revaldo! Apakah kamu gila?”

Revaldo tertegun diteriak olehnya, kemudian langsung menyesal. Ini sangat jelas adalah perangkap Rudy. Mereka sekeluarga semakin ribut, Rudy akan semakin senang.

“Nalan Vi, kamu tenang.”

“Tenang? Kamu memukuli putriku seperti begini, bagaimana aku bisa tenang!” Nalan Vi tersenyum dingin, dia menunjuk ke arah pasangan ibu dan anak yang saling berpelukan. “Kamu segera jelaskan padaku, apa yang terjadi sebenarnya?”

“Nalan Vi, aku akan pelan-pelan menjelaskan ini padamu nanti, aku segera menyuruh orang mengantar mereka pergi.” Revaldo berkata sambil batuk, dia tidak berhenti batuk, akhirnya sampai membungkukkan tubuhnya.

Nalan Vi memandangnya dengan tatapan dingin tanpa berkata. Sebaliknya, Wanda memeluk putrinya, berjalan mendekati Revaldo, mengelus dadanya dan menepuk punggungnya. Lemah lembut, menangis terisak berkata, “Revaldo, semua salahku, Parto bilang kamu ingin melihat kami, jadi kami langsung datang. Apakah aku telah menyebabkan masalah untukmu lagi? Kamu jangan marah, aku akan segera membawa anak kembali.”

Clara bersandar di samping Rudy, menonton dengan tatapan dingin. Untuk sementara waktu, dia tidak bisa memastikan apakah wanita bernama Wanda ini benar-benar tulus terhadap Revaldo, atau hanya berpura-pura.

Kalau dia berpura-pura, maka akting wanita ini benar-benar cukup baik, bahkan dirinya sebagai aktris profesional pun kalah dengannya.

“Teratai putih?” Dia berbisik bertanya di telinga Rudy.

(*Teratai putih memiliki makna untuk menggambarkan mereka yang terlalu baik, tidak berbahaya, polos, sederhana, dan lugu tapi bisa juga digunakan untuk menyindir seseorang yang suka berpura-pura baik, polos dan tidak berbahaya.)

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu